Oleh Kelompok 2
Jupriada 14420202168
Atri Wahyuni 14420202189
Faikatul Nisa 14420202171
Radovan Hilika 14420202153
Fatimah 14420202169
1
HALAMAN PENGESAHAN
i1
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan
kelompok ini dapat terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan
salawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam
berbagai hambatan dan tantangan, namun atas bantuan, bimbingan,serta izin Allah
SWT akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi serta mencapai
tahap penyelesaian.
harapkan. Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Amin.
Penulis
1ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
A. Pengkajian..........................................................................................
B. Diagnosis Keperawatan............................................................... 13
C. Intervensi Keperawatan............................................................... 14
D. Implemetasi................................................................................. 17
E. Evaluasi....................................................................................... 17
Daftar Pustaka
1
BAB I
iii PUSTAKA
TINJAUAN
1. Pengertian Asma
iii
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas
yang ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada
yang berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi
1. Asma bronkial
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan
1
yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan bagian
2. Asma kardial
kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang
2. Etiologi Asma
1. Reaksi antigen-antibodi
1
3. Klasifikasi Asma
obat yang digunakan untuk mengontrol gejala dan serangan asma. Hal
ini dapat dinilai jika pasien telah menggunakan obat pengontrol untuk
a. Asma Ringan
tahap 2, yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau dengan obat
b. Asma Sedang
c. Asma Berat
1
Perlu dibedakan antara asma berat dengan asma tidak terkontrol.
4. Manifestasi Klinik
Berikut ini adalah tanda dan gejala asma, menurut Zullies (2016),
a. Stadium dini
hilang timbul
b. Wheezing
1
d. Penurunan tekanan parial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1. Batuk, ronchi
7. Sianosis
dan kiri
batuk produktif, sering pada malam hari, nafas atau dada seperti
5. Patofisiologi
sehingga terapi utama pada saat itu adalah suatu bronkodilator, seperti
1
pernafasan, yang ditandai dengan bronkokonstriksi, inflamasi, dan
pemicunya, yaitu asma ekstrinsik atau alergi dan asma intrinsik atau
atau hay fever). Asma instrinsik mengacu pada asma yang disebabkan
dijumpai pada orang dewasa. Disebut juga asma non alergik, di mana
dan olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga. Khusus
untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan istilah (Zullies,
2016).
1
maupun instrinsik, tetapi karakteristik inflamasi pada asma umunya
(Zullies, 2016).
pada serangan asma antara lain adalah sel mast, limfosit, dan
1
rangsangan dari luar, yang disebut alergen. Rangsangan ini kemudian
akan memicu pelepasan berbagai senyawa endogen dari sel mast yang
6. Pemeriksaan Diagnostik
faal paru adalah peak flow meter, caranya anak disuruh meniup
dicatat hasil.
b. Foto toraks
penyakit lain. Pada pasien asma yang telah kronik akan terlihat
1
c. Pemeriksaan darah
menggunakan allergen
7. Komplikasi
kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara dan tampak
Bila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat
lama dapat berubah menjadi bronkietasis, dan bila ada infeksi akan
berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat diatasi dengan
1
8. Penatalaksanaan
1. Edukasi
1
juga pihak lain yang membutuhkan energi pemegang keputusan,
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh
perubahan terapi
asma mandiri.
dipertimbangkan :
b. Tahapan pengobatan
1
2. Asma Presisten Ringan, medikasi pengontrol harian
lepas lambat.
1
penderita, realistik/ memungkinkan bagi penderita dengan
Kortikosteroid sistemik.
diperlukan
1
b. Berhenti atau tidak pernah merokok
c. Lingkungan kerja
asma.
1. Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama
eskrim).
1
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
posisi duduk
2. Dada diobservasi
pernapasan.
(I) dan fase eksifirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya
1
9. Observasi kesimetrisan pergerakkan dada. Gangguan
b. Palpasi
(vibrasi)
c. Perkusi
1
4. Hipersonan (hipersonor) : berngaung lebih rendah
2015)
d. Auskultasi
(abnormal).
bersih.
vesikular.
2. Diagnosa Keperawatan
1
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus
dioksida
1
1
3. Intervensi keperawatan
jalan napas berhubungan pasien akan mempertahankan bersihan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
dengan mucus dalam jumlah jalan napas yang efektif.: kesehatan ventilasi,
berlebihan, peningkatan Fisiologis, saluran trakeobronkial yang 2. keluarkan sekret dengan batuk (teknik
produksi mucus, eksudat terbuka dan lancar untuk pertukaran udara batuk efektif),
dalam alveoli dan berat menjadi ringan dengan 3. monitor vital sign (RR),
1
2. Ketidakefektifan pola napas setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor Pernapasan
berhubungan dengan keletihan pasien akan mempertahankan pola napas 1. Monitor kecepatan, irama, kedalam dan
deformitas dinding dada pertukaran karbondioksida dan oksigen di 2. Monitor saturasi oksigen,
berhubungan dengan retensi pasien akan mempertahankan pertukaran 1. Pertahankan kepatenan jalan napas,
karbon dioksida kepatenan pertukaran gas. pertukaran 2. Berikan oksigen seperti yang
1
untuk mempertahankan konsentrasi darah 3. Monitor aliran oksigen, 4)Batasi
berhubungan dengan pasien akan mempertahankan curah 1. Catat tanda dan gejala penurunan curah
kontakbilitas dan volume jantung yang stabil dengan kriteria hasil : jantung,
nadi apikal, Tekanan darah sistol dan 3. Evaluasi perubahan tekanan darah,
berhubungan dengan antara pasien akan mempertahankan toleransi 1. Monitor respirasi pasien selama kegiatan,
suplai dan kebutuhan oksigen aktivitas yang adekuat dengan kriteria hasil 2. Bantu pasien identifikasi pilihan-pilihan
1
(hipoksia) kelemahan : fungsi kesehatan, pemeliharaan energi, aktivitas,
kurang dari kebutuhan tubuh pasien akan mempertahankan nutrisi yang 1. Tanyakan pasien makanan yang disukai,
berhubungan dengan laju adekuat dengan kriteria hasil: kesehatan 2. Atur makanan sesuai dengan kesenangan
makan, kelemahan otot makanan, Asupan cairan, Energi, Rasio 3. Beri minum pada saat makan,
1
penyakit yang diderita pasien akan menurunkan tingkat 1. Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
berkonsentrasi, Meremas-remas tangan, 3. Kaji untuk tanda verbal dan non verbal
klien.
1
1
1
4. Implementasi Keperawatan
1. Hindari alergen
2. Meredakan bronkospasme
nafsu makan.
5. Evaluasi Keperawatan
menghindari allergen
1
2. Amati anak untuk adanya tanda-tanda gejala pernapasan
1
BAB 1I
LAPORAN KASUS
1. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
No.RM : 353644
Nama : Tn. A
Umur : 53 Th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : petani
1
Status perkawinan : Kawin
2. Primary Survey
a. A (Airway)
b. B (Breathing)
Pernafasan 30 x/i
c. C (Circulation)
1. TD : 110/80 mmHg
2. Nadi : 78 x/i
3. Suhu : 37 0C
d. D (Disability)
2. Pupil isokhor
e. E (Exposure)
f. F (Foley Cateter)
3. Secondary Survey
1. Riwayat Kesehatan
1
Pasien datang ke RS Bhayangkara pukul 09.30 WITA dengan
kering sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan memberat pada
malam hari atau saat suasana dingin atau jika pasien kelelahan dan
1
Genogram :
ibu ayah
x x x
x
50 53
30 26
Simbol genogram :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
x : Meninggal
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
Keterangan :
Generasi I : Kakek dan nenek klien dari ayah telah meninggal dunia dan
kakek dan nenek klien dari ibu telah meninggal dunia
Generasi II : saudara-saudaranya dari ayah dan ibu tidak ada yg memiliki
riwayat asma
Generasi III : anak tidak memiliki penyakit hipertensi
1
2. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda-tanda Vital
TD=130/80 mmHg,
S=37 0C
c. Kepala/Rambut
d. Hidung
I : Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, nafas cepat terdapat pernafasan
cuping hidung
e. Telinga
f. Mata
g. Bibir
h. Paru
P : suara hipersonor
1
A : terdapat bunyi wheezing dan ronkhi
i. Jantung
P : pekak
j. Abdomen
k. Ekstremitas
555 555
555 555
1
6-7 gelas sehari
2. Eliminasi 1. Pasien 1. Pasien BAB
mengatakan sebanyak 3-4 x
BAB 1x sehari per hari dan
dengan berwarna kuning
konsistensi
lembek, warna
kuning, berbau
khas
3. Kebersihan 1. Pasien mandi 2x 1. Saat sakit pasien
Diri sehari dan hanya dilap
gosok gigi, badannya dengan
keramas 3x air hangat serta
seminggu gosok gigi 2x
sehari
4. Istirahat dan 1. Pasien tidur 7-8 1. Pasien
tidur jam perhari mengatakan saat
sakit tidur
terganggu karena
sesak nafas dan
batuk pasien
hanya tidur lebih
kurang 4 jam
1
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1
PDW 8.7 fL 9.0-17.0
sewaktu
4. Penatalaksanaan Medis/Terapi
a. IVFD D5 ¼ 500 cc
b. Drip Aminophilin 10 mg
d. Nebulisasi combivent
5. Data Fokus
1. Data Subjektif
sesak
batuk
2. Data Objektif
1
d. Pernafasan pasien cuping hidung
1
6. Analisa Data
1
7. Diagnosa Keperawatan
produksi sputum
Adalah kelainan dari pola tidur seseorang. Hal ini akan menimbulkan
1
1
8. Rencana Keperawatan
Diagnosa
atan
1
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, 13. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
frekuensi pernafasan dalam rentang 14. Monitor respirasi dan status o2
normal, tidak ada suara nafas abnormal) 15. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan
3. Mampu mengidentifikasikan dan secret
mencegah faktor yang penyebab. 16. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan
4. Saturasi o2 dalam batas normal peralatan : o2, suction, inhalasi.
5. Foto thorak dalam batas normal
2. Gangguan setelah dilakukan tindakan keperawatan Nic :
pola tidur selama 1x24 jam Gangguan pola tidur sleep enhancement
pasien teratasi dengan kriteria hasil 1. evaluasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
1. jumlah jam tidur dalam batas normal 2. jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
2. pola tidur,kualitas dalam batas normal 3. fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
perasaan fresh sesudah tidur/istirahat (membaca)
3. mampu mengidentifikasi halhal yang 4. ciptakan lingkungan yang nyaman
meningkatkan tidur 5. kolaburasi pemberian obat tidur
3. Intoleransi Respon fisiologi terhadap aktivitas yang 1. Identifikasi adanya keluhan fisik lainnya
aktivitas membutuhkan tenaga meningkat dengan 2. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
kriteria hasil: energy yang adekuat
1. Frekuensi nadi sedang 3. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri
1
2. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 4. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan
sehari-hari meningkat perawatan diri mandiri
3. Keluhan lelah menurun 5. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan
untuk menjaga ketahanan
6. Bantu pasien dalam aktivitas sehari hari
7. Mempertahankan gizi yang cukup
8. Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat
dalam perawatan pasien
1
9. Implementasi Keperawatan
Tangg
Dx
al/
NO Keperawa Implementasi Evaluasi
Ja
tan
m
1
12. Mempertahankan hidrasi yang adekuat untuk 2. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan
mengencerkan secret napas dalam
13. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang 3. Memposisikan pasien untuk
penggunaan peralatan : o2, suction, inhalasi memaksimalkan ventilasi
4. Melakukan fisioterapi dada jika perlu
5. Mengeluarkan sekret dengan batuk atau
suction
6. Melakukan Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
1
P : intervensi dilanjutkan
3 Rabu Intoleransi 1. Mengidentifikasi adanya keluhan fisik lainnya S : Klien beraktivitas masih dibantu
3 Juni aktivitas 2. Memonitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui O : ku sedang,klien napak lemah
2021 berhubung sumber energy yang adekuat A : Intoleransi aktivitas teratasi belum
09.00 an dengan 3. Memonitor kemampuan perawatan diri secara mandiri teratasi
kelemahan 4. Memberikan bantuan sampai pasien mampu P : lanjutkan intervensi
melakukan perawatan diri mandiri
5. Menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
6. Membantu pasien dalam aktivitas sehari hari
7. Mempertahankan gizi yang cukup
8. Mengidentifikasi kemampuan anggota keluarga untuk
terlibat dalam perawatan pasien
4. Kamis Bersihan jalan 1. Memastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning S:
4 Juni nafas tidak 2. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam 1. Pasien mengatakan sekret sudah
2021 efektif 3. Melakukan fisioterapi dada jika perlu berkurang
09.00 berhubung 4. Melakukan Auskultasi suara nafas, catat adanya suara O:
an dengan tambahan 1. Pasien tampak lebih relaks
1
peningkata 5. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotik A : masalah teratasi sebagian
n produksi 6. Memonitor respirasi dan status o2 P : intervensi dilanjutkan
sputum 7. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
penggunaan peralatan : o2, suction, inhalasi
5 Kamis Gangguan 1. Mengevaluasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur S:
4 Juni pola tidur 2. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat 1. Klien mengatakan tidurnya sudah mulai
2021 berhubung 3. Memfasilitasi untuk mempertahankan enak
09.00 an dengan O:
batuk terus 1. Batuk sudah mulai berkurang
menerus 2. Pasien tampak lebih relaks
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
6 Kamis Intoleransi 1. Mengidentifikasi adanya keluhan fisik lainnya S : Klien beraktivitas masih dibantu
4 Juni aktivitas 2. Memonitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui O : ku sedang,klien napak lemah
2021 berhubung sumber energy yang adekuat A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
09.00 an dengan 3. Memonitor kemampuan perawatan diri secara mandiri P : lanjutkan intervensi
kelemahan 4. Memberikan bantuan sampai pasien mampu
melakukan perawatan diri mandiri
1
5. Menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga ketahanan
6. Membantu pasien dalam aktivitas sehari hari
7. Mempertahankan gizi yang cukup
8. Mengidentifikasi kemampuan anggota keluarga untuk
terlibat dalam perawatan pasien
1
BAB III
REVIEW JURNAL
REVIEW JURNAL
Abstrak
Latar Belakang : Asma Bronkhial adalah penyakit pernapasan pada jalan napas
obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan ronchi berespon secara
hiperaktif terhadap stimulus tertentu. Pasien ini mengalami proses peradangan
di saluran napas yang mengakibatkan peningkatan responsive dari saluran
napas penyakit penyebab terganggunya kebutuhan dasar manusia oksigenasi
kurang dari kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah bagian dari
kebutuhan fisiologi menurut Maslow yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup manusia. Tujuan penulisan studi kasus ini adalah untuk menggambarkan
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien Asma
Bronkhial di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
Metode yang digunakan adalah penelitian studi kasus berupa pendekatan
asuhan secara kompherensif sesuai proses keperawatan/pendekatan asuhan
keperawatan fokus pada prosedur rencana keperawatan. Hasil penelitian
menunjukkan dari pengkajian didapatkan hasil pasien I, II dan III sama-sama
menderita penyakit asma bronkhial dengan gejala yang sama pada pasien I dan
II yaitu sesak napas disertai nyeri dada dan batuk berdahak disertai pilek,
ronchi sedangkan pasien III hanya dengan. Sedangkan diagnosa keperawatan
1
yang ditetapkan untuk pasien I, II, III adalah: pola napas tidak efektif dengan
keluhan sesak napas disertai nyeri dada dan terdengar wheezing. Pada tahap
pelaksanaaan tindakan keperawatan didapatkan kesesuaian dengan rencana
yang telah disusun pada ketiga subjekbahwa Kesimpulan studi kasus
menunnjukkan bahwa dari ketiga pasien didapatkan asuhan keperawatan pada
pasien pertama dan ketiga teratasi sedangkan pasien kedua tidak teratasi karena
pemenuhan kebutuhan oksigensi dalam tubuh belum terpenuhi.
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Kebutuhan oksigenasi harus selalu terpenuhi karena berhubungan
erat dengan terjadinya kekambuhan penyakit asma. Oleh karena itu,
kekambuhan penyakit asma seharusnya dicegah dengan menghindari
alergen yang menyebabkan gejala asma muncul, tetapi apabila tidak
dicegah kekambuhannya akan mengakibatkan kematian.
2. Latar Belakang Penelitian dalam Jurnal
Kematian pada pasien asma dapat terjadi akibat suplay oksigen
dalam tubuh tidak terpenuhi, allergen, stress dan cuaca yang
mengakibatkan antigen pada permukaan sel mast/basofil lalu
mengeluarkan mediator, yang mengakibatkan tekanan parsial O2
dialveoli menurun menyebabkan penyempitan jalan pernapasan
mengakibatkan kebutuhan O2 meningkat menyebabkan terjadi
hiperventilasi kemudian terjadi retensi O2 dan menyebabkan terjadinya
Asidosis Respiratorik. Kondisi ini dapat dicegah dengan menghindari
faktor pencetusnya
B. TUJUAN
1. Tujuan Review Jurnal
Tujuan review jurnal yaitu untuk mereview pengaruh pemberian
therapy oksigenasi pada pasien asma bronchial.
2. Tujuan Penelitian dalam Jurnal
1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asuhan
keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien Asma
Bronkhial di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar.
C. METODE
D. HASIL
Pada pasien asma dengan gangguan kebutuhan oksigensi dapat
dilakukan beberapa intervensi diantaranya yaitu memonitor frekuensi,
kedalaman napas dan bunyi napas tambahan pasien, memberikan posisi semi
fowler pada pasien, memberikan oksigen pada pasien, memberikan terapi
nebulizer pada pasien, berkolaborasi pemberian obat pada pasien,
mengajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu pada pasien.
E. PEMBAHASAN
Dari pengkajian didapatkan hasil pasien I, II dan III sama-sama
menderita penyakit asma bronkhial dengan gejala yang sama pada pasien I
dan II yaitu sesak napas disertai nyeri dada dan batuk berdahak disertai pilek,
ronchi sedangkan pasien III hanya dengan. Sedangkan diagnosa keperawatan
yang ditetapkan untuk pasien I, II, III adalah: pola napas tidak efektif dengan
keluhan sesak napas disertai nyeri dada dan terdengar wheezing.
F. ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan
- Responden dapat bekerja sama dengan penelitian yang dilakukan
1
- Menjelaskan secara terperinci beberapa intervensi yang dapat
dilakukan pada pasien asma dengan gangguan kebutuhan
oksigenasi.
- Beberapa intervensi yang disajikan dapat mempermudah seseorang
khususnya perawat yang mendapatkan pasien asma dengan
gangguan kebutuhan oksigenasi karena menyajikan intervensi yang
disajikan cukup terperinci
- Dalam jurnal dipaparkan mulai dari tahap pengakjian sampai
evaluasi pada pasien asma dengan gangguan kebutuhan oksigenasi
- Menggunakan reverensi terbaru yang dijadikan sebagai bahan
acuan dalam penelitian
2. Kekurangan
- Jumlah sampel yang dalam penletian tidak dipaparkan
- Tidak menjelaskan terkait intervensi terbaru untuk pasien asma
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi
- Tidak menjelaskan dampak yang akan akan terjadi jika tidak
dilakukan penanganan yang tepat pada pasien asma yang
mengalami gangguan kebutuhan oksigenasi.
G. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Setelah mengajarkan, mengidentifikasi dan menghindari pemicu pada
pasien asma dengan gangguan kebutuhan oksigenasi hasilnya diberikan
health education dengan perawat, pasien mampu mengidentifikasi pemicu
penyakit asmanya mucul yaitu debu dan asap, pasien juga akan berusaha
menghindari pemicu penyakitnya, setelah mengetahui factor pemicu perawat
dapat langsung memberikan tindakan keperawatan dengan tepat dan cepat
diantaranya yaitu dengan memberikan memonitor frekuensi, kedalaman napas
dan bunyi napas tambahan pasien, memberikan posisi semi fowler pada
pasien, memberikan oksigen pada pasien, memberikan terapi nebulizer pada
pasien, dan lainya.
1
H. APLIKASI RUMAH SAKIT
Pasien asma dengan gangguan kebutuhan oksigenasi sering dijumpai di
rumah sakit yang mana beberapa tindakan keperawatan yang dipaparkan
dalam jurnal diantaranya yaitu memberikan memonitor frekuensi, kedalaman
napas dan bunyi napas tambahan pasien, memberikan posisi semi fowler pada
pasien, memberikan oksigen pada pasien, memberikan terapi nebulizer pada
pasien, sering diterapkan dirumah sakit akan tetapi dirumah sakit belum
ditemukan atau diterapkan intervensi terbaru untuk pasien asma dengan
gangguan kebutuhan oksigenasi.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
disampaikan peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada pasien asma dengan
gangguan kebutuhan oksigenasi dapat dilakukaan beberapa intervensi
diantaranya yaitu memonitor frekuensi, kedalaman napas dan bunyi napas
tambahan pasien, memberikan posisi semi fowler pada pasien, memberikan
oksigen pada pasien, memberikan terapi nebulizer pada pasien, berkolaborasi
pemberian obat pada pasien, mengajarkan mengidentifikasi dan menghindari
pemicu pada pasien.
1
DAFTAR PUSTAKA
Yaniswari & Amin (2018). Hubungan Kadar Periostin Serum dan Nilai Asthma
Control Test pada Pasien Asma di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Jurnal Respirasi, 4(2), 33-37.Sibarani (2020).
1
Yuliana & Riza (2017). Analisa Praktik Klinik Keperawatan dengan Intervensi
Inovasi Pemberian Posisi Semi Fowler dan Pursed LipBreathing
Terhadap Penurunan Respiratory Rate (RR) dan Peningkatan Pulse
Oxygen Saturation (SPO2) pada Pasien Asma di Ruang IGD RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.