Anda di halaman 1dari 165

MENCUCI TANGAN

A. Pengertian
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan sabun

B. Tujuan
Untuk menghilangkan mikroorganisme yang didapat dari pasien pengunjung atau
petugas / tenaga kesehatan

C. Hal-hal yang Perlu diperhatikan saat mencuci tangan


1. Dengan menggunakan metode 7 langkah
2. Dengan air yang mengalir
3. memakai sabun/antiseptik
4. dalam waktu 10 menit
5. keringkan tangan sesudah cuci tangan

D. Indikasi
Perawat mencuci tangan bila :
1. Segera saat sampai di tempat pelayanan kesehatan
2. Sebelum meninggalkan tempat pelayanan kesehatan
3. Sebelum dan sesudah berhubungan dengan pasien
4. Setelah kontak dengan segala benda-banda yg terkontaminasi (memegang
instrumen dan item lain yang kotor, menyentuh selaput lendir, darah atau
cairan tubuh (sekresi danekskresi)
5. Sebelum dan sesudah memberikan asuhan keperawatan
6. Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan.
7. Sebelum bersentuhan dengan alat-alat steril
8. Sebelum istirahat, minum dan makan
9. Setelah menggunakan kamar mandi.

Pasien mencuci tangan bila:


• Sebelumdan sesudah makan
• Setelah buang air kecil dan besar
• Setelah tangan berhubungan dengan bagian yg terinfeksi

Pengunjung mencuci tangan bila :


• Setelah menyentuh pasien infeksi
• Setelah menyentuh alat-alat atau barang-barang yg terontaminasi
• Sebelum memberi makan pasien (jika diperlukan)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MELAKUKAN CUCI TANGAN BIASA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
- Sabun
- Handuk
- Air mengalir
2 Melepaskan cicin, jam tangan dan gelang
3 Membasahi kedua belah tangan dengan air
mengalir
4 Menyabun kedua tangan dengan sabun biasa
/antiseptic
5 Menggosok kedua tangan dengan jari
6 Menggosok punggung tangan secara bergantian
7 Menggosok sela jari dengan jari-jari tangan yang
berlawanan, lakukan secara bergantian
8 Menggosok punggung jari secara bergantian
9 Menggosok ibu jari secara bergantian
10 Menggosok ujung jari pada telapak tangan
secara bergantian
11 Membilas kedua tangan dengan air bersih yang
mengalir
12 Menutup keran dengan tissue atau handuk bersih
13 Mengeringkan kedua tangan dengan handuk
bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


39
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MELAKUKAN CUCI TANGAN BEDAH

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
- air mengalir
- sabun
- sikat
- spon
- antiseptic
- handuk steril
- sarung tangan DTT
2 Melepaskan cicin, jam tangan dan gelang
3 Membasahi kedua belah tangan dan lengan bawah hingga
siku dengan air mengalir dan memberi sabun
4 Menyikat kuku dengan kuku yang lembut, menggosok
lengan dengan spon dengan gerakan sirkular
5 Membilas tangan dan lengan dibawah air mengalir
6 Menuangkan bahan antiseptik pada seluruh tangan dan
lengan bawah, menggosok dengan kuat selama minimal 2
menit
7 Mengangkat tangan lebih tinggi dari siku, membilas
tangan dan lengan bawah seluruhnya dengan air bersih
8 Menegakkan kedua tangan ke atas dan menjauhkan dari
badan, tidak menyentuh permukaan atau benda apapun
9 Mengeringkan kedua tangan dengan handuk steril dan
kering
10 Memakai sarung tangan steril atau DTT
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


30
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

A. Pengertian
Menggunakan sarung tangan merupakan komponen kunci dalam meminimalkan
penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi.

B. Indikasi
a. Kontak /diperkirakan kontak dengan darah ,semua jenis cairan
tubuh, secret, eksreta, selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
b. Tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah yang banyak
seperti tindakan operasi, pertolongan pada persalinan.
c. Sarung tangan tidak digunakan untuk tindakan yang
kemungkinan tidak terpajan darah atau cairan tubuh seperti memandikan pasien
dengan kulit normal,memberi makan pasien, membantu untuk jalan.

C. Tujuan
a. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari klien
b. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
c. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme
yang dapat berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya
d. Mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
- sabun
- air mengalir
- handuk bersih
- sarung tangan steril
2 Melepaskan cicin, jam tangan dan gelang
3 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
4 Membuka kemasan sarung tangan nagian luar
dengan hati-hati dan menyibakkannya ke samping
5 Memegang kemasan bagian dalam dan menaruh
pada permukaan datar yang bersih tepat diatas
ketinggian pergelangan tangan
6 Membuka kemasan, mempertahankan sarung
tangan pada permukaan dalam pembungkus
7 Melakukan identifikasi sarung tangan kanan dan
kiri (setiap sarung tangan mempunyai manset
kurang lebih 5 cm)
8 Memakai sarung tangan pada tangan yang lebih
dominan dengan cara memegang tepi manset
dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan
yang tidak dominant, memastikan bahwa manset
tidak menggulung pada tangan, memastikan juga
jari-jari ada pada posisi yang tepat
9 Memasukan jari-jari dibawah manset sarung
tangan kedua dengan tangan yang telah memakai
sarung tangan
10 Memasukan sarung tanan kedua pada tangan yang
non dominan
11 Melakukan penyesuaian sarung tangan, jika
sarung tangan kedua telah terpasang
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


33 Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMPROSES ALAT BEKAS PAKAI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
- air mengalir
- sabun
- handuk
- APD
- Larutan klorin
- Sikat
- Air matang
- Panci dan penutup
- Kompor
- Korentang
- Bak instrument steril dan penutup
2 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
3 Memakai peralatan pelindung dir ( celemek,
masker, kacamata, sepatu )
4 Merendam semua alat yang terkontaminasi
dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit
5 Mencuci alat dengan air sabun. Menggunakan
sikat yang lembut untuk membersihkan bagian
yang bergerigi dan sekrup dari darah dan lender
yang tertinggal dibawah permukaan air sabun
6 Membilas pada air yang mengalir atau air matang
(mendidih dalam 10 menit) yang disaring dan
diletakkan pada Waskom
7 Masukan semua alat ke dalam panci. Memastikan
alat-alat dalam kondisi terbuka dan tidak
terkunci, mangkok dan bak instrument diletakkan
dalam posisi terbalik
8 Mengisi panci dengan air dan memastikan semua
alat terendam air sampai batas 2,5 cm diatas alat-
alat
9 Menutup panci dengan rapat, untuk mencegah
penguapan saat direbus
10 Menyalakan kompor dengan api sedang
11 Menunggu sampai mendidih lalu menghitung
selama 20 menit
12 Mengangkat dan mengambil alat, meletakkan
pada bak instrument yang steril
13 Menyimpan alat-alat dalam kondisi tertutup

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


14 Membereskan alat yang digunakan
15 Melepaskan sarung tangan
16 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


48
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

1. Pengertian
Desinfeksi tingkat tinggi adalah Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati
dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi.

2. Indikasi
Desinfeksi akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal
dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di RS dan juga membantu mencegah
tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien.

3. Cara Pembuatan
A. Cara merebus.
B. Cara kimia
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid,
alkohol, iodine dan iodofor tidak di golongkan sebagai diseingkat tinggi. Alcohol
tidak membunuh virus dan spesies Pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan
iodine.
Larutan tersebut hanya boleh digunakan sebagai desinfektan jika
desimfektan yang dianjurkan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol, karbol dan
densol (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) dan tidak dapat digolongkan sebagi
desinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau
proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhu tinggi dan dalam bentuk
gas jenuh. Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan.
C. Cara mengukus
Mengukus peralatan yang akan di DTT, hampir sama halnya dengan
mengukus kue. Hanya saja dalam proses DTT, dilakukan selama 20 menit
kemudian api dikecilkan sehingga air tetap mendidih. Waktu
penghitungannyapun dimulai saat keluarnya uap. Setelah itu, dikeringkan sebelum
diimpan.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


LARUTAN KLORIN
A. Pengertian
Klorin merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan gravitasi spesifik 2,84
di bandingkan dengan udara pada kondisi temperature dan tekanan standar.salah satu
aplikasi penggunaan klorin adalah dalam penanganan produk perikanan sebagai
pencuci dan desinfektan.

B. Indikasi
a. Untuk sanitasi, penjernih limbah dan desifektan.
b. Untuk menghilang kuman-kuman yang ada pada alat-alat laboratorium/ alat-alat
rumah sakit.
c. Untuk untuk mencegah kontaminasi bakteri terhadap penggunaan alat yang sama.

C. Langkah-langkah pembuatan klorin


1. Siapkan tabung Y
2. Tambahkan kaporin pada kaki kiri dan Hcl pekat pada kaki kanan
3. Masukkan aquades pada botol pereaksi
4. Putar tabung Y sedemikian rupa sehingga Hcl mengalir ke dalam kaporit.

D. Larutan klorin terbuat dari bubuk putih dengan cara :


Sebanyak 4 kg bubuk kaporit yang mengandung 25% klorin dicampur dengan 20 C
air,yangberarti terdapat 5% klorin dalam larutan ini.larutan ini mudah rusak jika
terkena sinar matahari dan tidak dapat disimpan lama.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


DESINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN MEREBUS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan alat dan bahan
 
 
 
 
 tangga
 
 
penunjuk waktu 
 

2 Lakukan cuci tangan


3 Gunakan schort, masker, kacamata dan sarung
tangan rumah tangga
4 Ambil instrumen bekas pakai yang sudah
didekontaminasi kemudian lakukan pencucian
dan pembilasan
5 Rendam instrumen yang sudah dicuci bilas
kedalam panci yang telah diisi dengan air, tutup
panci dan letakkan diatas kompor
6 Rebus peralatan selama 20 menit
7 Buka sarung tangan dan lakukan cuci tangan
8 Matikan api setelah air mendidih selama 20 menit
9 Angkat peralatan dari air dalam panci dengan
menggunakan korentang
10 Simpan dalam wadah yang tertutup yang telah di
DTT dan Gunakan label untuk mencantumkan
waktu dilakukannya DTT
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


30
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN CARA KIMIAWI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan alat dan bahan
- Sarung tangan / kateter
- Larutan kimia ( klorin 0,5 % dan
glutaraldehid )
- Penghitung waktu
2 Letakkan peralatan yang kering, sudah
dikontaminasi dan dicuci ke dalam wadah.
Kemudian isi wadah tersebut dengan larutan
kimia.
3 Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya
dalam dalam larutan kimia
4 Rendam peralatan selama 20 menit
5 Catat lama waktu peralatan direndam dalam
larutan kimia di buku khusus
6 Bilas peralatan dengan air matang dan angin –
anginkan sampai kering diwadah disinfeksi
tingkat tinggi yang berpenutup
7 Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan
segera atau disimpan dalam wadah DTT yang
berpenutup rapat
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


21
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN UAP PANAS
PADA SARUNG TANGAN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menyiapkan alat dan bahan
- Sarung tangan
- Panci perebus
- Baki
- Nampan yang berlobang
- Kompor
- Penghitung waktu
2 Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun
nampan pengukus
3 Gulung bagian atas sarung tangan sehingga
setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai
tanpa membuat kontaminasi baru
4 Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan
yang berlubang dibawahnya
5 Ulangi proses tersebut sehingga semua nampan
pengukus terisi sarung tangan.
6 Letakkan penutup diatas panci pengukus paling
atas dan panaskan air hingga mendidih.
7 Jika uap mulai keluar dari celah – celah diantara
panci pengukus, mulailah penghitungan waktu.
8 Kukus sarung tangan selama 20 menit
9 Angkat nampan pengukus yang paling atas yang berisi
sarung tangan dan goyangkan perlahan – lahan.
10 Letakkan nampan pengukus diatas panci perebus
yang kosong disebelah kompor
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


30
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PENGUKURAN TEKANAN DARAH

A. Pengertian
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah.

B. Klasifikasi
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENGUKUR TEKANAN DARAH

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomis
- air mengalir, sabun, handuk
- stetoskop
- tensimeter
- alat tulis
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
( duduk atau tidur )
5 Membuka lengan baju atau menggulung ke atas
6 Meletakkan lengan atas sejajar dengan jantung,
dengan cara diganjal bantal atau buku. Telapak
tangan menghadap ke atas. Pastikan tangan atas
bebas dari pakaian. ( untuk mencegah konstriksi
dan memudahkan untk memasang manset ), agar
pengukuran lebih akurat
7 Melakukan palpasi arteri Brachial menggunakan
dua ujung jari ( telunjuk dan jari tengah ) untuk
merasakan denyut kuat dibagian depan siku
8 Memasang manset, meletakkan manset  2,5 cm
di atas arteri tersebut dan bagian tengah baldder
dipasang di atas arteri tersebut, pasang manset
melingkari lengan atas tersebut dan kaitan
ujungnya, manset tidak telalu longgar dan erat
9 Pastikan pipa tensi terhubung dengan manset
10 Manometer sejajar dengan mata pemeriksa agar
pemeriksaan lebih akurat, tensimeter harus datar
serta buka kunci resevior
11 Menggunakan stetoskop, agar suara terdengar
jelas dan bersih
12 Memasang stetoskop dengan meletakkan bel atau
diafragma dari stetoskop di atas arteri Brachial,
untuk mendapatkan suara yang maksimal
13 Menutup katup dengan mengunci sampai rapat,
lalu pompa bola manometer sampai 30 mm Hg
diatas tekanan systolic ( untuk meyakinkan
keakuratan pengukuran tekanan systolic )
14 Membuka katup untuk mmengeluarkan udara

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Katup dibuka secara perlahan-lahan  2-3 mm
hg /detik, turunkan sampai raksa s/d 0
Apabila penurunan air raksa terlalu cepat atau
terlalu lambat dan mengakibatkan hasil yang
tidak akurat. Keluarkan udara dari manset secara
berangsur-angsur dan perhatikan angka pada
manometer saat terdengar bunyi ( dup ) pertama
( sytolik ) dan perhatikan suara keras yang
terakhir ( dystolik ). Kemudian keluarkan seluruh
udara dari manset dengan cepat, bila hasilnya
meragukan ulangi 30 detik lagi
15 Membuka manset dari lengan pasien, dan
lepaskan udara
16 memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien
17 Merapikan pasien
18 Membereskan alat
19 Mencuci tangan dengan dan sabun air mengalir
20 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


60
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

PENGUKURAN SUHU TUBUH


Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
A. Pengertian
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam
bidang thermodinamika suhu adalah suatuukuran kecenderungan bentuk atau sistem
untuk melepaskan tenaga secara spontan.
B. Suhu Tubuh Normal Sesuai Tingkat Umur
Umur Suhu (derajat celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 tahun 36,6

C. Tempat Pengukuran Suhu


Tempat pengambilan suhu dapat di aksila, oral atau rektum. Biasanya terdapat
perbedaan antara pengukuran suhu di aksila, oral maupun rectal. Dalam keadaan biasa
perbedaan ini berkisar 0,50 C; suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral.
D. Keuntungan dan Kerugian Pengukuran Suhu Tubuh Pada
Rektal, Oral, Dan Aksila
1. Rektal
Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di
rectal. Suhu normal rektal adalah 0,27o - 0,38oC ( 0,5o- 0,7oF ).
Keuntungan:
 Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
 Menunjukkan suhu inti

    Kerugian:
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan
rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
 Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan
ansietas klien.
 Risiko terpajan cairan tubuh
 Memerlukan lubrikasi
 Dikontradiksikan pada bayi baru lahir
2. Oral
Mengukur suhu badan klien dengan menggunakan termometer yang dilakukan
pada mulut terutama di bawah lidah
Keuntungan:

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


 Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi
 Nyaman bagi klien
 Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat
    Kerugian:
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut
 Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral,
riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
 Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau
klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif
 Risiko terpapar cairan tubuh
3.  Aksilla
Mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang ditempatkan
diketiak/aksila Suhu normal aksila 0,55o C ( 1o F )
Keuntungan:
 Aman dan non-invasif
 Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dan klien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
 Waktu pengukuran lama
 Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien

MENGUKUR SUHU TUBUH ( AXILA )

Tanggal Penilaian :

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pasien tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, susun secara
ergonomic
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- thermometer
- tisu/kassa
- bengkok
- desinfektan, air sabun, air bersih
- alat tulis
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengunakan sarung tangan bila perlu
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membuka lengan pasien
7 Mengeringkan ketiak pasien bila basah bila oleh
keringat dengan menggunakan baju pasien atau
kassa
8 Mengecek kembali thermometer dalam posisi
angka di bawah 35 C
9 Memasang ujung termometer ditengah-tengan
ketiak dan menganjurkan pasien menjepit dengan
lengannya dengan melipatkan lengan pasien ke
dada
10 Mengangkat termometer setelah kira-kira 10-15
menit
11 Membaca dengan teliti angka pada skala
termometer kemudian mencatatnya
12 Mendisinfeksi termometer dengan larutan chlorin
0,5% selam 10 menit
13 Mencuci termometer dengan larutan sabun
14 Membilas termometer dengan air bersih
15 Membersihkan termometer dengan kassa
16 Menurunkan air raksa dan menempatkan
termometer ketempat semula
17 Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
18 Merapikan pasien
19 Melepas sarung tangan, sebelumnya cuci tangan
dalam larutan chlorin dan rendam sarung tangan
dalam larutan chlorin 0,5% selam 10 menit
20 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


21 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


63
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

MENGUKUR SUHU TUBUH ( ORAL )

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pasien tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, susun secara
ergonomic
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- thermometer
- tisu/kassa
- bengkok
- desinfektan, air sabun, air bersih
- bengkok
- alat tulis
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengunakan sarung tangan bila perlu
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membuka lengan pasien
7 Mengeringkan ketiak pasien bila basah bila oleh
keringat dengan menggunakan baju pasien atau
kassa
8 Baca tingkat merkuri setinggi mata, bila merkuri
diatas tingkat yang diinginkan, pegang ujung tem
dengan kuat dan dengan cepat gerakkan
pergelangan tangan kebawah (35,5 o C )
9 Minta klien untuk membuka mulut, lalu tekan
tem dibawah lidah
10 Minta pasien mengatup bibir, tunggu ± 2 mnt
11 Membaca dengan teliti angka pada skala
termometer
12 Mendisinfeksi termometer dengan larutan chlorin
0,5% selam 10 menit
13 Mencuci termometer dengan larutan sabun
14 Membilas termometer dengan air bersih
15 Membersihkan termometer dengan kassa
16 Menurunkan air raksa dan menempatkan
termometer ketempat semula
17 Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
18 Merapikan pasien
19 Melepas sarung tangan, sebelumnya cuci tangan
dalam larutan chlorin dan rendam sarung tangan
dalam larutan chlorin 0,5% selam 10 menit
20 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
21 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


63
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

MENGUKUR SUHU TUBUH ( REKTAL )

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pasien tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, susun secara
ergonomic
- air mengalir, sabun, handuk
- sampiran
- sarung tangan
- thermometer
- tisu/kassa
- vaselin
- bengkok
- desinfektan, air bersih, air sabun
- bengkok
- alat tulis
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengunakan sarung tangan bila perlu
Memasang sampiran
5 Mengatur posisi pasien. Dewasa dengan posisi
sim, anak-anak posisi tengkurap
6 Lumasi tem dengan mencelupkan 2,5-3,5 cm
untuk dewasa dan 1,2-2,5 cm untuk anak-anak
7 Mengeringkan ketiak pasien bila basah bila oleh
keringat dengan menggunakan baju pasien atau
kassa
8 Baca tingkat merkuri setinggi mata, bila merkuri
diatas tingkat yang diinginkan, pegang ujung tem
dengan kuat dan dengan cepat gerakkan
pergelangan tangan kebawah (35,5 o C )
9 Minta klien untuk membuka mulut, lalu tekan
tem dibawah lidah
10 Minta pasien mengatup bibir, tunggu ± 2 mnt
11 Membaca dengan teliti angka pada skala
termometer
12 Mendisinfeksi termometer dengan larutan chlorin
0,5% selam 10 menit
13 Mencuci termometer dengan larutan sabun
14 Membilas termometer dengan air bersih
15 Membersihkan termometer dengan kassa
16 Menurunkan air raksa dan menempatkan
termometer ketempat semula
17 Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
18 Merapikan pasien
19 Melepas sarung tangan, sebelumnya cuci tangan
dalam larutan chlorin dan rendam sarung tangan
dalam larutan chlorin 0,5% selam 10 menit
20 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


mengeringkan dengan handuk bersih
21 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


63
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

MENGHITUNG PERNAFASAN

A. Definisi
Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu menit.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Pernafasan adalah peristiwa keluar masuknya udara ke dalam paru-paru berdasarkan
pada aktivitas

B. Jumlah Batas Pernafasan Normal


1. Bayi = 30 – 60 permenit
2. Bayi pada tahun pertama = 25 – 30 permenit
3. Bayi pada tahun kedua = 20 – 26 permenit
4. Anak usia 14 tahun = 20 – 30 permenit
5. Wanita dewasa = 18 – 20 permenit
6. Laki – Laki dewasa = 16 – 18 permenit
7. Orang tua 50 tahun = 14 – 16 permenit
8. Orang tua 70 tahun = 12 – 14 permenit

MENGHITUNG PERNAPASAN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Menghitung pernapasan bersamaan dengan
menghitung denyut nadi
2 Menyiapkan alat
o Jam
o Alat tulis
o k/p stetoskop
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin dan
pastikan dada pasien dapat dilihat
5 Tunggu pasien rileks dan pasien tidak diajak
berbicara
6 Menghitung pernapasan dengan memperhatikan
gerakan, irama, frekuensi dan kedalaman
pernapasanpada pasien ( menghitung dalam waktu
1 menit penuh )
7 Menjelaskan pada psien hasil pemeriksaan
8 Merapikan pasien
9 Membereskan alat
10 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
11 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


33
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

DENYUT NADI

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


A. Profil
Salah satu indikator kesehatan jantung adalah terjadinya peningkatan denyut nadi
pada saat beristirahat. Waktu yang tepat untuk mengecek denyut nadi adalah saat kita
bangun pagi dan sebelum  melakukan aktivitas apapun. Pada saat itu kita masih relaks
dan tubuh masih terbebas dari zat-zat pengganggu seperti nikotin dan kafein. Kita
dapat mengecek sendiri dengan merasakan denyut nadi kita di bagian tubuh tertentu.
Bila Anda semakin bugar, denyut nadi Anda sewaktu istirahat akan makin menurun,
kuat dan lebih teratur. Namun denyut nadi bisa lebih cepat jika seseorang dalam
keadaan ketakutan, habis berolah raga, atau demam. Umumnya denyut nadi akan
meningkat sekitar 20 kali permenit untuk setiap satu derajat celcius penderita
demam.Sedangkan untuk mengetahui kekuatan denyut jantung maksimal yaitu
dengan rumus:

B. Batasan Nadi Normal


1. 60 – 80 kali permenit untuk orang dewasa,
2. 80 – 100 kali permenit untuk anak-anak,
3. 100 – 140 kali  permenit pada bayi.
Nadi Max = 80% x (220 – umur )Misalkan anda sekarang berusia 40 tahun maka
kekuatan maksimal jantung anda adalah 80 % X 180 = 144 kali/menit
Yang perlu diperhatikan adalah, denyut nadi yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau
tidak beraturan dapat berarti gangguan pada jantung. Segeralah periksakan diri ke
instansi kesehatan terdekat.

C. Kekuatan Denyut Nadi


Denyut nadi kosong (empty pulse) adalah denyut nadi besar tetapi tanpa kekuatan.
Terasa lemah dan ringan seperti balon yang sebagian terisi air. Biasanya terjadi pada
permukaan kulit dengan denyut nadi lambat dibanding keadaan normal. Hal ini
menunjuk bahwa pasien kekurangan Chi dan darah, dan termasuk kategori Yin.
Denyut nadi penuh (full pulse) adalah denyut nadi besar dan kuat, terasa keras
mengetuk ketiga jari yang menekannya. Denyut nadi ini merupakan pertanda terjadi
kelebihan.
Denyut nadi tergelincir (slippery pulse) karena terasa seperti ada cairan. Terasa lunak
seperti bola bergulir di atas bantalan air. Denyut nadi ini menunjukkan kondisi
kelebihan, biasanya terjadi karena ‘serangan’ lembab atau terdapat dahak. Denyut

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


nadi ini biasanya dialami oleh wanita hamil – karena perlu tambahan darah guna
menunjang pertumbuhan janin.
Denyut nadi terputus-putus (choppy pulse) berlawanan dengan denyut nadi
tergelincir. Denyut nadi ini tidak teratur dan terasa kasar, dan terkadang kuat dan
kesempurnaannya (fullness) tidak menentu. Bila denyut ini juga ‘tipis’ menunjukkan
pasien kekurangan darah atau kekurangan Jing. Hal ini mungkin juga merupakan
pertanda terjadi pembekuan darah. Seringkali denyut nadi terputus-putus juga tidak
teratur iramanya.
Denyut nadi liat (wiry pulse) terasa kuat tetapi mengambang, seperti halnya senar
gitar atau senar biola.
Denyut nadi kuat, dan melawan apabila ditekan pada kulit tunuh, menengah
(otot/daging) atau dalam (tulang) dan akan terasa pada jari tangan yang menekannya.
Denyut ini memberi indikasi adanya stagnasi dalam tubuh yang biasanya terkait
dengan ketidakharmonisan organ-organ tubuh yang berfungsi mengalirkan dan
menyebarkan seperti: hati dan kantung empedu.
Denyut nadi ketat (tight pulse) adalah denyut yang kuat dan terasa sering memantul
dari satu sisi ke sisi lain seperti bentangan tali yang diayun. Denyut ini terasa penuh
dan lebih elastis dibandingkan dengsn denyut nadi liat. Denyut ini bergetar keras dan
lebih cepat dari denyut dalam keadaan normal. Denyut ini memberi indikasi pada pola
kelebihan, dingin dan stagnasi.

D. Tujuan
a. Untuk mengetahui denyut nadi dalam 1 menit.
b. Untuk mengetahui irama nadi normal.
c. Untuk mengetahui ketidak teraturan disritmania sinus.
d. Untuk mengetahui kekuatan frekuensi denyut nadi.

MENGHITUNG NADI

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat ( jam, alat tulis )
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin ( duduk
atau tidur )
5 Meraba arteri dengan menggunakan 3 jari
6 Menghitung denyut nadi selama 1 menit penuh
sambil mengamati volume dan irama.
7 Mencatat hasil pemeriksaan
8 Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
9 Merapikan pasien
10 Membereskan alat
11 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


33
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT

1. Pengertian
Obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan melalui mulut.

2. Indikasi
Pasien yang bisa minum dan makan melalui mulut, tidak ada gangguan pada mulut,
sadar.

3. Kontraindikasi
Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut, koma, gangguan pada mulut.

4. Tujuan
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan

5. Jenis-jenis obat oral


a. Kapsul
b. Tablet
c. Sirup

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- Meja / baki
- Obat dalam tempatnya
- Gelas obat, sendok obat
- Air minum, tissue
- Kartu obat
- k/p lumping
3 Siapkan meja/baki lengkap dengan obat dan gelas
obat
4 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5 Obat dan kartu obat diperiksa kembali dan
diberikan pada pasien
6 Atur posisi pasien
7 Berikan obat dengan air yang cukup untuk
menelan. Bila pasien sulit menelan, berikan
anjurkan pasien meletakkan obat pada lidah
bagian belakang, kemudian pasien minum
8 Bila obat tidak pahit, anjurkan pasien mengisap-
isap es batu sebelumnya
9 Tunggu sampai obat benar-benar ditelan
10 Catat (jenis, dosis obat dan waktu)
11 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


33
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMBERIAN OBAT PADA MATA

A. Pengertian
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salap mata yang digunakan
untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi
pupil ,pengukuran reflaksi dengan melemahkan otot lensa serta penghilangan iritasi
mata .

B. Jenis-jenispemberianobatpadamata
1. Aito
Mata merah karena radang maupun karena iritasi oleh debu,asap debu dan mata
berair
2. Albucitey drops
Pengobatan pencegahan infeksi pada konjungtiva kelopak mata,kerusakan akibat
bahan industry
3. Alkoncilox
Untuk mengurangi rasa panas dan iritasi
4. Alletra
Peradangan pada mata yang diradangi oleh infeksi dan bakteri
5. Bequinor
Rasa terbakar atau tidak enak dan gatal-gatal edema kelopak mata
6. Betopimas
Gatal-gatal titik noda pada korneamata

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN OBAT MATA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya
order pengobatan
2 Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke
pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- sarung tangan
- kapas yang dibasahi cairan steril
- bengkok
- obat tetes mata/sale
- kapas kering
- kassa steril
- plester
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
4 Mengatur posisi pasien ( tengadah, memiringkan
kepala kearah mata yang sakit )
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan steril
7 Mengkaji mata pasien ( amati gangguan pada
mata )
8 Membersihkan kelopak mata dan bulu mata
dengan kapas yang dibasahi cairan steril dengan
arah dari kantus dalam menuju kantus luar
9 Mengulangi hingga bersih
10 Menganjurkan pasien untuk melihat ke atas
11 Membuka mata dengan cara menarik kelopak
mata bawah dengan jempol atau jari-jari tangan
yang tidak memegang obat
12 Memegang obat tetes mata atau salep dengan
tangan yang satunya
13 Mendekat obat ke mata sampai jarak 1-2 cm lalu
teteskan obat sesuai kebutuhan pada konjungtiva
bawah 1/3 dari luar
14 Bila obat berupa salep, pegang pipa salep di atas
kantung konjungtiva atas dan oleskan sekitar 3

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


cm salep dari dari kantus keluar
15 Menganjurkan pasien dengan menutup mata
tanpa mengusap obat keluar. Untuk obat cair
anjurkan menutup mata selama 30 detik dan
menekan hati-hati duktus nasolakrimalis agar
obat tidak masuk ke duktus tersebut
16 Membersihkan mata dengan kapas kering dari
arah dalam keluar
17 Menutup mata dengan kassa steril dan diplester,
bila diperlukan
18 Mengkaji respon pasien
19 Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi
yang nyaman
20 Membereskan peralatan
21 Melepas sarung tangan, merendam dalam
larutan chlorine 0,5% selama 10 menit
22 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
23 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


69
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMBERIAN OBAT PADA HIDUNG

A. Pengertian
Obat yang di teteskan melalui hidung dengan tujuan mengkerutkan selaput lendir
yang bengkak,dan menyembuhkan infeksi pada rongga atau sinus-sinus hidung.
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

B. Jenis-jenis obat yang di berikan melalui hidung


1. Antibiotik
2. Sulfasetamide
3. Vasokontriktor
4. Germisid
5. Antiseptik

C. Obat hidung biasanya diberikan dengan empat cara :


1. Biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan
menggunakan pipet tetes.
2. Dengan cara disemprotkan, alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil
semprotan beruba kabut (atomizer) ada juga yang agak halus (neulizer) artinya
lebih halus dari atomizer.
3. Dengan cara mencucikan dengan alat “nasal douche”
4. Dapat juga dengan cara “inheler”, diisap-isap.

D. Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :


1. Sebaiknya digunakan pelarut air
2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut
getar epitel
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil
hendaknya ditambahkan dapar (buffer)
4. Usahakan agar larutan isotoni
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan
penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret
lendir hidung
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang
mengandung menthol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan
pernafasan
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama
dan pada saat obat diteteskan.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya
order pengobatan
2 Menyiapkan peralatan dan obat secara ergonomis,
membawa ke dekat pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- sarung tangan
- kapas
- pinset hidung
- bengkok
- obat
- kapas kering/tisu
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
4 Mengatur posisi pasien ( duduk di kursi dengan
kepala menengadah atau berbaring di tempat tidur
dengan bahu diganjal dengan bantal agar kepala
menengadah )
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan steril
7 Membersihkan lubang hidung yang akan diobati
dengan menggunakan kapas dan pinset hidung
8 Membuang kapas bekas ke bengkok
9 Mengelevasikan lubang hidung dengan cara
menekan ujung hidung dengan jempol
10 Memberitahu pasien untuk bernafas melalui mulut
pada saat obat diteteskan
11 Memegang obat tetes hidung di atas lubang
hidung dan teteskan obat pada bagian tengah
konka superior tulang edmoidalis
12 Menganjurkan pasien tetap dalam posis ini selama
1-2 menit sehingga obat dapat sampai pada semua
dinding hidung
13 Membersihkan sekitar lubang hidung bila basah
dengan kapas kering atau tissue
14 Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang
nyaman
15 Membereskan peralatan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


16 Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
17 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
18 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


54
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMBERIAN OBAT TELINGA

1. Profil
Obat telinga ini dibuat dalam bentuk sediaan khusus untuk telinga dengan pembawa
yang mudah menyebar ke dalam liang telinga. Bentuk kemasannya pun didesain
khusus untuk mempermudah pemberian obat telinga.
Semua obat telinga tidak boleh digunakan untuk jangka panjang karena bisa
menimbulkan ototoksik, superinfeksi.Bila permasalahan telinga disebabkan oleh
jamur/virus tidak boleh menggunakan obat telinga yang mengandung antibiotik
karena bisa menimbulkan superinfeksi. Selain itu antibu\iotik digunakan untuk infeksi
oleh bakteri.
Untuk pemilihan obat telinga yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada
baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter THT.

2. Pembagian Obat Mata


1. Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi.
Biasanya merupakan antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin
dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain).
2. Antiseptik telinga dengan kortikosteroid
Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung antibiotik dan penghilang
sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan
gejala alergi pada telinga.
3. Obat telinga lainnya
Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran
yang mengeras.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya
order pengobatan
2 Menyiapkan peralatan dan obat secara
ergonomic
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- sarung tangan
- kapas basah
- obat tetes
- kom kecil berisi cairan hangat
- kapas kering
- bengkok
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
4 Mengatur posisi pasien berbaring dengan posis
telinga yang sakit di atas
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
7 Mengkaji keadaan daun telinga dan saluran
telinga bagian luar ( kemerahan, lecet, kotoran ,
benda asing )
8 Membersihkan daun telinga dengan kapas basah
9 Menyiapakan obat tetes yang diperlukan
10 Menghangatkan obat dengan tangan atau
memasukkan botol dalam cairan yang hangat
beberapa detik
11 Membuka dan meluruskan daun telinga
12 Meneteskan obat pada sisi telinga
13 Meneteskan tragus beberapa kali untuk
membantu obat masuk
14 Menganjurkan pasien tetap bebaring miring
lebih kurang 5 menit
15 Memasang kapas kering pada lubang telinga
( tidak tekan ) selama 15-20 menit
16 Mengkaji respon pasien terhadap nyeri
17 Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi
yang nyaman

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


18 Membereskan peralatan
19 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
20 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
21 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


63
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMBERIAN OBAT PADA KULIT

A. Profil
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan
mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau
mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
aerosol, dan sprei.

B. Jenis obat kulit :


1. Obat kulit golongan Antiinfeksi
Suatu antibiotik diberikan secara topikal (melalui kulit) untuk mencegah
terjadinya infeksi oleh bakteri-bakteri. Umumnya berupa antibiotik yang
absorpsinya baik melalui kulit, seperti golongan
penisilin,eritromisindansefalosporin

2. Obat kulit golongan Antiinfeksi dengan kortikosteroid


Obat kulit antibiotik yang diberikan bersama kortikosteroid memberikan efek
yang optimal. Di satu sisi, antibiotik membunuh bakteri yang menginfeksi,
sedangkan di sisi lain kortikosteroid memulihkan radang dan infeksi pada kulit
yang terganggu

Obat kulit golongan ini dapat digunakan untuk mengobati dermatitis.


Pemakaian sediaan yang mengandung kortikosteroid harus sesuai anjuran
dokter meskipun penggunaan secara topikal relatif lebih aman.

3. Obat kulit golongan Kortikosteroid

Obat kulit yang mengandung kortikosteroid diberikan untuk membantu sintesis


protein kulit yang terganggu, misal pada eksim.

4. Obat Jerawat

Jerawat (akne) umum dialami oleh remaja bahkan dewasa dan disebabkan oleh
berbagai faktor. Jerawat adalah pembengkakan folikel sebaseous yang berada
pada wajah, punggung, dada dan lengan atas.

Terapi umum untuk jerawat meliputi salep yang mengandung antibakteri yang
kuat, benzoyl peroxide, retin-A. Selain itu, sediaan anti jerawat yang
mengandung resorsinol atau asam salisilat dapat membantu mengeringkan
kelebihan minyak dan mempercepat pengelupasan.

5. Obat kulit golongan Antijamur & antiparasit topikal

Indonesia yang memiliki iklim tropis berakibat suhu udara yang panas dan
lembab. Fungi dapat tumbuh di daerah kulit manusia yang lembab misalnya
ketiak, selangkangan, bahkan payudara. Obat jamur mengandung griseofulvin,
golongan imidazol (mikonazol, klotrimazol), tolnaftat, nistatin.
Umumnya, fungisida ini bekerja menghambat jamur dengan mengganggu
aktivitas sel jamur sehingga menjadi rusak. Antijamur ini diberikan berupa
krim atau salep yang dapat dioleskan langsung pada daerah yng terinfeksi
jamur. Namun, suatu anti jamur dapat diberikan secara sistemik sebagai
tambahan bila infeksi sudah meluas.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


6. Obat kulit untuk Psoriasis, Seboroik & Iktiosis

Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang dapat kambuh bila lapisan kulit
luar tumbuh secara abnormal. Pada kulit berbentuk bercak merah dan
dilindungi oleh sisik tebal, kering, keperak-perakan. Seboroik adalah bintik-
bintik kecil berwarna coklat kehitaman yang muncul pada mereka yang
usianya lanjut, sedangkan iktiosis adalah penyakit kulit kering dan bersisik.
Krim dan salep steroid dapat digunakan untuk mengontrol psoriasis. Selain itu,
salep yang mengandung calcipotriene atau turunannya yang merupakan
vitamin D3 analog merupakan agen topikal yang dapat digunakan untuk
mengobati psoriasis.

7. Obat kulit golongan Antivirus topikal


Virus juga dapat menyebabkan penyakit kulit seperti cacar dan herpes.
Antivirus yang pemakaiannya langsung pada kulit yang sakit seperti acyclovir
pada penyakit cacar sangat membantu penyembuhan. 

8. Obat kulit golongan Analgesik & antiinflamasi topikal


Ada obat kulit yang memiliki 2 fungsi sekaligus yaitu sebagai Analgesik
(meredakan nyeri), dan Antiinflamasi (meredakan radang). Obat-obatan ini
mengandung ketoprofen, metil salisilat, mentol. dll. Obat tersebut dapat
digunakan untuk artritis ruematoid, osteoartritis, kaki terkilir, dll.

MEMBERIKAN OBAT PADA KULIT

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya
order pengobatan
2 Menyiapkan peralatan dan obat secara ergonomic
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- pengalas
- sarung tangan
- sabun pasien
- air hangat
- kassa steril
- obat
- spatel
- kapas lidi
- plester
- bengkok
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
4 Mengatur posisi pasien
5 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan
dipasang diobati
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
7 Memakai sarung tangan
8 Membersihkan bagian badan tersebut dengan
sabun dan air hangat kemudian dikeringkan
dengan kassa steril
9 Mengambil obat dengan spatel dan dioleskan
kapas lidi steril bila obat berbentuk salep atau
krem dalm pot obat ( banyaknya tergantung dari
luas daerah yang akan dioles )
10 Mengoleskan obat pada kulit sambil menekan
11 Menutup dengan kain kassa steril dan di plester
( bila perlu )
12 Membereskan peralatan
13 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
14 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
15 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


45
Bukittinggi,...................

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Penguji

(…………………….)

PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA

A. Pengertian
Terkadang vagina yang terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan
parut. Wanita yang menderita infeksi jamur, memiliki rabas yang kental, putih,

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


berbau aneh dan seperti dadik. Pemberian obat melalui vagina adalah pemberian obat
yang dilakukan dengan memasukkan obat melalui vagina. Obat yang dimasukkan
pada umumnya bekerja secara lokal. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang
dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan supositoria.
Pada pemberian obat secara vaginal, pasien harus minimal selama 1 jam tidur
terlentang untuk menghindari obat itu mengalir keluar. Contoh pemberian obat pada
penanganan pasien seperti adanya benda asing di dalam vagina dan pemberian
prostaglandin untuk induksi persalinan.

B. Indikasi
1. Pembatasan mobilitas
2. Adanya dehidrasi infeksi atau obstruksi persalinan
3. Pengaruh suhu tubuh terhadap distribusi dan absorbsi obat.
4. Penggunaan alat kontrasepsi

C. Kontradiksi
1. Perawat tidak boleh melakukan pemeriksaan vagina pada keadaan :
a. Menstruasi
b. Khusus pada pasien spartus antara lain
c. Perdarahan
d. Plasenta previa
e. Ketuban pecah dini
f. Persalinan praterm
2. Obat tablet yang digunakan tidak dapat digunakan untuk peroral

MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya order
pengobatan
2 Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
dan menjelaskan rasa tidak nyaman yang mungkin
akan terjadi
3 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- perlak
- obat supposutoria/aplikator
- bengkok
- sarung tangan
- kapas air DTT
- larutan klorin
- alat tulis
4 Memasang sampiran atau penutup tirai
5 Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan
pakaian bawah ( tetap jaga privacy pasien )
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
7 Memasang perlak dan pengalasnya di bawah bokong
8 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk ( dorsal
recumbent )
9 Membuka pembungkus obat suppositoria dan
meletakkan diatas pembungkusnya yang terbuka.
Bila menggunakan aplikator, isi aplikator dengan
krim, jelly atau foam sesuai kebutuhan
10 Memakai sarung tangan steril
11 Membersihkan vulva dan introitus vagina dengan
kapas air DTT
12 Untuk obat suppositoria
o Melunasi ujung suppositoria dan ujung jari dengan
jelly
o Menjepit suppositoria dengan jari telunjuk dan jari
tengah ( dengan tangan yang dominan ) bila tidak
ada alat khusus untuk keperluan tersebut
o Membuka labia minora ( dengan jari non
dominan ) sehingga lunang vagina terlihat jelas
o Memasukkan suppositoria perlahan-lahan ke
dalam vagina sejauh mungkin sampai menyentuh
formiks posterior ( 8-10 cm ) sambil pasien
disuruh menarik napas panjang
o Mengeluarkan jari dari dalam vagina, dan
menganjurkan pasien tetap dalam posisi supinasi
selama 5-10 menit
13 Untuk menggunakan aplikator
o Untuk memasukkan aplikator ke dalam lubang
vagina, dengan pelan-pelan, mendorong
pengokang secara hati-hati sampai obat habis
o Mengeluarkan aplikator

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


14 Membereskan peralatan
15 Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang
nyaman
16 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
17 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
18 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


54
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

PEMBERIAN OBAT MELALUI REKTUM

A. Profil
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria
yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada
obat diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra
indikasi pada aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian
obat supositoria ini pasien yang mengalami pembedahan rektal.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


B. Jenis Obat Dengan Cara Rektum
1. Dulkolak supositotia

2. Aminofilin supositoria

C. Tujuan
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang
buang air besar.

MEMBERIKAN OBAT MELALUI REKTUM

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


1 Memeriksa dan menyakinkan tentang adanya order
pengobatan
2 Menyiapkan alat dan obat secara ergonomis,
membawa ke dekat pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- pengalas
- sarung tangan
- obat
- jeli
- tisu
- bengkok
- kassa
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
dan menjelaskan rasa tidak nyaman yang mungkin
akan terjadi
4 Mengatur posisi pasien ( tidur miring dalam posisi
sim )
5 Memasang pengalas dibawah bokong
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
7 Memakai sarung tangan, buka suppositoria
8 Mengambil obat suppositoria dengan kassa
9 Mengoleskan ujung suppositoria dan ujung telunjuk
kanan ( telunjuk tangan yang dominan ) dengan
pelicin
10 Membuka bokong sekitar anus agar lubang jelas
terlihat ( dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan non
dominan )
11 Memasukkan suppositoria sejauh mungkin kedalam
rektum  7-8 cm, sampai melewati spingter ani
interna ( sambil pasien dianjurkan bernapas melalui
mulut, agar spingter rileks )
12 Menarik jari telunjuk keluar
13 Menjepit kedua bokong pasien untuk sementara
dengan ibu jari dan jari telunjuk salah satu tangan,
agar obat tidak keluar
14 Menganjurkan pasien tetap berbaring selama  20
menit dan tidak mengedan untuk menahan obat
15 Membersihkan daerah anus dengan tissue
16 Merapikan pasien dan mengatur dalam posisi yang
nyaman
17 Membereskan peralatan
18 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
19 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
20 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


60
Bukittinggi,...................

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Penguji

(…………………….)

OBAT SUNTIKAN AMPUL

Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang
memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Wadah ini berisi obat dosis

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


tunggal dalam bentuk cair. Untuk mengunakan obat daari wadah ampul ini, harus
mematahkan leher ampul.
Ukuran nominalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml.
Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya
ditentukan pemakaian dalam satu kali pemakaiannya untuk satu kali injeksi.
Menurut peraturan ampul dibuat dari gelas tidak berwarna, akan tetapi
untuk bahan obat peka cahaya dapat dibuat dari bahan gelas berwarna coklat tua.
Ampul gelas berleher dua ini sangat berkembang pesat sebagai ampul minum
untuk pemakaian peroralia.
Ampul merupakan wadah takaran tunggal sehingga penggunaannya untuk
satu kali injeksi. Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk
bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari
bahan gelas berwarna coklat tua.

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


1 Memeriksa dan menyakinkan bahwa order
pengobatan telah akurat
2 Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
- air mengalir
- sabun
- handuk
- ampul
- kassa steril
- gergaji ampul
- spuit beserta jarum
- bak instrumen
3 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengambil ampul, mengatur posisi ampul tegak
harus sejajar dengan mata kita
5 Menyentil kepala ampul atau memutar ampul
beberapa kali bila cairan obat ada atau banyak
terdapat dibagian kepala
6 Mengambil kassa steril, meletakkannya
mengelilingi leher ampul
7 Mematahkan leher ampul dengan ibu jari dan
jari-jari ( menggunakan gergaji ampul apabila
ampul susah dipatahkan )
8 Memegang ampul secara menjorok atau tegak
lurus dalam posisi terbalik dengan tangan yang
tidak dominant
9 Mengambil spuit dangan tangan yang dominan,
memasukkan jarum spuit kedalam lubang
ampul, ujung jarum atau batang spuit tidak
menyentuh pinggir ampul
10 Memasukkan cairan obat kedalam spuit sesuai
kebutuhan dengan menarik penghisap.
Mempertahankan jarum dibawah permukaan
cairan
11 Mengangkat jarum dari ampul menutup jarum
dengan metode penutupan sarung tangan
12 Memengang spuit tegak lurus mengarah keatas,
tarik bagian penghisap sedikit, dorong kembali
ke atas pelan-pelan untuk mengeluarkan udara.
Jangan sampai cairan keluar berlebih
13 Meletakkan spuit dalam bak instrument
14 Memebereskan alat
15 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


45
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


OBAT SUNTIKAN VIAL

A. Pengertian
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan
pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa
takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau
suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk
menghisap cairan injeksi.

B. Jenis Obat Suntikan Vial


1. Adidyl.
2. Adimidon.
3. Cortison.
4. Kanamicin.
5. Kemicetin.
6. Meylon.
7. Viccilin.

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI VIAL

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


1 Memeriksa dan menyakinkan bahwa order
pengobatan telah akurat
2 Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomic
- air mengalir
- sabun
- handuk
- vial
- kapas alkohol
- water for injeksion
- spuit beserta jarum
- bak instrumen
3 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengambil vial, campur larutan dalam vial
dengan memutar-mutar vial dalam genggaman
(jangan mengocok karena akan menimbulkan
banyak gelembung udara /busa
5 Membuka logam penyegel vial yang menutupi
karet
6 Menghapushamakan karet penghapus dengan
kapas alkohol dan membiarkan kering
7 Bila obat dalam vial berbentuk serbuk melakukan
pengoplosan dengan air steril (water for injeksion)
sesuai kebutuhan dosis
8 Membuka spuit dari kemasan, mengencangkan
jarum dengan tabung spuit, memdorong plunger
untuk mengeluarkan udara yang ada di tabung
spuit
9 Membelik vial dengan mulut vial ke bawah
(dengan ibu jari dan jari-jari tangan yang tidak
dominan), sejajar dengan mata kita
10 Dengan tangan yang dominan, menusukkan jarum
suntik ke karet vial, dan menghisap cairan obat
(ibu jari dan jari telunjuk memegang ujung barel
dan ujung plunger)
11 Menahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian
cairan
12 Menyentil bagian ujung barel dengan hati-hati
untuk melepaskan gelombang udara.
Mengeluarkan semua udara yang terdapat
dibagian atas spuit ke dalam vial ( untuk
mengeluarkan udara biarkan jarum tetap dalam
vial )
13 Menarik barel dari spuit bila dosis telah terpenuhi
14 Menutup spuit dengan tehnik satu tangan
15 Meletakkan spuit dalam bak instrument
16 Membereskan alat
17 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


51
Bukittinggi,...................
Penguji

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


(…………………….)

INJEKSI INTRA CUTAN

A. Pengertian
Injeksi IC merupakan injeksi yang di tusukkan pada lapisan dermis atau di bawah
dermis atau permukaan kulit.
Injeksi di lakukan terbatas karena hanya sejumlah kecil obat yang dapat di masukkan.
Lazim untuk test tuberkulin, test obat tertentu atau vaksinasi.
area yang lazim di gunakan: lengan bawah bagian dalam, lengan bagian atas dan
punggung pada area skapula.

B. Tujuan
Untuk mendapatkan reaksi setempat, misalnya untuk mentest reaksi pasien terhadap
antibiotik seperti Amoksilin, dan dapat juga bertujuan untuk memasukkan atau
menambah kekebalan pada pasien terhadap suatu penyakit, misalnya pada suntikan
BCG.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Injeksi dapat di lakukan pada 2 tempat yaitu:
1. Lengan bagian bawah:
Bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku, dan lakukan pada kulit
yang sehat, jauh dari pembuluh darah.
2. Lengan bagian atas:
3 jari di bawah sendi bahu di tengah-tengah daerah muskulus deltoideus, tempat
ini khususnya untuk pemberian BCG.

MEMBERIKAN INJEKSI INTRA CUTAN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- kapas alkohol dalam tempatnya
- spuit
- obat dan k/p gergaji ampul
- bak instrumen
- bengkok
- karet pembedung
- pulpen dan buku dokumentasi
3 Memasang sampiran
4 Patahkan ampul dan masukkan ke spuit steril
dalam bak instrument
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Memasukkan obat kedalam spuit
10 Menentukan tempat penyuntikan
11 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan
kapas alkohol, secara sirkulair dengan diameter 
5 cm
12 Menegangkan kulit dengan kulit yang tidak
dominan
13 Menusuk jarum kedalam kulit dengan tangan yang
dominan ( jarum dan kulit membentuk sudut 15-
20 )
14 Memasukkan obat perlahan-lahan hingga timbul
gelembung berwarna putih
15 Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan,
tidak melakukan messase pada bekas kulit
16 Memberi tanda dengan pena secara melingkar
pada sekeliling suntikan dengan diameter  2 cm (
pada test alergi )
17 Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas
vial /ampul obat dengan benar
18 Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan
chlorin 0,5% selama 10 menit
19 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir
20 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


60
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


INJEKSI SUB CUTAN

A. Pengertian
Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit.
Penyuntikan subkutan (hipodermolisis) menyiapkan sebuah alternatif ketika rute
intravena tidak dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat digunakan
tetapi injeksi harus diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute intravena,
absorpsinya lebih lambat, lebih nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan yang
digunakan lebih kecil (biasanya dibatasi untuk larutan isotonis) dan lebih terbatas zat
tambahannya.
Subkutan (SC) atau injeksi hipodermik diberikan di bawah kulit. Parenteral diberikan
dengan rute ini mempunyai perbandingan aksi onset lambat dengan absorpsi sedikit
daripada yang diberikan dengan IV atau IM

B. Tempat injeksi sub cutan


1. Lengan bagian atas luar

2. Paha depan

3. Daerah abdomen

4. Area scapula pada punggung bagian atas

5. Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas.

C. Kontra indikasi
Merah dan oedema

D. Jenis obat
1. Vaksin
2. Insulin
3. imunisasi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN INJEKSI SUB CUTAN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- kapas alkohol dalam tempatnya
- spuit
- obat dan k/p gergaji ampul
- bak instrumen
- bengkok
- karet pembedung
- pulpen dan buku dokumentasi
3 Memasang sampiran
4 Patahkan ampul dan masukkan ke spuit steril
dalam bak instrument
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Memasukkan obat kedalam spuit
10 Menentukan tempat penyuntikan
11 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan
kapas alkohol, secara sirkulair dengan diameter 
5 cm
12 Menegangkan kulit dengan kulit yang tidak
dominan
13 Menusuk jarum ke bawah kulit, dengan tangan
yang dominan ( jarum dan kulit membentuk sudut
 45 )
14 Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah
jarum masuk pembuluh darah atau tidak
15 Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam otot
( apabila dalam aspirasi tidak terdapat darah, bila
ada darah tarik segera spuit dang anti dengan yang

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


baru )
16 Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan,
dengan meletakkan kapas alkohol di atas jarum
kemudian tarik jarum keluar
17 Tekan tempat tusukan dengan menggunakkan
kapas kering dan cabut jarum dari kulit
18 Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas
vial /ampul obat dengan benar
19 Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan
chlorin 0,5% selama 10 menit
20 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
21 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


54
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


INJEKSI INTRA MUSKULER

A. Pengertian
Injeksi moskuler adalah proses injeksi oabat ke dalam tubuh melalui otot dalam
jumlah yang cukup banyak, di absorbsi lebih cepat karna banyak suplai darah di otot
tubuh, dan posisi jarumnya adalah 90o .

B. Tempat atau lokasi injeksi intra moskuler


a. Deltoid, yaitu daerah tiga jari dari pangkal tangan

b. Dorsogluteal, merupakan daerah bokong

c. Ventrogluteal, menarik garis bayangan dari spina iliaka posterior superior menuju
trocenter besar, dan injeksinya pada area literal.

d. Vastus lateralis, merupakan daerah yang terletak antara sisi median anterior dan
sisi medialateral paha.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


e. Vektus femoralis, pada daerah ini masa otot nya besar vaskularisasinya harus
baik dan jauh dari syaraf

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN INJEKSI INTRA MUSKULAR

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- kapas alkohol dalam tempatnya
- bak instrumen
- spuit 3 atau 5 ccbeserta jarum
- obat dan k/p gergaji ampul k/p aquades
- bak instrumen
- bengkok
- pulpen dan buku dokumentasi
3 Memasang sampiran
4 Patahkan ampul dan masukkan ke spuit steril
dalam bak instrument
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Memasukkan obat kedalam spuit
10 Menentukan tempat penyuntikan
11 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan
kapas alkohol, secara sirkulair dengan diameter
 5 cm
12 Menegangkan kulit dengan kulit yang tidak
dominan
13 Menusuk jarum ke dalam otot dengan tangan
yang dominant ( jarum dan kulit membentuk
sudut  90 )
14 Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah
jarum masuk pembuluh darah atau tidak
15 Memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam otot
( apabila dalam aspirasi tidak terdapat darah,
bila ada darah tarik segera spuit dang anti
dengan yang baru )

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


16 Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan,
dengan meletakkan kapas alkohol di atas jarum
kemudian tarik jarum keluar
17 Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas
vial /ampul obat dengan benar
18 Melepas sarung tangan
19 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
20 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


60
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

INJEKSI INTRAVENA

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


A. Pengertian

Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat
langsung masuk ke dalam sirkulasi darah. Injeksi intravena banyak digunakan pada
kasus kegawat daruratan, karena reaksi obat akan lebih cepat diperoleh dari pada cara
injeksi yang lain.

B. Macam- macam intravena

a. Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan
merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena.
b. vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau mengukur tekanan vena
sentral

C. Tempat Injeksi :
a. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
b. Pada tungkai (vena saphenosus)
c. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
d. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN INJEKSI INTRAVENA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- kapas alkohol dalam tempatnya
- spuit 3 atau 5 cc beserta jarum
- obat dan k/p gergaji ampul
- bak instrumen
- bengkok
- karet pembedung
- pulpen dan buku dokumentasi
3 Memasang sampiran
4 Patahkan ampul dan masukkan ke spuit steril
dalam bak instrument
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
6 Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Memasukkan obat kedalam spuit
10 Mencari daerah yang terlihat jelas venanya
11 Memasang pengalas dibawah daerah /tempat
yang akan disuntik
12 Mengikat bagian diatas daerah yang akan
disuntik dengan karet pembendung /truniquet,
menganjurkan pasien mengepalkan tangannya
dengan ibu jari didalam genggaman
13 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan
kapas alkohol, secara sirkulair dengan diameter
 5 cm
14 Menegangkan kulit dengan kulit yang tidak
dominan
15 Menusuk jarum ke dalam otot dengan tangan
yang dominan ( jarum dan kulit membentuk

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


sudut  20 )
16 Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah
jarum sudah masuk vena
17 Membuka karet pembendung, menganjurkan
pasien membuka tangannya dan memasukkan
obat perlahan-lahan kedalam verna
18 Menarik jarum keluar setelah obat dimasukkan,
dengan meletakkan kapas alkohol di atas jarum
kemudian tarik jarum keluar
19 Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas
vial /ampul obat dengan benar
20 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
21 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
22 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


66
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


INFUS

1. Pengertian/ profil
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
daritubuh.

2. Indikasi Pemasangan Infus :


1. Pasien dengan dehidrasi
2. Sebelum transfusi darah
3. Pasien Pra dan Pasca Bedah,sesuai
dgnprogram terapi
4. Pasien yang dipuasakan
5. Pasien yang memerlukan pengobatan
yangpemberiannya dgn cara infus
6. Pemberian cairan intravena
(intravenous fluids).
7. Pemberian nutrisi parenteral
(langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
8. Pemberian kantong darah
dan produk darah.
9. Pemberian obat yang terus-
menerus (kontinyu).
10. Upaya profilaksis (tindakan
pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar  dengan
risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadisyok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
11. Upaya profilaksis pada pasien-
pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan)
dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps(tidak teraba),
sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

3. Kontraindikasi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


a. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan
infus.
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis (cuci darah).

c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang


aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

4. Jenis Cairan Infus:


a. Cairan hipotonik :
Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien
cuci darah(dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia
(kadar gula darah tinggi) denganketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan daridalam pembuluh
darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan
tekananintrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah
NaCl 45% dan Dekstrosa2,5%.
b. Cairan Isotonik :
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah),sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalamihipovolemi (kekurangan cairan
tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risikoterjadinya
overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
danhipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garamfisiologis (NaCl 0,9%).
c. Cairan hipertonik :
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi
edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairanhipotonik.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.Pembagian
cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
d. Kristaloid :
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan
(volume expanders) kedalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan
berguna pada pasien yang memerlukancairan segera. Misalnya Ringer-Laktat
dan garam fisiologis.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


e. Koloid :
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar
dari membrankapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya
hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya
adalah albumin dan steroid

MEMASANG INFUS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- perlak
- sarung tangan
- bak instrumen
- tiang infus
- infus set
- cairan infus
- bengkok
- torniquet
- kapas alkohol dalam tempatnya
- jarum abbocath
- plester dan gunting verband
- kassa steril
- bethadine pada tempatnya
- alat tulis
3 Memasang sampiran
4 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
5 Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah
yang akan dipasang infuse
6 Memakai sarung tangan
7 Menggantungkan cairan infus pada tiang infus
8 Membuka kemasan infus set
9 Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dan menutup klem yang ada pada saluran infuse
10 Menusukkan pipa saluran infus kedalam botol cairan
dan mengisi tabung tetesan dengan cara memencet
tabungan tetesan infus hingga setengahnya
11 Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar
sehingga tidak ada udara pada slang infus lalu tutup
kembali klem
12 Memilih vena yang akan dipasang infuse
13 Meletakkan torniquet 10-12 cm diatas tempat yang
akan ditusuk, menganjurkan pasien menggenggam
tangannya
14 Melakukan disinfeksi daerah pemasukan dengan
kapas alkohol secara sirkulair dengan diameter  5
cm
15 Memasukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang
jarum mengahadap ke atas, dengan menggunakan
tangan yang dominant
16 Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
17 Memasukkan abbocath secara pelan-pelan serta
menarik secara pelan-pelan jarum yang ada pada
abbocath, hingga plastik abbocath masuk semua
dalam vena, dan jarum keluar semua
18 Melepaskan torniquet, menganjurkan pasien
membuka tangannya dan melonggarkan klem untuk
melihat kelancaran tetesan
19 Segera menyambung dengan slang infus dan alirkan
cairan infuse dengan membuka klem pada slang
20 Menutup tempat tusukan dengan kasa steril yang
telah diberi bethadine, dan direkatkan dengan plester
21 Mengatur tetesan sesuai kebutuhan
22 Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus
supaya tidak digerak-gerakan agar jarum infuse tidak
bergeser dan tidak perlu memasang spalk
23 Membereskan alat dan merapikan pasien
24 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan chlorin
0,5% selama 10 menit
25 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
26 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


78
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MELEPAS INFUS

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan dan mendekatkan kepasien
- sampiran
- ari mengalir, sabun, handuk
- perlak
- sarung tangan
- kapas alkohol
- plester
- bengkok
- larutan klorin
- buku cacatan dan pulpen
- tempat sampah
3 Memasang sampiran
4 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
5 Memasang perlak dan pengalasnya
6 Memakai sarung tangan
7 Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan
kapas alkohol
8 Melepaskan plester dan kassa dari kulit
9 Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan
mencabut infus pelan-pelan
10 Merekatkan kapas alkohol dengan plester
11 Membereskan alat dan merapikan pasien
12 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorin 0,5% selama 10 menit
13 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
14 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dilakukan
Total
Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


42 Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)
TRANSFUSI DARAH
A. Pengertian
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor)
ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai
komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah
merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-
faktor pembekuan. Diperlukan pedoman dalam pemberian komponen-komponen
darah untuk pasien yang memerlukannya, sehingga efek samping transfusi dapat
diturunkan seminimal mungkin. Dalam pedoman WHO (Sibinga, 1995) disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang
hilang/kurang.

B. Tujuan
1. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap
brmanfaat.
3. Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran
darah (stabilitas peredaran darah).
4. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
5. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
6. Memperbaiki fungsi Hemostatis.
7. Tindakan terapi kasus tertentu.

C. Macam Tranfusi Darah


1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB)
2. Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan
darah lebih dari 25 %.
3. Darah Komponen

D. Indikasi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan
cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma
subtitute atau larutan albumin

MEMASANG TRANSFUSI DARAH

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran - cairan infus
- air mengalir, - bengkok
sabun, handuk - torniquet
- perlak - kapas alkohol
- sarung tangan - jarum abbocath
- tiang infus - plester
- flatbot - kassa betadin
- infus set - slang tranfusi
- alat tulis - kolf darah
3 Memasang sampiran
4 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5 Melakukan pemasangan infus dengan cairan Na
CL yang tersedia ( gunakan taranfusi set )
6 Memindahkan slang transfusi ke kolf darah, bila
aliran / tetesan sudah lancar
7 Mengatur tetesan sesuai dengan yang telah
ditentukan
8 Memindahkan slang ke botol infus apabila
persediaan darah telah habis
9 Membereskan alat dan merapikan pasien
10 Melepas sarung tangan
11 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
12 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Total
Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


24
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)
PEMBERIAN OKSIGEN

A. Pengertian Terapi Oksigen


Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan.Pada ketinggian laut, konsentrasi oksigen
dalam udara ruangan adalah 21 %.
Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan
okasigenasi jaringan yang adekuat.

B. Tujuan
1. Mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah
2. Menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard.

C. Indikasi :
1. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah,
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja
otot-otot tambahan pernafasan,
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk
mengatasi ganguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Keadaan yang biasanya diberikan O2


1. Sumbatan jalan nafas 8. Distress nafas
2. Henti nafas 9. Hipertemia
3. Henti jantung 10. Syok
4. Nyeri dada/angina pektoris 11. Stroke (Cerebro Vasculer Attack)
5. Trauma thorak 12. Keracunan gas
6. Tenggelam 13. Pasien tidak sadar
7. Hipoventilasi (respirasi < 10
kali/menit)

D. Kontra Indikasi
1. orang dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya
paru-paru dalam ruangan bertekanan tinggi.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


2. orang dengan riwayat operasi paru.
3. infeksi saluran nafas atas, cedera paru.
4. tumor ganas.

MEMBERIKAN OBAT INHALASI ZAT ASAM /OKSIGEN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu pasien tindakan apa yang akan
dilakukan
2 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- tabung humidifer
- water for irigation
- flow meter
- tabung oksigen dengan
- kateter nasal/kanula nasal/sungkup
- jelly
- kassa
- bengkok
- plester
- alat tulis
3 Memasang sampiran / tirai
4 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5 Mengatur posis pasien semi fowler dan bersihkan
pasien hidung dengan kasa
6 Mengisi gas humidifier dengan water for irigation
setinggi batas yang tertera
7 Menghubungkan flow meter dengan tabung
oksigen
8 Mengecek flow meter humidifier dengan memutar
pengatur konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya
gelembung udara dalam gas flow meter
9 Menghubung kateter nasal, kanul nasal / sungkup
muka dengan flow meter
10 Mengalirkan oksigen sesuai kebutuhan
11 Mengecek aliran kateter nasal / kanul nasal
12 Mengolesi ujung kateter nasal /kanul nasal dengan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


jelly sebelum dipakai pasien
13 Memasang alat kateter nasal /kanul nasal /sungkup
muka sederhana pada klien. jika menggunakan
kateter nasal/slang badan slang dilingkarkan di
kepala (selipkan slang mengitari telinga pasien dan
kencangkan slang kebelakang kepala pasien)
14 Beri kapas diantara slang dengan telinga agar
pasien merasa nyaman
15 Anjurkan pasien bernapas melalui hidung
16 Mengatur kembali posisi pasien
17 Membereskan alat dan merapikan pasien
18 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
19 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


48
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN INHALASI UAP

A. Definisi
Inhalasi uap dengan obat / tanpa obat adalah menghirup uap dengan / tanpa obat
melalui saluran pernapasan bagian atas.
Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat
untuk menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk
pengobatan saluran pernafasan bagian lebih bawah.

B. Indikasi
a. Pasien sesak nafas dan batuk
b. Broncho pnemonia
c. Bpom (bronchitis, emfisema)
d. Asma bronchial
e. Rhinitis dan sinusitis
f. Paska tracheostomi
g. Pilek dengan hidung sesak dan berlendir
h. Selaput lendir mengering
i. Iritasi kerongkongan, radang selaput lendir
j. saluran pernafasan bagian atas.

C. Kontraindikasi
a. Pasien yang tidak sadar/confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini,
membutuhkan mask/sungkup, tetapi mask efektifnya berkurang secara spesifik.
b. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak
ada/berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal
tube yang menggunakan tekanan positif.
c. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
d. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus
dengan perlahan. Ketika diinhalasi katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate
dan menimbulkan disritmia
e. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
IPPB/Intermittent Positive

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


f. Pressure Breathing, Sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan
bronkhospasme.

MEMBERIKAN OBAT INHALASI UAP

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu pasien tindakan apa yang akan
dilakukan
2 Memasang sampiran
3 Menyiapkan alat dan obat secara ergonomis,
membawa ke dekat pasien
- Sampiran
- meja
- sabun, air mengalir, handuk
- sarung tangan
- vaselin
- handuk
- pengalas
- waskom berisi air mendidih
- kapas lidi
- bengkok
- obat
- handuk penutup waskom
- larutan klorin
- alat tulis
4 Mengatur posisi pasien, duduk dengan kaki
menjuntai disisi tempat tidur
5 Menempatkan meja di depan pasien
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih,
pakai sarung tangan
7 Mengoleskan vaselin di sekitar mulut dan hidung
pasien, dengan lidi kapas
8 Memasang handuk di daerah dada dan penitikan ke
punggung
9 Meletakkan waskop berisi air mendidih di atas
meja pasien yang sudah diberi alas

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


10 Memasukkan obat yang sudah ditentukan ke dalam
waskom ( bila perlu )
11 Menutup waskom dengan handuk sedemikian rupa,
sehingga menyerupai corong
12 Mengatur posisi mulut dan hidung pasien
menghadap ke waskom, dan anjurkan untuk
menghirup uapa selama 10-15 menit
13 Membersihkan perlahan-lahan daerah sekitar mulut
dan hidung, bila sudah selesai
14 Merapikan pasien
15 Membereskan alat
16 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
17 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


51
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES DINGIN

A. Profil
Kompres Dingin (Cold Pack)
Bila kita memberikan rangsangan dingin, maka pada jaringan yang terkenan
rangsangan tadi akan mengalami penurunan temperature (cooling), hal ini akan
diikuti dengan :
1. Penurunantingkatmetabolism
2. Terjadi vasokonstriksi arteriole yang timbul akibat pengurangan
terbentuknya metabolit (CO2 dan asam laktat ) dan pengaruh dingin terhadap
pembuluh darah,
3. Vasokonstriksi juga terjadi pada pembuluh darah kulit dan ini berlangsung
secara reflektoris, oleh karena kulit sabagai komponen thermoregulator
(pengaturpanas) akan bereaksi terhadap adanya rangsangan dingin.
4. Vasokonstriksi yang terjadi akan menurunkan kecenderungan
terbentuknya cairan edema dan penurunan produksi cairan limfe, karena
permeabilitas dinding pembuluh darah menurun.
5. Dingin akan menginduksi pembuluh darah vena, sehingga terjadi
vakonstriksi pembuluh darah vena dan ini akan menaikkan tekanan venosa.

Kompres Hangat
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang telah di
celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
.
B. Tujuanpemberiankompres
1. Komprespanas
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. mengurangi rasa sakit
c. memberi rasa hangat, nyaman, dantenang pada klien
d. merangsang peristatikusus
2. Kompresdingin
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Mencegah peradangan meluas
c. Mengurangi kongesti
d. Mengurangi perdarahan setempat
e. mengurangi rasa sakit pada daerah setempat

C. Indikasi
1. Komprespanas
a. klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


b. klien dengan perut kembung
c. klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
d. sepasmeotot
e. adanya abses, hematoma
f. Sparidan strain
g. Arthritis kronis
2. KompresDingin
a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
b. Klien dengan batuk dan muntah darah
c. Pasca tonsilektomi
d. radang, memar
e. Gangguan sensibilitas kulit
f. Penyakit Buerger
g. Gangguan peredaran darah arteri perifer
D.   Kontraindikasi
1. KompresDingin
a. Sprain dan strain sertapasca trauma akut
b. Bursitis, Fibrositis, kapsulitis
2. KompresHangat
a. Gangguan sensibilitas Buerger diseases
b. Gangguan peredaran darah arterial perifir

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN KOMPRES HANGAT DAN DINGIN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Pemberian kompres hangat basah
1. Memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- kain kassa
- pinset
- air hangat
- kain kasa kering
- plester
- alat tulis
3. Mengatur posisi pasien berbaring senyaman
mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5. Mengambil kain kassa dengan pinset,
masukkan dalam cairan
6. Memeras sedikit, kemudian meletakkan pada
bagian yang akan dikompres
7. Membalut dengan kasin kassa kering dan
diplester

2 Pemberian kompres hangat kering


1. Mengisi buil-buil dengan 1 /3-2 /2 bagian air
hangat
2. Mengeluarkan udara dengan cara buli-buli
diletakkan ditempat yang rata, menekuk bagian
atas sampai kelihatan air dan tutup
3. Membungkus dengan kantong buli-buli
4. Meletakkan pada tempat yang akan dikompres

3 Pemberian kompres hangat dengan electrical


pad
1. Memeriksa tegangan listrik, cocokkan
dengan alat
2. Memasang stop kontak
3. Mengatur panas sesuai kebutuhan
4. Meletakkan pada bagian yang akan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dikompres

4 Memberikan kompres basah


1. Memakai sarung tangan
2. Membuka plester dan balutan
3. Mengakat kassa kotor dengan pinset
4. Memasukkan dalam bengkok
5. Membersihkan daerah luka dengan kapas
sublimate ke satu arah, luang ke bengkok
6. Mengulangi luka bersih
7. Mengganti pinset dengan pinset steril
8. Mengambil kassa steril yang telah dibasahi
cairan obat
9. Memeras dengan dua pinset
10. membentangkan dan meletakkan secukupnya
diatas luka
11. Menutup dengan kassa kering
12. Membalut dan plester

5 Memberikan kompres es biasa :


1. Memasukkan potongan es ke dalam air biasa
untuk menghilangtkan ujung-ujungnya yang
runsing
2. Memasukkan potongan-potongan es ke dalam
kirbat es 2/3 bagian
3. Mengeluarkan udara
4. Menutup kirbat es
5. Memeriksa apakah kirbat bocor atau tidak
6. emberi sarung kirbat es
6 Merapikan pasien
7 Membereskan peralatan
8 Mencuci tangan
9 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


27
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)

A. Definisi NGT
Selang nasogastrik atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-
obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,
cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga digunakan untuk mengeluarkan isi
lambung.

Tujuan dan Manfaat Tindakan


Nasogastrik tube digunakan untuk:
1. Mengeluarkan isi lambung
2. Untuk memasukan cairan
3. Memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anestesi

Dokumentasi
Lakukan pencatatan terhadap hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
1. Tanggal dan waktu insersi selang
2. Warna dan jumlah cairan yang keluar
3. Ukuran dan tipe selang
4. Toleransi pasien terhadap prosedur

Hasil yang diharapkan


1. Pasien tidak mempunyai keluhan mual dan muntah
2. nyeri karena distensi abdomen berkurang
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
4. Tidak terjadi aspirasi

B. Indikasi
1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas, darah atau cairan
2. Keracunan makanan atau minuman
3. pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4. Untuk diagnosa atau analisa isi lambung
5. Persiapan operasi dengan general anestesi
C. Kontraindikasi
1. Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan esophageal varises
2. Pasien dengan gatric bypass surgery
3. Pasien Koma (tanpa tindakan proteksi airway)
4. Pasien dengan maxillofacial injury atau anterior fossa skull fracture

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMASANG NGT ( NASO GRASTRIC TUBE )

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- kassa/lidi kapas
- penghalas
- set NGT
- bak instrument steril
- sarung tangan steril
- jeli/air
- klem
- stetoskop
- waskom berisi air
- makanan cair
- spuit
- corong jika perlu
- air matang
- plester
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien ( sebaiknya setengah
duduk / semi fowler )
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Membersihkan hidung pasien dengan kassa /lidi
kapas
7 Memasang penghalas diatas dada pasien
8 Membuka kemasan NGT, dan meletakkan pada
bak instrumen steril
9 Memakai sarung tangan steril
10 Mengambil NGT, mengukur panjang slang NGT
mulai dari epigastrium, ke hidung kemudian
ketelinga, memberi tanda pada selang NGT
11 Melicinkan ujung pipa dengan air dan mengklem
pipa
12 Memasukan NGT perlahan-lahan melalui hidung
pasien (pasien yang sadar dianjurkan untuk
menelan ), bila ada tahanan mengeluarkan NGT

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dan mengganti ke lubang hidung satunya
13 Memastikan slang NGT benar-benar masuk
lambung dengan mengujinya (dengan aspirasi
cairan lambung /memasukan udara /tes asam
lambung, memasukan slang ke air)
14 Mengambil makanan cair dengan spuit
15 Memasang corong atau spuit pada pangkal pipa
16 Memasukan /mendorong makanan secara
perlahan-lahan
17 Mengeklem dulu pipa bila cairan habis dan
menghisap cairan lagi dengan spuit, sampai dosis
yang ditentukan
18 Meninggikan pangkal pipa apabila cairan tidak
lancar
19 Membilas pipa dengan air matang dan segera
mengeklem pipa
20 Meletakan pipa di pipi bila NGT dipasang
permanen
21 Membereskan alat, dan merapikan pasien
22 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
23 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
24 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


72
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

MEMBERI MAKAN MELALUI PIPA LAMBUNG

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- makanan cair yang hangat
- corong dan spuit
- bila ada obat, dihaluskan dan dilarutkan
dengan air putih secukupnya
- stetoskop
- serbet makan

3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air


mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Memeriksa perut pasien kembung atau tidak
5 Mengatur pasien dalam posisi semi fowler, kepala
dimiringkan
6 Mengontrol kembali posisi pipa dengan cara
auskultasi dan aspirasi
7 Meletakkan servet di bawah pipa untuk
melindungi pasien dari makanan yang tercecer
8 Tutup pipa / klem dilepas sambil pipa dijepit
dengan jari sehingga udara tidak masuk melalui
pipa
9 Memasang corong pada pipa sambil pipa tetap
dijepit
10 Memasukkan cairan makanan/obat secara perlahan
– lahan melalui dinding corong sambil jepitan
pada pipa ditutup/diklem kembali
11 Memasukkan air putih untuk membilas,
sesudahnya pipa ditutup /di klem kembali.
12 Membereskan alat
13 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
14 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Nilai = Total x 100 = .....
42
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MERAWAT LUKA

1. PENGERTIAN
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma mekanis. Pada
setiap luka yang sudah terinfeksi akan timbul peradangan yang disusul nanah.
Dasar Pertolongan
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah kerusakan jaringan lebih parah
4. Mempergunakan cara – cara pertolongan agar penyembuhan lebih cepat

2. INDIKASI
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.

3. MACAM- MACAM LUKA


a. Luka Lecet
Terkelupasnya permukaan kulit akibat pergesekan dengan benda keras dan
kasar
b. Luka Memar
Kerusakan jaringan di bawah kulit akibat pukulan benda tumpul, tanpa
kerusakan yang berarti di permukaan kulit
Tanda : membiru dan membengkak
c. Luka Iris
Luka yang ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam, dengan tanda
bentuk luka memanjang, tepi luka merupakan garis lurus, jaringan sekitar luka
tidak rusak
d. Luka Robek
Luka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang tidak terlalu tajam. Dengan
tanda seperti tepi luka tidak teratur, jaringan sekitar luka rusak, tindakan pada
umumnya memerlukan jahitan (Dokter/Rumah Sakit)
e. Luka Tusuk
Luka yang ditimbulkan oleh tusukan benda berujung runcing. Dengan tanda
mulut luka lebih sempit daripada dalamnya, tepi luka ikut terdorong kedalam
luka, bahaya infeksi dan tetanus lebih besar. Letak luka harus diperhatikan,
misalnya : di daerah jantung akan menimbulkan kematian lebih cepat.
Luka tusuk di Dada
Bila tidak mengenai jantung dapat menembus hingga paru – paru sehingga
menimbulkan perdarahan dalam rongga paru – paru dan udara masuk ke
dalam rongga paru – paru sehingga paru – paru pada sisi yang sakit akan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


mengempis. Tanda :Kesakitan waktu bernafas, mendadak sesak, gerakan iga
di sisi yang luka berkurang
f. Luka Tembak
Bentuknya antara luka tusuk dengan luka robek. Pada luka tembak ini harus
dicari tempat keluarnya peluru. Bila tidak ditemukan kemungkinan peluru
tertinggal di dalam tubuh.
Pada pinggir luka tempat peluru masuk sering terdapat jeluga biru panasnya
peluru
g. Luka Bakar

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MERAWAT LUKA OPERASI ( MENGGANTI BALUTAN )

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
1. Alat steril :
a. Pincet anatomi 1
b. Pinchet chirurgie 1
c. Gunting Luka (Lurus)
d. Kapas Lidi
e. Kasa Steril
f. Mangkok / kom Kecil
g. Sarung tangan
h. Betadine 10 %

2. Alat tidak steril


a. Sampiran
b. Gunting pembalut/verban
c. Plaster
d. Bengkok 2 buah
e. Pembalut
f. Bensin/ Aseton
g. Pengalas
h. Kapas alcohol
i. alat tulis
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien ( sebaiknya setengah
duduk / semi fowler )
5 Masukkan betadine dalam kom steril
6 Mamasang perlak dan pengalasnya di bawah
daerah yang akan dilakukan perawatan
7 Letakkan bengkok disamping lokasi luka
8 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
9 Memakai sarung tangan ( perhatikan prinsip steril
dan pencegahan infeksi )
10 Megolesi plester dengan kapas beralkohol, agar
mudah dan tidak sakit saat plester dibuka
11 Membuka plester dan kassa menggunakan pinset
12 Buang kasa kotor kedalam bengkok dan pinset

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


kotor tempatkan pada bengkok satu lagi
13 Mengkaji ulang ( tekan daerah sekitar luka, kering
/ basah / keluar pus /cairan dari tempat luka serta
melihat penutupan kulit dan integritas kulit)
14 Ambil pinset anatomi steril dan chirugis
15 Basahkan kassa dengan bethadine dan peras
dengan kedua pinset tadi
16 Membersihakn luka ( menggunakan kassa terpisah
untuk setiap usapan, membersihkan luka dari
setiap area yang kurang terkontaminasi ke area
terkontaminasi atau dari dalam keluar)
17 Membuang kassa yang telah digunakan ke dalam
nierbekken
18 Bila ada jaringan lain dapat digunting
19 Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa
yang baru
20 Bersihkan bekas plester dengan aseton (bila tidak
ada kontraindikasi)
21 Memberikan anti septic
22 Menutup luka dengan kassa steril dan memasang
plester ( pada pemasangan kassa steril, perhatikan
serat kassa jangan ada yang menempel pada luka
23 Merapikan pasien
24 Membereskan alat dan merapikan pasien
25 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
26 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
27 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


81
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MERAWAT LUKA OPERASI ( MENGANGKAT JAHITAN )

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran
- sabun, air mengalir, handuk
- perlak
- sarung tangan
- kapas alkohol
- pinset
- larutan antiseptik
- bengkok
- gunting
- kassa
- plester
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mamasang perlak dan pengalasnya di bawah
daerah yang akan dilakukan perawatan
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
7 Memakai sarung tangan ( perhatikan prinsip steril
dan pencegahan infeksi )
8 Megolesi plester dengan kapas beralkohol, agar
mudah dan tidak sakit saat plester dibuka
9 Membuka plester dan kassa menggunakan pinset
10 Mengkaji luka ( menyakinkan luka kering )
11 Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau
betadine
12 Membuang kassa yang telah digunakan ke dalam
nierbekken
13 Mengangkat dan menahan bagian luar jahitan
dengan pinset menggunakan tangan non dominan
14 Memotong benang dibawah simpul dengan
gunting
15 Mencabut benang dari kulit secara perlahan
16 Melakukan tindakan antiseptik dan membuang
kassa kedalam bengkok

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


17 Menutup luka dengan kassa dan di plester
18 Merapikan pasien
19 Membereskan alat dan merapikan pasien
20 Melepas sarung tangan, rendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
21 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
22 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


66
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENJAHIT LUKA

A. Pengertian
Jahit menjahit (Suture) merupakan sebuah tehnik atau upaya yang dapat dilakukan
oleh tenaga medis seperti dokter manusia dan dokter hewan dalam persembuhan luka
(vulnus), terutama vulnus incisivus atau luka akibat sayatan benda tajam. Jahit
menjahit perlu dilakukan dan dipelajari sebagai modal utama seorang tenaga medis.
B. Macam-macam jahitan
1. Jahitan interrupted:
Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu). Merupakan jenis jahitan yang
paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7
mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak
antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan. 
2. Jahitan matras vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan
menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak
subkutisnya dan tepi satu demi satu.
Jahitan matras horizontal
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak
bolehdigunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya
terlihat bergelombang
3. Jahitan Continous
a. Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya
lebih rata biladibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika
benang putus / simpul teruraiseluruh tepi luka akan terbuka.
b. Jahitan interlocking, feston
c. Jahitan kantung tembakau (tabl sac)
4. Jahitan Subkutisa.
a. Jahitan continous : jahitan terusan subkutikuler atau intrademal.
Digunakan jika ingindihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga
untuk menurunkan tengan pad alukayang lebar sebelum dilakukan penjahitan
satu demi satu.
b. Jahitan interrupted dermal stitch
5. Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat dibuat dari
guntingansarunga tangan fungsi dren adalah mengelirkan cairan keluar berupa
darah atau seru
C. Tujuan
Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka, .supaya
tidak terjadi perdarahan, infeksi dan mempercepat penyembuhan luka.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENJAHIT LUKA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke dekat pasien
o Spuit 5 cc
o Kapas alkohol 70%
o Lidokain 1%
o Aqua for injeksion ( untuk mengoplos
loidokain, bila lidokain yang tersedia 2%
o Pengalas
o Kassa steril
o Gunting benang
o Naldvoeder
o Pinset anatomis
o Korentang
o Jarum kulit
o Jarum otot ( kalau perlu )
o Benang kulit ( slide )
o Benang otot /catgut (kalau perlu)
o Bengkok
o Larutan antiseptik / garam faal
o Kom
o Perhidol ( kalau perlu )
o Sarung tangan steril
o Waskom larutan chlorine 0,5%

3 Memasang sampiran atau penutup tirai


4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memasang perlak dan pengalasnya
7 Memakai sarung tangan
8 Mengkaji luka, kedalamnya, luasnya dan keadaan
luka
9 Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau
garam faal menggunakan kassa terpisah untuk
setiap usapan, membersihkan luka dari area yang
kurang terkontaminasi atau ke area kontaminasi
10 Menggunakan injeksi lidokain ( hisap lidokain 1%
ke dalam spuit atau untuk lidokain 2% encerkan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dengan menggunakan aqua for injeksion dengan
perbandingan 1 : 1 )
11 Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang
akan disuntikan menggunakan alkohol 70% secara
sirkulair dengan diameter kurang lebih 5 cm
12 Menyuntikkan lidokain secara sub cutan di sekitar
tepi luka
13 Lakukan aspirasi, apabila tidak ada darah
masukkan lidokain secara perlahan-lahan sambil
menarik jarum dan memasukkan obat sepanjang
tepi luka
14 Melakukan hal yang sama pada tepi luka yang lain
15 Menunggu kira-kira 2 menit untuk melihat reaksi
obat
16 Menguji reaksi obat dengan menggunakan ujung
pinset pada daerah luka, apabila pasien sudah
tidak mengeluh sakit berarti obat sudah bereaksi,
apabila masih mengeluh sakit tunggu 2 menit lagi
kemungkinan obat belum bereaksi
17 Menyiapkan naldvoeder, jarum dan benang
( apabila luka akan dilakukan penjahitandalam,
gunakan otot /cagut dan menggunakan jarum otot
yang ujungnya bulat ), apabila luka hanya
dilakukan penjahitan luar /kulit gunakan benang
kulit /side dengan menggunakan jarum kulit yang
ujungnya segitiga
18 Menjahit luka bagian dalam menggunakan benang
cagut apabila luka terlihat dalam, bila luka tidak
dalam dan pembuluh darah /otot tidak ada yang
terputus melakukan penjahitan dengan side
19 Menjahit luka kurang lebih 1 cm di atas ujung
luka dan ikat
20 Memotong benang jahitan, sisakan benang kira-
kira 1 cm
21 Melakukan penjahitan satu persatu di bawah
jahitan pertama dengan jarak antara jahitan satu
dengan lainnya kurang lebih sama dengan
kedalam luka
22 Merapikan kembali jahitan, agar kulit saling
bertemu dengan rapi
23 Memberikan antiseptik pada luka
24 Menutup luka dengan kassa steril dan memasang
plester ( pada pemasang kassa steril, perhatikan
serat kassa jangan ada yang menempel pada luka
25 Merapikan pasien
26 Membereskan alat yang digunakan
27 Mencuci sarung tangan dengan larutan chlorin,
melepas sarung tangan, merendam dalam larutan
chlorine 0,5% selama 10 menit
28 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
29 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total
Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


87 Bukittinggi,...................
Penguji

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga
tindakan apa yang akan dilakukan
2 Melakukan anamnese riwayat dari ibu meliputi
faktor genetik, faktor lingkungan, sosial, faktor
ibu dan perinatal, fator neonatal
3 Mernyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
- air mengalir, sabun, handuk
- timbangan bayi dan pangalas
- meteran
- alat tulis
4 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5 Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam
keadaan hangat
6 Meletakkan bayi pada tempat yang rata / tempat
tidut ( upayakan tempat pemeriksaan aman,
menghindari bayi terjatuh )
7 Melekukkan penimbangan dengan cara
meletakkan kain atau kertas pelindung dan atur
skala timbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi dengan
berat alas dan pembungkus bayi
8 Melakukan pengukuran panjang badan.
Meletakkan bayi di tempat yang datar. Mengukur
panjang badan bayi menggunakan alat pengukur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki /badan bayi diluruskan
9 Mengukur lingkaran kepala. Pengukuran
dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi
10 Mengukur lingkaran dada dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua putting susu)
11 Melakukan pemeriksaan kepala. Melakukan
pengecekan kontur tulang tengkorak, penonjolan
daerah yang cekung, memperhatikan juga
hubungan kedua telinga simetris atau tidak dan
keadaan mata, apakah tanda-tanda infeksi,
memeperhatikan juga bibir dan mulut
12 Melakukan pengecekan leher. Mengamati apakah
ada pembengkakan atau pembesaran kelenjar

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


thyroid atau vena jugularis
13 Melakukan pemeriksaan dada, memperhatikan
bentuk puting, bunyi napas, bunyi jantung
14 Memeriksa bahu, lengan, tangan. Memperhatikan
gerakan dan jumlah jari
15 Memeriksa system saraf, memeriksa adanya
reflek moro
16 Memeriksa perut, memperhatikan bentuk,
penonjolan sekitar pusat, pendarahan tali pusat,
benjolan
17 Memperhatikan genetalia laki-laki,
memperhatikan skrotum apa sudah turun, penis
berlubang
Atau
Memeriksa genetalia perempuan, vagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan
minora
18 Memeriksa tungkai dan kaki, memperehatikan
gerakkan, jumlah jari, bentuk
19 Memeriksa punggung dan anus, memperhatikan
adanya pembengkakan atau ada cekungan,
periksa anus berlubang atau tidak
20 Memeriksa kulit, memperhatikan vernik, warna
kulit, pembengkakan dan bercak hitam, tanda
lahir
21 Menjelaskan pada orangtua hasil pemeriksaan
22 Merapikan bayi
23 Membereskan alat
24 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
25 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


75
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK IBU

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu pasien tindakan apa yang akan
dilakukan
2 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- kapas sublimat
- bengkok
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Melakukan penilaian secara sistematis keadaan
umum pasien, dengan infeksi terhadap : keadaan
umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit
dan pigmentasi
6 Melakukan pemeriksa kepada kepala dan wajah
7 Melakukan pemeriksaan pada mata, bola mata,
sklera dan konjungtiva
8 Melakukan inspekasi pada hidung
9 Melakukan pemeriksaan pada mulut dan
kerongkongan, dengan melakukan inspeksi
10 Melakukan inspeksi pada telinga
11 Melakukan pemeriksaan pada leher, pemeriksaan
kelenjar thyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe
12 Melakukan pemeriksaan pada dada, dengan
inspeksi, palpasi
13 Melakukan pemeriksaan pada paru dengan
inspeksi pada napas dan auskultasi dinding
14 Melakukan pemerikasaan pada ketiak
15 Melakukan pemeriksaan pada abdomnen dengan
inspeksi, auskultasi dengan menggunakan
stestoskop dan palpasi
16 Melakukan pemeriksaan ekstrimitas dengan
inspeksi dan perkusi refleks
17 Melakukan pemeriksaan punggung, dengan
inspeksi
18 Memakai sarung tangan
19 Melakukan vulva hygiene
20 Melakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar
limfe inguinal
21 Melakukan pemeriksaan anus adalah haemorroid

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


22 Merapikan klien
23 Membereskan alat dan merapikan pasien
24 Melepaskan sarung tangan
25 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
26 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
27 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


81
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PERSIAPAN TEMPAT TIDUR TANPA PASIEN
(UNOCCUPID BED)

A. Pengertian menyiapkan tempat tidur pasien baru:


Tempat tidur yang disiapkan  untuk klien yang baru masuk atau menjalani rawat inap.

B. Pengertian mengganti alat tenun tanpa pasien diatasnya


adalah
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien dengan memindahkan klien ke
kursi / tempat duduk.

C. Tujuan
1. Membersihkan perasaan senang dan meningkatkan rasa nyaman pada
pasien/klien
2. Meningkatkan mobilisasi klien
3. Memelihara kebersihan dan kerapian

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENYIAPKAN /MERAPIKAN TEMPAT TIDUR
TANPA PASIEN DIATASNYA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien bahwa
tempat tidurnya mau dirapikan
2 Menyiapkan alat secara ergonomic
- air mengalir, sabun, handuk
- tempat tenun kotor
- seprei besar
- steklaken
- selimut
- perlak
- lap kerja
- desinfektan
- sarung bantal dan guling
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mempersilahkan dan membantu pasien untuk turun
dari tempat tidur dan duduk dikursi ( pada pasien
yang mampu )
5 Mengambil selimut, perlak, sarung bantal klien dan
memasukan pada alat tenun kotor
6 Mendesinfeksi perlak lalu dibentangkan di kursi
7 Membuka seprai besar dan memasukkan ke tempat
kotor
8 Menggulung kasur dari bagian kepala ke kaki
9 Mendesinfeksi kedua sisi tempat tidur
10 Membalik kasur
11 Mengatur posisi kasur ketengah tempat tidur
12 Memasang seprei dengan garis tengan lipatan tepat
ditengah kasur
13 Memasukan seprei bagian kepala ke bawah kasur
14 Memasukan seprei bagian kaki ke bawah kasur
15 Melipat seprei pada sudut sudut tempat tidur
membentuk sudut 45 derajat
16 Memasukan seprei bagian samping ke bawah kasur
17 Memasang perlak ± 30 cm dari tepi atas tempat
tidur serta berada ditengah tempat tidur
18 Memberi bedak tipis-tipis pada perlak

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


19 Memasang steklaken diatas perlak
20 Memasukan perlak dan seklaken bagian samping ke
bawah kasur
21 Melipat selimut menjadi empat bagian secara
terbalik
22 Memasukan lipatan teratas kebawah kasur dan buat
sudut
23 Memasang sarung bantal dan guling serta
meletakkan ke tempat tidur
24 Mempersilahkan /membantu pasien naik ke tempat
tidur
25 Menyelimuti pasien
26 Membereskan alat
27 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
28 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


84
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENYIAPKAN /MERAPIKAN TEMPAT TIDUR
DENGAN PASIEN DIATASNYA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien bahwa
tempat tidurnya mau dirapikan
2 Menyiapkan alat secara ergonomic
- air mengalir, sabun, handuk
- tempat tenun kotor
- seprei besar
- steklaken
- selimut
- perlak
- lap kerja
- desinfektan
- sarung bantal dan guling
- kursi
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mempersilahkan dan mengatur posisi pasien untuk
miring membelakangi Bidan
5 Mengambil selimut dan bantal pasien ( lihat
keadaan umum pasien )
6 Melepaskan perlak, steklaten, laken /sprei dari
tempat tidur klien yang dekat dengan Bidan dan
menggulungnya kearah tubuh klien
7 Memasang sprei bersih pada bagian yang dekat
Bidan dengan garis tengah lipatan tepat ditengah
kasur
8 Memasukan seprei bagian kepala ke bawah kasur
9 Memasukan seprei bagian kaki ke bawah kasur
10 Melipat seprei pada sudut sudut tempat tidur
membentuk sudut 45 derajat
11 Memasukan seprei bagian samping yang dekat
Bidan ke bawah kasur
12 Memasang perlak ditengah tempat tidur pada
bagian yang dekat dengan Bidan
13 Memasang steklaken diatas perlak pada bagian
yang dekat dengan Bidan
14 Memasukan perlak dan steklaken bagian samping
yang dekat Bidan ke bawah kasur
15 Mempersilahkan dan membantu pasien untuk
miring kearah Bidan

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


16 Mengambil sprei, steklaken, perlak dari tempat
tidur dan memasukkan ketempat alat tenun kotor
17 Menarik sprei, steklaken, perlak yang bersih kesisi
pasien yang jauh dari Bidan
18 Memasang sarung bantal dan meletakkan ke bawah
kepala klien
19 Melipat selimut menjadi empat bagian secara
terbalik
20 Memasukan lipatan teratas kebawah kasur
21 Memasang selimut ke pasien
22 Membereskan alat
23 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


69
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMANDIKAN PASIEN

1. Pengertian / Profil

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada


pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau yang memerlukan bantuan

2. Tujuan

a. Mempertahankan kebersihan kulit

b. Mencegah infeksi kulit


c. Memperlancar peredaran darah
d. Mempertahankan kenyamanan pasien

3. Kontra Indikasi

a. Pasien yang mengalami luka bakar

b. Pasien yang baru selesai dioperasi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMANDIKAN PASIEN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- sampiran - tempat pakaian kotor
- air mengalir, - pakain bersih
sabun,handuk - handuk bersih
- sarung tangan - sikat gigi dan odol
- selimut mandi - sabun
- waskom mandi 2 - wash lap 2 buah
buah, masing- - k/p lotion
masing berisi air - air
dingin dan air - alat tulis
hangat
3 Memasang sampiran, selimut dan bantal-bantal
dipindahkan dari tempat tidur (bila bantal masih
dibutuhkan dipakai seperlunya)
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
7 Membuka pakaian bagian atas dan menutup dengan
selimut mandi /kain penutup (Bidan berdiri disisi
kanan pasien)
8 Handuk dibentangkan di bawah kepala
9 Membantu pasien untuk gosok gigi ( bila mungkin )
10 Membersihkan muka, telinga dan leher dengan
waslap yang telah dibasahi air. Tanyakan apakah
pasien mau pakai sabun atau tidak
11 Mengeringkan muka dengan handuk
12 Menurunkan selimut mandi, mengangkat atau
mempersilahkan pasien mengangkat kedua tangan
ke atas
13 Meletakkan handuk diatas dada dan melebarkan
kesamping kanan kiri sehingga kedua tangan dapat
diletakkan diatas handuk
14 Membasahi tangan dengan waslap dan memberi
sabun ( dimulai dari tangan yang jauh dari petugas )

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


dan membilas sampai bersih kemudian
mengeringkan dengan handuk ( bila pasien terlalu
gemuk dilakukan satu persatu dan air kotor segera
diganti ). Melakukan hal yang sama pada tangan
yang dekat petugas )
15 Menurunkan kain penutup sampai perut bagian
bawah ke – 2 tangan keataskan, mengangkat
handuk dan membentangkan pada sisi pasien
16 Membasahi dan memberi sabun pada ketiak, dada
dan perut kemudian membilas sampai bersih dan
mengeringkan dengan handuk. Bagian ketiak,
lipatan leher, dan lipatan mammae pada wanita
boleh diberikan talk secara tipis, kemudian tutup
dengan kain penutup
17 Mengatur posisi pasien miring kiri
18 Membentangkan handuk dibawah pungung sampai
bokong
19 Membasahi bagian punggung sampai bokong dan
menyabun kemudian membilas dengan air bersih
20 Mengeringkan dengan handuk. Menggosok bagian
yang menonjol dengan kamper spritus lalu diberi
talk tipis-tipis
21 Mengatur posisi pasien miring kanan
22 Membentangkan handuk di bawah punggung
23 Membasahi dan menyabun punggung kiri seperti
punggung kadan dan mengeringkan dengan handuk
24 Mengatur posisi pasien terlentang dan memakaikan
pakaian atas dengan rapi
25 Mengeluarkan kaki yang terjauh dari selimut mandi
dan membentangkan handuk dibawahnya dan
menekuk lurus
26 Membasahi kaki memberi sabun dan membilas,
kemudian mengeringkan dengan handuk.
Melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya
27 Membentang handuk di bawah bokong dan bagian
perut bawah perut
28 Membasahi lipatan pada paha dan genetalia
kemudian menyabun, membilas dengan air bersih
kemudian mengeringkan dengan handuk. Memberi
talk tipis-tipis pada lipatan paha
29 Mengenakan kembali pakaian bagian bawah dan
mengangkat selimut mandi
30 Memasang selimut pasien kembali dan bantal-
bantal diatur, tempat tidur dan pasien dirapikan
kembali
31 Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain
dibereskan
32 Melepaskan sarung tangan
33 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
34 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total
Nilai
Nilai = Total x 100 = .....
102
Bukittinggi,...................
MENCUCI RAMBUT

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


A. Pengertian
Mencuci Rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada paisien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

B. Tujuan
1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala

2. Menmbah rasa nyaman

3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit

4. Mempelancar sistem peredaran darah di bawah kulit

MENCUCI RAMBUT

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan

2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat


pasien
 Handuk secukupnya
 Perlak atau pengalas.
 Baskom berisi air hangat.
 Sampo atau sabun dalam tempatnya.
 Kasa dan kapas.
 Sisir.
 Bengkok.
 Gayung.
 Ember kosong
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin,
setengah duduk atau terlentang
5 Letakkan perlak/pengalas di bawah kepala pasien
dan perlak/pengalas di arahkan ke bawah dengan di
gulung bagian tepi menuju tempat penampung
(baskom).
6 Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di
bawah kepala pasien
7 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Tutup telinga dengan kapas
10 Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
11 Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian
dengan air hangat selanjutnya menggunakan sampo
dan bilas dengan air hangat sambil di pijat
12 Setelah selesai keringkan rambut dan sisir
13 Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain
dibereskan
14 Melepaskan sarung tangan
15 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
16 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


48
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

VULVA HYGINE

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


A. Profil
Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas
atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat ditempat tidur
(misalnya karena hipertensi, pemberian infus) harus dimandikan setiap hari dengan
pencucian daerah perineum yang dilakukan 2 kali sehari dan pada waktu sesudah
selesai membuang hajat. Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan
sehat, daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif.
Setelah ibu mandi sendiri (idealnya, 2 kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci
sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus
untuk keperluan tersebut.
Penggantian tampon harus sering dilakukan, sedikitnya sesudah pencucian perineum
dan setiap kali sehabis kebelakang atau sehabis menggunakan pispot. Payudara harus
mendapatkan perhatian khusus pada saat mandi yang bisa dilakukan dengan memakai
spons atau showr 2 kali sehari. Payudara dibasuh dengan mnggunakan alat pembasuh
muka yang disediakan khusus untuk keperluan ini. Kemudian masase payudara
dilakukan dengan perlahan-lahan dan puting secara hati-hati itarik keluar. Jangan
menggunakan sabun untuk membersihkan puting.

VULVA HYGINE

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
 Sampiran
 Bak instrument
sedang
 Pinset anatomis
 Kapas sublimate
dalam tempatnya
 Sarung tangan steril
 Pispot
 Cairan desinfektan
 Pengalas bokong
 Duk bolong
 Bengkok
 Botol cebok
 Tisu
3 Pasang sampiran
4 Posisi pasien litotomi
5 Membuka pakaian bawah pasien
6 Pasang pispot
7 Dekatkan alat ke pasien
8 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
9 Memakai sarung tangan
10 Menutup daerah genetalia dengan duk bolong
11 Menyiram vulva dengan cairan desinfektan
12 Membersihkan vulva bagian luar dengan kapas
sublimate
13 Membuka labio dengan tangan kiri (jari telunjuk
dan ibu jari)
14 Membersihkan labio mayora, minora, dan bagian
dalam
15 Cara mengusap dari atas ke bawah, satu kali
usapan pada satu permukaan kapas
16 Membilas dengan air bersih pada botol cebok
17 Mengeringkannya
18 Mengangkat duk bolong, pispot dan pengalas
19 Merapikan pasient
20 Membereskan alat

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


21 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas
sarung tangan secara terbalik dan merendam
dalam larutan chlorin selam 10 menit
22 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
23 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


69
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


HUKNAH RENDAH

A. Profil
Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat
ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah
rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) dan pasien yang
mengalami obstipasi

B. Tujuan Huknah Rendah


1. Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB
2. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan
feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada klien
tindakan yang akan dilakukan

2 Menyiapkan alat dan obat secara ergonomic


o air mengalir, sabun, handuk
o Sampiran
o Selimut mandi
o Alas bokong /perlak
o Set Irrigator (slang,klem,kom air)
o kanula rekti
o Cairan hangat sebanyak 1 liter, misalnya air
biasa, air sabun 1-1,5%, NaCI 0,9%
o Pelumas ( vaselin )
o Tiang infus bila perlu
o Pispot
o Hand shcoon
o Botol cebok
o Perlengkapan cuci tangan
o Bengkok
o Duk bolong
o Tisu
3 Memasang sampiran / menutupi tirai serta
dekatkan alat
4 Mengisi irigator dengan cairan hangat atau cairan
sabun sesuai suhu badan ( jangan terlalu panas
atau dingin )
5 Memasang kanule pada ujung slang
6 Memastikan slang tidak ada udara dengan cara
membuka slang hingga air mengalir keluar
(sedikit ) dan kunci atau klem kembali slang
7 Meletakkan irigator pada tiang infuse atau
sandaran kira-kira setinggi 50 cm di atas pasien
8 Memasang perlak di bawah bokong pasien
9 Mempersilahkan pasien untuk menanggalkan
pakaian bawah, dan memasang selimut mandi
10 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
( posisi sim ) miring kiri
11 Meletakkan bengkok dan pispot di samping
bokong pasien

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


12 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
13 Memakai sarung tangan bersih
14 Mengolesi ujung kanule dengan pelican atau jelly
15 Membuka bokong pasien agar anus terlihat jelas
dengan menggunakan tangan kiri ( tangan non
dominan )
16 Bersihkan daerah anus dengan tisu
17 Memasukkan kanule dengan tangan kanan
( tangan dominan ), kira-kira 15 cm ke dalam
rektum, pasien dianjurkan menarik napas panjang
agar rileks
18 Membuka klem slang irigator dan memasukkan
cairan secara perlahan-lahan (perhatikan reaksi
pasien)
19 Bila cairan sudah habis atau tinggal sedikit, slang
diklem perhatikan agar udara tidak masuk
( menganjurkan pasien untuk menarik napas
panjang )
20 Melepas kanule dan memasukkan dalam bengkok
yang berisi cairan larutan chlorin 0,5%
21 Menganjurkan klien tetap dalam posisi miring
kanan dan menahan sebentar BAB
22 Setelah ada keinginan pasien untuk BAB
mempersilahkan pasien untuk BAB di toilet ( bila
pasien mampu ) atau memasang pispot untuk
pasien
23 Membereskan alat-alat dan merapikan pasien
24 Melepas sarung tangan ( sebelumnya cuci sarung
tangan dengan larutan chlorin 0,5% dan rendam
selama 10 menit )
25 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
26 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


78

Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


HUKNAH TINGGI

A. Pengertian
Memberikan huknah tinggi adalah suatu tindakan memenuhi kebutuhan eliminasi
dengan cara memasukan cairan hangat melalui anus ke rekrum sampai ke kolon
asenden dengan mempergunakan kanul recti.

B. Indikasi
a. Kontisipasi
b. Impaksi feses (tertahannya feses)
c. Persiapan pra operasai
d. Untuk tindakan diagnostic misalnya pemeriksaan radiologi seperti
colonoscopy,colon in loop,endoscopy,intra venous pyelografi dll.
e. Pasien dengan melena

C. Kontra indikasi
Pasien dengan diverticulitis,ulcerativecolitis,crohn’s disease,post operasi,pasien
dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,keadaan patolog klinis pada
rectum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau hemoroid besar,tumor
rectum dan kolon.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada klien
tindakan yang akan dilakukan

2 Menyiapkan alat dan obat secara ergonomic


o air mengalir, sabun, handuk
o Sampiran
o Selimut mandi
o Alas bokong /perlak
o Set Irrigator (slang,klem,kom air)
o kanula rekti
o Cairan hangat sebanyak 1,5 liter, misalnya air
biasa, air sabun 1-1,5%, NaCI 0,9%
o Pelumas ( vaselin )
o Tiang infus bila perlu
o Pispot
o Hand shcoon
o Botol cebok
o Perlengkapan cuci tangan
o Bengkok
o Duk bolong
o Tisu
3 Memasang sampiran / menutupi tirai serta
dekatkan alat
4 Mengisi irigator dengan cairan hangat atau cairan
sabun sesuai suhu badan ( jangan terlalu panas
atau dingin )
5 Memasang kanule pada ujung slang
6 Memastikan slang tidak ada udara dengan cara
membuka slang hingga air mengalir keluar
(sedikit ) dan kunci atau klem kembali slang
7 Meletakkan irigator pada tiang infuse atau
sandaran kira-kira setinggi 50 cm di atas pasien
8 Memasang perlak di bawah bokong pasien
9 Mempersilahkan pasien untuk menanggalkan
pakaian bawah, dan memasang selimut mandi
10 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
( posisi sim ) miring kanan
11 Meletakkan bengkok dan pispot di samping
bokong pasien

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


12 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
13 Memakai sarung tangan bersih
14 Mengolesi ujung kanule dengan pelican atau jelly
15 Membuka bokong pasien agar anus terlihat jelas
dengan menggunakan tangan kiri ( tangan non
dominan )
16 Bersihkan daerah anus dengan tisu
17 Memasukkan kanule dengan tangan kanan
( tangan dominan ), kira-kira 15 cm ke dalam
rektum, pasien dianjurkan menarik napas panjang
agar rileks
18 Membuka klem slang irigator dan memasukkan
cairan secara perlahan-lahan (perhatikan reaksi
pasien)
19 Bila cairan sudah habis atau tinggal sedikit, slang
diklem perhatikan agar udara tidak masuk
( menganjurkan pasien untuk menarik napas
panjang )
20 Melepas kanule dan memasukkan dalam bengkok
yang berisi cairan larutan chlorin 0,5%
21 Menganjurkan klien tetap dalam posisi miring
kanan dan menahan sebentar BAB
22 Setelah ada keinginan pasien untuk BAB
mempersilahkan pasien untuk BAB di toilet ( bila
pasien mampu ) atau memasang pispot untuk
pasien
23 Membereskan alat-alat dan merapikan pasien
24 Melepas sarung tangan ( sebelumnya cuci sarung
tangan dengan larutan chlorin 0,5% dan rendam
selama 10 menit )
25 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
26 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


72
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


GLISERIN

A. Pengertian
Memberikan gliserin spuit adalah suatu tindakan memasukkan cairan minyak gliserin
melalui anus ke dalam rektum dengan menggunakan spuit gliserin.

B. Tujuan
1.Merangsang peristaltik sehingga pasien bisa BAB
2.Persiapan tindakan operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan radiologi
3.Memberi rasa nyaman

C. Indikasi
1. Bila pada saat pemberian gliserin spuit ada hambatan, jangan dipaksakan.
2. Dapat dilakukan pada pasien obstipasi, sebelum partus kala I fase
latenatau persiapan operasi.

D. Kontraindikasi
1. Sakit jantung,
2. Perdarahan
3. Kontraksi yang kuat
4. Pembukaan lengkap.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBERIKAN GLISERIN

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

N LANGKAH Mahasiswa
O 1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada klien tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan obat secara ergonomis
o Scherm
o Selimut mandi
o Alas bokong /perlak
o Irrigator lengkap dengan kanula rekti
o Gliserin dalam tempatnya yang direndam dalam
air panas
o Spuit gliserin
o Mangkok kecil
o Pelumas ( vaselin )
o Botol cebok
o Pispot
o Perlengkapan cuci tangan
Bengkok
3 Memasang sampiran / menutupi tirai
4 Mempersilahkan pasien untuk menanggalkan
pakaian bawah, dan memasang selimut mandi
5 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin ( posisi
sim ) miring kiri
6 Memasang perlak di bawah bokong pasien
7 Meletakkan bengkok dan pispot di sisi kiri pasien
8 Meneteskan Gliserin pada punggung tangan
petugas untuk memeriksa kehangatan ( jangan
terlalu panas atau dingin ) kemudian menuang ke
dalam mangkok kecil
9 Mengisi spuit dengan gliserin 10-20 cc dan
mengeluarkan udara dari dalam spuit
10 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
Memakai sarung tangan bersih
11 Membuka bokong pasien dengan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri agar anus terlihat jelas dan
tangan kanan memasukkan ujung spuit ke dalam
anus ( sambil memperhatikan reaksi pasien )
12 Memasukkan gliserin secara perlahan-lahan
( menganjurkan klien menarik nafas panjang )
13. Mencabut spuit dan meletakkan dalam bengkok
kemudian rendam dalam larutan chlorin 0,5%

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


14 Menganjurkan klien tetap dalam posisi miring kiri
dan menahan sebentar BAB
15 Mempersilahkan pasien untuk BAB di toilet ( bila
pasien mampu ) atau memasang pispot untuk
pasien
16 Membereskan alat-alat dan merapikan pasien
17 Melepas sarung tangan ( sebelumnya cuci sarung
tangan dengan larutan chlorin 0,5% dan rendam
selama 10 menit
18 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
19 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


57
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMASANGAN KATETER

A. Pengertian
Pemasangan kateter adalah pemasukan selang yang terbuat dari plastik atau karet
melalui uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria)

B. Tujuan
1.      Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau
mengalami obstruksi pada saluran kemih
2.      Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan
hemodinamik.

C. Waktu Pemasangan Kateter


a. Yang akan melakukan retensi rnine
b. Yang akan diperiksa urinenya
c. Yang akan melakukan foto rongent
d. Yang terkena inkontenensia urine
e. Yang akan menjalani operasi/pembedahan.

D. Indikasi
1.      Kateter semnetara.
a.       Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria.
b.      Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria.
2.      Kateter tetap jangka pendek.
a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti
vesika urinaria, urethra dan organ sekitarnya.
c. Preventif pada obstruksi urethra dari pendarahan.
d. Untuk memantau output urine.
e. Irigasi vesika urinaria.

3.      Kateter tetap jangka panjang.

a.       Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI.


b.      Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine.
c.       Klien dengan penyakit terminal.

E. Kontra Indikasi
Hematoria (keluarnya darah dari uretra)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


F. Jenis-jenis kateter
1. Kateter plastik : digunakan sementara
karena mudah rusak dan tidak fleksibel
2. Kateter latex atau karet : digunakan
untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3
mingu).
3. Kateter silicon murni atau teflon : untuk
menggunakan jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatur
urethra.
4. Kateter PVC : sangat mahal untuk
penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra.
5. Kateter logam : digunakan untuk
pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yg
melahirkan.

G. Ukuran kateter
1.      Anak         : 8-10 french (Fr)
2.      Wanita       : 14-16 Fr
3.      Laki-laki    : 16-18 Fr

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMASANG KATETER WANITA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomis
- air mengalir, sabun, handuk
- sampiran
- perlak
- kateter
- pinset anatomis
- bak instrument
- sarung tangan
- kapas sublimate dan cairan sublimate
- bengkok
- jelly
- spuit 20 cc berisi cairan aquades
- kantung urin
- kasa gulung
- plester
- gunting verband
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memasang sampiran /menutup tirai
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
( dorsal recumbent ) serta membuka pakaian
bawahnnya
5 Memasang perlak dibawah bokong pasien
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
7 Membuka kemasan kateter dan menempatkan
kateter di bak instrument steril
8 Memakai sarung tangan
9 Melakukan vulva hygiene dengan kapas
sublimat
10 Mengolesi ujung kateter dengan jelly atau
vaselin ( pada wanita kira-kira sepanjang 4 cm )
11 Membuka labio mayora dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang tidak dominant untuk
menemukan letak uretra

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


12 Anjurkan pasien mengambil napas panjang
sampai kateter masuk
13 Masukkan kateter secara perlahan-lahan menuju
kandung kencing, sampai keluar air kencing
( dengan tangan dominan ), alirkan ke bengkok
atau urinal
14 Lakukan fiksasi kateter dengan memasukkan
cairan aquadest ke karet pengunci kateter
sebanyak kira-kira 10 cc untuk mengunci
kateter agar tidak lepas ( bila di pasang
permanen ) cek apakah sudah terfiksasi dengan
cara menarik kateter perlahan
15 Menghubungkan pangkal kateter dengan pipa
penyambung pada kantung urine (urin bag)
16 Merekatkan kateter pada paha pasien dengan
plester
17 Mengikat urin bag pada tepi tempat tidur pasien
18 Merapikan pasien
19 Membereskan alat
20 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5%
lepas sarung tangan secara terbalik dan
merendam dalam larutan chlorin selam 10
menit
21 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
22 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


66
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMASANG KATETER PRIA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomis
- air mengalir, sabun, handuk
- sampiran
- Set kateter steril
- Bak instrument
- Pinset anatomis
- Sarung tangan steril
- Vaselin
- Bengkok
- Urinal bag
- Cairan sublimate
- Kapas sublimate di tempatnya
- Pengalas bokong
- Spuit 20 cc
- Aquades
- Kasa gulung
- Plester
- Gunting verban
- larutan klorin
- alat tulis
3 Memasang sampiran /menutup tirai
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
( dorsal recumbent ) membuka pakaian bawah
pasien
5 Memasang perlak dibawah bokong pasien dan
letakkan bengkok disamping bagian bokong
6 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
7 Membuka kemasan kateter dan menempatkan
kateter di bak instrument steril
8 Memakai sarung tangan
9 Melakukan vulva hygiene dengan kapas
sublimat
10 Mengolesi ujung kateter dengan jelly atau
vaselin ( pada wanita kira-kira sepanjang 4 cm )
11 Minta pasien mengambil nafas dalam dan
dorong pasien terus bernafas sampai kateter

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


masuk
12 Pegang penis dengan tangan kiri dan tarik
keatas membentuk sudut 90o dan preputium
ditarik kebawah
13 Masukkan kateter pada lubang uretra sampai
ujung kateter masuk ke kandung kemih (15-
18cm) dengan ditandai urine keluar turunkan
penis 45o dan tampung dengan bengkok
14 Memasukkan caira aquadest ke karet pengunci
kateter sebanyak kira-kira 10 cc untuk
mengunci kateter agar tidak lepas ( bila di
pasang permanen ) cek apakah sudah terfiksasi
dengan cara menarik kateter perlahan
15 Menghubungkan pangkal kateter dengan pipa
penyambung pada kantung urine (urin bag)
16 Merekatkan kateter pada paha pasien dengan
plester
17 Mengikat urin bag pada tepi tempat tidur pasien
18 Merapikan pasien
19 Membereskan alat
20 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5%
lepas sarung tangan secara terbalik dan
merendam dalam larutan chlorin selam 10
menit
21 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
22 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


66
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


SPECIMEN DARAH VENA

A. Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti,
vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan tabung vacutainer.

B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat
untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick
injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENGAMBIL SPESIMEN DARAH VENA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomic
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- turniquet
- kapas alkohol
- spuit beserta jarum
- botol
- label
- alat tulis
- bengkok
3 Memasang sampiran /menutup tirai
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
7 Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian
8 Mencari daerah yang terlihat venanya
9 Memasang pengalas dibawah daerah /tempat
yang akan diambil darahnya
10 Mengikat bagian diatas daerah yang akan disuntik
dengan karet pembendung /truniquet,
menganjurkan pasien mengepalkan tangannya
dengan ibu jari didalam genggaman
11 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan
kapas alkohol, secara sirkulair dengan diameter 
5 cm
12 Menegangkan kulit dengan kulit yang tidak
dominan
13 Menusuk jarum ke dalam otot dengan tangan
yang dominan ( jarum dan kulit membentuk sudut
 20 )
14 Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah
jarum sudah masuk vena
15 Membuka karet pembendung, anjurkan pasien
membuka kepalan tangan ( bila darah telah

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


terlihat pada tabung spuit )
16 Menarik penghisap sehingga darah masuk ke
dalam tabung spuit, hisap sebanyak kebutuhan
17 Menarik jarum keluar, dengan meletakkan kapas
alkohol di atas jarum kemudian tarik jarum keluar
18 Memasukkan darah dalam spuit kedalam botol
yang tersedia ( memasukan agak miring, dan
tidak terlalu keras menyemprotkannya )
19 Memberi label pada botol, dan siap dibawa ke
laboratorium untuk pemeriksaan
20 Membereskan alat, buang alat suntik dengan
benar
21 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas
sarung tanga secara terbalik dan merendam dalam
larutan chlorin selam 10 menit
22 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
23 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


69
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENGAMBIL SPESIMEN DARAH PERIFER

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan
yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomis
- sampiran - lancet
- air mengalir, - kapas kering
sabun, handuk - bengkok
- sarung tangan - larutan klorin
- kapas alkohol - alat tulis
-
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
7 Menghapushamakan /identifikasi kulit dengan kapas
alkohol, secara sirkulair dengan diameter  5 cm
8 Menusuk dengan lancet secara tegak lurus
9 Mengusap darah yang baru keluar dengan kapas kering,
darah yang keluar berikutnya digunakan untuk
pemeriksaan
10 Menekan bekas tusukan dengan kapas kering
11 Membereskan alat, buang alat suntik dengan benar
12 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas
sarung tangan secara terbalik dan merendam dalam
larutan chlorin selam 10 menit
13 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
14 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


42
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PEMERIKSAAN SPESIMEN FESES

A. Pengertian
Adalah pemeriksaan dengan bahan feses yang dilakukan untuk mendeteksi adanya
kuman seperti salmonella,shigella,Escherichia coli,staphylococcus dll.

B. Indikasi
1. Melihat ada tidaknya darah.Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik
oleh perawatatau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes
Guaiac.
2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses
mengandung banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada
masalah dalam penyerapan lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu
rendah, kemungkinan terjadiobstruksi pada hati dan kandung empedu.
3. Mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini
dilakukan tiga hari berturut-turut.
4. Mendeteksi virus dan bakteri.Untuk pemeriksaan ini diperlukan
jumlah fesessedikit untuk dikultur.

C. Hal yang perlu diperhatikan


Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.Pada lembar pengantar
perlu dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi.Sebelum pengambilan spesimen,
perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
1. D e fe ka s i pa da be dp an ya ng b er s i h
2. Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau
darahmenstruasi.
3. Jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi
karena dapatmempengaruhi hasil pemeriksaanDalam pengambilan spesimen
gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses tergantung pemeriksaan,

Umumnya 2,5 cm untuk feses padat atau 15-30 mL untuk cair. Untuk
kultur,gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Segera
kirim spesimenke lab untuk segera diperiksa

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENYIAPKAN SPESIMEN FESES

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, secara ergonomic
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- urinal
- pispot
- lidi kapas
- botol
- air bersih
- etiket
- alat tulis
- bengkok
- larutan klorin
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
Pasien yang tidak kuat berjalan
7 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
8 Memberikan urinal pada pasien pada pasien
untuk BAK /kencing
9 Menganti urinial dengan pispot untuk BAB
/berak
10 Mengambil tinja sedikit dengan lidi kapas,
memasukan kedalam tempat /botol yang sudah
disediakan
11 Membantu pasien untuk cebok
12 Pasien yang kuat berjalan
Memberitahu pasien untuk mengambil tinja
dengan lidi kapas dan memasukan ke tempat
yang telah disediakan, jangan sampai tinja
tercampur dengan air
13 Memberi etiket yang jelas dan mengisi formulir
pengiriman, untuk segrera dikirim ke
laboratorium
14 Membereskan alat
15 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5%

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


lepas sarung tangan secara terbalik dan
merendam dalam larutan chlorin selam 10
menit
16 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
17 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


51
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


SPESIMEN URIN

1. Pengertian
Kateter spesimen kultur urin adalah tes laboratorium yang mencari kuman dalam
sampel urin.
Tes ini memerlukan sampel urin. Sampel diambil dengan menempatkan sebuah
tabung karet tipis (disebut kateter) melalui uretra ke dalam kandung kemih.
Seorang perawat atau teknisi yang terlatih dapat melakukan hal ini.

2. Tujuan
a. Untuk menentukan apakah ada kuman dalam sampel urin.
b. Untuk mendapatkan sampel urin steril pada orang yang tidak bisa buang air
kecil sendiri
c. Jika Anda mungkin memiliki infeksi saluran kemih
d. Jika Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih Anda (retensi urin)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENYIAPKAN SPESIMEN URINE

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat, membawa kedekat pasien
- sampiran
- air mengalir, sabun, handuk
- sarung tangan
- pengalas
- pispot
- air bersih
- bengkok
- botol
- etiket
- alat tulis
- larutan klorin
3 Memasang sampiran
4 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
6 Memakai sarung tangan
Pasien yang tidak kuat berjalan
7 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
8 Memasang pispot di bawah bokong pasien
9 Membantu pasien untuk cebok dulu sebelum
berkemih
10 Membiarkan urine yang keluar permulaan, dan
menampung urine yang keluar berikutnya dengan
bengkok atau botol yang disediakan sesuai
kebutuhan
11 Membantu pasien untuk cebok
12 Pasien yang kuat berjalan
Memberitahukan pasien untuk membiarkan saja
urin yang keluar permulaan sedikit dan
menampung urin yang keluar berikutnya dengan
bengkok atau botol yang telah disediakan
13 Memberi etiket yang jelas dan mengisi formulir
pengiriman, untuk segrera dikirim ke
laboratorium
14 Membereskan alat
15 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas
sarung tangan secara terbalik dan merendam
dalam larutan chlorin selam 10 menit

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


16 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
17 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


51
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


SPECIMEN SEKRET VAGINA

A. Profil
Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh, atau
berwarna kekuningan ketika mengering di pakaian, memiliki pH kurang dari 5,0
terdiri dari sel-sel epitel yang matur, sejumlah normal leukosit, tanpa jamur,
Trichomonas.Pemeriksaan sekret vagina biasanya ditujukan untuk mencari
diplokokus gram negatif dan juga sel ragi (golongan candida) maupun trichomonas.
Ketiga jenis pemeriksaan ini berbeda prosedur kerjanya sehingga perlu ditegaskan
dala permintaan dokter. Ada kalanya dokter hanya mengirim sediaan apus yang siap
diwarnai yang hanya dapat diperiksa secara gram, sehingga adanya trichomonas tidak
dapat dideteksi, sedangkan sel ragi masih dapt dikemukakan pada pemeriksaan gram
(walaupun tidak mutlak bagus).
Untuk pemeriksaan sekret vagina sebaiknya bahan di ambil dilaboratorium oleh
petugas yang telah berpengalaman. Bahan di ambil dari cerviks uteri dengan kapas
lidi steril. Usapan pertama untuk membersihkan, baru usapan selanjutnya untuk
mengambil bahan pemeriksaan.

B. Indikasi
1. Kehamilan atau dugaan kehamilan
2. Abnormalitas yang menyebabkan distorsi rongga uterus
3. Terdapat atau memiliki riwayat infeksi panggul akut
4. Endometritis postpartum atau aborsi infeksi dalam tiga bulan yang lalu
5. Keganasan
6. Perdarahan genital tanpasebab yang jelas
7. Vaginitis atau servisitis tidak tertangani
8. Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
9. Gangguan imunitas tubuh (leukemia, HIV, penyalahgunaan obat) yang
meningkatkan risiko infeksi
10. Aktinomikosis genital
11. Sebelumnya menggunakan IUD namun belumdilepas

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MENYIAPKAN SPESIMEN SEKRET VAGINA

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
o Kapas lidi steril atau oase
o Objek glass
o Bengkok
o Sarung tangan
o Larutan chlorin 0,5%
o Spekulum
o Kain kassa, kapas sublimat
o Bengkok
o Perlak
3 Memasang sampiran
4 Membuka atau menganjurkan pasien menaggalkan
pakaian bawah ( tetap jaga privacy pasien )
5 Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk
( dorsal recumbent )
7 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
8 Memakai sarung tangan
9 Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk
tangan yang tidak dominan
10 Mengambil secret vagina dengan kapas lidi tangan
yang dominan sesuai kebutuhan
11 Menghapuskan secret vagina dengan pada objek
glass yang disediakan
12 Membuang kapas lidi dalam bengkok
13 Memasukan objek glass ke dalam piring Petri atau
kedalam tabung kimia, dan ditutup
14 Memebri label dan mengisi formulir pengiriman
specimen untuk dikirim ke laboratorium
15 Memberi etiket yang jelas dan mengisi formulir
pengiriman, untuk segrera dikirim ke laboratorium
15 Membereskan alat
16 Mencuci tangan dalam larutan chlorin 0,5% lepas
sarung tangan secara terbalik dan merendam dalam
larutan chlorin selam 10 menit
17 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


mengeringkan dengan handuk bersih
18 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


54
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMINDAHKAN PASIEN KE KERETA DORONG

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- kereta dorong yang sudah dialasi
- bantal
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Menempatkan kereta dorong :
- Mendekatkan bagian kepala kereta
dorong ke bagian kaki tempat tidur
(melintang)
- Mengunci roda kereta dorong
5 Menggeser pasien ketepi
6 Mengangkat pasien
7 Perawat 1 dibagian kepala, tangan kiri
menyokong kepala dan memegang pangkal
lengan
8 Perawat 2 dibagian tengah, tangan kiri dibawah
pinggang pasien, berpegangan dengan tangan
perawat 1, tangan kanan dibawah pangkal paha
9 Perawat 3 dibagian kaki, tangan kiri menyokong
bagian paha bawah , tangan kanan pada betis
10 Kedua tangan pasien menyilang diatas dada
11 Perawat 1 memberi aba-aba. Bersama-sama
mengangkat pasien
12 Memberi posisi yang menyenangkan
13 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
14 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total
Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


42
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MEMBANTU PASIEN YANG DAPAT PINDAH SENDIRI
DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA DORONG

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- kereta dorong yang sudah dialasi
- bantal
3 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
4 Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta
dorong merapat pada pinggir tempat tidur
5 Mengunci roda kereta dorong
6 Mengangkat pasien
7 Menganjurkan pasien bergeser ke kereta dorong
8 Menyelimuti pasien dengan rapi
9 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
10 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


30
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


POSISI FOWLER

1. Pengertian
Posisi flower adalah posisi setengah duduk atau duduk,dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 45-60.
Posisi fowler dengan sandaran memperbaiki curah jantung dan ventilasi serta
membantu eliminasi urine dan usus.
2. Indikasi
a. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler
b. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)

POSISI FOWLER

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- Sandaran punggung atau kursi
- Bantal / balok penahan kaki tempat tidur
bila perlu
- Tempat tidur khusus jika ada
3 Pasien didudukkan
4 Sandaran punggung diletakkan dibawah atau
diatas kasur di bagian kepala, diatur sampai
setengah duduk dan dirapikan
5 Bantal disusun menurut kebutuhan ,termasuk
untuk penyokong lainnya
6 Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung
kakinya dipasang penahan
7 Pada tempat tidur khusus, pasien dan tempat
tidurnya langsung diatur setengah duduk,
dibawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan.
Kedua lengan ditopang dengan bantal.
8 Pasien dirapikan
9 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
10 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


30
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

POSISI TRENDELENBURG

1. Pengertian
Posisi trendelenburg adalah posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


2. Tujuan
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

POSISI TRENDELENBURG

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Prodi DIII
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan Kebidanan
dengan benarSTIKes Fort De Kock
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- Bantal
- Balok penopang kaki tempat tidur
- Tempat tidur khusus jika ada
3 Tempat tidur dibagian kaki ditinggikan dengan
balok
4 Pasien dibaringkan terlentang tanpa bantal dan
dibawah lipatan lutut diberi bantal
5 Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur
diberi bantal sebagai penahan
6 Pada tempat tidur khusus,bagian kakinya dapat
langsung ditinggikan sesuai kebutuhan.
7 Pasien dirapikan
8 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
9 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


27
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

POSISI LITOTOMI

A. Pengertian
Pada posisi ini pasien di tempatkan pada posisi terlentang dengan meningkatkan
kedua kaki dan ditarik keatas abdomen

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


B. Tujuan
1. Pemeriksaan alat genitalia
2. Proses persalinan
3. Pemasangan alat kontrasepsi

POSISI LITOTOMI

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan
Prodi DIII benarSTIKes Fort De Kock
Kebidanan
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan
NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- Selimut atau kain penutup
- Tempat tidur khusus pemeriksaan
kebidanan
3 Pasien berbaring terlentang dan pakaian bawah
dibuka
4 Kedua kaki ditekuk dan di bantu oleh perawat
untuk meletakkannya pada penahan lutut
5 Pasien dirapikan
6 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
7 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


21
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

POSISI GENU PEKTORAL

1. Pengertian / profil

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Posisi genu pektoral adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur.

2. Tujuan
a. Untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
b. Untuk proses persalinan.

POSISI GENU PECTORAL (KNEE CHEST)

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
3 Bantal disingkarkan dari tempat tidur
4 Pasien harus menungging
5 Pakaian bagian bawah dibuka, bila perlu untuk
pemeriksaan
6 Sesudah dilakukan pemeriksaan rapikan pasien
7 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
8 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


24
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

POSISI DORSAL RECUMBENT

A. Posisi dorsal recumbent

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fiksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur.

B. Indikasi
1. Konstipasi
2. Impaksi Feses (tertahannyafeses)
3. Persiapan pre operasi
4. Untuk tindakan diagnostik misalnya pemeriksaan radiologi, seperti
colonoscopy, Colon in loop, endoscopy, Intra venous pyelografi, dll.
5. Pasien dengan melena

POSISI DORSAL RECUMBENT

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
- Tempat tidur atau meja operasi atau meja
pemeriksaan
- Selimut
3 Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian
bawah dibuka,
4 Lutut ditekuk, paha diregangkan dan telapak kaki
menapak pada tempat tidur
5 Sesudah dilakukan pemeriksaan rapikan pasien
6 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
7 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


21
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

POSISI SIM

A. Pengertian

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini di lakukan untuk
memberikan kenyamanan dan memberikan obat melalui anus.

B. Tujuan
1.      Memberikan kenyamanan pada pasien
2.      Memasukan obat suppositoria
3.      Mencegah dikubitus

C. Indikasi :
1.  Pada pasien badres total
2.  Pada pasien yang mendapatkan terapi suppositoria

POSISI SIM

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat
pasien
(Sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan,
misalnya pemberian huknah)
3 Pasien berbaring kemudian dimiringkan ke kiri
dengan posisi badan setengah telungkup
4 kaki kiri lurus, lutut dan paha kanan ditekuk serta
ditarik kearah dada
5 tangan kiri diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur
6 Berikan penyokong dengan bantal kecil atau
gulungan handuk pada daerah tubuh yang
melengkung
7 Sesudah dilakukan tindakan rapikan pasien
8 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
9 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai = Total x 100 = .....


27
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

SAKRATUL MAUT DAN JENAZAH

A. Pengertian Sakaratul Maut

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Sakartul maut dan kematian
merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena
tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses, sedangkan sakaratul maut merupakan
akhir dari hidup.

B. Pendampingan Pasien Sakaratul Maut


1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat
yaitu La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya jika ia berbaring,maka lambung
kanannya diarahkan ke lantai.
Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya
dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar
ia menghadap kearah kiblat.
Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap
ke kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara
yang paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka
biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.
5. Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya
ruh .Wallahu A’lam.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


Di samping berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi
terapeutik. Berdasarkan hal diatas perawat harus berupaya memberikan suport
mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Pengasih dan selalu memberikan
yang terbaik buat hambanya, mendo’akan dan menutupkan kedua matanya yang
terbuka saat roh terlepas, dari jasadnya

MENDAMPINGI KLIEN SAKARATUL MAUT

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu keluarga tindakan yang akan
dilakukan ( pendampingan sakaratul maut )
2 Menyiapkan alat /catatan untuk menulis
pesan atau amanat dll
- tisu
- kassa
- pinset
- peralatan vital sign
- alat tulis
3 Memisahkan pasien dengan pasien yang
lain
4 Mengijinkan keluarga untuk mendampingi,
pasien tidak boleh ditinggalkan sendiri
5 Membersihkan pasien dari keringat ( pasien
harus selalu bersih
6 Mengusahakan lingkungan tenang,
berbicara dengan suara lembut dan penuh
perhatian, dan tidak tidak tertawa-tawa atau
bergurau disekitar pasien
7 Membasahi bibir pasien dengan kain kassa
lembab bila tampak kering, menggunakan
pinset
8 Membatu melayani dalam upacara
keagamaan
9 Mengobservasi tabda-tanda kehidupan
( vital sign ) terus menerus
10 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
11 Melakukan dokumentasi tindakan yang
telah dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


33
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


MERAWAT JENAZAH

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa : 1. 4.
2. 5.
3.

PENILAIAN :
Nilai 1 : Perlu perbaikan
Langkah dihilangkan atau tidak dikerjakan dengan benar
Nilai 2 : Mampu
Langkah dikerjakan kurang tepat, pembimbing perlu membantu/mengingatkan
Nilai 3 : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar serta berurutan, tanpa ragu atau tanpa bantuan

NO LANGKAH Mahasiswa
1 2 3 4 5
1 Memberitahu keluarga bahwa jenazah akan
dibersihkan
2 Menyiapkan alat dan mendekatkan ke jenazah
- air mengalir, sabun, handuk
- celemek
- sarung tangan
- pakaian jenazah
- tempat pakaian kotor
- kassa
- verband
- kain penutup mayat
- alat tulis
- formulirjenazah
- label
3 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
4 Memakai celemek
5 Menggunakan sarung tangan bila perlu
6 Mengganti pakaian jenazah dengan pakaian
bersih atau ditutup
7 Meletakkan tangan jenazah menurut agama yang
bersangkutan
8 Merapatkan kelopak mata dan menutup lubang-
lubang pada tubuh ( tubuh, telinga dll ) dengan
kassa atau kapas lembab
9 Merapatkan mulut dengan cara mengikat dagu ke
kepala dengan verband
10 Merapatkan kedua kaki, dengan cara kedua
pergelangan kaki diikat dengan verband
11 Menutup jenazah dengan kain penutup mayat
12 Mengisi lengkap formulir jenazah ( nama, jenis
kelamin, tanggal /jam meninggal, asal ruangan dll
)
13 Mengikatkan label pada kaki jenazah
14 Membawa jenazah ke kamar mayat oleh petugas
sesuai peraturan rumah sakit
15 Membereskan alat
16 Melepaskan sarung tangan
17 Mencuci tangan dengan sabun air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock


18 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
Total

Nilai

Nilai = Total x 100 = .....


54
Bukittinggi,...................
Penguji

(…………………….)

Prodi DIII Kebidanan STIKes Fort De Kock

Anda mungkin juga menyukai