KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat umur nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pada hari ini kita masih
menjalankan aktivitas seperti biasanya,semoga aktivitas yang kita laksanakan
bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin..
Sholawat bermutiarakan salam kita hadiahkan kepada Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan ke zaman yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang.
Kami juga membuka kritik dan juga saran apabila pada makalah yang kami
buat ini terdapat kekurangan dan kesalahan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.2 Ketepatan mengenali topik/penugasan pada kasus. ........................................... 6
2.2 Ketepatan merumuskan pemeriksaan/pengukuran yang akan dilaksanakan. 6
2.3 Ketepatan pelaksanaan pengukuran.................................................................... 8
2.4 Ketepatan menginterpretasikan hasil pengukuran dengan nilai
normal/standar. ............................................................................................................ 8
2.5 Ketepatan menjelaskan analisis dari hasil pengukuran/pemeriksaan. ............ 9
2.6 Ketepatan menentukan edukasi berdasarkan hasil pengukuran/pemeriksaan.
........................................................................................................................................ 9
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
1.4 Kesimpulan ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakhea dan bronkhus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(Muttaqin, 2008). Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab alergi. Gejala
kemunculannya sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko kematian bisa datang. Gangguan asma
bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran
pernafasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan,
pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang berlebih. (Nurarif &
Kusuma, 2015).
2.2 Ketepatan merumuskan pemeriksaan/pengukuran yang akan dilaksanakan.
Selama proses diagnosis atau perawatan asma, pengidap asma kemungkinan akan
menjalani berbagai jenis pemeriksaan. Beberapa pemeriksaan mungkin cukup sering dijalani
pengidap, sementara yang lainnya mungkin belum pernah dijalani. Dokter akan melakukan
sejumlah pemeriksaan sebelum mendiagnosis penyakit asma. Selanjutnya mungkin juga
diperlukan untuk mengunjungi ahli alergi, ahli paru, atau spesialis lain untuk menentukan
apakah penyebab terjadinya asma. Berikut ini beberapa jenis pemeriksaan yang perlu dijalani
pengidap asma:(Zamrodah 2016)
1. Peak Flow
Peak flow bisa dikatakan menjadi pemeriksaan yang paling sederhana yang bisa digunakan
untuk melihat seberapa baik kondisi asma pengidap dan menjadi bagian integral dari rencana
perawatan asma.
Peak flow bisa dilakukan dengan mudah di rumah dengan perangkat yang disebut peak meter.
Peak meter mengukur seberapa cepat udara dapat dihembuskan keluar dari paru-paru.
2. Spirometri
Spirometri sedikit lebih rumit dibandingkan peak flow. Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter,
untuk mengetahui seberapa cepat udara keluar dari paru-paru. Spirometri memungkinkan
dokter untuk dapat mengukur tingkat keparahan asma dari waktu ke waktu. Pemeriksaan ini
penting, baik dalam diagnosis maupun pengelolaan asma. (Lapangan 2018)
3. Pulmonary Test
Saat melakukan pemeriksaan ini, dokter mungkin ingin menentukan volume paru-paru dan
kapasitas penyebarannya. Pemeriksaan ini sering dilakukan jika diagnosis asma seseorang
tidak diketahui secara jelas. Pulmonary test mengharuskan pengidap untuk duduk di dalam
kotak khusus yang membantu menentukan berapa banyak udara yang dihirup dan
dihembuskan.
4. Rontgen Dada
Rontgen dada adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk pengidap yang mengi. Dokter
biasanya akan melakukan sekali pemeriksaan rontgen dada untuk memastikan tidak ada kondisi
lain yang mungkin menyebabkan gejala, seperti infeksi paru-paru. Pada asma, rontgen dada
kemungkinan menunjukkan adanya udara yang terperangkap atau hiperekspansi.
5. Bronchoprovocation Challenge Testing
Saat melakukan pemeriksaan ini, kamu akan menghirup zat tertentu melalui nebulizer,
metakolin, atau histamin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah paru-paru pengidap
teriritasi, hiperresponsif, dan menyebabkan perkembangan gejala asma.
Pemeriksaan ini memiliki nilai prediksi negatif yang tinggi. Artinya, jika hasil tes negatif, maka
kecil kemungkinan seseorang menderita asma. Pemeriksaan ini sering dilakukan ketika dokter
mencurigai adanya asma tapi tidak bisa membuat diagnosis yang jelas.
6. Pulse Oksimetri
Pulse oksimetri adalah cara non-invasif untuk mengukur oksigenasi darah atau seberapa baik
pertukaran oksigen antara paru-paru dan darah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menempatkan sensor di ujung jari atau bagian tubuh lain yang kurus dengan pembuluh darah
dekat dengan kulit. Sensor tersebut mengukur perubahan panjang gelombang cahaya dan
mampu memperkirakan oksigenasi dalam darah.
7. Arterial Blood Gas
Pemeriksaan ini melibatkan sampel darah arteri yang digunakan untuk menentukan seberapa
baik darah teroksigenasi, penanda pertukaran oksigen antara paru-paru dan darah.
Biasanya, sampel darah akan diambil dari salah satu arteri di dekat pergelangan tangan.
Pemeriksaan ini dilakukan selama eksaserbasi asma akut dan lebih bisa diandalkan
dibandingkan pulse oksimetri.
2.3 Ketepatan pelaksanaan pengukuran.
Demikian merupakan klasifikasi asma berdasarkan derajat asma :
PENUTUP
1.4 Kesimpulan
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak
akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Asma dapat diderita oleh semua
golongan usia, baik muda maupun tua. Penyakit asma juga merupakan penyebab umum
penyakit asidosis respiratorik dimana penderitanya mengalami kondisi paru-paru yang tidak
dapat mengeluarkan semua karbon dioksida (CO2) akibat kondisi medis tertentu. (Edukasi,
Penggunaan, and Publikasi 2013)
Akibatnya pH darah dan cairan tubuh lainnya menurun hingga tubuh menjadi terlalu
asam, padahal tubuh normalnya bisa menyeimbangkan kadar ion untuk mengontrol derajat
Keasaman (ph). Kondisi tubuh yang terlalu asam dapat menyebabkan sejumlah gejala serius
yang mengancam jiwa, mulai dari rasa kantuk berlebihan hingga koma. Asidosis respiratorik
bisa dihindari dengan menjaga kesehatan fungsi pernapasan. jika Anda memiliki riwayat asma
dan penyakit paru lainnya, usahakan untuk mengelolanya dengan baik. Selain itu, kebiasaan
yang dapat merusak sistem pernapasan seperti merokok perlu dihindari. Menjaga berat badan
tetap ideal juga diperlukan agar sistem pernapasan tidak terganggu(Patel 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Edukasi, Pengaruh, Terhadap Penggunaan, and Naskah Publikasi. 2013. “Fakultas Farmasi
Universitas Muhamadiyah Surakarta 2013.”
Lapangan, Pengalaman Belajar. 2018. Asma Bronkial.
Patel. 2019. No Title.” : 9–25.
Zamrodah, Yuhanin. 2016. “済No Title.” 15(2): 1–23.