Anda di halaman 1dari 12

PENGKAJIAN PALIATIF

Kasus:

Ny. NA(46 thn) Ibu rumah tangga, P0A0, riwayat DM tipe 2. BB. 96kg, TB. 158cm. Terdiagnosis kanker
payudara Sinistra metastasis L3-L5. Ibu rumah tangga dengan riwayat perokok aktif, stress bekerja
kadang minum alkohol, riwayat keluarga ada yang meninggal akibat kanker payudara bilateral. Sudah 6
tahun terdiagnosa kanker, namun berobat ke alternatif.
Masuk RSKD 20 Oktober 2012, keluhan utama benjolan pada payudara kiri, nyeri hebat (8-9) pada
bagian pinggang (L3-L5). Dengan pemberian morphin, nyeri masih dalam skala 7-8 saat
bergerak/bergeser.
Pasien hanya berbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang, semua kegiatan (makan, minum,
kebersihan diri) dibantu perawat, tidak ada keluarga yang mendampingi pasien, skala Braden 10 (risiko
tinggi luka tekan). Klien mengaku sedih karena anak angkat yang dia asuh sejak kecil tidak mau
menemani saat kondisi klien sakit. Raut wajah tegang, menahan sakit, dan mengeluh sangat lelah dan
pasrah dengan penyakit dan keadaannya saat ini. Klien mengaku malu karena selalu merepotkan
perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
Tugas Mahasiswa, lakukan pengkajian dengan panduan format ECOG atau ESAS , atau SAS

Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan praktikum pengkajian paliatif, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
pengkajian pada pasien paliatif dengan menggunakan format pengkajian ECOG, ESAS dan SAS

Overview
Pasien dengan kebutuhan perawatan paliatif mengalami beberapa masalah yang dianggap tidak
berhubungan dengan masalah kesehatan seperti masalah spiritual dan hubungan dengan orang lain. Jika
masalah-masalah tersebut tidak terkaji dengan tepat, maka masalah tersebut dapat menimbulkan
sumber distres bagi pasien dan keluarganya.
Perawat sebagai pemberi palayanan kesehatan utama diharapkan mampu mengidentifikasi dan
memperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan pasien paliatif, tidak hanya masalah-masalah fisik, namun
juga keterkaitan antara masalahmasalah fisik, spiriual dan hubungan dengan orang lain dengan tingkat
distres pada pasien.
Pada pasien kanker dan penyakit terminal terdapat beberapa pengkajian awal yang dapat membantu
perawat untuk menemukan masalah status fungsional atau kemampuan pasien dengan penyakit
terminal, khususnya kanker. Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG), Organisasi penelitian klinik
untuk kanker di Amerika Serikat, merumuskan skala ECOG Performance Status. Skala ini sudah
digunakan oleh doktor dan peneliti untuk mengetahui sejauh mana dampak penyakit terhadap
kemampuan sehari-hari, sehingga dapat diketahui prognosis dan penanganan yang tepat. (ECOG, 2006).
Skala ECOG dapat dilihat pada format pengkajian keperawatan lanjut dalam proyek inovasi kelompok
(lampiran 2)

Selain ECOG, pengkajian Edmonton Symptom Assessment System juga salah satu alat pengkajian awal
untuk mengetahui kondisi umum pasien kanker. ESAS merupakan pengkajian terhadap sembilan gejala
yang sering dialami pasien kanker, yang meliputi: nyeri, kelelahan, rasa kantuk, mual, kurang nafsu
makan, depresi, kecemasan, sesak, dan kesejahteraan. Pada bagian akhir terdapat skala yang
dikosongkan, dan hanya diisi jika terdapat masalah kesehatan lainnya, seperti konstipasi, kejang, dll.
(Seniors Health-Edmonton Zone Regional Palliative Care Program, 2010).

Alat pengkajian paliatif yang dapat digunakan selain ECOG dan ESAS adalah Symptom Assessment Scale
(SAS). SAS mampu membantu tenaga kesehatan mengevaluasi keberhasilan dan dampak dari terapi
pasien. Pasien diminta menuliskan keluhan dan masalah yang dirasakan dalam 24 jam dan memberi nilai
/ skor sesuai dengan distres yang ditimbulkan akibat masalah tersebut, dan diulang setiap hari atau
sesuai instruksi pemberi pelayanan kesehatan.

Skoring pada ESAS dan SAS:


0 bermakna gejala dan masalah tidak ada, sehingga tidak terdapat gejala distres.
1 bermakna bahwa pasien mengalami distres minimal dari gejala atau masalah yang dialami
10 bermakna pasien mengalami distres terburuk yang berhubungan dengan gejala atau masalah yang
dialami
ECOG Eastern Cooperative Oncology Group performance status
(WHO/Zubrod score)

Grade Description
Aktif penuh, mampu melakukan semua kegiatan tanpa hambatan
0
Fully active, able to continue with all pre-disease activities without restriction.
Terbatas dalam pekerjaan fisik yang berat, tapi masih mampu berpindah dan melakukan
aktivitas ringan, seperti: pekerjaan rumah atau kantor yang ringan
1
Restricted in physically strenuous activity but ambulatory and able to carry out work of
a light or sedentary nature, e.g., light house work, office work.
Mampu melakukan perawatan diri dan bergerak, namun tidak mampu melakukan
pekerjaan lainnya. Bangun lebih dari 50% dari waktu terjaga nya.
2
Ambulatory and capable of all self-care but unable to carry out any work activities.
Up and about more than 50% of waking hours.
Hanya mampu melakukan perawatan diri yang terbatas, hanya diantara tempat tidur
dan kursi lebih dari 50% dari waktu terbangun.
3
Capable of only limited self-care. Confined to bed or chair more than 50% of
waking hours.
Ketidakmampuan secara total, tidak bisa melakukan perawatan diri sendiri, total berada
4 di tempat tidur atau kursi.
Completely disabled. Cannot carry on any self-care. Totally confined to bed or chair.
Meninggal dunia
5
Dead.
Edmonton Sympton Assessment System (ESAS)
Lingkmi salah satu nomor sesuai vang dirasakan
Tidak Nyeri Nyeri hebat
0 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Perasaan lelah yang
Tidak Lelah 0 l 2 3 4 5 6 7 8 9 10 hebat

Mual hebat clan parah


TidakMual 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Stre.ss hebat clan parah
Tidak Sh·ess 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cemas parah
Tidak cemas
0 l 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak merasa mengantuk hebat
mengantuk 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Setera makan o l 2 3 4 5 6 7 8 9 lo Seim makan burnk


baik

Merasa sehat clan Perasaan tidak berdaya


segar bugar 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak sesak nafas 2 3 4 5 7 8 9 10 Sesak nafas berat


0 l 6
Masalah berat (Klg,
Tidak ada masalah
0 l 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keuangan. Kesehatan)
Ceklist
Pengkajian Paliatif
Nama Mahasiswa :
NIM :
No Aspek yang Nilai
dinilai
1 2 3 4

1 Pra interaksi:
a.Verifikasi catatan keperawatan
b.Jaga lingkungan
c. Cuci tangan
2 Tahap orientasi: Tujuan
a. Berikan salam pengkajian
b. Klarifikasi kontrak waktu tindakan dan
prosedurny
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
a
d. Beri kesempatan klien untuk bertanya
3 Tahap kerja, lakukan pengkajian: Merasa
a. Beri nilai performance pasien saat ini dengan sejahtera ?
menggunakan ECOG
b. Lanjutkan pengkajian dengan menanyakan keluhan
pasien sesuai ESAS (nyeri, lelah, mual, stres, cemas,
mengantuk, gangguan selera makan,
ketidakberdayaan, sesak, masalah lainnya)
c. Ajarkan pasien untuk mengisi dalam format SAS
setiap keluhan yang muncul dan nilainya
d. Motivasi pasien dan keluarga untuk mencatat
keluhan dalam format SAS yang sudah disiapkan
setiap hari

4 Tahap terminasi:
a. Evaluasi perasaan pasien
b. Beri reinforcement
c. Simpulkan hasil kegiatan dan rencana tindak lanjut
d. Salam
5 Dokumentasikan:
a. Nama pasien, nomor rekam medis
b. Masalah keperawatan
c. Tindakan yang dilakukan
d. Respon klien : Subjektif, Objektif, Analisa, Planning
e. Tanggal, jam
f. Nama dan tandatangan perawat
6 Sikap :
g. Teliti
h. Empati
i. Peduli
j. Sabar
k. Sopan
l. Senyum
Nilai Akhir = (Total skor/24)x100

Keterangan nilai:
1=kurang
2=cukup
3=baik
4=sangat baik
PENGKAJIAN ASPEK SPIRITUAL

A. Overview
Spiritualitas merupakan suatu konsep yang telah diketahui secara global, namun
berbagai usaha untuk mencapai konsensus mengenai asal konsep ini masih belum
membuahkan hasil positif (D’Souza & George, 2006). Menurut D’Souza dan George
(2006), salah satu cara untuk mengkaji spiritualitas seseorang adalah dengan
menanyakan bagaimana mereka memandang tujuan hidup mereka dan bagaimana
mereka mencapainya.

B. Pengkajian
Dr Pulchalski (cited in Hallenbeck, 2003) mengembangkan metode untuk
mengkaji aspek spiritualitas. Dr Pulchalski ini menggunakan akronim FICA untuk
mengkaji spiritualitas.

F: Faith
I: Importance & Influence
C: Community
A: Address and Application

F Faith "What do you believe in that gives meaning to your life?" A broad,
open-ended question is usually asked. There is no single correct
question, although Dr. Pulchalski has found the above and the
following to be useful. "Do you consider yourself to be a religious or
spiritual person?" Both religious and spiritual are used because
individuals may relate to one and may even take offense at the
other. Many individuals who will say they are not religious will admit
to being spiritual, which should prompt a discussion of what this
means to them. Conversely, an answer such as, "Yes, I'm Catholic,"
tells you something but begs exploration of what this means.
I Importance and influence "How important is your faith (or religion or spirituality) to you?" Just
hearing that the person is spiritual or a member of a particular
religion tells you little. How important is this? How is it important?
There is a big difference between a Catholic who has not been to
Mass since childhood and one who goes to Mass daily.
C Community "Are you a part of a religious or spiritual community?" Particularly
for those who participate in an organized religion, community is
often a central part of their spiritual and social experience. It is not
uncommon that just when this community becomes most
important, when death approaches, the individual is cut off from
that community because of illness and care giving needs.
A Address and application "How would you like me to address these issues in your health care?"
"How might these things apply to your current situation?" "How can
we assist you in your spiritual care?" Patients and families often feel
better simply because they have been given permission to share their
beliefs. That you have inquired is usually seen as a sign of respect.
However, there may be very specific things you can do to be of
assistance. In a talk on assessing suffering, Baines told the story of a
man who reported 10 of 10 on a scale of suffering that related
entirely to his spiritual care. He had regularly attended a certain
service and was now unable to do so, which resulted in unbearable
suffering. With permission the hospice team contacted the ministry,
which sent a home ministry team to the patient's home. His
suffering score drop to 0 of 10.57 As in this case, assistance for many
will mean access. A simple phone call to the proper clergy member
can significantly relieve distress. Patients and families may also have
fears related to spiritual issues that they may be hesitant to express.
For example, Sikhs wear sacred regalia that should not be removed
from the person at any time.58 Patients and families may become
terrified that health care workers will remove them. Asking if
patients have any special concerns or fears and then addressing
them may be of great assistance.
Sumber: Hallenbeck, 2003. Palliative Care Perspectives. Oxford.

Pengkajian dengan menggunakan akronim FICA mempunyai beberapa


kuntungan. Pertama, pengkajian ini dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan
menghasilkan informasi yang mendalam. Kedua, saat mendiskusikan aspek spiritual
klien dapat mengeksplor hal lain, misalnya pilihan keluarga dan klien. Ketiga, pengkajian
ini dapat dilakukan secara mengalir saat mengkaji hal lain.

Saat melakukan pengkajian spiritual, klien dan keluarga biasanya lebih memulai
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut; “Bagaimana pendapat anda, mengapa
hal ini terjadi pada kami?”. Sebagai seorang perawat, kita dapat mengajukan pertanyaan
balik; “Mengapa hal tersebut terjadi pada anda”?, karena biasanya klien dan keluarga
tidak membutuhkan jawaban dan lebih mencari kesempatan untuk mengutarakan
perasaan mereka.

Sumber:
D’Souza, S, & George, K 2006, “ Spirituality, religion and psychiatry: its application to
clinical practice”, Australian Psychiatry, vol. 14, no. 4, pp. 408-411.

Hallenbeck, JL, 2003, Palliative Care Perspectives, Oxford.


Cek list pengkajian spiritual

Nama Mahasiswa :
NIM :
No Aspek yang Nilai
dinilai
1 2 3 4

1 Pra interaksi:
a. Verifikasi catatan keperawatan
b. Jaga lingkungan
c. Cuci tangan
2 Tahap orientasi:
a. Berikan salam
b. Klarifikasi kontrak waktu tindakan
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
d. Beri kesempatan klien untuk bertanya
3 Tahap kerja:
a. Lakukan pengkajian Faith dengan menanyakan agama
dan keyakinan yang dianut. Eksplor lebih lanjut.
b. Kaji Importance and influence dengan menanyakan
pentingnya agama bagi klien
c. Kaji Community dengan menanyakan keaktifan klien di
kegiatan keagamaan. Eksplor lebih lanjut.
d. Kaji Address and application dengan menanyakan
bagaimana perawat dapat membantu klien melakukan
kegiatan spiritualnya

4 Tahap terminasi:
a. Evaluasi perasaan pasien
b. Beri reinforcement
c. Simpulkan hasil kegiatan dan rencana tindak lanjut
d. Salam
e. Cuci tangan
5 Dokumentasikan:
a. Nama pasien, nomor rekam medis
b. Masalah keperawatan
c. Tindakan yang dilakukan
d. Respon klien : Subjektif, Objektif, Analisa, Planning
e. Tanggal, jam
f. Nama dan tandatangan perawat
6 Sikap :
a. Teliti
b. Empati
c. Peduli
d. Sabar
e. Sopan
f. Senyum
Nilai Akhir = (Total skor/24)x100

Keterangan nilai:
1=kurang
2=cukup
3=baik
4=sangat baik

Anda mungkin juga menyukai