Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nurul Lailis Saadah

NIM : 20191505

Kelas : 2B D3 Keperawatan

Matkul : Keperawatan Anak

Soal :

1. Jelaskan patofisiologi dari dm juvenill.


2. Jelaskan kenapa pada Dm juvenill bisa terjadi gangguan nutrisi.
3. Jelaskan kenapa pada pasien anak yg menderita typoid terjadi gangguan nutrisi.
4. Bagaimana intervensi yang tepat pada anak dengan DM JUVENILL dalam memenuhi nurisinya.
5. Bagaimana intervensi yg tepat pada kasus Typoid pada anak untuk memenuhi nutrisinya.
6. Jelaskan makanan yang di anjurkan untuk typoid dan DM JUVENILL.

Jawaban ::

1. Diabetes tipe-1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan yang menyerang orang dengan
sistem imun yang secara genetis merupakan predisposisi untuk terjadinya suatu respon autoimun
yang kuat yang menyerang antigen sel B pankreas. Faktor ekstrinsik yang diduga mempengaruhi
fungsi sel B meliputi kerusakan yang disebabkan oleh virus, seperti virus penyakit gondok
(mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen kimia yang bersifat toksik, atau oleh sitotoksin
perusak dan antibodi yang dirilis oleh imunosit yang disensitisasi. Suatu kerusakan genetis yang
mendasari yang berhubungan dengan replikasi atau fungsi sel B pankreas dapat menyebabkan
predisposisi terjadinya kegagalan sel B setelah infeksi virus. Lagipula, gen-gen HLA yang khusus
diduga meningkatkan kerentanan terhadap virus diabetogenik atau mungkin dikaitkan dengan
gen-gen yang merespon sistem imun tertentu yang menyebabkan terjadinya predisposisi pada
pasien sehingga terjadi respon autoimun terhadap sel-sel pulaunya (islets of Langerhans) sendiri
atau yang dikenal dengan istilah autoregresi.

Diabetes tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan terjadinya ketosis
apabila tidak diobati. Diabetes ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau
kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali.
Penurunan jumlah insulin menyebabkan gangguan jalur metabolik antaranya penurunan glikolisis
(pemecahan glukosa menjadi air dan karbondioksida), peningkatan glikogenesis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa), terjadinya glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan proses
pembuatan glukosa dari asam amino, laktat, dan gliserol yang dilakukan counterregulatory
hormone (glukagon, epinefrin, dan kortisol). Tanpa insulin, sintesis dan pengambilan protein,
trigliserida , asam lemak, dan gliserol dalam sel akan terganggu. Seharusnya terjadi lipogenesis
namun yang terjadi adalah lipolisis yang menghasilkan badan keton.Glukosa menjadi menumpuk
dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Kadar glukosa lebih dari 180
mg/dL ginjal tidak dapat mereabsorbsi glukosa dari glomelurus sehingga timbul glikosuria.
Glukosa menarik air dan menyebabkan osmotik diuretik dan menyebabkan poliuria. Poliuria
menyebabkan hilangnya elektrolit lewat urin, terutama natrium, klorida, kalium, dan fosfat
merangsang rasa haus dan peningkatan asupan air (polidipsi). Sel tubuh kekurangan bahan bakar
(cell starvation) pasien merasa lapar dan peningkatan asupan makanan (polifagia).

Biasanya, diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja tetapi kadang-kadang juga terjadi
pada orang dewasa, khususnya yang non obesitas dan mereka yang berusia lanjut ketika
hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan katabolisme
yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma
meningkat dan sel-sel B pankreas gagal merespon semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan
menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah (Tandra,2007)

2. Dm juvennil bisa menyebabkan gangguan nutrisi dikarenakan , pada pasien DM mengalami


glukosanya tidak dapat ditarik ke dalam sel darah dan terjadi penurunan massa sel. Manifestasi
yang muncul pada gangguan kebutuhan nutrisi yaitu polifagi ( banyak makan)
3. Pada pasien anak yg menderita typoid akan terjadi gangguan nutrisi karena klien akan mengalami
tanda dan genjala yang muncul adalah demam lebih dari 7 hari, sakit kepala dan pusing, lesu,
tidak nafsu makan, diare atau bahkan sembelit, mual, muntah, kembung, nyeri perut dll.
Sehingga menyebabkan anak tidak nafsu makan , dan menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
Maka dari itu Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien demam typhoid sangat penting supaya
asupan nutrisi untuk metabolisme tubuh terpenuhi dan tidak menyebabkan ganguan yang lebih
parah.Maka dari itu kita harus mengkaji makanan kesukaan dan yang tidak disukai klien,
rasionalnya untuk mengetahui makanan yang di sukai dan yang tidak disukai untuk menentukan
diet yang tepat
4. Intervensi pada anak DM juvenil dalam memenuhi nutrisinya.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologi(defisiensi insulin) ditandai dengan lemas, BB menurun, walaupun intake makanan
adekuat , mual, dan muntah.
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian obat
2. Monitor BB tiap hari
3. Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan
4. Berikan terapi insulin sesuai dengan program
5. Ciptakan lingkungan yang optimal saat mengkonsumsi makanan
5. Intervensi pada pasien typoid dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dengan cara
pemberian makan yang mengandung cukup cairan, rendah serat,tinggi protein yaang tidak
menimbulkan gas, mencegah dan mengurangi dehidrasi, ajarkan pasien membuat catatan makan
harian, berikan informasi tentang nutrisi pada pasien dan kelurga, dan kolaborasi pemberian obat
sesuai dengan instruksi dokter dan pemberian vitamin B12 (PPNI, 2018).\
6. Anjuran Makan untuk Thypoid

1. Makanan yang tinggi protein mampu mengurangi peradangan

Makanan yang tinggi protein dapat dikonsumsi oleh penderita tipes, sehingga memberikan
sumber tenaga dan zat pembangun yang berfungsi dalam pertumbuhan serta pemeliharaan
jaringan saat sudah mulai rusak.
Makanan berprotein tinggi yang cocok bagi penderita tipes seperti tahu, tempe, ikan, telur daging
ayam bagian dada hingga hati ayam. Bahkan ikan dan telur begitu disarankan karena memiliki
omega 3 tinggi, sehingga mampu mengurangi peradangan di dalam tubuh.

2. Makanan yang mengandung banyak air agar terhindar dari dehidrasi

Makanan yang mengandung banyak air untuk penderita tipes bisa bersumber dari tomat, timun,
timun suri, blewah, belimbing, semangka, selada, paprika hingga stroberi. Dari banyaknya
asupan yang bisa dikonsumsi karena mengandung banyak air serta nutrisi, namun pengolahan dan
kebersihannya sebelum dimakan perlu diperhatikan dengan baik.

3. Makanan yang rendah serat membantu terhindar dari risiko iritasi usus

Sebuah penelitian yang diterbitkan melalui American Journal of Nursing menjelaskan bahwa
pantangan bagi penderita tipes yaitu makanan dengan kadar serat tinggi. Jika dilanggar serta
dikonsumsi terlalu berlebihan, maka hanya akan menganggu sistem pencernaan karena dapat
mengiritasi usus yang sudah mulai mengalami peradangan. Selama proses pemulihan, maka
penderita tipes perlu rajin mengonsumsi makanan yang rendah serat seperti banyak mengonsumsi
buah dan sayuran.

4. . Makanan dengan kalori tinggi untuk membantu proses penyembuhan

Penderita tipes seringkali berat badannya turun drastis, sehingga perlu dijaga agar berat tubuh
dapat kembali normal.

Selain perlu banyak mengonsumsi berbagai jenis buah dan sayuran, penderita tipes pun bisa
mengonsumsi makanan dengan rendah serat seperti nasi putih, kentang, roti tawar, pisang dan
pasta. Beberapa makanan ini setidaknya dapat menjaga daya tahan tubuh menjadi tetap bertenaga
dan tidak mudah lemas. Selama sakit serta proses pemulihan, maka segala sesuatu yang masuk ke
dalam tubuh tetap perlu diperhatikan dengan baik agar terhindar dari berbagai penyakit.

5. Makanan yang memiliki tekstur lunak agar kinerja sistem pencernaan terbantu

Tipes termasuk salah satu jenis penyakit yang mampu menginfeksi sistem pencernaan, sehingga
makanan yang dikonsumsi perlu sekali dijaga. Tekstur makanan para penderita tipes pun perlu
mendapatkan tekstur lunak, lembek dan berkuah. Tekstur yang tepat dan tidak keras, setidaknya
dapat membantu penderita tipes mudah dalam mencerna semua makanan yang dikonsumsi.

Selain perlu diolah menjadi bertekstur lunak, makanan pun bisa dibuat dengan ukuran yang lebih
kecil dari biasanya. Mama bisa melakukan pengolahan makanan dengan cara merebus, dikukus
atau membuatnya menjadi bagian dari sup.

Anjuran Makan untuk DM

1. Sumber Karbohidrat

Nasi putih, nasi merah, kentang, beras jagung, havermut, jagung, ubi, singkong, sukun, roti
tinggi serat.
2. Sumber Protein Hewani

Ayam tanpa kulit, daging sapi, ikan-ikanan, telur ayam, telur puyuh, telur bebek, udang, cumi-
cumi, kerang dll.

3. Sumber Protein Nabati

Tempe, Tahu, Kacang hijau, kacang kedele, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, oncom,
sari kedele.

4. Sayur dan Buah

Oyong, timun, buncis, caisim, kembang kol, tomat, wortel Pisang, bengkoang, belimbing, jambu
biji, manggis pepaya, jeruk, nanas, apel, melon, anggur, dll.

5. Sumber Lemak

Minyak almond, minyak jagung, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, santan.

Sumber : http://bkulpenprofil.blogspot.com/2014/11/dm-juvenile.html
Pathway KKP
Kegagalan menyusui ASI, terapi
Ekonomi rendah, pendidikan puasa krn penyakit, tidak memulai
\
kurang, hygiene rendah makanan tambahan

KKP

Penurunan jumlah protein Energi menurun


tubuh

Marasmus
Terjadi perubahan biokimia
dalam tubuh
Cadangan protein otot terpakai
secara terus menerus untuk
Kwashiorkor memperoleh asam amino

Gangguan absorbsi dan Produksi albumin oleh hepar Perbandingan asam amino yg
transportasi zat-zat gizi rendah (hipo albuminemia) berbeda dgn protein jaringan

Salah satu jenis asam


Tek Osmotik Gangguan amino rendah
plasma ↓ pembentukan konsentrasinya
Pengambilan energi lipoprotein (lemak) dari
selain dari protein (otot) hati
Cairan dari intravaskuler ke Asam amino tidak
intersisial berguna bagi sel
Penurunan
Penyusutan otot detoksifikasi hati
Tubuh mengalami
Odema
kehilangan energi scr
terus menerus
Penurunan BB Resti infeksi
Gangguan
keseimbangan
Otot-otot melemah
cairan
dan menciut
Pathway Typhoid

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Diserap usus halus

Bakteri masuk aliran


darah sistemik

Kelenjar limfoid Hati dan limpa Endotoksin


usus halus

Hepatosplenomegali Hipertemia
Tukak

Perdarahan dan Mual, muntah


Bed rest Hospitalisasi
perforasi

Intake tidak adekuat


Risiko perdarahan Takut

Resiko defisit Resiko kebutuhan


volume cairan Mortilitas usus ↓ Defisit self care
nutrisi kurang

Dehidrasi Konstipasi
Gangguan tumbuh
Intoleransi
kembang
aktivitas
Nyeri
Syok hipovolemik

Kesadaran ↓

Reflek menelan ↓

Lendir

Bersihan jalan napas


tidak efektif
Pathway DM Juvenile
Infeksi lingkungan
Virus masuk ke tubuh

Respon autoimun

Faktor genetik
Kegagalan fungsi sistem imun
Idiopat
Mewarisi Mempunyai Kerusakan sel β pankreas
suatu tipe antigen
predisposi HLA tertentu
si Penimbunan Gangguan lintas
Defisiensi sel insulin sorbitol dari polibi (glukosa
lensa sorbitol fruktasi

Glukosa tdk ↑ lipolisis ↓ glikolisis ↑ glikogenesis ↑ glikoneogenesis


sampai ke sel yg
lapar (starvasi)

Intake tidak adekuat Pembatasan diet Hiperglikemia Katarak

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Fleksibilitas darah ↓ Glukosa tidak dapat di
keb tubuh
filtrasi oleh glomerulus

Pelepasan O2 ↓ Urin banyak


Pemecahan mengandung glukosa
cadangan Poliferasi
makanan diotot
dan lemak Hipoksia perifer Glukosaria

Dehidrasi Osmotik
BB ↓

Poliuria
Lekas lelah

Sel < cairan

Polidipsia

Anda mungkin juga menyukai