Anda di halaman 1dari 8

Badan kurus dan muka pucat bukan satu-satunya gejala tubuh kekurangan gizi.

Saat tubuh mengalami ketidakseimbangan kalori dan gizi, ia akan mengirimkan sinyal-sinyal, mulai dari kelelahan, sulit berkonsentrasi, hingga gatal-gatal. Apa saja kelainan fungsi dari organ tubuh yang disebabkan oleh kurang gizi? Kelelahan Saat tubuh kekurangan zat besi, kita akan menjadi mudah lelah, lesu, sulit berkonsentrasi, tidak nafsu makan, serta munculnya lingkaran hitam di bawah mata. Zat besi dibutuhkan tubuh untuk membuat sel darah merah, komponen yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Seorang wanita disarankan mengasup 14,8 mg zat besi dan 8,7 mg untuk pria. Sumber terbaik zat besi antara lain daging merah, sayuran berdaun hijau, dan telur. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi, sehingga Anda bisa minum segelas jus jeruk setelah mengasup makanan sumber zat besi. Gatal-gatal Rasa gatal pada kulit bisa menjadi tanda tubuh kekurangan mineral seng (zinc). Tanda lainnya adalah luka yang sulit sembuh dan garis putih pada kuku. Zinc membantu membuang karbon dioksida dari tubuh dan kita perlukan untuk penyembuhan luka. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sepertiga populasi global kekurangan zinc. Makanan dalam kemasan yang mengandung zat kimia phytates juga perlu diwaspadai karena menghambat penyerapan saat kita mengonsumsi makanan kaya zinc. Zinc bisa kita dapatkan dalam kacang-kacangan, biji-bijian, serelia utuh, ikan laut dan daging merah. Tiram juga termasuk dalam makanan yang kaya akan zinc. Nyeri di bagian lidah Gejala kekurangan vitamin B12 (riboflavin) adalah ujung bibir luka, lidah sakit, rasa panas pada mata seperti terbakar, kelelahan, gangguan penglihatan, serta anemia. Kekurangan vitamin B12 paling sering terjadi pada mereka yang banyak minum kopi, pengguna obat penenang, obat sakit lambung, atau terpapar terhadap pengawet bisulfar. Sumber terbaik vitamin riboflavin adalah susu dan olahannya, hati, daging, ragi bir, kuning telur, unggas, ikan, gandum, dan bayam. Sering infeksi Selenium merupakan antioksidan yang sanggup mencegah virus-virus berbahaya dan sel penyebab kanker. Jika tubuh kekurangan mineral ini maka sistem imun menurun efektivitasnya sehingga lebih mudah sakit dan beresiko besar menderita kanker. Sumber selenium adalah jamur, bawang putih, kubis, wortel, lobak, brokoli, hati, kerang, ikan tuna, salmon, dan daging unggas. Kecemasan Enzim-enzim di dalam tubuh yang memetabolisme energi membutuhkan magnesium untuk melakukan fungsinya. Itu sebabnya defisiensi magnesium dapat membuat kita merasa lelah sepanjang waktu. Magnesium juga diperlukan untuk transmisi impuls saraf, kontraksi otot dan pengaturan suhu tubuh. Kekurangan mineral ini juga menyebabkan kita mudah marah, serta cemas. Sumber utama mineral ini terdapat pada kacang kedelai, almond, kacang-kacangan, tiram, tahu, gandum utuh, kulit padi, sayuran hijau berdaun, dan polong-polongan. Ketombe dan kulit bersisik Munculnya ketombe di rambut, kulit bersisik, sering infeksi dan mudah kena flu, merupakan tanda-tanda tubuh

kekurangan vitamin A. Vitamin A memiliki fungsi melawan infeksi, meningkatkan fungsi penglihatan dan menjaga kesehatan kulit. Sumber vitamin A adalah berasal dari wortel, kentang, melon, pepaya, aprikot, brokoli, labu, bayam, kangkung, semangka, minyak ikan, susu, dan masih banyak lagi * Kurang Gizi Pada Anak * Rabu, 1 Agustus, 2001 oleh: Siswono <siswono@gizi. net> *Kurang Gizi Pada Anak* *Gizi.net - * GIZI merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu. *Tanda kurang gizi* Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, kurang gizi pada anak terbagi menjadi tiga. Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa belum ada tanda-tanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak hanya mencapai 80 persen dari berat badan normal. Sedangkan yang kedua, disebut sebagai Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan. Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein Berat. Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada marasmus ini adalah berat badan si anak hanya mencapai 60 persen atau kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi yang disebut sebagai Kwashiorkor. Pada kwashiorkor, selain berat badan, ada beberapa tanda lainnya yang bisa secara langsung terlihat. Antara lain adalah kaki mengalami pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut, kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun, kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga tanda lainnya, seperti penyakit penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di sudut mulut. *Faktor penyebab* Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun). "Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah dengan melihat berat dan tinggi badan yang kurang dari normal," kata Sri. Sri menambahkan, jika tinggi badan si anak tidak terus bertambah atau kurang dari normal, itu menandakan bahwa kurang gizi pada anak tersebut sudah berlangsung lama. Sri menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang gizi pada anak. *Pertama*, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita dengan keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. "Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama ntuk makan," tutur Sri. *Kedua*, anak yang mulai bisa berjalan

mudah terkena infeksi atau juga tertular oleh penyakit-penyakit lain. Selain itu, yang *ketiga* adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang gizi. *Keempat*, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi. "Kurang gizi yang murni adalah karena makanan," kata Sri. Menurut Sri, si Ibu harus dapat memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup. "Tidak harus mahal, bisa juga diberikan makanan yang murah, asal kualitasnya baik," lanjut Sri. Oleh karena itulah si Ibu harus pintar-pintar memilihkan makanan untuk anak. *Kelima*, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan kekurangan gizi. *Keenam*, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan. *Upaya yang harus dilakukan* Bila kekuangan gizi, anak akan mudah sekali terkena berbagai macam penyakit, anak yang kurang gizi tersebut, akan sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak. Untuk itu, bagi anak yang mengalami kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk memperbaiki gizinya. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut antara lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi, melakukan pengobatan kepada si anak dengan memberikan makanan yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik. Dengan demikian, harus dilakukan pemilihan makanan yang baik untuk si anak. Menurut Sri, makanan yang baik adalah makanan yang kuantitas dan kualitasnya baik. Makanan dengan kuantitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si anak. Misalnya, memberi makanan si anak berapa piring sehari adalah sesuai kebutuhannya. Dan akan lebih baik jika memberikan vitamin dan protein melalui susu. Bagi keluarga yang tidak mampu, bisa menyiasatinya, misalnya mengganti susu dengan telur. Kemudian, makanan yang kualitasnya baik adalah makanan yang mengandung semua zat gizi, antara lain protein, karbohidrat, zat besi, dan mineral. Upaya yang terakhi adalah dengan mengobati penyakit-penyakit penyerta. (m-4) *KOMPONEN MAKANAN SEHAT* *Kelompok Makanan* *Protein* diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan penggantian jaringan tubuh. Produk hewan seperti daging, ikan, telur, keju dan produk susu lainnya; amat banyak mengandung protein. Dari bahan nabati, antara lain kacang-kacangan (kacang hijau, kedelai, dan sebagainya). *Hidrat-arang* untuk menambah energi, namun bila kelebihan akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Yang banyak mengandung Hidrat arang adalah gula, beras, jagung, dan umbi-umbian. *Lemak* juga merupakan sumber energi dan menghasilkan kalori lebih banyak dari makanan lainnya. Makanan yang banyak berlemak adalah yang berasal dari kacang-kacangan. *Serat* adalah bahan yang tak dapat dicerna oleh sistem pencernaan. Tidak mengandung gizi atapun energi, hanya berguna untuk kelancaran kegiatan pencernaan. *Vitamin* adalah bahan kimia kompleks yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Anak makannya normal tak punya kecenderungan kekurangan vitamin.

*Mineral* dan garam-garam diperlukan dalam jumlah sedang. Termasuk didalamnya zat besi, potasium, kalsium, dan sodium (terdapat dalam garam meja). Seorang anak akan terhindar dari kekurangan zat-zat ini bila makanannya seimbang. *Kalori* adalah satuan untuk mengukur besarnya nilai energi dalam makanan. Bila seorang memakan lebih banyak kalori dari yang dipakainya, sisanya akan disimpan sebagai lemak. Sebaliknya, bila lebih banyak energi dari yang dimakan, simpanan lemak itu akan dipakai dan tubuh akan tampak menjadi kurus. Makanan yang banyak mengandung lemak atau kalori umumnya bernilai kalori tinggi. *Saran Diet* Umumnya makanan berprotein dari sumber hewani banyak mengandung lemak, jadi sebaiknya pilihlah yang berasal dari sumber nabati. Dalam memilih makanan hidrat arang, sebaiknya pilihlah beras merah atau jagung yang mengandung serat serta zat lainnya, dibanding gula atau makanan jadi lain yang hanya mengandung energi. Usahakan sesedikit mungkin memakan makanan berlemak. Untuk mendapatkan serat, pilihlah makanan dari padi-padian, buah, dan sayuran. Vitamin bisa hilang bila makanan dimasak terlalu lama. Jadi sebaiknya makanlah sayuran sebagai lalapan dan buah mentah. Terlalu banyak garam malah merugikan, jadi sebaiknya jangan terlalu banyak memakan garam-garaman. Makanan anak harus cukup mengandung kalori, namun jangan terlalu banyak. Untunglah bahwa mekanisme pengaturan nafsu makan anak-anak biasanya sudah menjamin cukupnya kalori dari makanannya. GIZI merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan bagaimana kurang gizi itu. Tanda kurang gizi Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, kurang gizi pada anak terbagi menjadi tiga. Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa belum ada tandatanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak hanya mencapai 80 persen dari berat badan normal. Sedangkan yang kedua, disebut sebagai Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa dilihat dengan jelas adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan. Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein Berat. Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada marasmus ini adalah berat badan si anak hanya mencapai 60 persen atau

kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi yang disebut sebagai Kwashiorkor. Pada kwashiorkor, selain berat badan, ada beberapa tanda lainnya yang bisa secara langsung terlihat. Antara lain adalah kaki mengalami pembengkakan, rambut berwarna merah dan mudah dicabut, kemudian karena kekurangan vitamin A, mata menjadi rabun, kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada kornea, sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga tanda lainnya, seperti penyakit penyertanya. Penyakitpenyakit penyerta tersebut misalnya adalah anemia atau kurang darah, infeksi, diare yang sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan, serta pecah-pecah di sudut mulut. Faktor penyebab Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun). Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah dengan melihat berat dan tinggi badan yang kurang dari normal, kata Sri. Sri menambahkan, jika tinggi badan si anak tidak terus bertambah atau kurang dari normal, itu menandakan bahwa kurang gizi pada anak tersebut sudah berlangsung lama. Faktor Penyebab Kurang Gizi Sri menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang gizi pada anak. Pertama, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita dengan keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi. Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama ntuk makan, tutur Sri. Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau juga tertular oleh penyakit-penyakit lain. Selain itu, yang ketiga adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang gizi. Keempat, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi. Kurang gizi yang murni adalah karena makanan, kata Sri. Menurut Sri, si Ibu harus dapat memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup. Tidak harus mahal, bisa juga diberikan makanan yang murah, asal kualitasnya baik, lanjut Sri. Oleh karena itulah si Ibu harus pintar-pintar memilihkan makanan untuk anak. Kelima, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Faktor ini cukup banyak mempengaruhi, karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan kekurangan gizi. Keenam, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan. Upaya yang harus dilakukan Bila kekuangan gizi, anak akan mudah sekali terkena berbagai macam penyakit, anak yang kurang gizi tersebut, akan sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini juga akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak. Untuk itu, bagi anak yang mengalami kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk memperbaiki gizinya. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut antara lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai gizi, melakukan pengobatan kepada si anak dengan memberikan makanan yang dapat menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik. Dengan demikian, harus dilakukan pemilihan makanan yang baik untuk si anak. Menurut Sri, makanan yang baik adalah makanan yang kuantitas dan kualitasnya baik. Makanan dengan kuantitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si anak. Misalnya, memberi makanan si anak berapa piring sehari adalah sesuai kebutuhannya. Dan akan lebih baik jika memberikan vitamin dan protein melalui susu. Bagi keluarga yang tidak mampu, bisa menyiasatinya, misalnya mengganti susu dengan telur. Kemudian, makanan yang kualitasnya baik adalah makanan yang mengandung semua zat gizi, antara lain protein, karbohidrat, zat besi, dan mineral. Upaya yang terakhi adalah dengan mengobati penyakit-penyakit penyerta. (m-4)

Read more: http://doktersehat.com/kurang-gizi-anak-faktor-seba/#ixzz1hEDGh400 kondisi lelah, lesu, serta sulit konsentrasi adalah salah satu tanda jika tubuh Anda kekurangan zat besi. Zat yang terkandung dalam daging, telur, dan buah yang mengandung citamin C ini dapat membuat sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kedua, rasa gatal pada kulit. Kondisi ini disebabkan karena tubuh kekurangan mineral seng (zinc) yang dapat membantu membuang karbon dioksida dari dalam tubuh. Untuk mengantisipasinya, Anda bisa mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan laut. Selanjutnya adalah lidah teras nyeri. Ini karena adanya kekurangan vitamin B12 yang berakibat luka pada ujung bibir, rasa panas pada mata, seperti terbakar. Kondisi ini sering menyerang orang yang gemar meminum kopi, pengguna obat penenang, dan obat sakit lambung. Anda dapat mengonusmi hati, kuning telur, gandu, bayam, dan meminum susu untuk langkah pencegahannya. Dan tanda terakhir ialah rambut berketombe dan kulit bersisik. Munculnya tanda tersebut akibat tubuh kekurangan vitamin A yang berfungsi melawan infeksi dan meningkatkan fungsi penglihatan serta menjaga ksehatan kulit. Kandungan vitamin A bisa diperoleh pada wortel, kentang, melon, pepaya, dan lain sebagainya. Karena itu, mulai saat ini, jagalah asupan gizi Anda dengan mengonsumsi bahan-bahan penunjang kelengkapan gizi. Membiasakan hidup sehat bisa dilakukan mulai dari yang kecil dan murah harganya.

Sebab, sehat itu mahal harganya.


Kekurangan Gizi (Malnutrisi) merupakan penyebab kematian dan kesakitan pada anak-anak. Kekurangan gizi bisa disebabkan oleh kurangnya asupan gizi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap atau memetabolisir zat gizi. Kekurangan gizi bisa terjadi ketika kebutuhan akan zat-zat gizi yang penting meningkat, misalnya pada saat mengalami stres, infeksi, cedera atau penyakit. Kekurangan Kalori Protein (KKP) merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang paling serius. KKP terjadi pada bayi akibat tidak adekuatnya masa menyusui ataupun masa menyapih. KKP relatif sering ditemukan di negara-negara berkembang; di negara maju, bentuk KKP yang lebih ringan ditemukan pada keluarga misikin. Sebagai bagian dari perawatan anak rutin, dokter akan menanyakan kepada orang tua maupun anak mengenai makanan dan intoleransi terhadap makanan serta memeriksa anak untuk mencari tanda-tanda dari kekurangan gizi atau kelainan yang mempengaruhi keadaan gizi (misalnya malabsorbsi, penyakit ginjal, diare, kelainan metabolik, kelainan genetik). Pertumbuhan anak dinilai melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan dan membandingkannya dengan grafik pertumbuhan yang normal. Jika diduga terjadi malnutrisi, untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan darah atau air kemih guna mengukur kadar zat gizi. KEKURANGAN VITAMIN E Kekurangan vitamin E relatif sering dijumpai pada bayi prematur karena penghantaran vitamin-vitamin yang larut dalam lemak oleh plasenta tidak berlangsung terlalu baik dan keadaan ini semakin diperburuk oleh prematuritas bayi. Susu formula yang kaya akan asam lemak tak jenuh ganda menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan vitamin E, terutama pada bayi prematur yang tidak mampu menyerap vitamin E. Kekurangan vitamin E juga bisa terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan lemak, seperti fibrosis kistik dan kelainan genetik tertentu.

Pemberian zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin E. Bayi prematur yang menderita kekurangan vitamin E, pada usia 6-10 minggu bisa mengalami kelemahan otot disertai anemia hemolitik, akibat berkurangnya kadar vitamin E dalam darah. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian vitamin E. Kekurangan vitamin E memegang peran penting dalam terjadinya retinopati pada prematuritas, yaitu suatu kelainan mata yang akan semakin memburuk jika bayi terkena oksigen kadar tinggi di dalam inkubator. Anak-nak yang menderita malabsorbsi usus bisa mengalami kekurangan vitamin E yang berat, yang menyebabkan sejumlah gejala neurologis (saraf), seperti berkurangnya refleks, kesulitan dalam berjalan, penglihatan ganda, hilangnya sensasi posisi dan kelemahan otot. Gejala-gejala tersebut akan memburuk secara progresif, tetapi dapat diatasi dengan pengobatan. KEKURANGAN VITAMIN K Pada bayi baru lahir, bentuk kekurangan vitamin K yang sering ditemukan adalah penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Penyakit ini terjadi karena: Plasenta tidak terlalu baik dalam menghantarkan lemak (termasuk vitamin yang larut dalam lemak) Hati bayi yang baru lahir masih kurang matang untuk menghasilkan sejumlah protrombin (salah satu faktor pembekuan darah) Air susu ibu mengandung sedikit vitamin K, yaitu hanya 1-3 mikrogram/L, sedangkan susu sapi mengandung 510 mikrogram/L Pada beberapa hari pertama kehidupan bayi, di dalam ususnya belum ditemukan bakteri penghasil vitamin K. Penyakit hemoragik pada bayi baru lahir biasanya terjadi pada hari ke 1-7. Gejalanya berupa perdarahan di dalam kulit, di dalam lambung atau di dalam dada. Pada kasus yang sangat berat, perdarahan bisa terjadi di dalam otak. Penyakit hemoragik lanjut timbul pada usia 1-3 bulan dan menyebabkan gejala yang sama dengan penyakit hemoragik pada bayi baru lahir. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan malabsorbsi atau penyakit hati. Angka kejadian kedua penyakit hemoragik tersebut meningkat pada bayi-bayi yang ketika masih berada dalam kandungan, ibunya mengkonsumsi: - obat anti-kejang hidantoin (misalnya phenitoin) - antibiotik cephalosporin - antikoagulan kumarin (misalnya warfarin). Untuk mencegah terjadinya penyakit hemoragik pada bayi baru lahir, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K melalui otot dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Pemberian melalui mulut tidak dianjurkan karena penyerapannya bervariasi dan keberadaanya di dalam tubuh tidak dapat diramalkan. SKURVI INFANTIL Skurvi Infantil adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan vitamin C (asam askorbat), karena pemakaian susu formula yang hanya mengandung sedikit vitamin C. Penyakit ini biasanya timbul pada usia 6-12 bulan. Gejala awal berupa rewel, nafsu makan yang buruk dan berat badan tidak bertambah. Jika digerakkan, bayi akan menjerit dan tidak mau menggerakkan tungkainya karena nyeri akibat perdarahan di bawah lapisan tipis pada jaringan pembungkus tulang.

Pada anak-anak yang lebih besar, perdarahan bisa terjadi di bawah kulit; gusi di sekeliling gigi yang sedang tumbuh juga mudah berdarah. Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat (jaringan yang mengikat struktur tubuh), skurvi bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang panjang tungkai. Pada tulang rusuk, persambungan diantara tulang dan tulang rawan melebar, membentuk sederetan benjolan yang disebut tasbih skorbutik. Skurvi juga menyebabkan terganggunya proses penyembuhan luka. Skurvi bisa dicegah dengan memberikan vitamin C yang adekuat, sumber yang sangat baik adalah buah-buahan dan jus asam (lemon, jeruk). Kepada bayi yang diberi susu formula, sebaiknya diberikan vitamin C sebanyak 35 mgr/hari (sama dengan 85 gram jus jeruk/lemon). Ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi vitamin C sebanyak 100 mg/hari. Untuk mengobati skurvi, diberikan vitamin C sebanyak 100-200 mgr/hari selama 1 minggu, selanjutnya diberikan 50 mg/hari. KEKURANGAN ASAM LEMAK ESENSIAL Asam lemak esensial terdiri dari: - asam linoleat - asam linolenat - asam arakidonat - asam eikopentaenoat - asam dokosaheksaenoat. Asam lemak esensial harus terkandung di dalam makanan sehari-hari. Di dalam tubuh, asam arakidonat bisa dibuat dari asam linoleat; asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksaenoat dapat dibuat dari asam linolenat. Asam linoleat dan asam linolenat bisa ditemukan dalam minyak sayur (misalnya minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kadang kedele); sedangkan asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksaenoat ditemukan dalam minyak ikan. Asam lemak esensial penting untuk berbagai proses fisiologis, termasuk mempertahankan keutuhan kulit dan struktur selaput sel serta mensintesa senyawa biologis aktif yang penting (misalnya prostaglandin dan leukotrien). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa asam lemak esensial penting untuk perkembangan penglihatan yang normal pada bayi. Kekurangan asam linoleat bisa terjadi pada bayi yang susu formulanya mengandung sedikit asam lemak tak jenuh ganda. Gejalanya berupa kulit kering dan bersisik yang kemudian akan mengelupas. Dari lipatan kulit (terutama di sekitar anus) keluar cairan yang menyerupai nanah. Kekurangan asam lemak esensial juga dapat menyebabkan perubahan yang berarti pada proses metabolisme, yang mempengaruhi kandungan lemak dalam darah, fungsi trombosit, respon peradangan dan respon kekebalan tertentu. Gejala yang sama dapat ditemukan pada pasen yang menerima makanan melalui infus dalam jangka panjang tetapi tidak mendapatkan asam lemak esensial. Jika asam linolenat tidak terkandung dalam makanan yang diberikan melalui infus jangka panjang, maka akan terjadi komplikasi neurologis berupa mati rasa, kelemahan, tidak dapat berjalan, nyeri tungkai dan pandangan kabur, disertai kadar asam linolenat yang sangat rendah dalam darah. Gejala-gejala tersebut akan menghilang setelah diberikan asam linolenat.

Anda mungkin juga menyukai