Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“ANEMIA PADA KEHAMILAN”. Dalam makalah ini penulis merangkum apa
itu depresi postpartum dan tanda gejala nya. Penulis sangat menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki banyak keterbatasan ,sehingga
jika pembaca menemukan kekurangan atau kekeliruan dengan hati terbuka penulis
menerima salam dan kritik yang membangun.
Akhirnya ,penulis ucapkan selamat membaca,semoga kita dapat
memanfaatkan makalah ini bersama-sama,dengan dasar itikad yang baik untuk
mengimplementasikannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan ........................................................................................
.......... 1
Bab II : Pembahasan ...........................................................................................
.......... 3
Bab III : Manajement Varney ..............................................................................
.......... 20
Bab IV : Penutup ..................................................................................................
.......... 26
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan
asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu rileks
dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan terhadap
menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat
dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan
indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa
kehamilan.
Penyakit ini terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam
tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana dapat kita artikan
dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada biasanya.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka
nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia
gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi
sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden
komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil
dengan nilai hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa
oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan
curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan
fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain
(misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan
darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi
dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus
anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).
Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan
berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia
sel sabit dan talasemia.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana cara mengatasi ibu hamil dengan kasus anemia
selama kehamilan sehingga dapat menekan terjadinya komplikasi lebih
lanjut
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui apa itu anemia dalam kehamilan
b) Mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan
c) Mengetahui epidemiologi anemia dalam kehamilan
d) Mengetahui etiologi anemia dalam kehamilan
e) Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
f) Mengetahui klasifikasi anemi dalam kehamilan
g) Mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga
dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red
blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb.Anemia terjadi karena kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi
atau Anemia Gizi Besi.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia
memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk
atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan
klinis. penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan,
rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan
pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya
kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki,
dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada
perempuan.
C. Epidemiologi Anemia
Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil
sempat mengalami penurunan dari 50,9% menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007).
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan
anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan.
Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan
pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun
2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari
66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (Depkes, 2008).
Frekuensi timbulnya anemia dalam kehamilan tergantung pada
suplementasi besi. Taylor dkk melaporkan rata-rata kadar hemoglobin sebesar
12,7 g/dl pada wanita yang mengkonsumsi suplemen besi sementara rata-rata
hemoglobin sebesar 11,2 g/dl pada wanita yang tidak mengkonsumsi
suplemen.
L. PENGOBATAN ANEMIA
Jika seorang ibu hamil mengalami anemia selama kehamilannya, ia
mungkin perlu untuk mulai mengonsumsi suplemen zat besi dan/atau suplemen
asam folat di samping vitamin prenatal lainnya. Dokter atau bidan mungkin
juga akan menyarankan untuk menambahkan lebih banyak makanan yang
tinggi asam folat dan zat besi dalam makanannya.
Selain itu, sang ibu akan diminta untuk kembali melakukan pemeriksaan
darah setelah jangka waktu tertentu sehingga dokter atau bidan dapat
memeriksa bahwa hemoglobin dan kadar hematokrit membaik.
Untuk mengobati kekurangan vitamin B12, dokter atau bidan mungkin
menyarankan agar mengonsumsi suplemen vitamin B12. Dokter mungkin juga
menyarankan untuk menyertakan makanan hewani lebih dalam makanan,
seperti:
Daging
Telur
Produk susu
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Penatalaksaan :
a). Skrining rutin
(1). Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah
pembekuan darah sebelumnya.
(2). Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.
(3). Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat
besi).
(4). Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.
b) Terapi anemia:
(1). Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau
Na-fero bisitrat.
(2). Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:
(a). Berikan konseling gizi.
Tinjau diet pasien.
Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.
Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi
zat besi.
Rujuk ke ahli gizi.
(b). Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal.
Kebutuhan zat besi saat kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.
Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun
lebih mahal. Setiap sediaan garam zat besi standar sudah
mencukupi kebutuhan zat besi.
Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.
Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong.
Minum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudahnya.
Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi
disertai jus yang tinggi vitamin C atau tablet vitamin C.
Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbs zat bes
Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau
makanan daripada tidak mengkonsumsi sama sekali.
(c) Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia
megaloblastik. Kelola pasien ini menurut panduan terapi
anemia.
Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht ≤27% saat mulai persalinan,
pertimbangkan pemberian cairan IV atau heparin lock saat
persalinan.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb
sebanyak 1 g%/bulan. Efek samping pada traktus
gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero
bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat.
Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi
dan 50µg asam folat untuk profilaksis anemia.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g
%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi
besi pada gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan
yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak
ada reaksi, dapat diberikan seluruh dosis.
2. Anemia Megaloblastik.
Penatalaksanaan
a) Suplemen
1) Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi
2) Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki
defisiens asam folat.
3) Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik
jarang terjadi tanpa anemia defisiensi zat besi.
b) Konseling gizi
1) Kaji diet pasien
2) Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet
3) Rujuk ke ahli gizi
c) Hitung darah lengkap
1) Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.
2) Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam
2-3 minggu, dan sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.
3. Anemia hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)
Penatalaksanaan
a) Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau
kerap mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani
skrining G6PD.
b) Terapi
1) Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.
2) Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.
3) Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and
sensitivity, C&S) urine bulanan.
4) Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau
mengalami anemia berat.
4. Anemia: Pernisiosa
Penatalaksanaan :
a. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang
sumber-sumber vitamin B12 berikan konseling gizi.
b. Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
c. Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
d. Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.
Kondisinya membaik bila
1) Morfologi normal
2) Kadar Ht meningkat
Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.
http://www.info-kes.com/2013/04/anemia-pada-kehamilan.html
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan). Jakarta: Trans Info Media
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia