Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan asupan

makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks dan

tidak stress). Wanita hamil biasanya sering mengeluh, sering letih, kepala

pusing, sesak nafas, wajah pucat, dan berbagai macam keluhan lainnya.

Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut

sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Anemia adalah suatu keadaan

yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh dibawah nilai normal sesuai

kelompok orang tertentu (Irianto, 2014).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global

prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan

dengan 2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan

pada tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemog-lobin,

hematokrit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia,

lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb)

dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk

pembentukan darah, misalnya zal besi, asam folat dan vitamin B12. tetapi

1
yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah &

Yulianti, 2014).

B. Tujuan

untuk memahami dan mengaplikasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan Hipermesis Gravidarum

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. ANEMIA

1. Definisi

Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin didalam

rahimnyakarena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria. Lebih

lanjut, kehamilan adalahakibat sel telur yang telah matang kemudian

bertemu spermatozoa dari pria sehinggaterjadilah proses pembuahan yang

kemudian menghasilkan janin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemog-lobin,

hematokrit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Pada penderita

anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah

(Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena

kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zal besi, asam folat

dan vitamin B12. tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena

kekurangan zat besi (Rukiyah & Yulianti, 2014).

Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%.

Bahayaanemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap

keselamatan dirinya, tetapi jugapadajanin yang dikandungnya (Wibisono,

Hermawan, dkk, 2009).

3
Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin yang menurun

dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam membawa

oksigen akibat produksi sel darahmerah. Dan ibu hamil didiagnosis anemia

jika kadar hemoglobinya kurang dari 11%.

2. Tanda dan Gejala

Anemia dibangi dalam 3 tingkatan dengan tanda dan gejalanya adalah

sebagai berikut:

1) Anemia tingkat ringan (9-10gr%)

Ditandai dengan muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan

umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat

badan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. Nadi

meningkat sekitar100 per menit, tekanan darah sistolik menurun,

turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

2) Anemia tingkat sedang (7-8gr%)

Teriihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah

mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-

kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata

cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton

dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang

khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3) Anemia tingkat berat (< 7 gr%)

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan

4
tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang

dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus,

diplopia dan peiubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat

kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompiek. Timbulnya

ikterus menunjukkan adanya payah hati (Rukiyah & Yulianti, 2014).

3. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan

Hb 11 gr% : Tidak anemia.

Hb 9 – 10 gr% : Anemia ringan.

Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang.

Hb < 7 gr% : Anemia berat.

4. Jenis Anemia

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi Pola makan yang rendah zat besi, periode

antara-kontrasepsi yang pendek, dan perdarahan postpartum.

Merupakan jenis anemia yang paling umum di seluruh dunia. Menurut

World health Organization (WHO), insidensi dari anemia defisiensi

besi sebesar 17% di negara maju dan 56% di negara berkembang efek

terhadap kehamilan kelahiran preterm dan berat lahir rendah.

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik defisiensi folat atau vitamin B12. Walaupun

jarang terjadi biasanya tidak terjadi hingga trimester 3. Efek terhadap

kehamilan kadar folat yang rendah berhubungan dengan peningkatan

5
resiko efek tuba neuralis, resiko yang lebih tinggi untuk mengalami

pre-eklamsi, prematuritas, dan berat lahir yang sangat rendah

3) Anemia sel sabit

Anemia sel sabit anemia sel Sabit ditandai dengan sel darah merah

yang berbentuk sabit yang mengandung hemoglobin S. Pasien dengan

penyakit sel Sabit adalah homozigot untuk hemoglobin S (hemoglobin

SS), dan mereka yang memiliki Gen untuk sel sabit adalah heterozigot

untuk hemoglobin S hemoglobin AS. Anemia sel sabit banyak

ditemukan pada orang keturunan amerika-afrika. Satu dari 12 orang

kulit hitam berusia dewasa di Amerika Serikat adalah pembawa untuk

gen sel sabit. Efek terhadap kehamilan wanita dengan penyakit sel

Sabit memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada

kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap penyakit

ini terdapat peningkatan resiko menjalani rawat inap antepartum

karena adanya ketuban pecah dini (KPD).

5. Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menganjurkan mengubah

makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih

sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurakan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh

hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya

dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan

panas atau sangat dingin. (Rukiyah & Yulianti, 2014).

6
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurangi

maka diperlukan pengobatan sedativa yang sering diberikan adalah

pohenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang

berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta

meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan seldan B6 berfungsi

menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan

juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah

(Rukiyah & Yulianti, 2014).

6. Penatalaksanaan Anemia

Menurut Proverawati, (2011) penatalaksanaan anemia dilakukan dengan

cara :

a. Melakukan anamnesa apakah ibu sudah benar cara mengkonsumsi

tablet Fe.

b. Menganjurkan ibu agar menkonsumsi makanan yang mengandung zat

besi baik yang berasal dari tumbuhan dan hewani.

Tabel 2 Kandungan zat besi dalam makanan

Jenis Makanan Kenaikan kadar hemoglobin (gr%)

Kacang Hijau 0,11

Bayam 0,06

Terlur Ayam 0,04

Kacang Kedelai 0,11

Daging Ayam 0,02

7
Kangkung 0,04

Daging Sapi 0,04

c. Memaksimalkan penyerapan Fe atau zat besi dengan cara

menganjurkan ibu untuk menkonsumsi tablet Fe dengan makanan atau

minuman yang mengandung vitamin C misalnya air jeruk atau

strawberry agar penyerapan zat besi bisa maksimal. Serta tidak

menganjurkan atau melarang ibu meminum tablet Fe dengan teh atau

kopi, karena kandungan tanin dalam teh atau kopi akan menghambat

penyerapan zat besi.

d. Memberikan terapi obat, yaitu kombinasi dari 60 mg elemen zat besi

dan 500 µg asam folat untuk anemia ringan 1x1, anemia sedang 2x1

dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan dan

anemia berat maka dirujuk ke instansi yang lebih tinggi untuk

dilakukan transfusi darah. Menurut Prawirohardjo (2009) 60 mg elemen

besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin 1 gr%.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ramos-Nagtalon Jamille. 2017. Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir. ERLANGGA

Dartiwen & Y.Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. PT. ANDI

OFFSET. Yogyakarta

Mastiningsih.P & Y.C.Agustina. 2019. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. In Media.

Bogor.

Prawirohardjo. 2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT. Bina

Prawirohardjo Prawirohardjo. Jakarta.

Proverawati, Atikah. (2011). Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Anda mungkin juga menyukai