1. Di era bpjs kita sangat sulit jika pasien febris h+0 ato h+1 untuk pemeriksaan
Ns1, kita hnya bs berpatokan dengam darah rutin dan pemeriksaan rumple
leed, jika didapatkan rumple leed postif dng daerah endemis tetapi darah blm
menunjukkan hemokonsentrasi, apakah pasien perlu rawat inap?
2. Dhf memiliki fase kritis yang dimana demam akan turun, bagaimana cara
penapisan selain dari pemeriksaan darag agar kita langsung aware bahwa itu
sedang fase kritis?
Jawab:
Jawab:
Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia Tenggara, Pasifik barat dan Karibia
dimana Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah
tanah air.
Jawaban 2. Dhf memiliki fase kritis yang dimana demam akan turun, bagaimana
cara penapisan selain dari pemeriksaan darag agar kita langsung aware bahwa itu
sedang fase kritis?
Fase kritis pada demam berdarah adalah hari ke-5 sampai 7 yang sesuai dengan
kriteria WHO (derajat 1,2,3 atau 4). Kita harus melakukan uji diagnostik terhadap
kecurigaan fase kritis demam berdarah tersebut dengan pemeriksaan seromarker
darah NS1 tes ditambah IgM dan IgG dengue. Kenapa demikian ? karena keputusan
klinik fase kritis demam berdarah adalah perawatan di HCU atau ICU bukan di
bangsal biasa rumah sakit atau Puskesmas rawat inap.
Dr. Mudasyir
Kapan indikasi untuk tranfusi trombosit pada pasien DHF dok? Terima kasih
dr.Aditya Hudiansyah
Jawaban
Uji diagnosis adalah predictor (alat untuk menegakkan) diagnosis. Sebagai suatu
hasil, permulaan evaluasinya tidak dapat membedakan antara akurat diagnosis yang
tepat untuk suatu kelainan target dengan hal-hal yang menyimpang pada awal
peneerapan diagnosis pada pasien. Indikator yang terbaik untuk akurasi tes
diagnosis pada keadaan ini adalah hasil akurasi yang serupa bila alat uji diagnostik
dilakukan evaluasi untuk kedua kalinya.
Bukti yang valid menunjukkan kemampuan dari suatu alat uji diagnostik dapat
membedakan pasien yang mempunyai kelainan spesifik secara akurat terhadap
pasien yang tidak mempunyai kelainan. Suatu alat untuk uji diagnostik harus
mempunyai informasi nilai sensitivitas, spesifisitas, prediksi positif, prediksi negative
dan rasio likelihood. Untuk kebutuhan skrining penyakit dalam kesehatan
masyarakat, penilaian sensitivitas alat uji diagnostik sudah cukup terpenuhi. Artinya
makin tinggi nilai sensitivitas suatu alat uji diagnostik makin baik untuk menyaring
ada atau tidak penyakit yang muncul di komunitas. Sedangkan untuk memenuhi
kebutuhan dokter di rumah sakit terhadap kepastian diagnosa suatu penyakit,
penilaian spesifisitas suatu alat uji diagnostik lah yang menjadi dasar pertimbangan
pemilihan. Makin tinggi nilai spesifisitas suatu alat uji diagnostik makin baik dalam
penentuan kepastian diagnosa suatu penyakit.
Tidak berlebihan bila seorang dokter menolak suatu diagnosa pasti yang
hanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja tanpa ada
pemeriksaan penunjang. Diagnosa yang pasti ditegakkan hanya dari alat uji
diagnostik yang mempunyai analisis sensitifitas. Suatu alat uji diagnostik yang tidak
ada analisis sensitifitas nya hanya menghasilkan diagnosa sementara yang harus
dibuktikan lagi sebelum melahirkan keputusan klinik yang final.
Kenapa pada kasus dhf terutama anak2 teombosit cepat sekali turun dan
cepat sekali ke DSS?
1. Kriteria dbd yang terakhir 2011 ya dok? Setau saya 2009, yg dengan Warning
sign dan tanpa warning sign. Kalau boleh, bisa tolong share konsensus dbd
yang 2011 dok
Jawaban ada di gambar 2 diatas
2. Seberapa penting kita menggunakan hitung-hitungan yang telah dijelaskan di
ebook dbd itu dok? Karna untuk penanganan di igd rasanya sangat menyita
waktu untuk melakukan perhitungan tersebut
Jawaban
Hitungan itu hanya untuk membuktikan pentingnya evaluasi kriteria WHO
dengan tambahan pemeriksaan seromarker dengue (NS1, IgM dan IgG)
Berdasarkan nilai EBM secara kuantitatif
Hitungan kuantitas EBM telah membuktikan bahwa kriteria WHO tidak bisa
menegakkan diagnosa pasti demam berdarah.
Hitungan kuantitas EBM telah memberikan seberapa besar peluang kepastian
demam berdarah dibandingkan peluang diagnosa demam berdarah
Berdasarkan kriteria WHO
3. Apakah pasien dengan rumpeled (+) bisa langsung jadi indikasi rawat dok?
Mengingat jika harus menunggu hasil lab trombosit darah harus menunggu
sekitar 2 jam
Tidak bisa. Peluang kejadian demam berdarah amat sangat kecil hanya
Berdasarkan proporsi tes rumpeled. Proporsi kejadian demam berdarah
Berdasarkan kriteria WHO harus diuji lagi dengan pemeriksaan seromarker
dengue. Karena kelemahan kriteria WHO tidak ada informasi nilai sensitifitas
dan spesifisitasnya sehingga tidak bisa kita hitung seberapa besar nilai
akurasi dari kriteria WHO tersebut dalam menegakkan diagnosa demam
berdarah
Dr.Tien Muliawati Abadi
Jawab
Untuk menentukan keputusan klinis apakah pasien kriteria DHF menurut WHO
dirawat inap atau dipulangkan tidak bisa tidak cukup hanya dengan pemeriksaan
darah lengkap saja, harus dibuktikan lagi apakah sudah betul kasusnya itu demam
berdarah dengue dengan uji diagnostik yang mempunyai akurasi dengan melihat
informasi nilai sensitifitas dan spesifisitas alat diagnostik tersebut.
Jawab:
Bila NS1 hasilnya negatif, maka kita pilih LR (-) nya 0,3, maka pretest odds nya =
p/(1-p)= 0,5/(1-0,5) = 1/1. Posttest odds = pretest odds x LR = 1/1 x 0,3 = 0,3/1.
Ini artinya odds in favor 0,3, sedangkan odds against nya adalah 1. Setelah kita
hitung nilai posttest probablitynya, didapat : 0,3/ (0,3+1) = 0,3/1,3=0,23= 23%.
Dengan demikian, nilai 23% itu, kemungkinan diagnosa demam berdarah kecil, Jadi
pasien tersebut tidak perlu dirawat inapkan.
Bila NS1 hasilnya positif, maka kita pilih LR (+) nya 9,2 maka pretest odds nya =
p/(1-p)= 0,5/(1-0,5) = 1/1. Posttest odds = pretest odds x LR = 1/1 x 9,2 = 9,2/1.
Ini artinya odds in favor 9,2 sedangkan odds against nya adalah 1. Setelah kita
hitung nilai posttest probablitynya, didapat : 9,2/ (9,2+1) = 9,2/10,2= 0,9 = 90 %.
Dengan demikian, nilai 90% itu, besar kemungkinan diagnosanya adalah demam
berdarah, sehingga pasien tersebut sangat memerlukan perawatan di bangsal.
Sumber
Kriteria WHO 2011
1. WHO (2011). Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue
and Dengue Haemorrhagic Fever. P.26
Apa guideline terkini yang digunakan? Pada guideline WHO 2012 istilah DHF tak lagi
digunakan, yang digunakan Dengue.
Kriteria WHO tentang demam berdarah dengue hanya sebatas skrinning public
health di PUSKESMAS atau Faskes atau bahkan private doctor.
1. Pada faskes 1 yang tidak memiliki pemeriksaan NS1, apa yang mesti kami
lakukan, apakah dengan hanya dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
serial darah bisa ditegakkan DBD?
Jawab
Pemilihan kriteria WHO untuk skrinning penyakit demam berdarah di
komunitas seperti PUSKESMAS bisa dilakukan dalam menentukan diagnosa
sementara demam berdarah. Sehingga dapat dilakukan tindakan pertolongan
pertama untuk mengurangi keparahan penyakit demam berdarahnya. Artinya
yang bisa diberikan tindakan medis untuk diagnosa sementara demam
berdarah pada pelayanan dasar hanya derajat pertama saja. Sedangkan kalau
dicurigai demam berdarah derajat kedua berdasarkan kriteria WHO harus
dievaluasi lagi dengan memilih alat uji diagnostik seromarker agar tidak salah
intervensi dalam memilih tindakan medis yang diputuskan
2. Dengan pemeriksaan serial darah, yang paling penting untuk dketahui apakah
hanya trombositopenianya? atau dengan HT-nya?
Jawab
Jika tidak dibuktikan dengan pemeriksaan seromarker sama saja dianggap
hasil NS1 nya negatif, sehingga peluang kemungkinan kasusnya demam
berdarah dengue 23% hanya berdasarkan trombositopenia saja
3. Penegakan diagnosa paling akurat untuk DBD dengan NS1 atau serial darah
rutin?
Yang punya nilai akurat adalah NS1 (merk platelia) sebesar 77%
1. Apa kriteria rawat inap pasien infeksi virus dengue dan kriteria
pemulangannya ("sudah sembuh") dok?
Jawab
Jika sudah ditegakkan diagnose pastinya dengan seromarker positif dengue
maka penurunan trombosit disertai dengan klinis demam dan perdarahan
massif adalah kriteria seleksi rawat inap. Demikian sebaliknya, jika hari ke 5-7
hasil seromarker NS1 negatif, IgM positif dengan klinis membaik sudah tidak
demam dan trombosit naik 3x, pasien sudah bisa pulang
2. Apakah ada data EBMnya dok pasien pasca infeksi dengeu ("sudah sembuh")
beresiko tinggi mengalami perdarahan spontan (mis, perdarahan otak,
saluran cerna dll) dikemudian hari dok, jika ad tindakan preventif ap yg bsa
dilakukan dok?
Jawab
Bila pasien demam berdarah dengue yang positif seromarkernya, mengalami
infeksi sekunder thd varian lainnya (misal infeksi primernya akibat virus
dengue tipe DEN1 lalu infeksi sekundernya virus dengue tipe DEN2) punya
resiko mengalami pendarahan massif
dr Miserichia
Kalo buat pasien-pasien dengan CHF atau CKD, terus kena DHF gimana terapinya
dok?
Di ruangan ICCU
dr Benny
1. Bagaimana terapi cairan pada kondisi comorbid cth dhf+dm atau chf
2. Bagaimana dengan terapi tmbhn pemberiaan ekstrak jambu merah cth psidii?
dr. Mohammad badrus sholeh
Saya praktek di klinik rawat inap mohon saran utk penegakan diagnosisnya?
(posisi klinik yg lumayan jauh dr RS dok 1-2 jam jika rujuk RS kadang masyarakat
lbh memilih dklinik drpd drujuk dan utk pemeriksaan dklinik hanya DL Utk Mlihat
trombosit tanpa ad pemeriksaan serologi)
Ruang rawat biasa hanya dapat memberikan pertolongan pertama saja terhadap
pasien yang diduga mengalami demam berdarah dengue berdasarkan kriteria WHO,
selanjutnya pertolongan kedua dirujuk saja.
Saya pernah dapat pasien waktu koas dengan riwayat demam tidak jelas datang
sudah dengan penurunan kesadaran dan ketika di cek trombosit turun. Nah
bagaimana bila terjadi kasus dengan penurunan kesadaran, hasil lab penurunan
trombosit tapi riwayat demam ataupun klinis DHF tidak jelas?
Jawab
Segera konfirmasi dengan pemeriksaan seromarker dengue (NS1, IgM dan IgG
dengue) mengingat ada riwayat demam, penurunan kesadaran dan trombositopenia
Jawab
Jika sudah ditegakkan diagnose pastinya dengan seromarker positif dengue
maka penurunan trombosit disertai dengan klinis demam dan perdarahan
massif adalah kriteria seleksi rawat inap. Demikian sebaliknya, jika hari ke 5-7
hasil seromarker NS1 negatif, IgM positif dengan klinis membaik sudah tidak
demam dan trombosit naik 3x, pasien sudah bisa pulang
Sebagai dokter bangsal, misalnya pasien dhf grade 2 dengan warning signs, kriteria
pulang pasiennya apa saja ya dok?
Konfirmasi dulu apakah betul DHF grade 2 dengan warning signs itu adalah demam
berdarah dengue ? Jika sudah ditegakkan diagnose pastinya dengan seromarker
positif dengue maka penurunan trombosit disertai dengan klinis demam dan
perdarahan massif adalah kriteria seleksi rawat inap. Demikian sebaliknya, jika hari
ke 5-7 hasil seromarker NS1 negatif, IgM positif dengan klinis membaik sudah tidak
demam dan trombosit naik 3x, pasien sudah bisa pulang
Pada kasus dhf dimana hemokonsentrasi sudah teratasi tetapi pasien tetap memiliki
angka trombosit yang rendah apakah bisa kita berikan steroid injeksi untuk
meningkatkan trombositnya? Jika bisa berapa dosisnya?
Jika sudah pasti diagnosanya demam berdarah dengue dengan uji diagnostic
seromarker, maka indikasi pemberian steroid bukan untuk meningkatkan
trombositnya melainkan mengurangi reaksi inflamasi yang hebat seperti suhu tubuh
yang tinggi dengan injeksi dexametason 2 x 1 ampul cukup satu hari untuk
memutuskan proses badai sitokin nya.
1. Sy prnh mdptkn kasus rjukan saat koas dri sejawat diPKM.. Pasien anak sktr umur
5th, dtg sdh dg klinis DSS.. stlh diusut, sblmny diPKM dperiksakn NS1 olh sjwt,tyta
hasilnya (-), dan krna keluhannya hya demam n KUny bagus,pasien dipulgkn dg
edukasi..(sy lupa detailny saat pmeriksaan NS1,hri demam kbrpa).
Dokter Sp.A sy prnh myampaikan, bahwa jgn trllu brpatokan dg pmeriksaan NS1 atw
lab yg lain krna bs saja tjdi "ksalahan"..yg mesti kita obati n phatikan sbgai seorg
dokter adl klinis dri pasien.. dbbrpa kasus..srg kami temui,dmna labny tdk mnunjukn
kearh dhf..tp klinis mgarh ksna..n stlh diobservasi..tyta benerr mgrh ke DHF..n tjdi
kbocorn plasma..
2. Pd bayi umur 4bln..demam hari ke-4, petekie (+), pmeriksaan NS1 n lab tdk dpt
dlakukan. apkh bs kita DD dg DHF? apkh perlu drjuk utk dlkukn pmeriksan lab?
(note.pkm perbatasan,dmna utk smpe keRS tipe C perlj wktu tempuh 3-4jam)
Jika hasil lab ditemukan juga seromarker demam thypoid seperti widal maka bisa
saja diberikan antibiotika sesuai klinisnya. Di daerah endemis malaria, ada
tempatnya pemberian antibiotika mengingat peran antimikroba bisa mengurangi
plasmodium (doksisiklin).