Karena biaya hidup yang tinggi, wanita-wanita tua di Korea Selatan terpaksa
menjadi pelacur di jalanan.
Madam menikahi saat berusia 19 tahun, tapi suaminya adalah seorang pecandu
judi dan mereka terpaksa kehilangan rumah karena kebiasaan buruk tersebut.
Suaminya meninggalkan Park begitu saja dalam keadaan miskin dan empat anak.
Gaji sebagai pembantu, sudah tentu tidak cukup untuk membuat anak-anaknya
bersekolah. Anak-anaknya terpaksa bekerja sementara mereka tinggal di rumah
kerabat yang amat kecil.
Pada saat usianya 70 tahun, ia didiagnosis dengan arthritis parah dan harus
membayar biaya pengobatan tiap bulannya. Putus asa, ia memutuskan menjadi
Bacchus. Meski tidak bisa berjalan karena nyeri di kaki, ia harus berdiri di jalanan
selama minimal 6 jam setiap hari untuk menunggu pelanggan.
"Bahkan jika saya akan mati, saya perlu obat. Ini sangat menyakitkan," kata Park
seperti dikutip dari Worldofbuzz, Selasa (31/01/2017).
Meski pernah ditangkap dan didenda beberapa kali untuk prostitusi, Park tidak
punya pilihan lain kecuali tetap menjadi Bacchus. Dalam satu hari jika ia
beruntung, ia dapat menggaet 3-4 pria dan menerima sekitar 100.000 won.
"Ini memalukan. Aku malu karena aku sudah tua. Tapi aku tak punya pilihan,"
tutur Park dengan tatapan menerawang.
Menurut wanita itu, pekerja seks tertua di jalanan adalah seorang wanita berusia
82 tahun dan dirinya adalah yang tertua kedua. Selain itu, ada yang berusia 60
tahun dan lain-lain.
"Tidak ada satu pun yang di bawah 50. Mereka semuanya sudah memiliki cucu."
"Anak-anak tidak berada dalam posisi untuk mengurus orang tua mereka. Masalah
orang tua ini sangat memalukan," kata pria itu.
http://citizen6.liputan6.com/read/2842125/sisi-kelam-gemerlap-korea-pelacur-lansia-
berkeliaran-di-jalan
Analisa :
DIPERKOSA: Nenek tua ‘I’ tergolek lemah di Ruang Delima RSUD Cianjur,
usai diperkosa kakek tua di rumahnya.
Peristiwa itu bermula saat ES, pria bejat yang juga telah berusia setengah abad
itu melihat nenek-nenek renta, sebut saja I, warga Desa Jati, Kecamatan
Bojongpicung, Cianjur, hingga tega memperkosanya.
Peristiwa memalukan dan jauh dari akal sehat itu, dilakukan pelaku yang
berprofesi sebagai pemijat itu bermula ketika I minta dipijat di rumahnya,
Selasa (21/7). I sendiri bukan sekali itu saja meminta ES untuk memijat
dirinya ketika merasa badannya kurang enak atau merasakan sakit, melainkan
sudah kali ke-tiga sebelumnya.
Menurut penuturan salah satu cucu korban, Asep Rohayat (21), pada proses
pijit yang ke-empat kalinya itu, ES datang ke rumah neneknya sekitar pukul
08.00 WIB. Dalam kesempatan itu pun, ES juga masih menyempatkan diri
untuk berbincang-bincang dengan suami I, P (85) sembari menyeduh segelas
kopi.
Asep menambahkan, sebelumnya sama sekali tidak ada rasa curiga kepada ES
bakal melakukan hal yang cukup menyakitkan hati keluarganya itu. Pasalnya,
selain sudah beberapa kali dipijat, ES pun cukup dikenal karena merupakan
tetangga yang berbeda kampung.
“Sebelum memijit, dia masih sempat ngobrol dan ngopi dulu dengan kakek
saya. Karena sudah empat kali dipijat, kakek tidak curiga. Jadinya, setelah itu,
kakek saya pun langsung pergi untuk berjualan cincau,” terang Asep saat
menunggui neneknya yang dirawat di ruang Delima RSUD Cianjur, Kamis
(23/7).
Setelah suami korban pergi, pelaku pun memulai prosesi memijatnya seperti
sebelum-sebelumya. Namun, entah setan apa yang kemudian merasuki pikiran
pelaku ketika memijat pasiennya itu hingga tega melancarkan aksi bejat
kepada korbannya.
“Kebetulan, ketika ES memijit nenek saya itu kondisi rumah memang sepi
karena penghuni yang lain juga sedang pergi. Jadi, di rumah, nenek saya cuma
berdua saja sama ES,” ujar Asep lagi.
Tidak hanya itu, agar aksi tak lazimnya itu bisa berjalan lancar dan tidak
diketahui tetangga korban, pelaku pun membungkam mulut korban agar tidak
berteriak dengan menggunakan tangannya.
“Lalu, nenek saya diperkosa oleh pelaku,” ucap Asep dengan mimik geram
bukan kepalang.
Setelah puas melampiaskan nafsu setan bejat itu, lanjut Asep, pelaku pun
dengan mudahnya meninggalkan rumah dan korbannya begitu saja seperti
tanpa ada penyesalan sedikit pun.
Korban sendiri, setelah menjadi korban pelampiasan nafsu tidak manusiawi
itu, berusaha meminta tolong kepada para tetangganya dengan merangkak
sembari menahan sakit pada bagian kemaluannya yang terus mengeluarkan
darah.
Dengan suara yang sangat serak dan kesakitan yang sangat, korban pun
berteriak meminta tolong yang akhirnya didengar oleh para tetangganya yang
langsung memberikan pertolongan.
“Kalau kata tetangga yang menolong, sekitar pukul 11.00 WIB, nenek saya
keluar dari rumah dengan darah yang terus mengucur dari kemaluannya,”
imbuh dia.
Karena usianya yang sudah uzur dan tidak lagi memiliki cukup tenaga
ditambah kemaluannya yang terus mengeluarkan darah, kondisi korban pun
memburuk dengan wajah semakin memucat. Setelah itu, bersama ketua RT
setempat, nenek bernasib malang itu pun langsung dilarikan ke puskesmas
terdekat.
Namun, karena kondisi korban yang sudah cukup parah dan pihak puskesmas
yang tidak sanggup menangani korban, akhirnya korban pun dirujuk ke RSUD
Cianjur agar bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik.
“Sekarang nenek saya harus menjalani operasi karena ada luka robek pada
kemaluannya yang mengakibatkan darah itu terus keluar. Kami semua juga
bingung seperti apa perbuatan pelaku kepada nenek saya sampai kondisinya
jadi seperti itu,” sesal dia.
Karena itu, lugas Lidya, pihaknya akan terus memberikan pendampingan baik
kepada korban maupun keluarga korban serta memulihkan psikologisnya.
Selain itu, pihaknya juga ikut membantu untuk meringankan biaya perawatan
korban selama dirawat di rumah sakit.
“Kami sudah terima laporannya beberapa lalu. Hari ini (kemarin, red) keluarga
korban datang langsung dan meminta bantuan biaya perawatan rumah sakit.
Pokoknya kasus ini harus tuntas. Kami akan kawal,” tegas Lidya.
Lidya menambahkan, kasus pemerkosaan terhadap perempuan lanjut usia itu,
di Cianjur, sudah pernah terjadi sebelumnya. Adapun korban tercatat berusia
masing-masing 62 dan 54 tahun yang berasal dari Cianjur selatan dan
Cimacan.
“Ini sudah kasus ketiga yang pernah kami terima sebelumnya,” tukas Lidya.
(ruh/dep)
Analisa :
Dari kasus tersebut, dapat kita analisa juga tentang berbagai permasalahan-
permasalahan yang sering terjadi pada lansia diantaranya seperti perubahan-
perubahan fisik dan psikologi pada lansia yang membuat lansia menjadi lemah
dan butuh perlindungan terutama bagi lansia wanita. Seperti yang telah terjadi
pada kasus diatas, seorang lansia yang diperkosa oleh seorang tukang pijat yang
juga telah berusia lanjut. Ternyata bukan hanya wanita muda dan masih terlihat
menarik yang sering menjadi korban pemerkosaan, bahkan di Cianjur seorang
nenek berusia lanjut usia 80 tahun yang menjadi korbannya dengan seorang
pelaku pemerkosanya seorang kakek usia lanjut pula yang berprofesi sebagai
tukang pijat langganan korban. Akibatnya nenek korban pemerkosaan tersebut
harus terbaring lemah di rumah sakit karena mengalami perdarahan terus menerus
pada alat reproduksinya akibat ada luka robek yang menyebabkan nenek tersebut
harus menjalani operasi.