Anda di halaman 1dari 41

Pengaturan Diet

berbagai Penyakit

Marianawati Saragih, M. Gizi


Capaian
Pembelajaran
• Mahasiswa mampu menyusun
aturan-aturan diet berdasarkan
penyakit
Pokok Bahasan
a. Saluran pencernaan
b. Diabetes Melitus
c. Jantung dan pembuluh darah
d. Ginjal dan saluran kemih
e. Pre dan post operasi
f. Hyperemesis dan preeklampsi
Diet Untuk Penyakit Saluran Pencernaan

• Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut,


kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus
• Saluran pencernaan terbagi dua yaitu : saluran cerna atas dan saluran
cerna bawah
• Saluran cerna atas : mulut, kerongkongan, lambung, dan usus halus
• Saluran cerna bawah : dimulai dari usus besar hingga anus
Saluran Pencernaan Atas
• Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses
menelan, pengosongan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses
buang air besar.
• Gangguan ini terjadi antara lain karena infeksi atau peradangan,
gangguan perdarahan atau hematemesis melena, kondisi saluran cerna
pasca bedah, dan tumor atau kanker.
• Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis
esofagus, gastritis akut dan kronis, hematemesis - melena, ulkus
peptikum, diverticulosis, inflamantory bowel disease, hemoroid, diare
dan konstipasi
• Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia,
diare, konstipasi, hematemesis-melena
Diet Penyakit Gastritis
1. Gastritis merupakan penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan
kronis, ulkus peptikum dan kanker lambung.
2. Penyebab : emosi dan atau makan terlalu cepat, kurang dikunyah konsumsi alkohol,
bakteri/virus, obat pencahar, obat-obat lain, keracunan makanan, merokok.
3. Gastritis atau lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro yang
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan
Ada dua macam gastritis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis:
❑ Gastritis akut yang sering diderita adalah gastritis akut erosif yang merupakan
suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan yang
terjadi lebih dalam dari pada mukosa muskularis.
❑ Gastritis kronis adalah peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang diebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas oleh
bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart 2000).
Tujuan Diet Penyakit Lambung (Gastritis)

Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak


memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi
asam lambung yang berlebihan
Syarat Diet penyakit Lambung (Gastritis)
a) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
b) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan individu untuk
menerimanya.
c) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
d) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
e) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam,baik
secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan).
g) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
h) Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.
i) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberi istirahat pada lambung.
Macam-macam Diet Lambung (Gastritis) :

• Diet Lambung I :
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum,
pasca pendarahan, dan tifus abdominalis berat.
Makanan diberikan dalam bentuk saring
Makan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan
serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin c.
Diet Lambung II

• Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung I, kepada pasien
dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.

• Makan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

• Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin


Diet Lambung III :
• Diet lambung ini sebagai perpindahan dari Diet Lambung II, pada pasien dengan ulkus
peptikum, gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh.
• Makanan berbentuk lunak atau bisa bergantung pada toleransi pasien.
• Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya dan diberikan enam kali sehari.
Diet Lambung IV :
• Diberikan pada penderita gastritis ringan
• Makanan dapat berbentuk lunak atau biasa.
Jenis makanan Yang dianjurkan Tidak dianjurkan
Karbohidrat Beras, kentang, mie,bihun, makaroni, Beras ketan, bulgur, jagung cantel, singkong, kentang
biskuit dan tepung- tepungan. goreng, cake, dodol

Protein hewani Ikan, hati, daging sapi, telur ayam,susu. Daging, ikan, ayam (yang diawetkan/dikalengkan
digoreng,dikeringkan atau didendeng), telur ceplok atau
goreng.

Protein Nabati Tahu, tempe, kacang hijau direbus atau Tahu, tempe, kacang merah, kacang tanah yang
dihaluskan digoreng atau panggang.

Lemak Margarine, minyak (tidak untuk Lemak hewan, santan kental


menggoreng)
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak Sayuran yang banyak mengandung serat dan
menimbulkan gas. menimbulkan gas, sayuran mentah.

Buah-buahan Pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, Buah yang banyak mengandung serat, dan
sari buah. menimbulkan gas misalnya :jambu, nenas, durian,
nangka dan buah yang dikeringkan.
Diet Penyakit DM
• Defenisi : DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
• Menurut WHO DM adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh
faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama. Mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
• Keluhan klasik: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan BB yg tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, pruritus vulva pada wanita.
• Penyakit diabetes mellitus terbagi menjadi 2 tipe, yaitu diabetes mellitus tipe-1 dan diabetes mellitus
tipe-2

Diabetes mellitus tipe-1


• adalah berkurangnya produksi insulin secara absolut atau relatif yang mengakibatkan kadar gula darah
lebih atau sama dengan 200 mg/dl yang diperiksa secara acak atau 2 jam setelah makan.
• Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau long acting
harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja.
• Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang
dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).

Diabetes mellitus tipe-2


• adalah suatu penyakit dengan karakteristik hiperglikemia dengan dasar penyebab adalah peningkatan
resistensi insulin.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit DM tipe 2:
• Usia > 45 tahun
• Riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit DM
• Obesitas
• Riwayat gangguan toleransi glukosa
• Memiliki kadar HDL < 35 mg/dl
• kadar trigliserida > 250 mg/dl
• Riwayat DM gestasional
• Hipertensi (Escott-Stump,Sylvia, 2008)
Empat pilar utama pengelolaan DM
• Perencanaan makan
• Latihan jasmani (jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang)
• Pemberian obat
• Edukasi gizi
Pada seorang yang terkena diabetes mellitus dapat dilakukan 2 jenis
diet, diantaranya :

1. Diet Mediterania :
• Diet Mediterania adalah diet yang berfokus pada makanan berbahan dasar tanaman
seperti buah-buahan, sayur, dan kacang-kacangan.
• Protein dari ikan dan lemak sehat seperti minyak zaitun.
• Diet ini sering direkomendasikan untuk pasien diabetes karena mengandung banyak
sayuran dan protein tanpa lemak serta membatasa gula tambahan.
• Sebuah studi pada tahun 2009 yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetic Medicine
menemukan bahwa pasien yang mengikuti Diet Mediterania memiliki tingkat gula
darah yang lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak mengikuti Diet Mediterania.
2. Diet Keto :
• Diet Keto berfokus pada mengonsumsi lemak dan protein dan mengurangi karbohidrat.
• Diet ini bertujuan untuk menempatkan tubuh dalam kondisi metabolis yang disebut ketosis.
• Ketosis ini terjadi ketika tubuh membakar lemak untuk menghasilkan tenaga daripada
menggunakan karbohidrat.
• Berdasarkan studi pada tahun 2019 yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients menemukan
bahwa diet keto kemungkinan efektif dalam mengurangi gula darah dan BB pada seseorang
dengan diabetes tipe 2, tetapi tidak disarankan untuk jangka panjang karena tubuh tetap
membutuhkan karbohidrat
Syarat Diet
1. KH 50 – 60%
2. Batasi gula lihat Indeks Glikemik
3. Lemak 25 – 35%; kolesterol < 300 mg/hr;
4. Jika LDL ≥ 100 mg/dl dianjurkan kolesterol < 200 mg/hr
5. Protein cukup untuk tumbang normal 10 – 15%
Bahan makanan yang dianjurkan Bahan makanan yang dibatasi
1. Sumber energi : nasi, lontong, bihun, 1. Sumber protein : kacang-kacangan dan
mie, macaroni, jagung, makanan yang hasil yang sudah diolahnya :tahu, tempe,
dibuat dari tepung. kacang, kedelai, kacang hijau, kacang tolo.
2. Sumber protein : dipilih yang bernilai 2. Sumber vitamin dan mineral : sayur dan
biologic tinggi seperti telur, susu, daging, buah yang tinggi kalium
ikan, ayam. 3. Bahan makanan yang diawetkan :
3. Sumber vitamin dan mineral : seperti kornet, sarden.
terung, tauge, buncis, kangkong, kacang
Panjang, selada, wortel, jamur, dan lain-lain
dalam jumlah sesuai anjuran.
Diet Penyakit Jantung

• Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia karena jantung
diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh
mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh
• Pola konsumsi makanan yang terdiri dari makanan tinggi lemak terutama
lemak jenuh atau lemak trans akan menyebabkan penyumbatan dan
penumpukan zat-zat lemak di bawah penyempitan pembuluh arteri coroner
yang disebabkan oleh lemak dibawah lapisan terdalam (endothelium) dari
dinding pembuluh nadi
Tujuan diet

• Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan karja jantung


• Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
• Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat Diet

• Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut BB dan aktivitas fisik


• Protein cukup, yaitu 0.8 g/kgBB atau 10-15% dari kebutuhan energi total
• Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total
• Karbohidrat, sisa dari kebutuhan total energi
Diet pada penyakit Ginjal

Penyakit ginjal kronis


• Penurun fungsi ginjal secara perlahan
• Bila mencapai tahap lanjut akan /membahayakan keseimbangan cairan,
elektrolit, dan sisa metabolit di dalam tubuh
Syarat diet
ENERGI
- 35 kcal/kg/ hari pada dewasa sebagai spareprotein untuk perbaikan dan
menjaga jaringan
- Pada pasien overweight dilakukan penyesuaian
PROTEIN
- Protein 0,8 g/kgBB/hari → menurunkan proteinuria tanpa mempengaruhi status
albumin.
- Penggunaan protein optimal → 50 – 60% protein biologis tinggi (tubuh dapat lebih
mudah mencerna protein dan asam amino).
- Protein 0,8 g/kgBB/hari dengan 60 % bioavailabilitas bagi pasien dg LFG > 55 ml/min dan
0,6g/kgBB/hari dengan 60 % HBV bagi pasien dg LFG 25- 55 ml/min
- Penelitian : Protein dari tahu dan kacang kacangan dapat memberi manfaat bagi kondisi
inflamasi dan penurunan angka kematian, namun masih belum ada kesimpulan yang
pasti
Natrium ▪ 1500 g Natrium sehari untuk mengontrol udem
▪ Udem dapat terjadi karena kadar natrium tubuh yang berlebihan dan tekanan onkotik
rendah akibat kondisi hipoalbumin. Volume sirkulasi darah akan menurun karena migrasi
cairan ke ruang diantara sel.
▪ Diet pembatasan garam disertai pemberian diuretik berisiko terjadinya hipotensi,
eksaserbasi koagulasi dan penurunan fungsi ginjal
Kalium Pengelolaan kalium melalui pemberian obat diuretik, preskripsi diet individu, dan kecepatan
progresifitas PGK/CKD. Pasien dengan CKD tahap awal yang diberikan diuretik (furosemid)
membutuhkan suplemen kalium. Bila urin menurun di bawah 1 L/ hari, pasien ini membutuhkan
restriksi kalium karena ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan kalium yang tercerna. Kondisi ini
umumnya ditemui pada kondisi CKD stage 4
Fosfor Pemantauan kadar fosfat dalam darah seharusnya sudah dilakukan pada saat pasien berada di
stage awal. Umumnya fosfat meningkat pada saat LFG menurun.
Terapi penurunan fosfat darah atau pemberian phosphat binder sedini mungkin dapat
menundan terjadinya hiperparatiroidsm dan penyakit tulang.
Fosfor ▪ LFG <60 harus dilakukan evaluasi thd risiko penyakit tulang dan manfaat
pengetatan fosfor.
▪ Diberikan , 1000 mg per hari masih diperbolehkan minum susu 1 2 gelas per hari
▪ Kontrol asupan fosfor lebih mudah pada pasien dg pembatasan protein
▪ Pasien yang mempuya toleransi thd daging merah krn adanya perubahan rasa di
lidah , sumber protein dapat diambil dari susu sapi
Lemak ▪ Dislipidemia berdampak pada penyakit jantung
▪ 30 % dari total energi
KH ▪ 60 % total kalori

Vitamin ▪ Suplemen vitamin larut air karena adanya pembatasan buah dan sayur
Diet pada Pre dan Post Operasi

Terapi Diet Pre Operasi


• Pengertian : pengaturan makanan/diet bagi pasien yang akan menjalani pembedahan
atau operasi
• Tujuan : menyiapkan tubuh pasien berada dalam kondisi sebaik-baiknya sebelum
pembedahan
• Prinsip pemberian diet :
- tergantung pada keadaan umum pasien
- macam operasi/pembedahan yg dilakukan
- segera atau tidaknya operasi tersebut dijalankan
Syarat diet

• Pasien dengan BB < normal, hypoproteinemia, anemia dan hipertyroidea → diit TKTP,
energi dibutuhkan 30 – 50 % > kebutuhan
• Pasien dengan kegemukan → dilakukan penurunan BB sebelum dilakukan operasi
• Protein bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin < 2,5 mg/dl → 1,5 – 2,0
g/Kg BB
• Protein bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan → 0,8 – 1 g/Kg BB
• Lemak cukup → 15 - 25% dr kebut energi total
• Vitamin mineral cukup
• Rendah sisa
Terapi Diet Post Operasi
• Pengertian: pengaturan makanan atau pemberian diit pada pasien setelah
menjalankan operasi
• Tujuan: mengupayakan agar keadaan pasien segera kembali normal setelah
operasi/pembedahan
• Terapi diet:
✓ Tahap perubahan bentuk makanan tergantung pada macam operasi dan
keadaan penderita
✓ Perubahan bentuk makanan dilakukan secara bertahap mulai dalam bentuk
cairan sampai dengan bentuk saring, lunak dan makanan biasa
Diet pada Hiperemesis
• Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan ( sampai trimester II )
yang ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam
waktu relative lama.
• Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian makanan sumber KH
kompleks terutama pada pagi hari serta menghindari makanan berlemak dan
goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah.
• Tujuan diet hiperemesis:
Memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup untuk
mengganti glikogen tubuh & mengontrol asidosis secara berangsur
Syarat diet

• Karbohidrat tinggi 75 – 80% dari kebutuhan energi total


• Lemak rendah, ≤ 10% dari kebutuhan energi total
• Protein sedang, 10-15% dari kebutuhan energi total
• Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dalam keadaan
pasien 7- 10 gelas/hari
• Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, porsi kecil tapi sering
Diet pada Preeklampsia

• Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada kehamilan, biasanya
terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu
• Dengan gejala :
hipertensi (≥ 140/90 mmHg), proteinuria ( ≥ 300 mg/24 jam), kenaikan BB yang cepat
(karena edema), timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung,
oliguria, gelisah dan kesadaran menurun.
• Ciri khas diet adalah memperhatikan asupan garam dan protein.
• Penyakit ini ditandai dengan
✓ Meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di
dalam urin.
✓ Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan
pada kaki dan tangan. Akibatnya, aliran darah ke janin terhambat, dan dapat
berakibat fatal.
Syarat diet Preeklampsia

• Energi dan semua zat gizi cukup.


Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara berangsur, sesuai dengan
kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal
dari makanan atau diet sebelum hamil
• Garam rendah sesuai tingkat retensi garam/air.
• Protein tinggi, 1 ½ - 2 g/kg BB
• Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh
ganda
• Vitamin cukup, Vitamin C dan B6 sedikit lebih tinggi
• Mineral cukup, terutama kalsium dan kalium
• Bentuk makanan sesuai kondisi pasien
• Cairan 2500 ml/hari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cairan yang keluar melalui urine, muntah, keingat, dan pernapasan
Thank You!
Tugas Individu
1. Bagaimana pencegahan penyakit
2. Setiap mahasiswa 1 penyakit yang berbeda
3. Di print dan kumpulkan di Sipen MK

Anda mungkin juga menyukai