Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, ditandai dengan tubuh pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis
2. Apa saja faktor-faktor penyebab stunting?
Berat badan lahir Berat badan lahir sangat terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang anak balita Jenis kelamin Anak perempuan cenderung lebih rendah kemungkinannya menjadi stunting dan severe stunting daripada anak laki-laki, selain itu bayi perempuan dapat bertahan hidup dalam jumlah lebih besar daripada bayi laki-laki di kebanyakan Negara berkembang termasuk Indonesia Tinggi Ibu Tinggi badan ayah dan ibu yang pendek merupakan risiko terjadinya stunting. Faktor Ekonomi Beberapa faktor penyebab masalah gizi adalah kemiskinan. Kemiskinan dinilai mempunyai peran penting yang bersifat timbal balik sebagai sumber permasalahan gizi yakni kemiskinan menyebabkan kekurangan gizi. Selain itu, kemiskinan juga berdampak pada kurang memadainya sanitasi. Tingkat pendidikan anak yang terlahir dari orang tua yang memiliki pendidikan tinggi cenderung lebih mudah dalam menerima edukasi kesehatan selama kehamilan, misalnya dalam pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
3. Apa saja dampak stunting?
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi (stunting) : Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
4. Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah stunting?
Penuhi kebutuhan nutrisi harian Salah satu langkah awal cegah stunting adalah memastikan kebutuhan nutrisi harianmu terpenuhi. Jangan lupa untuk mengisi sisanya dengan karbohidrat kompleks sebagai sumber energi dan minum air putih minimal 8 gelas sehari.
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Terkait dengan siklus menstruasi setiap bulan, remaja putri seperti kamu jadi lebih mudah terkena anemia. Anemia juga terkadang disebabkan diet yang terlalu ketat. Masalahnya, anemia yang tidak teratasi dan terbawa hingga saat hamil nanti bisa berpengaruh pada calon bayi dan meningkatkan risiko terkena stunting. Buat yang sering merasakan gejala anemia seperti mudah lelah, mata berkunang, hingga pusing sebaiknya mulai mengonsumsi tablet tambah darah (TTD).
Biasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah terkena segala macam penyakit. Selalu biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah bepergian dari luar serta sebelum dan setelah makan.