Anda di halaman 1dari 16

IDENTITAS Nama: MUHIMATUL IFADAH

NIM : 20191500
Kelas:2B
Prodi:D3 Keperawatan
MATKUL: KEPERAWATAN ANAK
DOSEN PENGAMPU: ALVI RATNA,S.Kep.Ns.,M.Kep

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERAWATAN KATETER

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan


antiseptic untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian
luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter.
TUJUAN  Menjaga kebersihan saluran urin
 Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mengendalikan infeksi
INDIKASI Pasien yang dipasang kateter menetap

PERALATAN  Bak instrumrn berisi sarung tangan steril


 Kapas steril 7-9 buah
 Cairan antiseptic sublimet(betadine1:10000
 2 buah pinset steril
 Kom steril
 perlak pengalas
 Bemgkok
 Korentang
PROSEDUR A. Tahap pra interaksi
 Mengecek catatan medis
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien
 Menanyakan kesiapan pasien
C. Tahap kerja
 Tutup privasi klien
 Mengatur posisi klien:dorsal recumbent
 Meletakkan perlak pengalas dan bengkok
 Meggenakan sarung tangan steril
 Membuka daerah libia mayora
 Mengkaji daerah vulva dan daerah
sekitarnya:perih,radang,pembengkakakn ,adanya cairan
atau kotoran
 Membersihkan daerah libia mayora dan minora dengan
kappas cairan antiseptic
 Membersihkan ujung kateter dengan meatus sepanjang
10 cm dengan kapas cairan antiseptic,bagian anterior
dan posterior
 Merapikan alat
 Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
D. Tahap terminasi
 Mengevaluasi tindakan dan reaksi klien
 Mencuci tangan
 Membuat kontrak selanjutnya
 Berpamitan kepada klien
 Mendokumentasikan tindakan dalam buku lembar
catatan keperawatan

IDENTITAS Nama:
NIM :
Kelas:
Prodi:D3 Keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERAWATAN INFUS

PENGERTIAN Perawatan pada tempat pemaangan infus

TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi

PERALATAN  Pinset anatomi steril 2 buah


 Kassa steril
 sarung tangan steril
 Gunting plester
 Plester
 Lidi kapas
 Alcohol 70% /wash bensin pada tempatnya
 Lodine povidon solution 10% sejenis
 Penunjuk waktu
 NaCl 0,9%
 Bengkok 2 buah satu berisi desinfektan
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
 Melakukan Verifikasi data
 Mencuci tangan
 Menempelkan alat di dekat klien
B. Tahap Orientasi
 Memberikan salam kepada klien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
 Mengatur posisi klien (tempat tusukan infuse terlihat
jelas)
 Memakai sarung tangan
 Membasahi plester dengan alcohol?wash bensin dan
buka balutan dengan menggunakan pinset
 Membersihkan bekas plester
 Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan
NaCl
 Mengolesi tempat tusukan degan iodine cair/zalf
 Menutup dengan kasa steril dengan rapi
 Memasang plester penutup
 Mengatur tetesan infuse sesuai program
D. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar dokumentasi

IDENTITAS Nama:
NIM :
Kelas:
Prodi:D3 Keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENGHITUNG BALANCE CAIRAN

PENGERTIAN Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh

TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh:


 Mengetahui jumlah masuknya cairan
 Mengetahiu jumlah keluarnya cairan
 Mengetahui balance cairan
 Menentukan kebutuhan cairan
KEBIJAKAN Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan

PERALATAN  Alat tulis


 Gelas ukur urine/urin bag
 Alat pengukur berat badan

PROSEDUR  Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


 Mencuci tangan
 Mengukur berat badan pasien
 Mengukur intake- oral (makan,minum)
-Enteral(obat oral,ngt)dalam 24 jam
 Menghitung intake parental (cairan infus,injeksi)dakam 24 jam
 Menentukan cairan metabolism dalam 24 jam
 Menghitung out put urine dalam 24 jam
 Menghitung out put feses dalam 24 jam
 Menentukan cairan metabolism
- Usis balita (1-3 tahun) : 8cc/kgBB/hari

- Usia 5-7 tahun :8-8,5cc/kgBB/hari

- Usia 7-11 tahun :6-7cc/kgBB/hari

- Usia 12-14 tahun 5-6cc/kgBB/hari


 Menghitung out put abnormal
(muntah,drain,perdarahan,dll)dalam 24 jam
 Menghitung IWL (INSENSIBLE WATER LOSS)
IWL:( 15 x BB)
MATERI Rumus Balance Cairan

Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL


(Insensible Water Loss) Intake / Cairan Masuk : mulai
dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan
 pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di
drip, albumin dll.

Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien


dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di urobag, jka
tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya
sendiri,
 biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5
liter, kemudian feses.

IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya


tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap
hawa nafa.

Materi
RUMUS IWL

IWL = (15 x BB )

24 jam

Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37 ⁰C (suhu normal) IWL

= (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam

24 jam

*kalo dlm 24 jam — -> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam

*Rumus IWL Kenaikan Suhu

[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal 24

jam

Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc IWL

= [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc

24 jam
= (20×2) + 37,5cc 24

= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam

*CM : Cairan Masuk 


Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan
Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance cairanpun
harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan
kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia)  penghitungan wajib per
24 jam bukan pershift.

PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA


Input cairan: Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc
Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)

Output cairan: Urine = ……cc


Feses =........cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan cairan
drainage luka/
cairan NGT terbuka =........cc
IWL =........cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)

Contoh Kasus:

Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix
 perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis tal sign TD: 110/70
mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan
berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna
merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam.,
terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat
antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn
Y!

Input Cairan: Infus = 2000 cc

Tranfusi WB = 300 cc

Obat injeksi = 100 cc

AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +

 ——————————————— 

2700 cc

Output cairan: Drainage = 100 cc

 NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
 ———————————————- 
2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan – output cairan
2700 cc – 2900 cc
- 200 cc.

Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta Andaikan
suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?

 berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C  – 36,8 .°C)


= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output : Drainage
= 100 cc
 NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
 ————————– 
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc = - 540 cc

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme,
menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia
yaitu:

Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari

Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Untuk  IWL (Insensible Water Loss)  pada anak = (30  –  usia anak dalam tahun) x c /kgBB/hari

 J ika anak mengompol menghitung urine 0,5 c  – 1 c /kgBB/hari

CONTOH :

An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: ―rewel,
tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah‖ Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam
1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc

Infus : 1000 cc

AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)

 ————————- 

2112 cc

Out put cairan: Muntah : 100 cc

Urin : 1000 cc

IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg

 —————————– 

1478 cc

Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam

2112 cc – 1478 cc

+ 634 cc

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !

 yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:

IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.

IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8 °C)

378 + 200 (3)

378 + 600

978 cc

Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc

Urin : 1000 cc

IWL : 978 cc +

 ————————- 

2078 cc.
Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc

+ 34 cc
masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Gangguan Keseimbangan Cairan dan
eletrolit tubuh
1. Dehidrasi

2. Syok hipovolemik 

Gangguan Keseimbangan Elektrolit 1.

Hiponatremia

Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal (<>

Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison Tanda dan

Gejala :

 Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala
dan keram otot.
 Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang,
disorientasi dan koma.
 Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).
 Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti
hipotensi dan takikardi.

2. Hipernatremia

Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)

Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus,
sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan
pemberian cairan hipertonik lain.

Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap
hipernatremia.

3. Hipokalemia

Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (<> Etiologi

 Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare,
sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
 Diuretik 
 Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
 Ekskresi berlebihan melalui ginjal
 Maldistribusi K+
 Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik,
penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada
hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry
 phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan
depresi segmen ST.

4. Hiperkalemia

Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L) Etiologi :

 Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium,
penghambat ACE.
  beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries),
 pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau
rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan
 pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
 Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau
peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
 Insufisiensi adrenal
 Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu
lama
 Hipoaldosteron

Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan
perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat
gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang
P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan
menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L.
Temuan-temuan lain meliputi
 parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden. Penanganan

Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit TERAPI CAIRAN

Definisi

Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis.

Indikasi, antara lain:

 Kehilangan cairan tubuh akut


 Kehilangan darah
 Anoreksia
 Kelainan saluran cerna
MENGHITUNG KALORI YANG DIBUTUHKAN TUBUH IDEAL DAN SEHAT!

Tidak hanya untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan, tetapi semua orang ternyata
 juga harus mengatur menu diet atau menu makanan sehari-harinya. Terlalu banyak makan dapat
menyebabkan kelebihan berat badan, dan sebaliknya, terlalu sedikit makan dapat menyebabkan kekurangan
gizi.

Bagi yang sudah terlanjur memiliki berat badan berlebih, mereka harus menyusun menu dietnya agar
tetap mencukupi kebutuhan metabolisme sehari-harinya, namun tidak menyebabkan penumpukan
makanan berlebih dalam tubuh. Begitu juga sebaliknya bagi mereka yang kekurangan gizi.

Oleh karena itu, pengaturan menu diet sebaiknya diterapkan pada semua orang, dengan memperhatikan
proporsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh, sehingga
seluruhnya berada dalam porsi yang seimbang.

Lalu, bagaimana caranya mengatur sendiri menu diet Anda? Sebelumnya, mari hitung dulu
kebutuhan kalori Anda.

Untuk menghitung kebutuhan kalori basal/KKB (kalori yang Anda butuhkan untuk kegiatan sehari-hari)
dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

LAKI-LAKI = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB)  – (6.8 x U)


WANITA = 65.5 + (9.6 x BB) + (1.7 x TB)  – (4.7 x U)

Keterangan:
BB = Berat Badan ideal (kg) TB =
Tinggi Badan (cm)
U = Umur (tahun)

Dengan perhitungan KKB seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun kekurangan berat
 badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya untuk 
 berat badan yang ideal.

Selain itu, di Indonesia juga sering digunakan perhitungan Kebutuhan Kalori Basal yang lebih simpel, yaitu:

KKB = 40 x (TB – 100)
Dengan faktor koreksi:
Stress ringan (1) : 1.3 x KKB
Stress sedang (2) : 1.5 x KKB
Stress berat (3) : 2.0 x KKB

Sementara itu, ada 2 cara sederhana menghitung berat badan ideal: Cara 1: BB

ideal = (TB – 100) – (0.1 x (TB – 100))

Cara 2: Menggunakan Body Mass Index(BMI)/Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berat Badan (Kg)


IMT = ————————— 
TB(m) X TB (m)
IMT ideal pada pria dan wanita:

Wanita

 13-17 : dibawah ideal (terlalu kurus/anoreksia)


 19-24 : IDEAL
 26-31 : Obesitas (kegemukan)

Pria

 14-18 : dibawah ideal


 20-25 : IDEAL
 28-33 : Obesitas

MENYUSUN MENU DIET ANDA

Setelah mengetahui kebutuhan kalori, Anda dapat memulai menyusun menu diet Anda sesuai
 proporsi zat-zat makanan yang seimbang, yaitu:

 Karbohidrat 60-75%
 Protein 10-15%
 Lemak 10-25%

Kalau Anda sudah menghitung jumlah kalori ideal untuk Anda, Anda dapat menghitung
 jumlah masing-masing kalori untuk karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan persentase di atas.

Kemudian, jumlah kalori yang Anda dapatkan per jenis zat dapat dibagi lagi menjadi
 beberapa jenis makanan. Misalnya, untuk karbohidrat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi nasi, kentang,
makaroni, ataupun roti.

Yang menyenangkan, setiap jenis makanan tersebut dapat diganti menjadi makanan lain dengan satuan
penukar, sehingga Anda tidak bosan memakan jenis makanan yang itu-itu saja. Bahan makanan pada tiap
golongan bernilai gizi hamper sama, oleh karena itu satu sama lain dapat salong menukar dan disebut
satuan penukar.

Berikut adalah contoh beberapa daftar satuan penukar yang digunakan.

GOLONGAN I
Sumber Karbohidrat
1 satuan penukar = 175 kalori, 4 g protein, 40 g karbohidrat.

Bahan Makanan Ukuran Rumah Tangga Berat ( g)


 Nasi 1 gelas 200
Roti putih 3 potong kecil 70
Singkong 1 potong 120 Kentang 2
buah sedang 210 Makaroni ½ gelas
50

GOLONGAN II
Sumber Protein Hewani
1. Rendah Lemak 
1 satuan penukar = 50 kalori, 7 g protein, 2 g lemak.

Bahan Makanan Ukuran Rumah


Tangga Berat (g) Ikan 1 potong
sedang 40
Ayam tanpa kulit 1
potong sedang 40
Udang segar 5 ekor
sedang 35

2. Lemak Sedang
1 satuan penukar = 75 kalori, 7 g protein, 5 g lemak.

Bahan Makanan Ukuran Rumah


Tangga Berat ( g) Bakso 10 biji
sedang 170
Daging kambing 1
potong sedang 40
Daging sapi 1
potong sedang 35
Telur ayam 1 butir
55

3. Tinggi Lemak 
1 satuan penukar = 150 kalori, 7 g protein, 3 g lemak.

Bahan Makanan Ukuran Rumah


Tangga Berat ( g) Ayam dengan kulit
1 potong sedang 55
Bebek 1
potong
sedang 45
Sosis ½
potong
sedang 50
Daging babi
1 potong
sedang 50
Kuning telur
ayam 4 butir
45

GOLONGAN III
Sumber Protein Nabati
1 satuan penukar = 75 kalori, 5 g protein, 3 g lemak, 7 g karbohidrat.

Bahan Makanan Ukuran Rumah


Tangga Berat ( g) Kacang hijau 2
sendok makan 20
Kacang kedelai 2 ½
sendok makan 25 Tahu
1 biji besar 110
Tempe 2
potong sedang
50 Kacang
tanah 2 sendok
makan 15

- Kalori untuk anak pra-puber

Makin tumbuh dewasa, seorang anak makin peduli dengan penampilan fisiknya.
Oleh karena itu, asupan kalori menjadi hal penting yang harus diperhatikan
seorang ibu sejak dini. Bagi anak usia sekolah yang belum memasuki masa puber,
1.600 hingga 2.500 kalori per hari bisa memenuhi kebutuhan tubuhnya. Anak yang
berselera makan bisa memenuhi kebutuhan kalori tersebut.

- Kalori bagi anak memasuki masa puber

Memasuki masa transisi menuju usia dewasa, sebagian besar anak perlu
meningkatkan asupan kalori hingga 2.500 hingga 3.000 per hari. Umumnya, remaja
putra mengonsumsi lebih
 banyak kalori dibanding remaja putri, tetapi jumlah pasti kalori juga bergantung
pada aktivitas masing-masing.

- Pertahankan berat badan normal

Alat penghitung kalori bisa membantu menemukan jumlah kalori yang diperlukan
tubuh
 berdasarkan berbagai faktor yang dimasukkan ke dalam kalkulator kalori tersebut.
Bila faktor- faktor tersebut disingkirkan, American College of Sports Medicine,
merekomendasikan minimum 1.200 kalori per hari untuk wanita dan 1.800 per hari
untuk pria. Kalori di bawah
 jumlah tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

- Beri makan tubuh meski Anda sering berolahraga

Anda mungkin juga menyukai