Anda di halaman 1dari 40

Cerebral Vascular Accident

(CVA)

Jamaludin,A.Kep.,M.Kes.
Definisi
Kematian (infarksi) bagian tertentu porsi
tertentu otak akibat insufisiensi suplai darah
Dapat terjadi akibat oklusi salah satu pembuluh
darah otak

2
Stroke dibagi menjadi 2 yaitu :

Stroke Haemoragi ( perdarahan Serebral )


Stroke yang diakibatkan oleh penyakit vascular hipertensif ( yang
menyebabkan Haemoragi Intraserebral), rupture aneurisme atau
malformasi Arterivenosa (AVM).
Stroke Non-Haemoragi ( Iskemi/ Infark)
Stroke yang disebabkan oleh obstruksi vascular ( Thrombi/ Emboli )
mengakbatkan iskemia/ infark. Stroke karena embolus dapat
merupakan akibat dari bekuan darah, plak, ateromatosa fragnmen,
lemak atau cidera. Emboli pada otak kebanyakan berasal dari
jantung, sekunder terhadap Infark Miokard atau fibrilasi atrium.
Dengan Stroke thrombotik/ embolik dapat juga terjadi edema
serebral masif dan peningkatan Tekanan InTra Kranial ( TIK ) pada
titik herniasi dan kematian setelah thrombotik terjadi pada aea yang
luas. ( Hudak&Gallo. 1996: 254-256 ).

3
Etiologi
 Trombosis
 Embolisme
 Perdarahan intraserebral
 Spasme
 Kompresi

4
Trombosis
 Penyebab utama CVA (stroke)
 Sering diakibatkan erterosklerosis
 Jarang namun dapat juga diakibatkan oleh
oklusi akibat reaksi sekunder inflamasi pada
dinding pembuluh darah
 Dapat terjadi pada sepanjang arteri karotid

5
Embolisme
 Penyumbatan pembuluh darah oleh emboli
(klot darah, tumor, lemak, barteri, atau udara)
 Sering dihubungkan dengan penyakit jantung
dimana klot darah dikeluarkan
 Insiden meningkat pada usia 40 tahun

6
embolik

7
Perdarahan Intraserebral
 Diakibatkan ruptur pembuluh darah otak
 Dapat diakibatkan oleh arterisklerosis dan
hipertensi
 Meningkat resikonya pada usia 50 tahun
 Adalah tipe stroke dengan pemulihan paling
lambat
 Perdarahan besar pada arteri
 Herniasi otak adalah penyebab utama
kematian pada 50% penderita, terjadi pada 3
hari pertama
8
Proses awal ruptur

9
perdarahan

10
Spasme dan kompresi
 Spasme arteri serebral diakibatkan oleh iritasi
dinding arteri, menurunkan aliran darah
kearea otak
 Spasme singkat tidak akan menyebabkan
kerusakan permanen
 Kompresi pembuluh darah diakibatkan tumor,
klot darah yang besar.

11
12
Faktor resiko
 Episode iskemik
 Penyakit jantung (Infark miokard, penyakit jantung
koroner, hipertropi ventrikel kiri, gagal jantung
kongestif
 Diabetes melitus
 Hipertensi
 Polisitemia
 Hiperkoleseterlemia
Bersambung…

13
Faktor resiko (lanjutan)
 Merokok
 Penggunaan kontrasepsi oral
 Stress emosional
 Obesitas
 Riwayat keluarga merokok
 Usia

14
Pencegahan
 Primer : menurunkan resiko; obesitas,
merokok, hiperkolestreolemia, stress
kontrasepsi oral
 Tertier : latihan, gaya hidup, diet aspirin,
antihipertensi

15
Patofisiologi
Untuk memahami stroke maka perlu diketahui :
Mekanisme suplai darah ke otak
Area otak yang disuplai pembuluh darah besar
Fisiologi sirkulasi serebral

16
Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat terganggu oleh
gangguan otak akibat
 gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan
atau spasme otak)
 Atau gangguan general (hipoksia dari paru
atau dari penyakit jantung

17
 Trombosis menyebabkan :
- iskemia pada jaringan otak yang disuplai
- edema dan kongesti pada area sekitarnya
 Edema menyebabkan area yang terganggu
menjadi meluas
 CVA akibat trombosis umumnya tidak fatal
kecuali terjadi infark yang luas

18
Embolisme
 Oklusi yang terjadi pada emboli spt trombosis
akan menyebabkan nekrosis dan edema
 Berbeda dengan trombosis dapat
mengandung bakteri
 Septik dapat menyebabkan pembentukan
abses dan terjadi ensefalitis
 Jika bakteri terdapat pada pembuluh darah
yang oklusi maka dapat terjadi aneurisma
yang berakibat fatal karena beresiko ruptur

19
hemoragik
 Terbanyak disebabkan ruptur akibat
hipertensi atau arterosklerosis
 Perdarahan umumnya luas sehingga
menyebabkan kerusakan yang besar dan
pemulihan yang panjang
 Pemulihan umumnya tidak selengkap ada
CVA akibat trombosis atau emboli

20
Patofisiologi
 Jika sirkulasi serebral terganggu secara
ekstensif maka akan terjadi serebral anoksia.
Pada orang dewasa anoksia 4-6 menit
reversible. Sedang jika lebih dari 10 menit
ireversible.
 Anoksia dapat menyebabkan berbagai
gangguan salah satunya “cardia arest”

21
Manifestasi Klinis
 Gejala susah dikenalipada awal
 Tanda bahaya paralisis (hemiplegi, hilang
bicara, parestesi) dapat terjadi dalam
hitungan jam sampai hari
 Tanda lain yang berhubungan antara lain
pusing, muntah, kejang, koma, demam,
hipertensi, abnormalitas EKG, disorientasi,
gangguan memori dan gangguan mental

22
5 tanda awal hemoragik pada
hipertensi
 Sakit kepala berat pada oksiptal atau nuchal
 Vertigo atau sinkop
 Gangguan motorik atau sensorik (parestesi,
paralsis transient)
 Epistaksis
 Hemoragik retinal

23
Manifestasi klinik CVA akibat
Trombosis
 Berkembang selama tidur atau dalam 1 jam
setelah bangun
 Iskemia gradual, maka manifestasi
berkembang lebih lambat dari hemoragik atau
emboli
 Kesadaran relatif
 hipertensi

24
Manifestasi klinik CVA akibat
emboli
 Tidak ada waktu atau aktifitas yang
berhubungan
 Manifestasi klinis cepat, 10-30 detik sering
tanpa peringatan awal
 Tidak ada sakit kepala
 Perbaikan cepat
 Kesadaran relatif
 Tensi normal

25
Manifestasi klinik CVA akibat
Hemoragik
 Terjadi pada kondisi aktif dan terjaga
 Sakit kepala berat
 Cepat menuju hemiplegia lengkap
 Menyebabkan kerusakan ekstensif, kehilangan
fungsi permanen, dengan pemulihan lambat
 Kesadaran progresif cepat menuju koma
 Nuchal kaku

26
Kelaian spesifik setelah CVA
 Hemiplegia: paralisis sebelah sisi tubuh
 Afasia : tidak mampu menggunakan atau
mengartikan bahasa
 Apraksia : tidak dapat menggunakan bagian
tubuh utk tujuan khusus (makan, berpakaian)
 Perubahan penglihatan
 Hemianopia homonim : hilang penglihatan pada
sisi yang sama pada kedua mata)

27
Manifestasi…
 Agnosia : gangguan menginterpretasikan
informasi visual, taktil, dll
 Disartria : gangguan artikulasi menyebabkan
gangguan bicara
 Kinestesia : gangguan sensasi
 Inkontinensia fekal dan urin
 Nyeri bahu
 Sindrom horner : paralisis saraf simpatik mata
shg mata ptosis, elevasi kelopak bawah,
konstriksi pupil, air mata menurun 28
Manifestasi…
 Pengabaian unilateral : pengabaian sisi tertentu
 Gangguan emosional :
- penurunan mood berat
- sosial
- perilaku seksual tidak sesuai
- frustasi dan marah
- regresi perilaku anak-anak

29
Manajemen medis
 Mempertahan kehidupan
 Mengurangi kerusakan residu
 Menurunkan TIK
 Mencegah ekstensi atau rekurensi

30
Penatalaksanaan medis
 Elevasi 30 derajat
 Monitor tekanan darah dan kesadaran
 Cegah kelebihan cairan yang dapat
menyebabkan iskemia serebral
 Rehabilitasi awal

31
Manjemen farmakologi
 Diuretik steroid atau osmotik
 Antihipertensi dan diuretik utk kontrol tensi
 Antikoagulan : awal intravena, lalu oral
 Analgesik
 antikonvulsan

32
Manajemen keperawatan
 Pengkajian lengkap sebagai database
 Monitor gangguan kesadaran
 Monitor tanda vital
 Kaji adanya perubahan motorik, sensorik
 Kaji adanya hemiplegi

33
Diagnosa keperawatan pada CVA
 Gangguan serebral perfusi b.d Peningkatan
TIK
 Gangguan mobilitas fisik b.d paralisis
 Trauma b.d paralisis
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kesulitan menelan sekunder dari
paralisis

34
PATH WAY
Aterosklerosis Bekuan darah, lemak/ udara

Oklusi PD Pecahnya PD Emboli

PD otak tersumbat
Penurunan aliran darah otak Perembesan darah kedlm Parenkim

Iskemi jar. otak Penekanan, pergeseran, pemisahan Jar. Otak

Infark otak, edema, dan herniasi

Penurunan perfusi keotak

Sirkulasi darah saraf Hipoksia/ Anoksia Kurang informqasi


otak tdk lancar

Peningkatan TIK Kerusakan lobus Stroke Kurang pengetahuan


oksipitalis

Edema otak Ggn penglihatan Penurunan Kerusakan lobus Kerusakan Cerebrum


fungsi ADL Temporalis

Resti Kelemahan, Rangsang bicara


Ggn perfusi jaringan Koordinasi gerak
Parestesia terhambat, bicara pelo,
cidera terganggu
Fx menelah menurun
Defisit
perawatan Kerusakan Kerusakan mobilitas
komunikasi verbal
diri fisik
35
FOKUS INTERVENSI
 Gangguan Perfusi Jaringan b.d Interupsi aliran darah : ggn oklusif,
hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral, ( Doenges. 2000: 293 ).
intervensi :
- tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keqadaan/ [enyebab
khusus selama koma, penuaan perfusi serebral peningkatan TIK.
- Pantau/ cetak status neurologis.
- pantau TTV, elevasi pupil, catat perubahan dalam penglihatan letakan
kepala dengan posisi anatomis.
- pertahankan keadaan alih baring, agar terjadinya mengejan saat defekasi
dan pernafasan yang memaksa.
- kaji brigoditas mukal, kedutan, kegelisahan yang meningkat peka
rangsang dan serangan kejang.

36
 Kerusakan mobilitas fisik b.d keterlibatan Neuromuskuler: kelemahan,
parestesia, flaksid/ paralisis hipotonik (awal), paralisis spastis, ( Susan
Martin. 1998: 91 ).
intervensi :
- kaji kemampuan fungsional dan beratnya kelainan ,pertahankan
kesejajaran tubuh.
- ballikan dan ubah posisi setiap 2 jam.
- tinggikan ekstremitas yang sakit dengan bantal.
- gunakan kain penarik bila ada indikasi, bila pasien berbaring miring beri
ganjal dengan bantal.
- lakukan latihan rentang gerak aktif/ pasif untuk semua ekstremitas setiap
2-4 jam.
- bantu dan berikan dorongan pasien untuk melakukan latihan.
- pengaturan kuadrisep dan gluteal setiap 4 jam.
- iintruksikan pasien untuk menggunakan ekstremitas yang baik untuk
menopang bagian yang lemah.

37
 Kerusakan komunikasi Verbal b.d kerusakan sirkulasi
serebral, kerusakan neuromuskular, kehilangan tonus/
kontrol otot fasial/ oral, kelemahan/ kelelahan umum,
( Doenges. 200: 298 ).
intervensi :
- kaji tingkat/ tipe derajat disfungsi, mintalah pasien untuk
mengikuti perintah sederhana ( membuka mata, tunjuk
kepintu, tunjukan objek dll ).
- mintalah pasien untuk menulis namadan kalimat pendek,
berikan metode komunikasi alternatif.
- bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan
cepat.

38
 Defisit perawatan diri b.d kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan dan
ketahanan, kehilangan kontrol/ koordinasi otot,
( Tucker. 1998: 198 ).
intervensi :
- kaji derajat kemampuan dalam melakukan
aktivitas perawatan diri ( mandi, makan, toileting ).
- lakukan perawatan kulit tiap 5 jam, berikan
higiene fiik total sesuai dengan indikasi ( sisir
rambut, jaga kebersihan kuku, oral higiene dll ).
- kAji dan pantau stattus nutrisi, pastikan eliminasi
yang teratur.
39
 Resti cidera b.d defisit lapang pandang motorik/ persepsi, (
Carpenito. 1999: 240 ).
intervensi :
- lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan
spt: orientasikan klien pd lingk. Sekitar.
- lakukan tindakan yang berkenanan dengan penggunaan
alat bantu untuk mengurangi resiko ( kaji terhadap
ketepatan penggunaan alat ).
- ajarkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan
keamanan rumah ( pasang pegangan tangan dikamar
mandi ).

40

Anda mungkin juga menyukai