Anda di halaman 1dari 12

Pemasangan Infus

SMK BAKTI PUTRA MANDIRI


 Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan
memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan
pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan
Tujuan Pemasangan Infus

 Sebagai akses pemberian obat


 Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
 Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak
boleh makan melalui mulut
Indikasi

 Pasien dehidrasi, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca


bedah, sebelum transfusi darah, pasien yang tidak bisa
atau tidak boleh makan dan minum melalui mulut, pasien
yang memerlukan pengobatan tertentu
Kontraindikasi

 Inflamasi (bengkak, nyeri demam) dan infeksi di lokasi pemasangan


infus
 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini
akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt)
pada tindakan hemodialisis (cuci darah)
 Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil
yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai
dan kaki)
Resiko Pemasangan Infus
 Flebitis (peradangan pembuluh vena)
o Tanda-tanda: hangat, merah, bengkak di daerah luka tusukan.
o Penyebab: kurangnya aliran darah di sekitar abbocath, gesekan di dalam vena.
o Intervensi: ganti abbocath, gunakan kompres hangat, pemberian analgesik anti inflamasi.
 Hematoma
o Yaitu darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat
memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada pembuluh darah. 
o Tanda-tanda: tenderness, memar.
o Penyebab: vena terembes, jarum tidak pada tempatnya dan darah mengalir.
o Intervensi: abbocath dipindahkan, gunakan tekanan dan kompres, cek kembali tempat keluar darah.
 Infiltrasi
o Yaitu masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah) atau kebocoran cairan infus ke jaringan sekitar.
Terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
o Tanda-tanda: kepucatan, bengkak, dingin, nyeri dan terhentinya tetesan infus.
o Intervensi: kaji tingkat keparahan, lepas infus, tinggikan ekstremitas yang terpasang infus
Pedoman Pemilihan Vena

 Gunakan vena distal terlebih dahulu


 Gunakan tangan yang tidak dominan jika mungkin
 Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang
adekuat
 Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi prosedur atau pembedahan
yang direncanakan
 Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktivitas pasien
Perbedaan Vena dan Arteri

Vena Arteri
• Darah merah gelap • Darah merah terang
• Aliran darah pelan • Aliran darah cepat, berdenyut
• Katup-katup dititik percabangan • Tidak ada katup
• Aliran kearah jantung • Aliran menjauhi jantung
• Lokasi superfisial • Lokasi dalam dikelilingi otot
• Banyak vena menyuplai satu area • Satu arteri menyuplai satu area
Tipe Vena yang Perlu Dihindari

 Vena yang telah digunakan sebelumnya


 Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
 Vena keras dan sklerotik
 Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
 Ekstremitas yang lumpuh
 Vena yang dekat area terinfeksi
 Vena pada jari, karena mudah terjadi komplikasi (flebitis, infiltrasi) dan dekat
dengan persyarafan
 Vena yang terletak di bawah vena yang terjadi flebitis dan infiltrasi
Pemilihan Abocath

Pemilihan abbocath, tergantung pada vena yang digunakan.


Pemilihan abbocath juga harus mempertimbangkan kondisi pasien dan jenis
cairan yang akan diberikan. Di bawah ini adalah ukuran abbocath serta
penggunaanya:
 24-22    : untuk anak-anak dan lansia
 24-20    : untuk klien penyakit dalam dan post operasi
 18         : untuk pasien operasi dan diberikan transfusi darah
 16  : untuk pasien yang trauma dan memerlukan rehidrasi yang cepat.
Rumus Tetap Tetesan Infus

 1 gtt : 3 mgtt
 1 cc : 20 gtt
 1 cc : 60 mgtt
 1 kolf : 500 cc
 Mgtt/menit : cc/jam
 Konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
 Konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
 1 kolf 500cc / 24 jam = 7 gtt
 1 kolf 500cc / 24 Jam = 21 mgtt
 Volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro = jumlah tetesan x 1
 Volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro = jumlah tetesan x 3
Rumus Dasar Tetesan Infus

 Rumus dasar (menit)


Jumlah TPM = Jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes
waktu (menit)

 Rumus dasar (jam)


Jumlah TPM = Jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes
waktu (jam) x 60 menit

Anda mungkin juga menyukai