Anda di halaman 1dari 3

CEGAH ANEMIA REMAJA PUTRI (CEMITRI)

Oleh: Prita Delvia Yollanda

Kekurangan hemogoblin dalam tubuh atau yang sering disebut anemia dapat terjadi pada siapa
saja, termasuk remaja. Namun, risiko mengalami anemia lebih tinggi pada remaja putri
dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan oleh siklus menstruasi bulanan yang dialami oleh
remaja putri.

Menstruasi setiap bulannya membuat remaja putri rentan mengalami anemia, di mana
konsentrasi sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuhnya lebih rendah dari normal. Kondisi
ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan meningkatkan risiko pingsan.

Tidak hanya itu, anemia juga memiliki dampak yang cukup signifikan pada remaja putri.

1. kondisi ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh mereka, membuat mereka lebih
rentan terhadap infeksi.
2. anemia juga dapat memengaruhi kinerja akademis di sekolah, karena kurangnya pasokan
oksigen yang optimal ke otak dapat menghambat fungsi kognitif. Hal ini bisa tercermin
dalam menurunnya konsentrasi belajar di kelas dan penurunan hasil akademis secara
keseluruhan.
3. anemia dapat menyebabkan penurunan tingkat kebugaran fisik, mengakibatkan remaja
putri merasa lelah dan kurang berenergi. Akibatnya, tingkat produktivitas mereka dalam
kegiatan sehari-hari juga dapat menurun.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi anemia pada remaja putri guna
menjaga kesehatan fisik, mental, dan akademis mereka secara optimal.

Cara mencegah anemia dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut :

1. Menjaga Pola Makan yang Seimbang dan Bergizi: Menerapkan pola makan yang
seimbang dan bergizi adalah kunci utama dalam pencegahan anemia. Ini melibatkan
konsumsi sejumlah cukup karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral
yang diperlukan untuk mendukung produksi sel darah merah.
2. Mengonsumsi Makanan Kaya Zat Besi dari Sumber Hewani: Makanan kaya zat besi
dari sumber hewani seperti daging merah, unggas, ikan, dan produk-produk hewani
lainnya dapat membantu meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh.
3. Mengonsumsi Makanan Pendukung Absorpsi Zat Besi: Memilih makanan yang dapat
meningkatkan absorbsi zat besi, seperti jeruk, vitamin C, dan makanan hewani, dapat
membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih efektif.
4. Menghindari Konsumsi Teh, Kopi, atau Susu Bersamaan dengan atau Setelah
Makan: Menghindari minuman seperti teh, kopi, atau susu bersamaan dengan atau
segera setelah makan dapat mengurangi penghambatan penyerapan zat besi. Kafein dan
kalsium dalam minuman tersebut dapat menghambat absorbsi zat besi.
5. Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD): Dalam beberapa kasus, dokter dapat
merekomendasikan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai suplemen untuk
meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, terutama jika pencegahan melalui makanan
saja tidak mencukupi.

Menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten dapat membantu menjaga keseimbangan zat
besi dalam tubuh dan mengurangi risiko terjadinya anemia. Selain itu, berkonsultasi dengan
profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan
individu juga sangat disarankan.

Melihat kondisi ini, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi penting untuk remaja putri
dalam fase pertumbuhannya. Selain untuk mengurangi risiko anemia yang dapat berpengaruh
pada kesehatan dan kinerja sekolah, pemberian tablet tambah darah juga bertujuan untuk
mempersiapkan kesehatan remaja putri sebelum menjadi seorang ibu.

Remaja putri merupakan salah satu dari Kelompok sasaran yang perlu menjadi perhatian kita
dikesehatan untuk mencegah anak lahir Stunting. Pada remaja putri ini yang menjadi program
prioritas adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) dan rutin screening anemia. Pemberian
TTD ini harus diberikan pada semua remaja putri, tingkat SMP dan SMA.

Pemberian TTD pada remaja putri ini tidak hanya untuk mencegah anemia, tetapi juga untuk
mengurangi risiko melahirkan bayi dengan stunting atau berat badan lahir rendah (BBLR).
Dengan mengonsumsi TTD secara teratur, diharapkan potensi anemia dapat diminimalisir, dan
bayi yang lahir nantinya akan memiliki pertumbuhan yang optimal.

Apa itu Tablet Tambah Darah (TTD)?

TTD adalah suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat untuk membantu pembentukan
hemoglobin darah.

Siapa yang sebaiknya mengonsumsi Tablet Tambah Darah?

Remaja, calon pengantin, ibu hamil dan nifas, serta wanita usia subur di atas 19 tahun yang tidak
sedang hamil.

Berapa dosis yang diperlukan?

 Untuk remaja putri non-anemia: Minum 1 tablet TTD setiap minggu selama 1 tahun.
 Untuk pengobatan anemia pada remaja putra dan putri, disarankan untuk berkonsultasi
dengan dokter.
 TTD dapat diperoleh di puskesmas, dokter, atau apotek, baik dalam bentuk tablet tambah
darah atau multivitamin dengan kandungan besi minimal 30 mg.
Pentingnya minum Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai anjuran dapat dijelaskan melalui
beberapa poin berikut:

1. Pemberian TTD Meningkatkan Kadar Hemoglobin (Hb) dalam Darah: Tablet


Tambah Darah mengandung zat besi, yang merupakan komponen utama hemoglobin.
Hemoglobin berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Dengan
mengonsumsi TTD sesuai anjuran, kadar hemoglobin dalam darah dapat meningkat,
meningkatkan kapasitas darah untuk membawa oksigen.
2. TTD Meningkatkan Simpanan Besi untuk Produksi Sel Darah Merah: Tidak hanya
meningkatkan kadar hemoglobin, TTD juga berperan dalam meningkatkan simpanan besi
dalam tubuh. Simpanan besi ini penting untuk memastikan bahwa tubuh memiliki
pasokan yang cukup untuk memproduksi sel darah merah sesuai dengan kebutuhan. Hal
ini berkontribusi pada pemeliharaan fungsi normal sistem peredaran darah.
3. Simpanan Besi Bermanfaat saat Kebutuhan Besi Meningkat: Simpanan besi yang
meningkat karena konsumsi TTD dapat memberikan manfaat tambahan saat tubuh
mengalami kebutuhan besi yang tiba-tiba meningkat. Contohnya, dalam situasi seperti
perdarahan atau aktivitas fisik intens yang memerlukan produksi dan transportasi oksigen
yang lebih tinggi, simpanan besi dapat menjadi sumber cadangan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

Mengonsumsi TTD sesuai dengan anjuran dokter atau profesional kesehatan adalah kunci untuk
memastikan manfaat optimal tanpa risiko overdosis atau efek samping yang tidak diinginkan.
Dengan menjaga keseimbangan zat besi dan hemoglobin, penggunaan TTD sesuai anjuran dapat
membantu mendukung kesehatan darah dan mencegah atau mengatasi kondisi anemia.

Bagaimana peran tenaga kesehatan, remaja, guru, orang tua, dan masyarakat dalam pencegahan
anemia?

 Tenaga kesehatan memberikan edukasi kepada guru dan kader.


 Remaja mempraktikkan pola makan sehat dan mengonsumsi TTD.
 Guru memberikan motivasi dan memperkuat fungsi UKS.
 Orang tua memberikan pemahaman dan motivasi kepada anak.
 Masyarakat mendukung upaya pencegahan anemia melalui posyandu, kelompok
masyarakat, dan karang taruna.

Sebagai langkah preventif, penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin di
fasilitas pelayanan kesehatan. Ini membantu mendeteksi penyakit secara dini sehingga dapat
dicegah dan ditangani dengan tepat sebelum berkembang menjadi masalah serius. Mari hidup
sehat, dimulai dari diri kita sendiri, dimulai sekarang.

Kelompok Remaja Putri merupakan salah satu dari fokus upaya pencegahan stunting di
indonesia selain kelompok ibu hamil dan balita. Dalam konteks prevalensi anemia yang masih
tinggi di Indonesia, kerjasama antara remaja, lingkungan, sekolah, dan masyarakat dengan
dukungan sektor kesehatan dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk berhasilnya program
pencegahan anemia, terutama melalui konsumsi TTD setiap minggu. Salam sehat!

Anda mungkin juga menyukai