Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia masih merupakan masalah tertinggi di dunia, di Negara

berkembang prevalensi anemia diperkirakan 27% dan 6% pada Negara maju.

Anemia banyak dijumpai di masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil,

menurut data World Health Organization (WHO) menunjukkan penderita

anemia di dunia sebesar 40%-88% dialami oleh remaja puteri. WHO

menyatakan jika kasus kejadian anemia lebih dari 40% maka termasuk anemia

kategori buruk di suatau Negara, terdapat 9 dari 10 orang yang mengalami

anemia di Negara berkembang. 1

Hasil penelitian yang dilakukan di india yang meneliti hubungan

anemia pada populasi wanita didapatkan hasil prevalensi anemia tertinggi pada
2
kelompok umur <20 tahun. Sedangkan Prevalensi anemia pada remaja putri

di nepal mencapai 42-60% beberapa diantaranya disebabkan oleh defisiensi zat

besi.3 Menurut data hasil Riskesdas (2013) prevalensi anemia di indonesia

adalah sebesar 21,7%, menurut jenis kelamin prevalensi anemia pada laki-laki

18,4% dan pada perempuan 23,9%. Berdasarkan kelompok umur anemia pada

usia 5-14 tahun 26,4%, usia 15-24 tahun 18,4%, usia 25-35 tahun yaitu 16,9%
4
dan pada usia 35-44 tahun mencapai 18,3%. Sedangkan angka kejadian

anemia di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 57,1%. Dari semua kelompok

umur tersebut wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia terutama pada

remaja putri.

1
Menurut WHO (2011) anemia merupakan suatu keadaan konsentrasi

hemoglobin berada di bawah nilai normal dan hemoglobin merupakan

indikator anemia, untuk anak-anak dan wanita hamil<11 gr/dl, wanita tidak

hamil <12 gr/dl, anemia berat <7 gr/dl pada anak-anak dan wanita hamil

sedangkan pada wanita tidak hamil <8 gr/dl.5 Anemia yg banyak terjadi pada

beberapa kasus yaitu anemia defisiensi besi, merupakan anemia yang terjadi

akibat kekurangan asupan zat besi didalam tubuh yang berperan penting dalam

pembentukkan hemoglobin. Ketika konsentrasi hemoglobin menurun maka

kapasitas darah yang terbawa oksigen dibawah normal , hal ini menyebabkan

tubuh mudah lelah, letih, wajah pucat, menurunnya konsentrasi, aktifitas fisik

tidak maksimal, dan lain-lain. Kehilangan zat besi juga terjadi pada remaja

yang sedang dalam program diet dengan membatasi asupan makanan demi

berat badan yang ideal, padahal setiap harinya manusia mengalami kehilangan

zat besi sebanyak 0,6 mg melalui tinja dan menstruasi. 6 7Anemia defisiensi zat

besi dianggap sebagai peranan utama dalam masalah penyakit di dunia,

terutama yang sering terjadi pada wanita dan ank-anak.

Remaja puteri lebih berisiko terkena anemia karena pertumbuhan yang

cepat pada remaja, akan menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan zat

gizi untuk mengimbangi pertumbuhannya. Akan tetapi pada kenyataannya

bahwa asupan makanan yang dikonsumsi remaja putri masih kurang, sehingga

tidak memenuhi kebutuhan zat gizi yang seharusnya. Kebutuhan zat besi pada

remaja puteri semakin meningkat ketika mereka mengalami menstruasi, jika

jumlah darah yang keluar cukup banyak maka jumlah zat besi didalam tubuh

juga mengalami kehilangan yang cukup besar, hal ini akan memicu timbulnya

2
anemia. Pada saat menstruasi wanita akan kehilangan zat besi sekitar 1,25mg

per harinya.8

Anemia pada remaja akan berdampak pada kesehatan meliputi:

menurunkan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan, menurunkan

kemampuan fisik, letih, nafsu makan menurun, pusing dan wajah menjadi

pucat.9 10
Anemia pada remaja puteri yaitu bila kadar hemoglobin dalam darah

kurang dari 12 gr%.(Aris-man 2010). Jika hal ini tidak segera ditangani maka

akan berdampak buruk bagi kualitas kesehatan dan generasi penerus di masa

yang akan datang. Kekurangan zat besi di masa remaja tanpa diimbangi dengan

asupan zat besi yang adekuat akan berdampak pada masa kehamilannya kelak

yang akan menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak optimal, berat badan

bayi lahir rendah, resiko perdarahan saat persalinan dan meningkatkan risiko

kematian pada ibu dan bayi.

Oleh karena itu Pemerintah Indonesia sejak tahun 1996 telah

menjalankan program pencegahan dan penanggulangan anemia gizi pada

wanita usia subur (WUS) dengan meningkatkan intervensi WUS lebih dini

yaitu sejak usia remaja. Program ini bertujuan untuk mendukung penurunan

risiko terjadinya perdarahan akibat anemia pada ibu hamil. Program pemberian

suplementasi zat besi atau tablet tambah darah (TTD) pada remaja puteri

diharapkan dapat berkontribusi menurunkan malnutrisi antar genersi.,

Pemberian TTD pada remaja puteri yaitu 1 tablet per minggu dan 1 tablet per

hari selama 10 hari ketika menstruasi. 11

Upaya dalam mengatasi anemia yang ideal adalah meningkatkan

penyerapan (absorpsi) besi dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang dan

3
sehat yaitu menu makanan empat sehat lima sempurna , seperti daging, ikan,

ayam, atau bahan makanan yang banyak mengandung vitamin C. Komsumsi

sayuran-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin, konsumsi

buah-buahan yang mengandung besi dan vitamin yang dibutuhkan, cara lain

mengatasi anemia defisiensi besi yaitu dengan memberikan preparat besi

seperti ferosulfat 300 mg yang mengandung 60 mg zat besi. 12

Metode pencegahan terjadinya anemia pada remaja putri, saat ini telah

dikembangkan temuan-temuan baru dari tanaman-tanaman yang berkhasiat

sebagai obat dalam penatalaksanaan suatu penyakit. Pengobatan secara

tradisional kemudian di kembangkan melalui beberapa penelitian dan uji coba

pada subjek mencit sehingga temuan-temuan baru ini menjadi alternatif

pengganti obat-obatan kimia yang utama mengenai bahan makanan yang

mengandung zat besi, sumber zat besi dapat diperoleh dari makanan hewani

dan juga nabati., kandungan makanan yang kaya akan zat besi berasal dari

hewani namun untuk kalangan tertentu dirasa harganya cukup mahal sehingga

mereka jarang konsumsi makanan tersebut.

Pola makanan yang sehat dan dianjurkan adalah dengan menu empat

sehat lima sempurna yang didalamnya termasuk jenis buah-buahan. Salah satu

sumber zat besi dari buah yaitu buah terong belanda, kandungan dari buah

terong belanda memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena didalamnya

mengandung zat gizi yang penting diantaranya: mengandung antioksidan yang

tinggi, berbagai vitamin, mineral, kalsium, zat besi, serat, flavonoid berfungsi

sebagai antioksidan dengan manfaat lain yaitu untuk melindungi struktur sel,

meningkatkan efektivitas vitamin C, anti inflamasi dan antibiotik. berpengaruh

4
pada kualitas sel darah merah., vitamin C membantu meningkatkan penyerapan

zat besi hingga empat kali lipat. Oleh karena itu kandungan Vitamin C dapat

mencegah anemia dan bermanfaat sebagai antioksidan yang menetralisir

radikal bebas. Kandungan vitamin C pada 100 gram terong belanda yaitu 42

gram, besi 0,9 mg dan vitamin A sebesar 5600 SI dimana vitamin A membantu

pembentukan hemoglobin karena zat besi dan vitamin A didalam makanan

sangat baik untuk memelihara kesehatan jaringan epitel dan membentuk

eritrosit.13, 14 Sedangkan kandungan buah terong belanda dalam bentuk kering

lebih tinggi tinggi yaitu Vitamin C 611,407 mg, Vitamin A 1.549 mg dan Zat

Besi 23,603 per 100 gram terong belanda serbuk kering. Oleh karenanya terong

belanda ini akan diolah dalam produk kering yaitu minuman instan terong

belanda dimana minuman ini berbentuk serbuk/ tepung yang didalam

penggunaannya mudah larut dalam air dan siap konsumsi, minuman ini

memiliki rasa yang sama dengan buah segarnya dan mempunyai daya simpan

lebih tahan lama dibandingkan dengan buah segarnya. Buah terong belanda

biasa dikonsumsi di masyarakat dalam bentuk jus, sirup, sari buah, permen,

ekstrak kental (selai), ekstrak kering. Dan tak jarang di beberapa restoran

menyediakan berbagai olahan terong belanda yang cukup popular saat ini,

yaitu jus dan desert. 15, 16

Dalam mengatasi anemia pada penelitian sebelumnya yang sudah

pernah dilakukan yaitu dengan pemberian kacang merah dengan dosis 10 gr

selama 14 hari menunjukan efektifitas sangat kuat, sedangkan pemberian

kombinasi jus bayam dan tomat serta pemberian jus buah bit 500ml per hari

selama 14 hari memiliki efektifitas sedang.17, 18

5
Kebutuhan Fe harian remaja puteri adalah 26mg per hari, pada teong

belanda kering mengandung Vitamin C 611,407 mg, Vitamin A 1.549 mg dan

Zat Besi 23,603 sehingga perhitungan dosis berdasarkan AKG minimal 20%

kebutuhan harian dengan dosis minuman instan 44 gr per hari mengandung zat

besi 10,38 mg Vitamin C 269,019 mg dan Vitamin A 0,681mg.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pemberian

jus terong belanda berhasil menaikkan kadar hemaglobin dan eritrosit pada
13
mencit jantan, peningkatan hemoglobin yang signifikan. Keberhasilan

penelitian ini masih merupakan penelitian Pre-Klinik, maka perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut berupa penelitian klinis fase satu yaitu intervensi kepada

manusia. Penelitian pada kebugaran jasmani dan waktu pemulihan tekanan

darah atlet bola basket yang diberikan minuman sari bit merah dan buah

terong belanda berhasil memulihkan tekanan darah pada atlet basket.19

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan data WHO menunjukan penderita anemia di dunia sebesar

40%-88% yang dialami oleh remaja puteri. Prevalensi anemi di Negara

maju 6% dan di Negara berkembang 27%. 1 Menurut data hasil Riskesdas

(2013) prevalensi anemia di indonesia adalah sebesar 21,7%, menurut

jenis kelamin prevalensi anemia pada laki-laki 18,4% dan pada perempuan

23,9%. Berdasarkan kelompok umur anemia pada usia 5-14 tahun 26,4%,

usia 15-24 tahun 18,4%, usia 25-35 tahun yaitu 16,9% dan pada usia 35-44

6
4
tahun mencapai 18,3%. Sedangkan angka kejadian anemia di Jawa

Tengah pada tahun 2013 sebesar 57,1%.

2. Anemia yg banyak terjadi pada beberapa kasus yaitu anemia defisiensi

besi, yang terjadi akibat kekurangan asupan zat besi didalam tubuh yang

berperan penting dalam pembentukkan hemoglobin, ketika konsentrasi

hemoglobin menurun maka kapasitas darah yang terbawa oksigen dibawah

normal .

3. Remaja puteri lebih berisiko terkena anemia karena pertumbuhan yang

cepat pada remaja, yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan

kebutuhan zat gizi untuk mengimbangi pertumbuhannya, serta terjadinya

menstruasi setiap bulannya.

4. Kekurangan zat besi di masa remaja tanpa diimbangi dengan asupan zat

besi yang adekuat akan berdampak pada masa kehamilannya kelak yang

akan menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak optimal, berat badan

bayi lahir rendah, resiko perdarahan saat persalinan dan meningkatkan

resiko kematian pada ibu dan bayi.

5. Salah satu sumber zat besi dari buah yaitu buah terong belanda, kandungan

dari buah terong belanda memiliki banyak manfaat bagi tubuh karena

mengandung antioksidan yang tinggi, berbagai vitamin, mineral, kalsium,

zat besi, serat, flavonoid berfungsi sebagai antioksidan dengan manfaat

lain yaitu untuk melindungi struktur sel, vitamin C membantu

meningkatkan penyerapan zat besi hingga empat kali lipat. 13, 14

7
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Rumusan Masalah Umum

“Apakah minuman instan terong belanda dapat sebagai suplementasi

dalam upaya menurunkan anemia pada remaja puteri”.

2. Rumusan Masalah Khusus

a. Apakah minuman instan terong belanda 44 gr dan tablet fe 1x perhari

selama 14 hari dapat meningkatkan kadar hemoglobin remaja puteri

anemia pada kelompok intervensi.

b. Apakah tablet fe 1x sehari selama 14 hari dapat meningkatkan kadar

hemoglobin remaja puteri anemia pada kelompok kontrol.

c. Bagaimanakah perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah

perlakuan pada kelompok intervensi dan kontrol.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Membuktikan minuman instan terong belanda sebagai suplementasi dalam

upaya menurunkan anemia pada remaja puteri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pada remaja puteri yang

mendapatkan minuman instan terong belanda 44gr 1x/hari selama 14

hari dan tablet Fe dibandingkan dengan yang mendapatkan tablet Fe .

8
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dengan minuman instan terong belanda pada anemia

remaja puteri memiliki beberapa manfaat yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai perkembangan ilmu pengetahuan kebidanan dengan

menggali kearifan lokal dan khasiat tanaman buah terong belanda

pencegahan anemia remaja puteri dan menjadi sumber informasi serta

memberikan sumbangan pemikiran inovatif bagi seluruh civitas akademika

dalam asuhan kebidanan komplementer.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam upaya

pelayanan kesehatan pasien yang mengalami anemia, khususnya

remaja puteri untuk meningkatkan hemoglobin .

b. Berdasarkan anjuran untuk konsumsi menu seimbang yaitu empat

sehat lima sempurna yang salah satunya adalah konsumsi buah-

buahan yang mengandung preparat zat besi, sehingga buah terong

belanda ini diharapkan dapat sebagai pengganti menu buah bagi

pasien yang anemia.

9
F. Penelitian Terkait

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian terdahulu terkait terapi

nonfarmakologi menggunakan terong belanda:

Tabel 1.1 : Beberapa Penelitian terkait Terong Belanda

Variabel yang
Nama Judul Desain Hasil Penelitian
diteliti
Aji Masbintoro, Pengaruh Ekstrak Antioksidan, Eksperimental Diketahui nilai
Sulistyo Mulyo Buah Terong Tikus Putih Laboratorium signifikansi=0.00
Agustini, Belanda (Solanum Pada 25 ekor 0 yang berarti
Thontowi Betaceum) Sebagai tikus putih yang P<0.05 sehingga
Djauhari NS, Antioksidan dibagi menjadi uji regresi
Malang 2016 Terhadap Kadar 5 kelompok. signifikan.
Malondealdehida
Pada Tikus Putih
Mira Miranti, Kandungan Fe dan Fe dan Vitamin Eksperimen Permen Jely
Dwi Vitamin C Permen C, Permen Jelly Laboratorium memiliki kadar Fe
Indriati,Detia Jelly Terong Terong Belanda Pada 20 orang sebesar 0,0044%
Rosalina Belanda Sebagai responden. dan kadar Vit C
Wulansari, Pangan Fungsional sebesar 0,1439%.
Bogor
Ni Putu W, Ni Aktivasi Senyawa Eksperimen Fraksi n-butanol
Made P, I Antioksidan Fraksi Falvonoid, Laboratorium ekstrak kulit
Nyoman S, n Butanol Ekstrak Ekstrak Terong terong belanda
Astiti Asih, Terong Belanda Belanda memiliki aktivitas
Wiwik Susanah (SolanumBetaceu antioksidan yang
Rita, Bali 2016 m) secara in vitro kuat dengan nilai
dan Identifikasi IC50 sebesar
Senyawa 69,89 mg/L.
Golongan
Plavonoidnya
Silvia Mara Efektivitas Ekstrak Ekstrak terong Eksperimen Penurunan kadar
Asvita, Khairun Terong Belanda Belanda, Kadar pada 30 ekor kolesterol total
Nisa Berawi, untuk Menurunkan Glukosa dan Mencit dan peningkatan
Lampung 2016 Kadar Glukosa Kolestrol LDL kadar HDL-C (𝑝
dan Kolestrol LDL <0,05)
Darah pada Pasien secara signifikan.
Obesitas Selain itu juga
menyebabkan
penurunan positif
kadar
glukosa darah.
Sister Sianturi, Pengaruh Buah Peningkatan Eksperimental Hasil terhadap
Masitta Terong Belanda Hemoglobin Pada 30 ekor eritrosit mencit
Tanjung, Emita (Solanum Pada Mencit mencit jantan. jantan anemia,
Sabri, Sumatra Betaceum) Jantan. konsentrasi 40%
utara 2012 Terhadap Jumlah memberikan efek
Eritrosit dan Kadar peningkatan
Hemoglobin pada paling besar
Mencit Jantan, (p>0.05)
Anemia Hasil terhadap

10
Tabel 1.1 Lanjutan
Variabel yang
Nama Judul Desain Hasil Penelitian
diteliti
Strain DDW hemoglobin
Melalui Induksi mencit jantan
Natrium Nitrit anemia dengan
(NaNO2) konsentrasi
optimal 60%
(p<0.05).

Berdasarkan tabel diatas, perbedaan penelitian ini dengan terdahulu

adalah variabel dependent, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sister, 2012 variabel dependenya adalah pengukuran pada kadar hemoglobin

dan eritrosit, pada penelitian sekarang pengukuran terfokus pada kadar

hemoglobin. Responden pada penelitian sebelumnya dilakukan pada mencit

jantan, sedangkan responden pada penelitian ini yaitu pada remaja puteri yang

anemia. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian sebelumnya

menggunakan eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Penelitian sekarang menggunakan rancangan penelitian Quasy Experiment

Design dengan rancangan nonrandomize Pre Test, Post Tes Control Group.

Novelty dari penelitian ini yaitu pemberian minuman instan terong belanda

sebagai pengganti buah di menu seimbang yang berfungsi untuk peningkatan

kadar hemoglobin pada remaja puteri anemia.

G. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Keilmuan

Penelitian minuman instan terong belanda merupakan upaya dalam

pencegahan anemia dari segi nonfarmakolosi yang sesuai dalam asuhan

kebidanan komplementer khususnya asuhan kebidanan pada remaja.

2. Ruang Lingkup masalah

11
Permasalahan dibatasi pada remaja putri.

3. Ruang Lingkup Waktu

Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2019.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian dilakukan di MTs Husnul Khatimah Kota Semarang.

5. Ruang Lingkup Materi

Minuman instan terong belanda merupakan upaya kontenporer (non

farmakologis) yang merupakan upaya holistik dalam pengobatan anemia

sesuai dengan Visi Misi Roadmap Program Studi Kebidanan Holistik.

12
13

Anda mungkin juga menyukai