Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN KOPLEMENTER

PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

OLEH : KELOMPOK 9
LATAR BELAKANG
 Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel darah merah
atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal, yang akan mengakibatkan
terganggunya distribusi oksigen oleh darah ke seluruh tubuh
 Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan resiko komplikasi persalinan
 Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama
bagi kelompok wanita usia reproduksi WUS
 sekitar 41,8% ibu hamil di dunia mengalami kondisi anemia, dan 60% kasus
anemia pada ibu hamil dikarenakan adanya kekeurangan zat besi
 Anemia pada kehamilan di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 11,67%,
sedangkan prevalensi anemia dalam kehamilan di Kabupaten Malang sebesar
23,37% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2018)
 pada bulan Juni sampai Juli 2022 telah diperoleh data dimana terdapat 20 data
ibu hamil diantaranya 1 kasus anemia ringan dari 6 kehamilan trimester I, 2
kasus anemia ringan dari 4 kehamilan di trimester II, 2 kasus anemia ringan dari
8 kehamilan trimester III
TUJUAN
 Tujuan Umum
Menjadi rujukan bagi bidan, untuk memberikan asuhan kebidanan pada masa
kehamilan dengan anemia menggunakan terapi komplementer.

 Tujuan Khusus
a. Bidan mampu mengidentifikasi tanda dan gejala anemia.
b. idan mampu memahami penyebab aemia pada kehamilan.
c. Bidan mampu memahami terapi komplementer pada ibu hamil dengan
anemia.
d. Bidan mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia menggunakan terapi komplementer.
Anemia Pada Kehamilan

DEFINISI

Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah atau


hemoglobin. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar
hemoglobin ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta
kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.
Tanda dan gejala anemia

• Mudah lelah,

• Letih,

• Lesu,

• Nafas pendek,

• Muka pucat,

• Susah berkosentrasi serta fatique atau rasa lelah yang berlebihan.


Klasifikasi Anemia
Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Klasifikasi anemia menurut kadar haemoglobin pada ibu hamil menurut WHO
1) Hb ≥ 11,0 g/dL : Tidak Anemia
2) Hb 10,0 – 10,9 g/dL : Anemia Ringan
3) Hb 7,0 – 9,9 g/dL : Anemia Sedang
4) Hb < 7,0 g/dL : Anemia Berat

Anemia Megaloblastik
Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik, penyebabnya adalah
karena kekurangan asam folat, namun jenis anemia ini jarang
terjadi.
Klasifikasi Anemia

Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum


tulang dalam membentuk sel-sel darah merah baru.

Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel


darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Upaya pencegahan anemia

 mengatur pola makan


 mengkombinasikan menu makanan
 konsumsi buah mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk,
jambu)
 Konsumsi sayuran mengandung zat besi (seperti bayam).
 Menghindari konsumsi Kopi dan karena menghambat penyerapan
zat besi
Penyebab Anemia

Penyakit infeksi
penyakit infeksi, seperti malaria, infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA) dan cacingan.
Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui
beberapa cara yaitu :
 menghilangkan bahan makanan melalui muntah-muntah dan
diare
 menurunkan nafsu makan akhirnya dapat menurunkan
tingkat konsumsi gizi
 menyebabkan pembentukan hemoglobin (hb) terlalu lambat.
Penyebab Anemia

usia
 Usia kurang dari 20 tahun →→ pada usia ini sering terjadi
kekurangan gizi (usia remaja menginginkan tubuh yang
ideal sehingga mendorong untuk melakukan diet yang ketat
tanpa memperhatikan keseimbangan gizi)
 Usia di atas 35 tahun →→ rentan terhadap penurunan daya
tahan tubuh sehingga mengakibatkan ibu hamil mudah
terkena infeksi dan terserang penyakit
Penyebab Anemia

Status gizi
Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia,
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada
janin akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Penilaian status gizi dilakukan dengan penilaian antropometri


yaitu :
1. Tinggi badan
2. Berat badan
3. Lingkar lengan atas (LILA)
4. Gizi atau nutrisi ibu hamil
Dampak anemia

 Abortus.
 Ketuban pecah dini.
 Perdarahan postpartum.
 Kala I lama.
 Berat badan lahir rendah (BBLR).
Penatalaksanaan
 Terapi secara farmakologi
Pemberian tablet tambah darah setiap hari dan minimal mengonsumsi 90 tablet
selama hamil

 Terapi secara non farmakologi


Terapi diet nutrisi yaitu mengkonsumsi buah segar dan sayuran Contoh dengan
makan buah pisang ambon, buah jambu, jus tomat, jus kacang hijau dan madu,
sayur bayam serta jus buah naga
KESIMPULAN

 Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia didefenisikan bahwa Konsep dasar asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan anemia didefenisikan bahwa Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila
kadar hemoglobin ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua, ditandai dengan gejala yang sering dirasakan oleh ibu hamil antara lain lelah dan sering ngantuk, pusing
dan lemah, tidak enak badan, sakit kepala, konjuntiva pucat.
 Ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun lebih rentan menderita anemia hal ini disebabkan
oleh faktor fisik dan psikis
 Dampak dari anemia pada kehamilan yaitu Abortus, Ketuban pecah dini, Perdarahan postpartum, Berat badan
lahir rendah (BBLR).
 Penatalaksanaan untuk ibu hamil anemia : Terapi farmakologi dengan memberi ibu hamil tablet tambah darah
90 tablet dan Terapi secara non farmakologi dengan terapi diet nutrisi (mengkonsumsi buah segar dan sayuran
seperti buah pisang ambon, buah jambu, jus tomat, jus kacang hijau dan madu, sayur bayam serta jus buah naga.
SARAN

 Bagi pemerintah dan Instansi agar dapat melakukan evaluasi layanan kebidanan melalui pertemuan secara
berkala serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan
terkait seperti pelatihan antenatal care (ANC) terpadu, kelas ibu hamil, KIE.
 Informasi pencegahan anemia dapat lebih mudah dipahami oleh ibu hamil terutama kelompok resiko tinggi.
 Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat meningkatkan pemantauan dan penjaringan kepada ibu hamil
beresiko tinggi anemia melalui pengefektifan kegiatan kelas ibu hamil dan melakukan pemberdayaan bagi
keluarga khususnya suami atau orang tua, KIE lewat pertemuan rutin di posyandu atau pertemuan kader
 Bagi masyarakat diharapkan agar berperan aktif dan saling mengingatkanpentingnya antenatal terpadu bagi
ibu hamil.Selain itu keluarga juga dapat memanfaatkan pangan lokal sebagai olahan makanan bergizi untuk
meningkatkan nutrisi ibu hamil sehingga turut mencegah terjadinya anemia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai