Penyakit Malnutrisi
Jawab :
Malnutrisi Vitamin
Malnutrisi Mineral
1. Goiter : Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada
leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula
tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar
dan morfologinya. Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang
dapat menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid
sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan TSH oleh
hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan
TSH dalam jumlah yang berlebihan.
2. Anemia : Anemia akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan
untuk memproduksi sel darah merah, yang membantu menyimpan dan
membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah
sedikit, organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang
cukup. Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi kesemutan di
kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri
dan radang lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala,
infeksi, sakit dada, sesak napas, tubuh lemah, dan kulit pucat. Anemia
dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau makan
makanan yang kaya akan zat besi seperti kismis, telur, daging, ikan,
tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, dan sayuran berdaun
hijau tua.
Sumber :
1. Suhardjo.2010.Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi.Yogyakarta : penerbit
Kanisius
2. Davey, P.2007.At a Glance Madicine.Jakarta:Erlangga
3. Armerinayanti, R.W.2016.Goiter Sebagai Faktor Predisposisi
Karsinoma Tiroid.Warmadewa Medical Journal.Volume 1, Nomor
2.From (http://www.ejournal.warmadewa.ac.id)
2. Penatalaksanaan
Jawab :
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap
dengan tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi
stabil. Formula hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan
sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram. Diberikan
makanan formula 75 (F 75). Resomal dapat diberikan apabila anak
diare/muntah /dehidrasi, 2 jam pertama setiap ½ jam, selanjutnua 10 jam
berikutnya diselang seling dengan F75.
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang
rusak (cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal
dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak.
Diberikan setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada
fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg diberi MP-ASI dan BB ≥ 7 kg
diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 135 (F 135) dengan
nilai gizi setiap 100 ml F135 mengandung energi 135 kal dan protein 3,3
gram.
Sumber :
1. Krinansari, Diah. 2013. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health.
Vol.4(1). Purwokerto : FK UNSOED
2. Menawati, Liansyah Tita. 2015. Malnutrisi pada Anak Balita. Vol. 2(1).
Fk Syah Kuala
3. Kriteria gizi buruk & pembagiannya
Jawab :
Dengan komplikasi :
Anoreksia
Pneumonia berat
Anemia berat
Dehidrasi berat
Demam sangat tinggi
Penurunan kesadaran
Tanpa komplikasi :
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3, 4, & 5