Anda di halaman 1dari 4

Pengembangan Gizi Sebagai Langkah Pencegahan Anemia Bagi

Remaja Putri Di Indonesia

Di Indonesia, prevalensi jumlah remaja penderita anemia dapat dibilang cukup


tinggi yaitu sekitar 34%. Artinya, ada 3-4 dari 10 orang yang merupakan pengidap
anemia. Pada remaja perempuan, persentase pengidap anemia lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pengidap anemia remaja laki-laki. Hal ini menjadi sorotan
pemerintah karena anemia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kelelahan,
letih dan lesu sehingga dapat menurunkan kreativitas dan produktivitas anak bangsa.
Hal tersebut dipengaruhi oleh tidak optimalnya asupan gizi dan kurangnya aktivitas
sehari-hari.
Anemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sel
darah merah yang sehat. kondisi ini menyebabkan jumlah sel darah merah normal lebih
rendah dibanding jumlah normalnya. Akibatnya, sel-sel di dalam tubuh tidak mendapat
cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal dikarenakan sel darah merah yang
mengalami kelainan. Anemia yang disebabkan oleh kurangnya sel darah merah atau
sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen
berkurang ke organ tubuh.
Lalu, apa sebenarnya penyakit anemia? Anemia merupakan salah satu masalah
kesehatan akibat kekurangan hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh. Padahal,
sel darah merah memiliki fungsi penting, yaitu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
  Anemia memiliki 3 penyebab utama yaitu kehilangan darah, kurangnya produksi
sel darah merah, dan tingkat kerusakan sel darah merah yang tinggi. Diantara gejala
anemia: lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan pusing, sering mengantuk, kelelahan,
kulit pucat, sesak napas, pusing, limbung, atau detak jantung cepat.

Mengapa Lebih Banyak Diderita Oleh Remaja Perempuan?


Anemia pada remaja perempuan disebabkan gaya hidup yang kurang sehat.
Merujuk pada data Riskesdas tahun 2018, sekitar 65% remaja tidak sarapan, 97%
kurang mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik serta konsumsi Gula,
Garam dan Lemak (GGL) berlebihan.
Setiap bulannya, para remaja perempuan akan mengalami siklus menstruasi.
Hal ini akan membuat remaja perempuan kehilangan banyak darah jika darah
menstruasi yang dikeluarkan terlalu banyak atau waktu menstruasi yang terlalu lama.
Rendahnya asupan zat gizi dan meningkatnya pengeluaran zat gizi. Namun di
Indonesia sendiri, sebagian besar disebabkan oleh kurangnya zat besi.
Dampak dan Pencegahan Anemia
Anemia pada remaja dapat membawa dampak kurang baik. Penyakit anemia
dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan motorik,
perkembangan mental, kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar, tingkat
kebugaran menurun, dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal. Penelitian Asian
Development Bank (ADB) menyatakan bahwa remaja yang mengidap anemia dapat
menyebabkan kehilangan angka kecerdasan intelektual anak sekitar 6-7 poin.
Untuk mencegah anemia pada para remaja, diperlukan konsumsi makanan yang
berperan dalam proses pembentukan hemoglobin, yaitu makanan tinggi akan zat besi,
asam folat, protein, vitamin B12 serta vitamin C yang berfungsi membantu penyerapan
zat besi.
Bagaimana mencegah anemia pada remaja putri?
1. Penuhi kebutuhan zat besi harian, caranya dengan konsumsi makanan yang
mengandung zat besi baik hewani atau nabati.
2. Makanlah buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi.
3. Minum Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak satu tablet seminggu sekali,
anemia di tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala.
Contoh dari makanan tersebut antara lain:
1. Makanan kaya zat besi, asam folat dan protein.
2. Makanan kaya vitamin B12.
3. Buah-buahan kaya vitamin C.
Hindari konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi bersamaan dengan
makanan yang mengandung zat penghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, dan
coklat.

Mengatasi Anemia Dengan Buah dan Sayuran


Bayam merah berguna untuk mengatasi anemia karena mengandung banyak zat
besi. Saat kebutuhan zat besi tubuh terpenuhi, jumlah hemoglobin akan meningkat
sehingga anemia bisa teratasi dengan baik. Selain itu, bayam merah juga berguna
untuk memperlancar aliran darah
Mengonsumsi beberapa jenis umbi, misalnya kentang, dapat memenuhi sekitar
10% kebutuhan zat besi harian. Namun jangan lupa untuk mengonsumsi kulitnya.
Kentang dapat dikonsumsi dengan cara direbus, ditumbuk, atau dipanggang. Selain
kentang, ubi manis juga dapat dijadikan pilihan. Ubi manis mampu memenuhi 12%
kebutuhan zat besi harian.
Sayuran hijau juga dapat membantu menambah jumlah darah. Pada 100 gram
bayam, zat besi yang didapat akan lebih banyak daripada sumber zat besi hewani lain.
Beberapa sayuran yang dapat menambah jumlah darah diantaranya brokoli, kubis, dan
kecambah. Sayuran tersebut dapat dikonsumsi menjadi berbagai hidangan, misalnya
sayur bening dan salad. Atau dapat pula dikonsumsi dengan jamur tiram dan jamur
kancing yang juga dapat menambah jumlah darah.
Jumlah darah juga dapat bertambah jika mengonsumsi buah-buahan yang
banyak mengandung vitamin C sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Selain itu, pisang juga dapat mengatasi anemia jika dikonsumsi secara rutin karena
pisang mengandung asam folat dan vitamin B12.
Pengobatan pada diagnosis utama dapat dilakukan dengan mengkonsumsi
suplemen zat besi yang berguna untuk menambah jumlah zat besi dalam tubuh juga
suplemen vitamin B dapat digunakan untuk menambah kadar vitamin dalam tubuh.
 
Bolehkah mengonsumsi kacang saat sedang menstruasi?
Ada beberapa desas-desus di masyarakat yang menyatakan larangan
mengonsumsi kacang saat menstruasi. Menurut beberapa pendapat, kacang dapat
membuat darah menstruasi menjadi lebih banyak sehingga tidak baik jika dikonsumsi
saat sedang haid.
Faktanya, mengonsumsi kacang-kacangan dapat menjaga keseimbangan
hormon sehingga membuat menstruasi menjadi lebih teratur. Selain itu, kacang juga
kaya akan protein, magnesium dan vitamin. Vitamin E yang terdapat pada kacang
dapat mencegah pusing akibat menstruasi.
Dengan beberapa alasan itu, kacang-kacangan menjadi salah satu makanan
yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat sedang mengalami menstruasi. Kacang-
kacangan juga dapat menambah jumlah darah dalam tubuh sehingga mencegah
kehilangan banyak darah. 

Efek Samping Penggunaan Tablet Tambah Darah (TTD)

Beberapa efek samping pada remaja saat mengonsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD) antara lain timbulnya rasa mual, muntah, diare, sakit kepala, tinja berwarna hitam
dan urin berwarna gelap. Namun tak perlu khawatir, hal tersebut akan hilang saat tubuh
sudah berhasil menyesuaikan. Untuk mengurangi efek samping tersebut, remaja
dianjurkan untuk meminum TTD setelah makan atau saat kondisi perut tidak kosong
dan tidak lupa konsumsi gizi seimbang.

Dengan data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kasus anemia pada remaja Indonesia masih cukup tinggi. Karena remaja
merupakan generasi penerus bangsa, hal ini sangat mengkhawatirkan bagi pemerintah.
Generasi muda memiliki peranan penting untuk melanjutkan pembangunan dan
perkembangan bangsa. Menteri kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin mengatakan ''Para
remaja akan sangat menentukan apakah Indonesia bisa naik kelas di tataran dunia
nantinya, itu sebabnya negara-negara yang banyak memiliki populasi usia muda akan
menjadi negara besar nantinya,'' katanya dalam puncak peringatan Hari Gizi Nasional
ke-61.
Sumber :
Sandra F, Ahmad S, Arinda V.2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Rajagrafindo
Persada.
Kementerian Kesehatan RI. “Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Jakarta:
Kemenkes RI 2013”. https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-
riskesdas/, diakses pada 8 Agustus 2022 pukul 19.52.
Kementerian Kesehatan. “Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar tahun 2018” .
https://www.litbang.kemkes.go.id/hasil-utama-riskesdas-2018/, diakses pada 8 Agustus
2022 pukul 19.27.
Eunice Margarini. “Remaja Putri Sehat Bebas Anemia di Masa Pandemi Covid-19”.
https://promkes.kemkes.go.id/remaja-putri-sehat-bebas-anemia-di-masa-pandemi-
covid-19, diakses pada 12 Agustus 2022 pukul 9.00.
Kemenkes. “Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia “.
https://www.kemkes.go.id/article/view/21012600002/remaja-sehat-komponen-utama-
pembangunan-sdm-indonesia.html, diakses pada 11 Agustus 2022 pukul 16.34.
JatiSatriyo. “Apa efek makan kacang saat sedang haid?”.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/apa-efek-makan-kacang-saat-sedang-haid ,
diakses pada 11 Agustus 2022 pukul 10.28.
Belladina Biananda. “5 Jenis Buah Dan Sayur Penambah Darah Untuk Mengatasi Anemia”.
https://kesehatan.kontan.co.id/news/5-jenis-buah-dan-sayur-penambah-darah-untuk-
mengatasi-anemia, diakses pada 12 Agustus 2022 pukul 10.11.

Anda mungkin juga menyukai