DISUSUN OLEH
DEVI MARLINA
NIM : 2007003
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mempermudah penyusunana
makalah, penyusun merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas sebagai
berikut:Apa yang dimaksud dengan evidence based pada praktik kebidanan pada
masa prakonsepsi ?
C. Tujuan
Untuk menghasilkan hasil yang lebih terarah, maka diperlukan adanya tujuan dari
penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dari penyusunan makalah: bagaimana
evidence based pada praktik kebidanan pada masa prakonsepsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Evidence Based
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh
bidan berorientasi akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam
satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah
menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini,
peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka
kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik.
Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling
ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini
ditulis oleh dan untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM
Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang
‘untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan
kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi
‘(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi
pada praktek dan profesi kebidanan berorientasi komunitas. Jurnal kualitatif
mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan
konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi,
terstruktur, logis dan transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan
implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.
Menurut Sackett et al. Evidence-based (EB)adalah suatu pendekatan
medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EB
memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti
ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based adalah proses yang digunakan
secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik. Jadi secara
lebih rincinya lagi, EB merupakan keterpaduan antara :
1. bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence)
2. keahlian klinis (clinical expertise)
3. nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau
sebuah hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa
petimbangan baik dari acountable aspek metodologi maupun accountable
aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang diakui.
Penggunaan kebijakan dari bukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga
kesehatan (Bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil
data yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara
menyeluruh dalam memberikan pelayanan kehamilan(Gray, 1997).
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil
penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh
penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan
lagi.
Dua hal pertama dari tiga tujuan program konseling pranikah yang peneliti
susun tersebut merupakan tujuan yang umum dari konseling pranikah,
sedangkan tujuan ketiga berdasarkan fenomena yang ada di masyarakat
Indonesia bahwa sistem keluarga inti di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh sistem di keluarga besarnya.
Tak dapat dipungkiri dalam sistem keluarga Indonesia, keluarga besar turut
mempengaruhi nilai-nilai dan motivasi untuk melakukan suatu tindakan dalam
diri individu. Dalam memilih pasangan hidup misalnya, keluarga besar turut
ambil bagian dalam rembuk keluarga untuk mempertimbangkan calon pasangan
anak/cucu/keponakan dengan melihat asal usul, pendidikan, dan
kebiasaankebiasaan/nilai-nilai yang ada pada diri dan keluarga calon pasangan.
Jika dianggap sesuai dengan keluarga mereka, barulah calon pasangan diterima,
jika tidak maka tidak sedikit orangtua yang campur tangan agar anaknya
memutuskan hubungan dengan calonnya. Pada akhirnya, nilai-nilai yang ada
dalam keluarga besar setelah seseorang menikah akan mempengaruhi
hubungannya dengan pasangan hidupnya, misalnya dalam menentukan peran
suami/isteri dalam rumah tangga dan pola pengasuhan anak. Ketika dua
individu yang berasal dari keluarga dengan nilainilai dan kebiasaan-kebiasaan
yang bertolak belakang menikah, dapat diprediksi akan timbul konflik jika
keduanya tidak dapat saling memahami dan menerima perbedaan tersebut
(Landis; DeGenova, 2008). Oleh karena itu, pasangan yang akan menikah perlu
mengetahui kebiasaan-kebiasaan dan nilainilai yang ada dalam keluarga besar
pasangannya dan memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi pasangan.