Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGAMBILAN DARAH VENA

Kelompok 9:
Kris Adinata
Iis Uswatun Hasanah
Nurul fikri
Definisi
z

 Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan


darah dengan menusuk area pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil
dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna/
vena superficial lain yang cukup besar untuk
endapatkan sampel darah
z

Tujuan Tindakan
Mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan
Untuk mendapatkan specimen darah vena tanpa
antikoagulan yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
Untk menganalisa kandungan komponen darah,
seprti sel darah merah, sel darah putih, leukosit dan
trombosit.
Anatomi zAnggota Tubuh area Tindakan

Pada pengambilan darah vena ( enipucture),


contoh darah umumnya diambil dari vena median
cubital pada anterior lengan ( sisi dalam lipatan
siku). Vena ini dekat dengan permukaan kulit,
cukup besar dan tidak ada pasokan saraf besar.
Apabila tidk memungkinkan, vena chepalika atau
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipucture pada vena basilica harus dilakukan
dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan sebelum melkukan
pegambilan darah
z vena adalah mengkaji area/pembuluh darah vena tempat
darah akan diambil. Perawat memastikan vena yang diambil darahnya
memiliki ukuran yang cukup besar dan untuk meyakinkan dapat dilakukan
palpasi, tempat pengambilan tidak dalam keadaan trauma atau luka.
Sebelum diambil dilakukan pembendungan pada bagian proksimal pada
vena agar mudah dalam penusukan jarum, area pengambilan darah harus
disterilisasi dengan alcohol sebelum ditusuk jarum.

Lokasi yang tidak boleh diambl darah adalah


:
Lengan pada sisi mastectomy
Daerah edema
Hematoma
Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
Daerah bekas luka
Daerah dengan canula, fistula atau
cangkokan vascular
Daeah intra-vena lines.
z

Indikasi
• Pemeriksaan laboratorium
Kontraindikasi
• Juka terdapat tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis pada tempat
penusukan.
• Klien dengan mastektomi yang mengalami gangguan pada tangannya.
• Fistula arteriovenus
• Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan
• Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologis.
z

Prosedur
 Persiapan alat dan bahan yang diperlukan, cuci tangan.

 Identifikasi klien dan jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan.

 Atur klien dalam posisi yang nyaman

 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja ( pada area penusukan lengan)

 Pilih dan kaji kondisi vena.

 Letakkan alas di bawah aea penusukan, pakai sarung tangan.


 Pasang tourniquet 7-10 cm diatas vena yang akan diambil. Anjurkan klien membuka dan
z menutup tangannya atau tepuk-tepuk vena tersebut.

 Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alcohol 70% dengan cara berputar dari
dalam keluar.

 Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.

 Buka jarum pegang dengan tangan dominan, tusukkan jarum dengan sudut 15-45 C dan
bevel ke atas. Pertahankan teknik steril.


Bilajarum sudah masuk ke vena, tarik jarum sampai darah mengisi spuit sesuai
kebutuhan. Bila menggunakan vacutainer, pegang plastic adapter tekan tabung vakum
dan biarkan darah masuk sampai sesuai kebutuhan.

 Tourniquet dilepas, kemudian cabut jarum dai vena secara perlahan dan gunakan kasa
atau kaps alcohol untuk menekan tempat penusukan.

 Setelah itu, bila darah telah berhenti keluar berikan plester.

 Tempatkan darah pada tabung yang sesuai jika dibutuhkan dan beri label pada tabung.
Aspek
z keamanan dan keselamatan yang
harus diperhatikan
  Pasien diusahakan dalam keadaan tengan
dan tidak takut/gelisah dengan posisi
berbaring.
 Melakukan sarung tangan sekali pakai saat
melakukan tindakan.
 Perhatikan lokasiengan tepat pada saat
pengambilan darah vena.
z

Kemungkinan Komplikasi
• Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena
akan terjadi hemokonsentrasi. Pengisapan darah ang terlalu dalam akan
menyebabkan darah membeku dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam
tabung sesuai jenis pemeriksaan
• Terbentukk hematoma pada tempat penusukan.
• Terjadi perdarahan pada tempat penusukan
z

 Referensi :

 DeLaune, S. C; Ladner, P. K. (2002). Fundamentals of nursing: Standars & practices.2nd edition.

 United Tated of America: Thomson Learning

 Potter, P. A;& Perry, A. G. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan Praktik . Edisi 4.

 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

 Kurniati, A., dan Handiyani, H. (2005). Buku panduan keterampilan dasar profesi keperawatan.

 Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai