Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. S DENGAN GOUT ARTRITIS


DI DESA KAYEN, PATIHAN, SIDOHARJO, SRAGEN

Disusun Oleh:

ANA MASRI’AH NUR HIDAYATI

P27220020226

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN GOUT ARTRITIS
DI DESA KAYEN, PATIHAN, SIDOHARJO, SRAGEN

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. S

Tgl Lahir/umur : 31-12-1960

Alamat : Kayen, Patihan, Sidoharjo, Sragen

Agama : Islam

Status Perkawinan: Sudah menikah

Pendidikan : SD/Sederajat

Pekerjaan : Tidak Bekerja

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny. S

Umur : 45 Tahun

Pendidikan : SMA/Sederajat

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kayen, Patihan, Sidoharjo, Sragen

Hubungan dengan Klien : Anak


B. KELUHAN UTAMA
Ny. S mengatakan sendi-sendi kaki terasa nyeri dan tak kunjung
sembuh
C. DIMENSI BIOMEDIK
1. Riwayat Penyakit
Ny. S mengatakan riwayat asam urat tinggi, namun tidak rutin dalam
mengkonsumsi obat asam urat yang diberikan dari puskesmas. Ny. S
mengatakan sendi-sendi kaki terasa nyeri
P : nyeri ketika banyak melakukan aktivitas
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : sendi kaki
S:5
T :hilang timbul
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ada anggota keluarga yang menderita seperti klien
yaitu gout artritis
3. Riwayat Penyakit Dahulu
 Klien mengatakan riwayat asam urat tinggi namun tidak menjaga
pola makan dan tidak rutin dalam mengkonsumsi obat penurun
asam urat yang telah diberikan dari puskesmas
 Klien mengatakan jika malam hari kaki pasien mendadak kram dan
kesakitan.
 Klien mengatakan menderita gout artritis sejak 2 bulan yang lalu
4. Riwayat Pencegahan Kesehatan
Monitoring kesehatan :
Klien menyadari dirinya sakit gout artritis, namun dalam
mengkonsumsi makanan setiap harinya kurang diperhatikan serta
dalam mengkonsumsi obat asam urat kurang rutin.
Riwayat vaksin :
Klien tidak ingat apakah dulu sudah ikut vaksin atau belum
Skrining kesehatan :
Klien periksa ke puskesmas saat merasa badannya kurang sehat, selain
itu klien jarang periksa ke puskesmas
5. Riwayat Gizi
Pengkajian Nutrisi (ABCD)
A (Antropometri) :
TB: 155 cm, BB: 50 kg.
IMT : BB/TB m³
= 55/1.6²
= 21,48
Kategori IMT :
IMT KATEGORI
< 18.5 Berat badan Kurang
18.5 – 22.9 Berat badan Normal
> 23.0 Kelebihan berat badan
23.0 – 24.9 Beresiko menjadi Obesitas
25.0 – 29.9 Obesitas Grade I
> 30.0 Obesitas Grade II

B (Biomechanical) :
Pengkajian biokimia dari status nutrisional dapat meliputi
status protein serum, penunjuk-penunjuk hematologis, status besi,
status mineral, status vitamin, dan status lemak. Saat ini klien
tidak dilakukan pemeriksaan laborat tapi dari klien mengatakn
sebelumnya sudah di periksa dan dinyatakan normal.
C (Clinical Sign) :
Keadaan umum pasien baik, kebutuhan sehari – hari klien
dilakukan mandiri. Mukosa bibir lembab
D (Diet) : diit rendah purin
6. Masalah kesehatan terkait dengan status Gizi
a. Masalah pada mulut : tidak ada sariawan, gigi sudah banyak yang
tanggal jadi untuk makanan lauk harus cincang
b. Masalah pada berat badan : TB 155 cm, BB 50 kg dan IMT 21,48
( normal )
c. Masalah nutrisi : klien makan 3 x dengan nasi, sayur, lauk,
kadang dengan buah serta minum susu setiap pagi
7. Masalah kesehatan yang dialami saat ini : Gout artritis
8. Obat – obat yang di konsumsi : klien tidak rutin minum obat penurun
asam urat.
9. Tindakan spesifik yang dilakukan saat ini : adalah pendidikan
kesehatan tentang pentingnya diet rendah purin, dan kontrol rutin
kesehatannya.
10. Status fungsional :
Pengkajian Fungsional Klien
a. Katz index
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan
Sebagian Penuh
1. Mandi a
2. Berpakaian a
3. Ke Kamar Kecil a
4. Berpindah Tempat a
5. BAK/BAB a
6. Makan/Minum a
Ny. S dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan,
pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.

b. Barthel index
No. Kegiatan Dengan Mandiri
Bantuan
1. Makan/Minum 0 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat
0 15
tidur/sebaliknya
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok gigi,
0 5
menyisir rambut)
4 Keluara masuk kamar mandi (menyeka
0 10
tubuh, menyiram, mencuci baju)
5. Mandi 0 15
6. Jalan-jalan di permukaan datar 0 5
7. Naik turun tangga 10 0
8. Memakai baju 0 10
9. Kontrol BAK 0 10
10. Kontrol BAB 0 10
Jumlah 0 90
Keterangan: Jumlah skor 100 = mandiri Jumlah skor 50-95 =
ketergantungan sebagian Jumlah skor kurang dari 45 = ketergantungan
total
c. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
1) Mobilisasi
Klien masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari meskipun
jalannya memakai tongkat
2) Berpakaian
Klien masih bisa berpakaian sehari-hari tanpa bantuan orang
lain
3) Makanan dan minuman
Klien bisa makan dan minum sendiri
4) Toileting
Klien bisa ke kamar mandi sendiri, memakai WC jongkok dan
berpegangan bibir kamar mandi
5) Personal Hygiene
Klien biasa mandi 2 x, sikat gigi 2 x / hari, keramas 2 hari
sekali
6) Mandi
Klien mandi 2 x sehari dengan menggunakan sabun

D. DIMENSI PSIKOLOGIS
a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Quisioner (SPSMQ)

Benar Salah No Pertanyaan

√ 01. Tanggal berapa hari ini?

√ 02 Hari apa sekarang ini?

√ 03 Apa nama tempat ini?

√ 04 Dimana alamat anda?

√ 05 Berapa umur anda?

√ 06 Kapan anda lahir? (minimal tahun


lahir)

√ 07 Siapa Presiden sekarang ?

√ 08 Siapa Presiden sebelumnya?

√ 09 Siapa nama ibu anda ?

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap


pengurangan dari setiap angka
baru, semua secara menurun

Σ=9 Σ= 1

Interpretasi hasil :
Salah 1 : fungsi intelektual utuh.

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)

No. Aspek Kognitif Nilai Klien Kriteria

1. Orientasi 5 Klien dapat menyebutkan


dengan benar nama tahun,
musim, tanggal, hari, bln

Orientasi 5 Dimana kita berada sekarang?

2. Registrasi 2

3. Perhatian dan 4
Kalkulasi

4. Mengingat 2

5. Bahasa 9

Total Nilai 27

Interpretasi hasil:

Nilai total 27 berarti aspek kognitif dan fungsi mental klien baik

E. DIMENSI FISIK :
1. Klien tinggal bersama anaknya di Dusun Jambon, Cangkol, Plupuh,
Sragen dengan luas ±400 m2.
2. Keadaan lingkungan dalam rumah
Lingkungan rumah memilki penerangan yang cukup, lingkungan
bersih, sirkulasi udara cukup, ruangan aman, sumber air dari sumur
dan ruang pertemuan biasanya berada diruang tamu.
3. Keadaan lingkungan luar rumah
Halaman rumah cukup luas, pembuangan air limbah di buang ke
sumur buatan, sampah di buang di tempat sampah.

F. DIMENSI SOSIAL
Hubungan lansia dengan keluarga cukup rukun, klien merasa tinggal
bersama anaknya sehingga lebih nyaman dan merasa ada yang
merawatnya. Selain itu hubungan klien dengan tetangga juga cukup rukun,
klien seringkali berbincang-bincang dengan tetangga untuk sekedar saling
menyapa.

G. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. Pola makan : klien makan 3 x dengan nasi, sayur, lauk, kadang dengan
buah, minum susu setiap pagi
2. Pola tidur
Klien tidur cukup, siang biasa tidur + 1-2 jam dan malam hari biasa
tidur 5-6 jam
3. Pola eliminasi
Klien biasa BAK 7-9 x/hari, BAB tiap pagi
4. Kebiasaan Lansia
Klien bangun jam 03.00 WIB untuk sholat tahajud dan mengaji, jam
04.00 mencuci baju, jam 04.30 sholat subuh. Selesai sholat biasanya
mendengarkan radio. Jam 07.00 klien sarapan, jam 07.30 klien
biasanya ke sawah sebentar, jam 10 klien pulang dari sawah kemudian
mandi. Jam 12.00 klien makan siang, setelah makan siang kemudian
sholat dzhuhur, setelah itu jam 13.00-15.00 klien tidur siang, jam
15.30 klien sholat ashar. Kemudian setelah sholat ashar, jam 16.00
klien menyapu halaman. Jam 17.00 klien mandi, dilanjutkan pukul
18.00 sholat maghrib. Setelah maghrib klien makan malam, kemudian
jam 19.00 klien sholat isya. Pukul 19.30 klien biasanya nonton TV
bersama anak dan cucu, kemudian pukul 21.00 klien tidur.
5. Pengobatan
Klien datang ke puskesmas saat badan kurang sehat, ketika klien
merasa sehat klien tidak periksa ke puskesmas.
6. Kegiatan olahraga
Klien jarang melakukan olahraga bersama-sama, tapi kadang dalam
sebulan bisa 1-2x
7. Rekreasi
Klien rekreasi dengan menonton TV bersama cucu dan anak,
terkadang sebulan sekali klien juga diajak jalan-jalan oleh anaknya.
8. Pengambilan keputusan
Keputusan diambil secara musyawarah bersama anak-anak klien

H. DIMENSI PELAYANAN KESEHATAN


Fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas, terkadang ketika pasien
merasa badan kurang sehat langsung meminta tolong anaknya untuk
mengantarkannya ke puskesmas untuk periksa. Saat dipuskesmas biasanya
klien di cek tekanan darah, asam urat, gula darah, dan kolestrol. Yang
tidak normal biasanya asam urat klien yang tinggi, terakhir periksa ke
puskesmas (08 Mei 2021) asam urat klien menunjukan nilai 10 mg/dl.

I. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan TTV

Tekanan darah : 120/85 mmHg

Nadi : 84 kali/menit

Suhu : 36.6 oC

Respirasi : 20 kali/menit

2. Atopometri

TB : 155 cm

BB : 50 kg
IMT : 21.48

3. Integumen
Warna kulit sawo matang, keriput, teraba agak kasar pada palpasi,
rambut sudah beruban dengan tekstur halus. Kulit terlihat bersih dan
rambut juga bersih.
4. Kepala
Bentuk kepala lonjong, tidak terdapat benjolan pada kepala
5. Mata
Klien mengatakan mata kanan riwayat operasi katarak sudah ± 5 tahun
di RSUD Sragen, saat ini klien dinyatakan sakit katarak untuk mata
kiri. Oleh dokter mata klien disarankan untuk operasi tapi klien belum
mau untuk operasi.
Klien mengatakan mata kanan bisa melihat dengan jelas tetapi untuk
mata kiri tidak bisa melihat, pandangan agak gelap
6. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tapi fungsi pendengaran
masih normal terbukti klien dapat menjawab pertanyaan perawat
walaupun perawat mengajukan volume suara normal. Klien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Mulut dan tenggorok
Bibir lembab, tidak ada gangguan menelan, jumlah gigi berkurang,
klien bisa makan miu, tapi untuk lauk daging perlu di cincang
8. Leher
JVP tidak meningkat, tidak terdapat pembesaran KGB, tidak terdapat
benjolan pada leher.
9. Payudara
Mamae simetris, tidak ada benjolan.
10. Sistem Pernapasan
Bentuk dada normal dan simetris antara kanan dan kiri, bunyi paru
sonor, suara paru vesikuler, pernapasan 20 x / menit, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
11. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung normal tidak ada bunyi tambahan, irama jantung
regular, tekanan darah normal 120/85 mmHg
12. Sistem Gastrointestinal
Klien masih mampu menelan makanan padat, tidak ada keluhan dalam
menelan makanan.jumlah gigi sudah berkurang, peristaltik 12 x /
menit, bentuk abdomen datar. Klien mengatakan tidak mempunyai
hemoroid, tidak ada nyeri pada abdomen. Pada perkusi didapat bunyi
abdomen timpani.
13. Sistem Perkemihan
Frekuensi miksi sering 7-9 x/hari dengan warna urin jernih, klien tidak
mengeluhkan nyeri ketika BAK.
14. Sistem Genitoreproduksi
Klien mempunyai 2 orang anak dan saat ini sudah menopause / sudah
berhenti menstruasi pada usia 47 tahun.
15. Sistem Muskuloskeletal
Kaki kiri klien bengkak, klien berjalan menggunakan tongkat. Klien
sering mengeluh kaki terasa nyeri, dan kesemutan sudah hampir 2
bulan.

J. TERAPI MEDIS
Pasien mendapatkan obat dari puskesmas Recolfer tablet 0.5 mg diminum
2x sehari. Namun pasien tidak rutin dalam mengkonsumsi obat.

K. ANALISA DATA

No Tgl Data Fokus Problem Etiologi TTD


1 09-5-2021 DS : Nyeri akut agen ANA
- Klien klien mengeluh pencedera
sendi-sendi kaki terasa fisiologis
nyeri.
- Kaki kiri klien bengkak
dan terasa nyeri
- Pengakjian PQRST
P : Nyeri saat aktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
DO :
- Kaki klien sebelah kiri
tampak bengkak
- Asam urat klien : 10
mg/dl
2 09-5-2021 DS : Kurang kurang ANA
- Klien mengatakan pengetahuan terpapar
memiliki riwayat asam informasi
urat tiggi namun tidak tentang
menjaga pola makan penyakitnya
- Klien mengatakan tidak
rutin minum obat dari
puskesmas
DO :
- Klien tampak banyak
bertanya tentang
penyakit yang
dideritanya
- Asam urat klien : 10
mg/dl
L. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
M. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x24 Manajemen nyeri


berhubungan jam diharapkan tingkat nyeri menurun. Observasi:
dengan agen Kriteria Hasil: 1. Identifikasi lokasi,
pencedera karakteristik, durasi,
fisiologis Indikator Awal Akhir Ekspektasi frekuensi, kualitas,
(D.0077) Frekuensi 2 4 1. Meningkat intensitas nyeri
nadi 2. Cukup 2. Indentifikasi skala nyeri
meningkat 3. Indentifikasi respon
Pola napas 2 4 3. Sedang nyeri non verbal
4. Cukup 4. Indentifikasi faktor yang
Keluhan 2 4
menurun memperberat dan
nyeri
5. Menurun memperingan nyeri
Meringis 2 4 5. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
Gelisah 2 4 nyeri
Terapeutik:
Kesulitan 2 4
1. Berikan teknik
tidur
nonfarmakologi untuk
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019) mengurangi rasa nyeri
(relaksasi nafas dalam,
distraksi, kompres
hangat)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
(relaksasi nafas dalam,
distraksi, kompres
hangat)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 Edukasi Kesehatan
pengetahuan jam diharapkan tingkat pengetahuan membaik. Observasi:
berhubungan Kriteria Hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan
dengan kurang kemampuan menerima
terpapar informasi
informasi Indikator Awal Akhir Ekspektasi 2. Identifikasi faktor-faktor
(D.0111) Perilaku 2 4 1. Meningkat yang dapat
sesuai 2. Cukup meningkatkan dan
anjuran meningkat menurunkan motivasi
3. Sedang perilaku perilaku hidup
Kemampua 2 4 4. Cukup bersih dan sehat
n menurun Terapeutik:
menjelskan 5. Menurun 1. Sediakan materi dan
pengetahuan media pendidikan
suatu topik kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
Pernyataan 2 4
kesehatan sesuai
tntang
kesepakatan
masalah
3. Berikan kesempatan
yang
untuk bertanya
dihadapi
Edukasi:
Persepsi 2 4 1. Jelaskan faktor resiko
yang keliru yang dapat
tehadap mempengaruhi
suatu kesehatan
masalah 2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Menjalani 2 4 3. Ajarkan strategi yang
perilaku dapat digunakan untuk
pemeriksaan meningkatkan perilaku
yang tidak hidup bersih dan sehat
tepat

perilaku 2 4

(Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019)

N. TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI

Hari/Tgl No. DX Implementasi Respon TTD


Senin, 1  Mengkaji nyeri (PQRST) DS : Ana
10-5-2021  Menjelaskan penyebab nyeri  Klien terlihat menahan nyeri
 Mengajarkan tehnik relaksasi saat dilakukan berjalan, dan
dan atau distraksi nyeri akan berkurang saat

 Mengindentifikasi faktor istirahat

yang memperberat dan  Kaki kiri klien bengkak


memperingan nyeri P : Saat beraktivitas
 Menentukan lokasi, Q : Seperti ditusuk
karakteristik, kualitas dan R : Kaki
derajat nyeri S:4
T : Hilang timbul
DO :
 Klien tampak meringis menahan
nyeri
Senin, 2  Menilai tingkat pengetahuan DS: Ana
10-5-2021 klien saat ini tentang diit  Klien mengatakan bersedia
yang dianjurkan diberikan pendidikan kesehatan
 Mengidentifikasi kesiapan tentang penyakitnya
dan kemampuan klien dalam  Klien kurang paham terkait diit
menerima informasi untuk pasien gout artritis
 Melakukan kesepakatan DO :
kepada klien terkait jadwal  Klien tampak antusias dan
akan dilakukan pendidikan bersedia saat hendak dilakukan
kesehatan tentang gout penyuluhan kesehatan tentang
artritis. penyakitnya
Selasa, 1  Mengajarkan teknik non DS : Ana
11-05- farmakologi mengurangi  Klien klien mengatakan nyeri
nyeri dengan kompres hangat
2021 berkurang setelah dilakukan
 Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri kompres hangat.
 Mengajurkan pasien untuk  PQRST nyeri setelah
memperbanyak istirahat
dikompres :
 Mempertimbangkan jenis dan
P : Saat beraktivitas
sumber nyeri dalam
Q : Seperti ditusuk
pemilihan strategi meredakan
R : Kaki
nyeri
S:3
 Mengkaji ulang nyeri
T : Hilang timbul
(PQRST) setelah dilakukan
DO :
kompres hangat
 Klien tampak kooperatif saat
diajarkan kompres hangat
 Klien tampak senang karena
nyeri yang dirasakan berkurang
 Klien dapat melakukan kompres
hangat secara mandiri
Selasa, 2  Menjelaskan kepada klien DS: Ana
11-05- tentang pengertian, penyebab  Klien mengatakan paham
2021 dan tanda gejala gout artritis tentang pendidikan kesehatan
 Menjelaskan pada pasien yang telah diberikan
tentang diit yang dianjurkan  Klien mengatakan akan
dan dihindari dengan bahasa melakukan diet rendah purin
yang sesuai DO :
 Menjelaskan tujuan diit  Klien tampak paham dengan
 Menjelaskan pada klien pendidikan kesehatan yang telah
bagaimana cara diajarkan
merencanakan makanan  Klien dapat mengulang apa
yang yang diajarkan
Rabu, 1  Mengajarkan teknik non DS : Ana
12-5-2021 farmakologi mengurangi  Klien mengatakan nyeri sudah
nyeri dengan kompres hangat berkurang dibandingkan
 Membatasi aktivitas selama sebelum dilakukan kompres
periode nyeri hangat.
 Mengajurkan pasien untuk  Klien mengatakan bengkak
memperbanyak istirahat dikaki sudah berkurang
 Melakukan pemeriksaan  Klien mengatakan dapat
TTV kepada pasien melakukan kompres hangat
 Mengkaji ulang nyeri secara mandiri sesuai yang telah
(PQRST) setelah dilakukan diajarkan
kompres hangat  PQRST nyeri setelah kompres
hangat :
P : Saat beraktivitas
Q : Seperti ditusuk
R : Kaki
S:2
T : Hilang timbul
DO :
 TTV :
TD : 125/88 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
 Klien mengatakan bengkak
sudah berkurang
 Klien tampak senang karena
nyeri yang dirasakan berkurang
 Klien dapat melakukan kompres
hangat secara mandiri
Rabu, 2  Menjelaskan kembali pada DS: Ana
12-5-2021 pasien tentang diit yang  Klien mengatakan akan dengan
dianjurkan dan dihindari diet rendah purin
dengan bahasa yang sesuai  Klien mengatakan akan
 Menjelaskan kepada klien berusaha menjaga pola makan
pentingnya menjaga pola dan makan makanan yang sehat
makan dan menerapkan pola sesuai yang dianjurkan
makan yang sehat  Klien mengatakan akan rutin
 Menjelaskan kepada klien dalam minum obat dari
untuk rutin dalam minum puskesmas
obat yang diberikan dari
puskesmas DO :
 Klien paham tentang diet gout
artritis, cara mencegah dan bisa
mengulang apa yang yang
dijelaskan

O. CATATAN KEPERAWATAN

No Dx Hari/ Tgl Evaluasi TTD


1 Rabu, S: Ana
12-5-2021  Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
dibandingkan sebelum dilakukan kompres hangat.
 Klien mengatakan bengkak dikaki sudah berkurang
 Klien mengatakan dapat melakukan kompres hangat
secara mandiri sesuai yang telah diajarkan
 PQRST nyeri setelah kompres hangat :
P : Saat beraktivitas
Q : Seperti ditusuk
R : Kaki
S:2
T : Hilang timbul

O:
 TTV :
TD : 125/88 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
 Klien mengatakan bengkak sudah berkurang
 Klien tampak senang karena nyeri yang dirasakan
berkurang
 Klien dapat melakukan kompres hangat secara
mandiri
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Anjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat
dalam mengurangi nyeri
2 Rabu, S: Ana
12-5-2021  Klien mengatakan paham tentang pendidikan
kesehatan yang telah dijelaskan
 Klien mengatakan akan dengan diet rendah purin
 Klien mengatakan akan berusaha menjaga pola
makan dan makan makanan yang sehat sesuai yang
dianjurkan
 Klien mengatakan akan rutin dalam minum obat dari
puskesmas
O:
 Klien paham tentang pengertian, penyebab, tanda
gejala, cara mencegah, diet yang diajurkan tentang
penyakit gourt artritis
 Klien dapat mengulang kembali apa yang telah
dijelaskan
A:
Masalah kurang pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath. 2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.


Cetakan kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media


Aesculapius FKUI: Jakarta.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3.


Cetakan kelima. Jakarta: Yarsif Watampone.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019, Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi I., Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.

Zahroh Chilyatiz, Faiza Kartika. 2018. “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap


Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Gout ”. Jurnal Ners dan
Kebidanan, Vol. 5 No. 3 Hal 182-187

Anda mungkin juga menyukai