Secara umum Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di
bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa
awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
berusia 2 tahun.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk,
terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Obesitas
Secara umum Obesitas adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan
lemak akibat kadar kolesterol tinggi. Penyebab obesitas disebabkan oleh faktor
gaya hidup tidak sehat misalnya kebiasaan makan makanan tinggi gula
dan lemak, dan jarang berolahraga fisik.
Obesitas adalah suatu kondisi saat lemak menumpuk di dalam tubuh yang banyak
akibat kalori yang masuk lebih banyak dibanding yang dibakar.
Menurut WHO tahun 2000, obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan
akibat asupan energi yang tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan dalam
waktu yang lama. Artinya, jumlah energi yang masuk ke tubuh kita melalui makanan
yang kita konsumsi tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang kita keluarkan
untuk melakukan kegiatan. Perilaku sedentari yang banyak dilakukan orang pada
akhirnya memperburuk kondisi ini dengan meningkatnya jumlah penderita obesitas.
Pencegahan
Pencegahan dari
kekurangan vitamin
A. Memperbaiki pola makan masyarakat melalui penyuluhan - penyuluhan sehingga
masyarakat kita semakin gemar megkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
B. Melakukan fortifikasi vitamin terhadap beberapa bahan makanan yang banyak
dikonsumsi masyarakat dengan memperhatikan syarat-syarat fortifikasimisal tidak
menyebabkan kenaikan harga yang terlalu tinggi.
C. Meningkatkan program pemberian suplemen vitamin yang sudah berjalan, kelompok
sasaran yaitu:
Bayi umur 6-12 bulan.
Anak umur 1-5 tahun.
Ibu nifas.
D. Anak yang terserang campak
Pemberian imunisasi pada anak harus terus dipantau supaya terhindar penyakit
kekurangan vitamin.
E. Mengkonsumsi makanan yang seimbang agar vitamin dalam tubuh dapat berjalan
secara normal.
Pencegahan anemia
defisiensi besi
A. Meperbanyak makanan yang mengandung zat besi.
Misalnya: hati sapi, daging sapi, daging kambing, bayam,
jeroan, dan kerang. Jumlah zat besi yang
direkomendasikanuntuk dikonsumsi sehari adalah sekitar
18 mg. Jika asupan zat besi kurang, maka jumlahnya juga
akan kurang di dalam tubuh.
B. Memperbanyak asupan yang dapat membanan zat
besi dalam darah. Misalnya: vitamin C (bayam, jeruk,
lemon, nanas, sirsak, pepaya), vitamin A (wortel, bayam,
jeruk), ayam, ikan, dan daging merah (daging kambing,
daging sapi).
Pencegahan dari
kekurangan kalori
Malnutrisi energi protein dapat dicegah dengan menerapkan pola
makan sehat bergizi seimbang yang mencakup:
1. Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang
Sumber protein dan lemak, seperti daging merah, ikan, telur, atau
daging unggas
2 .Sumber mineral dan vitamin, seperti buah, sayuran, serta susu
dan produk olahannya, misalnya keju atau yoghurt
3. Selain mengonsumsi makanan sehat, jangan lupa untuk minum
air putih sesuai kebutuhan.
Anda juga dianjurkan untuk menjalani pengobatan hingga tuntas
jika menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
malnutrisi energi protein.
Pencegahan Stunting
Tindakan pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan sesudah masa kehamilan.
Pemeriksaan Rutin
Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan
usia kehamilan.
Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat
membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting.
Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas
tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi.
Faktor Sanitasi
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting pada anak. Menjaga
kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh dan si kecil. Selalu
memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan.
Pencegahan Dari Obesitas
Aneka Ragam pangan, cukup sayuran hijau dan buah berwarna
Tingkatkan konsumsi karbohidrat kompleks dan batasi konsumsi karbohidrat sederhana (gula)
Jadwal makan teratur, porsi sedikit tapi lebih sering dengan pola makan pagi, selingan, makan siang,
selingan dan makan malam
Biasakan makan dengan model piring makan T yaitu setengah piring makan berisi sayuran, setengah piring
makan berisi sayuran, setengah piring nasi dibagi lagi menjadi dua bagian, seperempat bagian berisi nasi dan
seperempat bagian berisi lauk.
Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara baik, benar, teratur, terukur (BBTT)
Aktif bergabung dengan komunitas peduli obesitas dan saling menguatkan satu dengan yang lain
b. Tingkat posyandu
- Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu
- Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-ASI)
- Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah (PMT) contoh : KMS
- Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti TBC, polio dan ada pula
beberapa imunisasi dasar, antara lain :
BCG
DPT
Polio
Hepatitis B3
Campak
Penanganan kekurangan
stunting
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk pengobatan stunting
jika seorang anak sudah didiagnosa menderita stunting adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan terapi awal seperti memberikan asupan makanan
yang bernutrisi dan bergizi;
2 .Memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, Zinc, zat
besi, kalsium dan yodium;
3 .Memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk
menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga sanitasi dan
kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Penanganan kekurangan
obesitas
Terapi Nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
1 .Jenis Terapi
Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi melalui mulut. Pasien perlu
didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal, namun
pasien juga mendapatkan manfaat kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan
dengan makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan mulutnya
setelah setiap sendokan, berusaha menyelraskan kecepatan pemberian makan dengan
kesiapan mereka dan sering kali menanyakan apakah terlalu cepat atau lambat.
Perawat juga harus memperbolehkan klien untuk menunjukkan perintah tentang
makanan pilihan klien yang ingin dimakan, dan percakapan dengan topic selain makanan
harus menjadi bagian integral dalam proses.
2 .Enteral nutrition (EN)
Enteral nutrition (EN) adalah pada nutrien yang diberikan melalui saluran
gastrointestinal. Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran semua makanan,
suplemen oral, dan formula selang pemberian makanan. Nutrisi entral adalah metode
yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal klien
berfungsi dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang
ekonomis. Pada klien yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi
enteral dengan selang nasogastrik, jejunum. atau lambung. Nutrisi enteral dan infus
dengan mudah diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat atau
keluarga.
B. Jenis makanan Nutrisi Enteral
Makanan/ Nutrisi Enteral formula rumah sakit (blenderized) makanan ini dibuat
dari beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan
blender. Konsistensi larutan kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah
pada setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan
melalui pipa sonde yang agak besar, harganya relative murah.
Contoh:
Makanan cair tinggi energy an tinggi protein (susu full cream,susu rendah
laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah)
Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
B .Makanan atau Nutrisi Enteral formula komersial
Formula komersial ini berupa bubuk yang siap dicairkan atau berpa cairan yang dapat
segera diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan osmolaritasnya
tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.
Contoh:
1. Polimerik: mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hamper normal (parenteral, fresubin)
2. Pradigesti: diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar
yang mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien
dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
3 .Diet Enteral Khusus untuk sirosis (aminolebane EN. falkamin ), diabetes (diebetasol),
gagal ginjal (Nefrisol), tinggi protein (peptisol)
4 .Diet Enteral Tinggi Serat (indovita) Sistem Pemberian Nutrisi Enteral Dan Alatnya
Nutrisi Enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang
makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral.
Nutrisi enteral pada beberapa penyakit.
a. Nutrisi enteral pada penyakit saluran cerna Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral
dibandingkan parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila makanan masih dapat melalui mulut dan esophagus.
Nutrisi enteral perselang makanan diberikan bila makanan tak dapat diberikan melalui mulut dan esophagus atau
b. melalui gastrostomi esophagus atau melalui jejunostomi.
Nutrisi enteral pada pasien kanker Penggunaan saluran gastrointestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi merupakan
pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker. Pasien kanker yang akan mendapat suplementasi enteral dapat
diberikan melalui salah satu dari 3 jalur pemberian yang umum, yaitu oral nasoenterik atau enteric.
C. Nutrisi enteral pada pasien geriatric. Pasien geriatric (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering mengalami
malnutrisi, karena itu nutrisi merupakan hal yang penting diperhatikan dalam pengobatan pasien tersebut. Kebutuhan
kalori energy disesuaikan dengan berat badan ideal dengan rumus yang ada.
D. Nutrisi enteral pada penyakit ginjal Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein atau renda
protein, mengandung energy kalori atau gula. Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk mencegah
uremia, protein yang berikan dalam bentuk protein nilai biologi tinggi ( asam amino esensial) 20 g per hari.
3 .Parenteral nutrition (PN)
PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian nutrisi melalui rute
intavena. Walaupun PN dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang tidak dapat
diberikan makanan melalui rute enteral, PN dapat menyebabkan komplikasi dan membutuhkan
kemampuan manajemen keperawatan yang terampil Pemberian pengobatan yang aman dari
bentuk nutrisi ini bergantung pada pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat.
04 05 06
Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed
do eiusmod tempor incididunt ut do eiusmod tempor incididunt ut do eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua. labore et dolore magna aliqua. labore et dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam. Ut enim ad minim veniam. Ut enim ad minim veniam.
Communication
Strategy
Tools and Channels
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco
laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Creative
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed Lorem ipsum dolor sit amet,
do eiusmod tempor incididunt ut consectetur adipiscing elit, sed
brainstorming
labore et dolore magna aliqua. do eiusmod tempor incididunt ut
Ut enim ad minim veniam labore et dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam
Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed
do eiusmod tempor incididunt ut do eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua. labore et dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam Ut enim ad minim veniam
Expected Outcomes:
Benefits and Scope
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut
enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris
nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation
ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation
ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.
Pengertian
dan penyakit
cacingan
Pengertian dari penyakit cacingan
Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus,
(cacing tambang).
Definisi infeksi kecacingan menurut WHO (2011) adalah sebagai infestasi satu atau lebih
cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Diantara nematoda usus
ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing
jenis STH yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichiura dan
Ancylostoma duodenale (Margono 2006). ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan
subtropis dan beriklim basah dimana hygiene dan sanitasinya buruk. Penyakit ini
merupakan penyakit infeksi paling umum menyerang kelompok masyarakat ekonomi
lemah dan ditemukan pada berbagai golongan usia (WHO 2011).
Pengertian dari penyakit cacingan
Penyakit cacingan adalah penyakit cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau sering
disebut “Soil Transmitted Helminthes” (STH). Infeksi parasit usus ini biasa disebabkan oleh
cacing dan protozoa yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dan
cacing tambang (Kemenkes RI, 2006).
Cacingan adalah segala macam cacing yang ternyata hidup parasit dalam lambung
manusia.Mereka turut hidup parasit di dalam pencernaan manusia (Saydam, 2011).
Diperkirakan lebih dari dua miliyar orang mengalami infeksi di seluruh dunia di antaranya
sekitar 300 juta menderita infeksi helminth yang berat dan sekitar 150.000 kematian terjadi
setiap tahun akibat infeksi STH (Suriptiastuti, 2006).
Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui tanah dan
disebabkan oleh parasit cacing, dengan dampak mengganggu perkembangan fisik,
kecerdasan, mental, prestasi, dan menurunkan ketahanan tubuh (Soedarto, 2009).
Kecacingan merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit dari kelompok
helminth (cacing), membesar dan hidup dalam usus halus manusia, cacing ini terutama
tumbuh dan berkembang pada penduduk di daerah yang beriklim panas dan lembab
dengan sanitasi yang buruk, terutama pada anak-anak. Cacing-cacing tersebut adalah
cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing pita (Rahim Ali, 2006, dalam
www.arali2008.wordpress.com).
Gejala cacingan
Gejala Cacingan
Dinas Kesehatan Provinsi kota Yogyakarta menyebutkan beberapa gejala-gejala cacingan
sebagai berikut :
Perut buncit.
Badan kurus.
Rambut seperti rambut jagung.
Lemas, cepat lelah, pucat, dan mata belekan.
Bahaya cacingan
Bahaya Cacingan
Dan bahaya yang ditimbulkan pada anak yang mengalami cacingan, sebagai berikut :
Kurang gizi (kurus).
Kurang darah (anemia).
Pertumbuhan terganggu, biasanya lebih pendek.
Daya tahan tubuh rendah sehingga sering sakit, lemah dan sering menjadi letih sehingga
menyebabkan malas belajar dan sering absen atau tidak masuk sekolah dan
mengakibatkan nilai pelajaran turun atau rendah.
Penularan
Penularan
Secara umum penularan kecacingan dapat melalui dua cara yaitu(Dinkes Provinsi DIY,
2010) :
Anak buang air besar sembarangan dengantinja yang mengandung telur cacing dapat
mencemari tanah. Telur menempel di tangan atau kuku ketika mereka sedang bermain.
Dan ketika makan atau minum, telur cacing masuk ke dalam mulut dan tertelan,
kemudian orang akan cacingan dan seterusnya terjadilah infestasi cacing.
Anak buang air besar sembarangan dengan tinja yang mengandung telur cacing dapat
mencemari tanah. Lalu dikerumuni lalat, dan lalat tersebut hinggap di makanan atau
minuman. Makanan atau minuman yang mengandung telur cacing masuk melalui mulut
lalu tertelan dan selanjutnya orang tersebut akan cacingan dan seterusnya terjadilah
infestasi cacing.
Siklus penyakit kecacingan
Siklus masuknya penyakit kecacingan ke dalam tubuh manusia melalui (Dinkes Provinsi
DIY, 2010) :
1. Teluur yang infektif masuk melalui mulut, tertelan kemudian masuk usus besar ,
beberapa lama hari kemudian menetas jadi larva lalu menjadi dewasa dan
berkembang biak.
2. Telur menetas ditanah lalu menjadi larva infektif kemudian masuk melalui kulit kaki
atau tangan menerobos masuk ke pembuluh darah terus ke jantung berpindah paru-
paru, lalu terjerat di tenggorakan masuk kerongkongan lalu usus halus kemudian
menjadi dewasa dan berkembang biak.
Pencegahan
dan Penanganan
Penyakit
Cacingan
A. Pencegahan Penyakit Cacingan pada Orang Dewasa
Diperlukan langkah pencegahan cacingan dengan melakukan tiga cara berikut ini:
1. Kebersihan Pribadi dan Lingkungan
Menjaga kebersihan pribadi dilakukan dengan mencuci tangan secara teratur.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air dapat
menghilangkan kuman dan telur cacing yang ada di tangan.
2. Konsumsi Makanan dan Air yang Aman
3. Imunisasi dan Pemberian Obat Cacing secara Berkala
4.Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok bayi,
sebelum memasak, dan sebelum makan.
5. Simpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang.
Cuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi.
6. Berikan obat cacing untuk binatang peliharaan, seperti kucing dan anjing, secara
berkala.
7. Berikan obat cacing untuk anak
8. Hondari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung
tangan.
9. Gunting kuku secara teratur dan hindari menggigit
B. Penanganan Penyakit Cacingan pada Orang Dewasa
Berikut empat langkah yang dilakukan dalam mengobati cacingan pada orang dewasa.
1. Diagnosis Cacingan
Sebelum mengobati cacingan, dilakukan diagnosis terlebih dahulu. Diagnosis cacingan
dimulai dengan pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai kondisi penderita. Selanjutnya, tenaga medis menemukan sampel cacing di
tubuh untuk memperkua hasil diagnosis
2.Jenis-jenis Obat Cacing
Beberapa jenis obat cacing yang diberikan kepada orang dewasa mencakup:
Mebendazole: untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing tambang, dan cacing
cambuk. Walaupun mampu membunuh cacing dewasa, mebendazole tidak efektif
melawan telur cacing. Obat ini memerlukan resep dokter dan penderita harus
Albendazole: untuk mengobati cacingan yang disebabkan oleh cacing pita. Albendazole
bekerja dengan menghambat metabolisme cacing sehingga mengganggu suplai energi
cacing.
Pirantel pamoat: mengatasi infeksi cacing gelang dan
cacing kremi. Obat ini tersedia tanpa resep dokter,
tetapi penderita harus mengikuti petunjuk penggunaan
dan dosis yang tertera pada kemasan.