Anda di halaman 1dari 6

Materi Edukasi Kesehatan : Cara Mencegah Komplikasi DM Saat Pandemi

Narasumber : dr. Anggraini Tiara Septiana G

CARA MENCEGAH KOMPLIKASI DM SAAT PANDEMI

Kondisi pandemi COVID-19 dengan New normal ini mengharuskan kita untuk menjaga
kesehatan diri sendiri agar tidak mudah terserang penyakit ini, tidak terkecuali bagi penderita Diabetes
Mellitus (DM).
DM atau kerap disebut dengan penyakit kencing manis (gula) adalah suatu penyakit metabolic
yang ditandai dengan gula dalam darah meningkat. Penyakit ini biasa biasa ditandai dengan keluhan
sering haus (polidipsi), sering lapar (poliphagi), sering kecing (poliuria) dan berat badan yang cepat
menurun.
Komplikasi penderita DM dibagi menjadi komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler serta
gangguan sistem saraf (neuropati). Komplikasi makrovaskuler umumnya mengenai organ jantung
(koroner), otak (stroke) dan pembuluh darah; komplikasi mikrovaskuler mengenai ginjal (gagal ginjal)
dan mata (retinopati); sedangkan gangguan sistem saraf (neuropati) ditandai dengan kebas-kebas,
kesemutan, dan kulit kering.
DM juga merupakan salah satu penyakit imunokompromise, yaitu suatu penyakit yang memiliki
kemampuan sistem imun yang rendah sehingga mudah terkena infeksi dan memperburuk reaksi
inflamasi (peradangan). Selain DM, yang termasuk penyakit compromise adalah penyakit TBC, Gagal
ginjal, HIV dan lain sebagainya. Pada saat pandemi COVID-19 ini banyak penderita DM yang
mederita penyakit COVID-19, seperti yang dilaporkan  data dari RS Karyadi Semarang (maret-juli
2020) bahwa hampir setengah pasien pasien COVID-19 disertai dengan komorbid DM, dan bahkan
angka kematian COVID-19  meningkat pada penderita yang disertai dengan DM.
Melihat fenomena ini, maka penting untuk melakukan pencegahan komplikasi penyakit DM,
bukan hanya pencegahan makro dan mikrovaskuler saja, namun juga perlu diperhatikan untuk
pencegahan infeksi pada penderita DM.
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi DM, terutama pada saat
pandemi COVID-19 seperti saat ini antara lain:

1. Konsisten menerapkan 3M
Himbaun ini telah disampaikan oleh Satgas COVID-19, agar masyarakat menerapakan 3M
(memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumuan, serta mencuci tangan) tidak
terkecuali penderita DM. Seperti disebutkan diatas bahwa DM adalah penyakit
imunokompromise, sehingga apabila terkena atau terular virus dalam jumlah sedikit saja bisa
menimbulkan infeksi terutama infeksi paru. Oleh karena itu untuk penderita DM sebaiknya
mengikuti himbaun Satgas COVID-19 demi kebaikan diri sendiri dan orang lain.

2. Mengatur pola makan (diet)


Prinsip pengaturan pola makan penderita DM bukan pengurangan makanan, namun makanan
harus seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu.
Menderita DM bukan berarti puasa terhadap karbohidrat, namun mengatur asupan karbohidrat
sesuai kebutuhan, yaitu 45-46% dari total kalori. Karbohidrat yang disarankan adalah yang
mengandung serat tinggi seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum. Protein dan lemak
juga dibutuhkan untuk penderita DM (masing-masing 20-25% dari total kalori) karena berfungsi
untuk mempercepat penyembuhan, seperti ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, susu rendah lemah, tahu dan tempe.

3. Mengontrol kadar gula darah


Dengan melakukan pengecekan kadar gula darah menggunakan alat cek gula darah harian,
penderita DM dapat memonitor pengaruh dari makanan dan olah raga yang lakukannya.
Sehingga jika gula darah naik atau tinggi bisa dikontrol dengan menaikan atau mengurangi diet
dan olahraganya

4. Olahraga teratur
Olah raga merupakan salah satu pilar pengelolaan DM. Olah raga yang disarankan adalah olah
raga yang dilakukan secara teratur 3-5 hari seminggu selama 30-45 menit dengan jenis olah
raga yang bersifat aerobik, seperti jogging, bersepeda, dan berenang. Pada masa pandemi
seperti ini, saat melakukan olah raga juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan
(menerapkan 3M). Dengan melakukan olah raga badan menjadi sehat, berat badan turun, gula
terkontrol, kolesterol turun, dan tekanan darah pun stabil.

5. Mengurangi berat badan


Bagi yang mempunyai berat badan berlebih (obesitas) penurunan 0.5-1 kg/minggu atau
penurunan 5-7% berat badan dalam 6 bulan itu sudah bagus. Penurunan berat badan harus
dilakukan secara pelan-pelan tapi pasti, yaitu dengan melakukan olah raga secara teratur dan
diet seimbang.

6. Mengurangi Stress
Saat pandemi seperti ini semua sektor mengalami kemunduruan. Hal ini dapat mempengaruhi
kesehatan fisik dan psikis kita. Bagi penderita DM, stress dapat menyebabkan peningkatan
katekolamin dan glucagon yang memicu kadar gula darah tinggi. Teknik mengurangi stress
dapat dilakukan seperti dengan relaksasi meditasi, latihan pasrah diri (LPD), serta ibadah.

7. Menjaga kelembapan kulit


Menjaga kelembapan kulit ini penting bagi anda penderita DM, terutama yang mengalami kulit
kering. Hal ini dilakukan agar kulit tidak mudah terkelupas hingga menimbulkan luka dan
infeksi. Menjaga kelembapan bisa dilakukan dengan cara pemberian lotion, minyak zaitun,
maupun produk pelembab kulit lainnya.
8. Berdoa dan bersedekah
“Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah, bentengilah harta kalian
dengan zakat dan siapkanlah doa untuk menghadapi musibah”. Hal tersebut merupakan pesan
Rasullah untuk menghadapi berbagai kondisi agar Allah memudahkan urusanya bagi kita.
NOTULEN EDUKASI KESEHATAN

Materi : Cara Mencegah Komplikasi DM Saat Pandemi


Hari/ Tanggal : Jum’at, 18 Maret 2022
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Simpang Periuk
Narasumber : dr. Anggraini Tiara Septiana G

1. Penyampaian materi tentang Cara Mencegah Komplikasi DM Saat Pandemi


2. Diskusi
3. Tanya Jawab
a. Ibu Koraeni : Jenis makanan yang seperti apa bagi penderita DM yang dapat
meningkatkan imunitas tubuh?
b. Tanggapan : Sejumlah makanan penambah imun untuk penderita diabetes, supaya
tetap fit di tengah masa pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut:
1. Buah Jeruk
Vitamin C dikenal dengan khasiatnya untuk meningkatkan produksi sel
darah putih, dan sel darah putih dibutuhkan untuk melawan infeksi.
Buah-buahan seperti jeruk bali, jeruk, lemon, dan jeruk nipis merupakan
sumber vitamin C yang baik.
2. Makanan Fermentasi
Banyak makanan fermentasi, seperti yogurt, kimchi, dan tempe, yang
mengandung bakteri baik yang aktif. Bakteri-bakteri ini bisa membantu
melindungi tubuh dari infeksi. Bahkan bakteri baik mendukung 75% dari
sistem imun tubuh kita. Oleh sebab itu, makanan fermentasi termasuk
makanan penambah imun untuk penderita diabetes.
3. Kacang-kacangan dan Biji-bijian
Vitamin E merupakan nutrisi lain yang penting untuk mendukung sistem
imun. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang almond, kacang
merah, dan lainnya, merupakan sumber vitamin E yang juga
mengandung lemak sehat, sehingga baik untuk gula darah.
4. Sup Ayam
Ayam tinggi kandungan vitamin B6, yang penting dalam memproduksi
antibodi dan reaksi kimia lain di dalam tubuh yang meningkatkan
respon imun. Pastikan penderita diabetes menggunakan kaldu ayam
buatan sendiri saat membuat sup ayam. Kaldu buatan sendiri yang
terbuat dari rebusan tulang ayam mengandung nutrisi yang dapat
meningkatkan kesehatan usus dan sistem imun.
5. Teh
Selain enak diminum saat sedang sakit tenggorokan, teh hangat juga
mengandung banyak nutrisi yang bisa meningkatkan sistem imun. Baik
teh hitam, teh hijau, ataupun jenis teh lainnya, semuanya mengandung
flavonoid, yaitu antioksidan kuat yang bisa melawan radikal bebas di
dalam tubuh. Teh jahe juga pilihan yang baik karena jahe dapat
menurunkan inflamasi dan kadar gula darah. 
6. Bawang Putih dan Bawang Bombay
Bawang putih dan bawang bombay gak cuma baik untuk menambah
cita rasa makanan, tapi juga kaya antioksidan yang bisa melawan virus
dan bakteri. Selain itu, bawang putih dan bawang bombay juga
mengandung senyawa yang mendukung sistem detoksifikasi tubuh
secara alami. Jadi, bawang putih dan bawang bombay sangat baik
dijadikan pilihan makanan penambah imun untuk penderita diabetes.
Pak Ipanturi : Jenis Olahraga apa yang baik bagi penderita Diabetes Mellitus?
Tanggapan : Jenis olahraga untuk penderita diabetes yang mudah dilakukan dalam
rutinitas harian, seperti berikut:
1. Jalan cepat
Jalan cepat bisa dilakukan oleh semua orang. Olahraga ini merupakan
bentuk latihan aerobik yang berguna meningkatkan denyut jantung
sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Olahraga ini merupakan
salah satu aktivitas yang paling tepat karena penderita diabetes bisa
mengatur intensitasnya sesuai dengan kemampuan fisik dan kondisi
kesehatannya.
2. Senam diabetes
Senam memfokuskan penyesuaian gerakan fisik dengan irama yang
diperdengarkan. Olahraga jenis ini sangat baik untuk orang diabetes.
Senam diabetes dapat membantu melancarkan sirkulasi darah pada
diabetesi. Sirkulasi darah yang lancar dapat meningkatkan metabolisme
di dalam tubuh sehingga membantu penyerapan insulin. Gerakan
senam diabetes tidak berbeda dengan senam kebanyakan. Setiap
gerakannya bertujuan untuk meregangkan, sekaligus merilekskan otot
dan sendi.
3. Yoga
Yoga menggabungkan gerakan tubuh yang membangun kelenturan,
kekuatan, dan keseimbangan. Bentuk latihan fisik dalam yoga
membantu diabetesi mengurangi stres, memperbaiki fungsi saraf,
melawan resistensi insulin, dan menjaga kadar gula darah. Hal ini
karena yoga adalah salah satu olahraga untuk diabetes yang dapat
meningkatkan massa otot dan membantu mengelola stres. Kelebihan
lainnya, diabetesi bisa melakukan latihan yoga sesering mungkin
sesuai dengan kondisi kesehatannya.
4. Bersepeda
Bersepeda merupakan bentuk latihan aerobik yang menguatkan
jantung dan meningkatkan fungsi paru-paru. Selain itu, olahraga ini juga
meningkatkan aliran darah ke kaki dan membakar kalori untuk menjaga
berat badan penderita diabetes. Untuk menghindari terjatuh dan cedera
atau cuaca yang tidak mendukung, sebaiknya olahraga bersepeda
dilakukan menggunakan sepeda statis.
5. Berenang
Olahraga ini sangat ideal untuk penderita diabetes karena tidak
memberikan tekanan pada sendi. Berenang lebih mudah dilakukan
dibanding olahraga lari karena dapat mengurangi aliran darah ke
pembuluh darah kecil secara berlebihan. Sebaliknya, berenang justru
melatih kedua otot tubuh bagian atas dan bawah pada saat yang
bersamaan. Hal ini sangat bermanfaat bagi diabetesi yang mengalami
gejala diabetes seperti kesemutan atau mati rasa pada bagian kaki.
Begitu pun dengan yang mengalami komplikasi gangguan saraf
neuropati diabetik.

Notulen

Dina Febriani MD, SST


NIP. 19920210201503 2 002

Anda mungkin juga menyukai