Anda di halaman 1dari 6

ANALISA TINDAKAN YANG DIOBSERVASI

NAMA MAHASISWA : Nurfilah Ahmadani


NIM : R011221056
1. Tindakan keperawatan yang diobservasi : Pengambilan spesimen pemeriksaan
penunjang pada pembuluh darah vena
2. Identitas klien :
Nama klien : An. NA
Diagnosa medis : Ispa
Tanggal observasi : 7 Juni 2023
Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan
hipertermi
3. Tujuan tindakan yang diobservasi : pengambilan darah untuk pemeriksaan di
laboratorium untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) yang
merupakan tanda infeksi.
4. Prinsip dan Rasional yang diobservasi

NO. PRINSIP-PRINSIP TINDAKAN RASIONAL


1. Mencuci tangan Mencegah transmisi mikroorganisme
2. Mengucapkan salam pada klien, Menerapkan etika keperawatan,
perkenalkan diri, mencocokkan menjalin hubungan dengan pasien,
identitas klien, jelaskan prosedur, menghindari salah pasien, komunikasi
tujuannya, persetujuan klien, trapeutik dan pasien memahami tujuan
kontrak waktu dan menyiapkan tindakan yang akan dilaksanakan.
alat, yang terdiri dari sarung
tangan, spuit, alcohol swab, kasa,
tabung sampel darah merah,
torniket, plaster, pengalas,
bengkok dan safety box.
3. Menggunakan sarung tangan. Melindungi petugas kesehatan dari
kontak darah dan cairan tubuh pasien
4. Mengecek pemeriksaan yang Mencegah pengambilan darah ulang
diminta dan menyiapkan container karena sampel kurang dan mencegah
sampel sesuai kebutuhan dan tertukarnya container pasien dengan
memberikan identitas pasien pada pasien yang lain
container sampel dengan jelas.

5. Memilih lokasi pungsi dengan Memudahkan petugas pada saat


benar dan sesuai dengan kondisi pengambilan darah.
pasien.
 Hindari lokasi daerah yang  Untuk menghindari terjadi hematom
hematom, luka, sikatrik, oedeme yang lebih parah
 Pilih vena yang paling jelas dan  Memudahkan pengambilan darah
lurus
 Jangan menusuk sampai benar-  Menghindari terjadinya hematom
benar yakin bahwa lokasi pungsi
sudah ideal
7. Memasangkan torniket, Memudahkan petugas menemukan
Pemasngan torniket berada 2-3 vena sebagai lokasi pengambilan
inchi diatas vena yang akan darah.
dipungsi, pemasangannya tidak
boleh terlalu kencang
Pasien diminta untuk membantu
dengan mengepalkan tangannya
9. Melakukan desinfeksi lokasi Mencegah terjadinya kontaminasi
pungsi dengan benar, dibiarkan bakteri, sisa alkoholakan
kering dan tidak disentuh, menyebabkan hemolysis dan
desinfeksi dengan menggunakan menyebabkan rasa nyeri,
alcohol 70%, biarkan mengering
dan jangan meniup.
Setelah desinfeksi tidak boleh
dipalpasi lagi.
10. Melakukan pungsi vena dengan
benar.
 Jangan menusuk, jika belum  Mencegah terjadinya hematoma
yakin  Mencegah udara nasuk kedalam
 Pastikan tidak ada udara dalam pembuluh darah sehingga terjadi
spuit emboli udara.

 Jarum ditusukkan denga sudut 15-  Letak dari pembuluh darah vena
30 derajat, jika sudah ada darah  Mengfiksasi bagian yang telag
keluar lepaskan torniqet dilakukan pengambilan darah
 Darah diaspirasi perlahan  Mencegah terjadinya pembekuan
 Darah diaspirasi sesuai kebutuhan darah

 Meletakkan kapas bagian atas  Mencegah pendarahan


pengambilan darah dan spuit
ditarik
 Memasukkan darah ke container
 Memasangkan kasa dan plaster
pada lokasi yang telah dilakukan
pengambilan darah

5. Analisa Tindakan yang diobservasi


Pengambilan darah dari vena merupakan teknik yang sering dilakukan. Darah
merupakan media transportasi berbagai zat yang berada di dalam tubuh manusia
darah menjadi salah satu spesimen biologis yang biasa diambil pada manusia
untuk keperluan laboratorium. Teknik pengambilan darah melalui pembuluh
darah vena menggunakan spuit disebut dengan istilah flebotomi, flebotomi pada
anak harus dilakukan oleh flebotomis yang sudah terampil karena anak-anak
biasanya memiliki banyak pergerakan.
Berdasarkan hasil observasi pengambilan specimen pemeriksaan penunjang
yang pada saat itu dilakukan adalah pengembilan darah melalui pembuluh darah
Vena yang dilakukan pada pasien An. NA di ruangan Tulip 3A dengan tujuan
pemeriksaan di laboratorium untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih
(leukosit) yang merupakan tanda infeksi.
Adapun langkah-langkah pengambilan darah dari pembuluh darah vena yang
telah dilakukan oleh petugas kesehatan untuk pengambilan specimen pemeriksaan
penunjang pada pasien An. NA dengan diagnose medis Ispa, diantaranya:
a. Mencuci tangan sebelum masuk keruangan pasien dan menggunakan
handscoon
b. Membawa peralatan untuk pengambilan darah.
c. Mencocokkan identitas pasien dengan menanyakan namanya serta
mencocokkan dengan gelang pasien.
d. Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya pengambilan darah
e. Mengecek pemeriksaan yang diminta dan menyiapkan container sampel
sesuai kebutuhan dan memberikan identitas pasien pada container sampel
dengan jelas.
f. Memilih lokasi pungsi
g. Membersihkan lokasi pungsi menggunakan alcohol swab dan petugas
meminta pasien untuk mengepalkan tangan.
h. Memasangkan torniket
i. Melakukan pungsi vena
Pada saat melakukan pungsi vena, petugas menarik plunger spuit tetapi
tidak ada darah yang masuk kedalam spuit dan spuit berisi udara, petugas
beberapa kali menarik dan mendorong spuit untuk mendapatkan lokasi
pembuluh darah vena.
j. Setelah mendapatkan pembuluh darah vena, dan darah sudah ada yang
masuk kedalam spuit, petugas melepaskan torniket dan petugas
mengaspirasi secara perlahan.
k. Meletakkan kapas dan memasukkan darah kedalm tabung tutup merah
yang tanpa antikoogulan.
l. Measangkan kasa dan plaster
Petugas telah melakukan tindakan pengembilan darah vena namun salah
satu tindakannya tidak sesuai dengan SOP, pada saat pengambilan darah
vena. Pada saat melakukan pungsi vena, petugas menarik plunger spuit
tetapi tidak ada darah yang masuk kedalam spuit dan spuit hanya berisi
udara setelah itu petugas mendorong masuk plunger spuit yang berisi
udara dan petugas menarik dan mendorong spuit beberapa kali untuk
mendapatkan lokasi pembuluh darah vena pasien An. NA. Hal itu dapat
menyebabkan terjadinya hematom

6. Evidence Based/kesenjangan teori dan praktek yang mungkin ditemukan:


Menusukkan jarum suntik
Hematom merupakan kumpulan darah abnormal di luar pembuluh darah,
yang dapat terjadi karena dinding pembuluh darah (arteri, vena atau pembuluh
darah kecil yaitu kapiler) rusak , sehingga muncul kebocoran darah dalam
jaringan, hematom diantranya adalah penusukkan jarum kurang dalam atau
sebaliknya, vena bergerak-gerak saat ditusuk, karena tidak dilakukan fiksasi
sehingga jarum menusuk ke segala arah, menyebabkan kerusakan pembuluh
darah. Penusukkan yang berulang terlebih bila terjadi tusukkan dinding vena
kedua sisinya (Reswari, Cahyadi, & R, 2021).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan posisi jarum menurut
(Anggraheni, 2022):
1. Lubang jarum menempel pada bagian atas atau bawah dinding vena
2. Jarum masuk terlalu dalam
3. Jarum sebagian atau kurang dalam
4. Jarum masuk kedalam vena yang kolaps
Hematom dapat menyababkan iritasi dan peradangan, darah yang keluar dari
pembuluh darah dapat menyebabkan rasa nyeri pada jarinngan sekitarnya. Gejala
umum dari inflamasi akibat hematom meliputi; kemerhan, sensiitivitas, rasa
hangat, nyeri. Kesalahan pada pengambilan darah ini diklasifikasikan sebagai pra
analitik (kesalahan identifikasi sampel, kesalahan dalam permintaan, kesalahan
dalam tehnik pengambilan darah), analitik (problem kalibibrasi alat) dan pasca
analitik (berhubungan dengan hasil) (Anggraheni, 2022).
Refrensi

Anggraheni, D. (2022). Analisi Resiko Hematom Pada Pengambilan Darah (Studi Kasus : KLINIK "p"). pp.
3-7.

Pramitasari, A. W. (2021). Penanaman NIlai-Nilai Nasionalisme Melalui Pertunjukan Seni dan Budaya.
Jurnal education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, IX(4), 24-27.

Reswari, P. D., Cahyadi, R., & R, T. (2021). Sosialisasi dan Pendampingan Penanganan Hematoma pada
Pendonor darah di UTD PMI Surabaya Tahun 2019. Journal of Community Engagement in Health,
IV(2), 222-223.

Anda mungkin juga menyukai