Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM PRAKTEK

KLINIK
KEPERAWATAN
ANAK

Pasphoto 4x6

NAMA : NELISUSANTI

NIM : PO713201181032

PROGRAM : Diploma III Keperawatan (Reguler)

KELOMPOK : B

ALAMAT : JL. SULTAN ALAUDDIN 2

NO HP : 082333828966

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ….

A. PENGERTIAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37,
dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai
periode kehamilan memendek.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan.
Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi
3, yaitu :
a. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
b. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
c. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.
15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam
rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran
bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di negeri yang sedang
berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996).

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :


a. Kehamilan
1. Malformasi Uterus
2. Kehamilan ganda
3. TI. Servik Inkompeten
4. KPD
5. Pre eklamsia
6. Riwayat kelahiran premature
7. Kelainan Rh
b. Penyakit
1. Diabetes Maternal
2. Hipertensi Kronik
3. UTI
4. Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
1. Tidak melakukan perawatan prenatal
2. Status social ekonomi rendah
3. Mal nutrisi
4. Kehamilan remaja

Faktor Resiko Persalinan Prematur :


a. Resiko Demografik
1. Ras
2. Usia (40 tahun)
3. Status sosio ekonomi rendah
4. Belum menikah
5. Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
1. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
2. Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau elektif)
3. Anomali uterus
4. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
5. Resiko kehamilan saat ini :
6. Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
7. masalah-masalah plasenta (misal :plasentaprevia, solusioplasenta),
pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
1. Nutrisi buruk
2. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3. Penyalah gunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1. Stres
2. Iritabilitas uterus
3. Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
5. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
6. Defisiensi progesteron
7. Infeksi

Permasalahan pada ibu saat kehamilan :


a. Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio
placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes
mellitus.
b. Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
c. Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
d. Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol,
merokok dan caffeine

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara
jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada
ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya
perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama
kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi
pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga
menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan
terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayi untuk keluar
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur
memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak
dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini
disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga
tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress
dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver.
Sebagai respons terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan
mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari
cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa
oleh darah ke jaringan. Sterss dingin dapat menyebabkan hipoksia,
metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai
respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan
oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan,
tekanan oksigen berkurang ( hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih
buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah
dan kelaina paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit terolong
oleh haemoglobin fetal ( HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak
sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen
yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan
ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob
yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaandengan
metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga
meningkatkan konstribusi terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih
banyak dari pada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya
hipoglikemia. Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat
lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak
adekuat.
Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu
untuk bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur
dan fungsi biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua.
Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk
mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi
prematur dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas
normal, karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur,
kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang
relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih
banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol
refleks kapiler kulit juga masih kurang.
C. KLASIFIKASI
a. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat  Usia kehamilan 24-30 Sangat  sulit untuk hidup,
premature minggu kecuali dengan inkubator
 BB bayi 1000-1500 g canggih
Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur  Usia kehamilan 31-36 Dengan perawatan cangih
Sedang minggu masih mungkin hidup tanpa
 BB bayi 1501-2000 g dampak sisa yang berat
Premuatur  Usia kehamilan 36-38 Masih sangat mungkin
borderline mingu hidup  tampa dampak sisa
 Berat bayi 2001-2499 g yang berat
 Lingkaran kepala 33 Perhatikan kemungkinan :
cm - Ganguan napas
 Lingkaran dada 30 cm - Daya isap lemah
 Panjang badan sekitar - Tidak tahan terhadap
45cm hipotermia
- Mudah terjadi infeksi

b. Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab


PENGOLONGA
CRITERIA KETERANGAN
N
Golongan 1  Dapat terjadi prematur Kejadian persalinan
teratur tidak prematur sangat jarang
menimbulkan berulang dengan sebab
proses “rekuren” yang sama
- solusio plasenta
- plasenta previa
-  hidramnion
/oligohidromnion
- kehamilan ganda
Golongan  2  resiko kejadian  sebagian masih
persalinan prematur dapat diupayakan
tidak dapat dikontrol untuk dikendalikan
oleh penderita sendiri  anomali alat
 hamil usia muda ,tua reproduksi sebagian
(umur kurang 18 tahun sulit dikendalikan
atau diatas 40tahun ) sekalipun dengan
 terdapat anomali alat tindakan operasi
reproduksi
Golongan 3  faktor yang  Permasalahan yang
menimbulkan pesalinan dihadapi golongan 3,
prematur dapat sebagian besar
dikendalikan sehinga beraspek sosial
kejadian prematur dapat sehingga perannya
diturunkan : sebagai faktor
1.KEBIASAAN : pemicu persalinan
- Merokok ketagin prematur dapat
obat dikendalikan:
- Kebiasaan kerja - Kemampuan
keras ,kurang pengendalian
tdur dan istirahat faktor sosial
2.Keadaan social yang berada
ekonomi yang ditengah
menyebabkan masyarakat
konsumsi gizi ,merupakan
nutrisi rendah program
3.Kenali berat badan obstetr social
ibu hamil yang - Keberhasilann
kurang ya akan dapat
4.Anomali serviks, dirasakan
serviks inkompeten masyarakan
dan
mempunyai
nilai untuk
meningkatkan
kemampuan
memberikan
pelayanan
bermutu dan
menyeluruh ,
sebagai stategi
sosial.

D. KOMPLIKASI
a. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis
secara spontan dan teratur stelah lahir(Aminullah,2006, hal 709).
b. Hipotermia
Hipotermia adalah peristiwa kehilangan panas yang terjadi bila
suhu tubuh bayi turun di bawah suhu normal bayi baru lahir berkisar
36,5oC - 37oC (suhu aksila).Gejala hipotermia apabila suhu < 36 oC atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermia menyebabkan terjadinya
penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolik
anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia
dapat berlanjut dengan kematian (Prawirohardjo, 2006, hal 373).

c. Infeksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi.Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatifbelum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan
belum baik(Budjang, 2006, hal 780).
d. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi,
sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik,
hipotensi dan syok
e. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea,
dan faring. (Whaley & Wong, 1995)
f. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
g. Necrotizing Enterocolitas (NEC)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
b. Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
c. Pemantauan gas darah arteri
d. Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan
kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
e. Kimia darah sesuai kebutuhan
1. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
2. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
3. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
 Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
 Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
4. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 – 225.000/ mm³.
5. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
6. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
7. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
8. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
9. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
f. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
g. Penyimpangan darah tali pusat

F. PENATALAKSANAAN
a. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan
oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh
sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin
untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah
laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga
penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan
serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
2. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan
premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan
bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi
untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi
refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan
ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara
memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan
ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa
lambung.
 Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu
gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin
untuk hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat
diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali
sehari.
 Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan
sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10
– 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 –
1500 gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan
belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik
12X sehari.
 Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
3. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/
hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan
bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia
dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya
atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5
ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan
setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu
kedua.
4. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi,
kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal
dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi
tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin
kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan,
baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang
sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat,
bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
 Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan
bayi yang tidak terkena infeksi
 Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang
bayi
 Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai
lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama
1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan
antisptik)
 Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
 Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
 Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian
yang telah disediakan
 Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat
bayi
 Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
 Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang
kaca
5. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum
bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan
menggunakan pipet.
6. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada
bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu
menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih
cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
7. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya
sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang
menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh
pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat
badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara
umum.(Didinkaem, 2007).
b. Perawatan di rumah
1. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun
dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi
prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang
proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan
ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum
ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan
berat anak.
2. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau
penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati
kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
3. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi.
Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil
supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan
terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
4. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak
wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK.
Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera
membawanya ke dokter.
5. Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan
perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan
berwarna cerah.

G. PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandunganterganggu
2. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi ke dinginan atau
suhu tubuh rendah
3. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37
minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar
pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal 
4. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda,
hidramnion
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,
TB Paru, Tumor kandungan, Kista, Hipertensi
6. ADL
 Pola Nutrisi
Reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu.
 Pola Istirahat tidur  : terganggu oleh karena hipotermia.
 Pola Personal hygiene : tahap awal tidak dimandikan.
 PolaAktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas.
 PolaEliminasi
BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi
urin rendah
7. Pemeriksaan
 Pemeriksaan Umum
- Kesadaran compos mentis
- Nadi
180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
- RR
80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
40X/menit
- Suhu : kurang dari 36,5 C
 PemeriksaanFisik
- Kepala
Linkar kepala 32-35 cm, rambut hitam atau merah,
panjang rambut 2 cm, kulit wajah kemerahan dan licin.
- Panjang badan
Kurangdari 48 cm .
- Berat badan
Kurang dari 2.500 gram, lapisan lemak subkutan
sedikit/tidak ada.
- Thorax
Lingkar dada 30-38 cm.
- Abdomen
Penonjolan abdomen,tali pusat layu, peristaltic usus
terdengar maksimal kurang dari 5 detik.
- Genetalia
Pada bayi laki-laki testis belum turun ke scrotum, pada
bayi perempuan labio perempuan labio mayora belum
menutupi labia minora  .
- Anus                          
Keluar miconium

B. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas ditanda dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi

b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat


pernafasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
imaturitas produksi enzim.

d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan


perkembangan SSP imatur ditandai dengan ketidak mampuan merasakan
dingin berkeringat

e. Resiko infeksi ditanda dengan respon imun imatur prosedur invasif

C. Intervensi Keperawatan

a. Gangguan pertukaran gas ditandai dengan ketidakseimbangan perfusi


ventilasi
  Intervensi :
- Ukur berat badan bayi dan perhatikan jenis kelamin
- Observasi pernafasan ; cuping hidung, dispnea dan ronki
- Observasi dengan pemantauan O2 catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-
4 jam

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat


pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Intervensi :
- Observasi frekuensi pernapasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot
dan warna kulit)
- Atur / posisikan bayi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu
- Pertahankan suhu tubuh
- Berikan rangsang taktil yang segera
Kolaborasi :
- Berikan O2  ½ liter
- Berikan obat aminofilin 2 x 0,15 cc

c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


imaturitas produksi enzim.
Intervensi :
- Observasi maturitas refleks menelan dan menghisap
- Auskultasi bising usus sehari 1 kali
- Beri minum susu pasi ”LLM” 10 x 10 cc/mnt setiap 3 jam
- Timbang berat badan setiap hari.
- Berikan terapi mikasin 2 x 25 mg

d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan


perkembangan SSP imatur ditandai dengan ketidak mampian merasakan
dingin dan berkeringat
Intervensi :
- Gunakan lampu pemanas selama prosedur
- Kurangi pemajanan pada aliran udara
- Ganti pakaian bila basah
- Observasi sistem pengaturan suhu inkubater setiap 15 menit (33,4 oC)
- Observasi adanya sesak, sianosis, kulit belang dan menangis buruk
- Observasi haluaran dan berat jenis urin
Kolaborasi :
- Berikan O2
- Therapy Blue Light

e. Resiko infeksi ditandai dengan respon imun imatur, prosedur invasif


Intervensi :
- Pertahankan cuci tangan yang benar
- Pertahankan kesterilan alat
- Observasi hasil pemeriksaan laboratorium
- Obervasi TTV “ S, N, P “ tiap 8 jam
- Observasi tanda-tanda infeksi
Kolaborasi :
- Berikan aminofilin 2 x 0,15 cc  encerkan melalui IV tiap 7 jam
- Berikan garamicyn (salep) 3 x sehari

D. Evaluasi :
- Jalan nafas tetap paten
- Bayi tidak menunjukan tanda-tanda TIK
- Bayi menunjukan bukti homeostatis
- Bakiyi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
- Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi

DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
PROGRAM BERMAIN (sebutkan nama permainan)

A. PENGERTIAN
Bermain merupakan suatu aktifitas bagi anak yang menyenangkan
dan merupkan uatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi meruakan bentuk kebutuhan
anak seperti halnyamakanan, perawatan,cinta kasih dan lain-lain
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikrannya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti terapi bermain yang diharapakan anak bisa
merasa tenang selama perawatan d RS dan tidak takut lagi terhadap
perawatan sehingga anak bisa merasa nyaman berada di RS serta dapat
melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal.

2. TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan bermain, anak diberikan stimulasi


perkembangan pada aspek:

a. Terapi Okupasi : berenang dengan pelampung

b. Fisioterapi : Pijat bayi

c. Terapi Wicara : Mendengarkan lagu anak-anak

d. Terapi Perilaku : Berkomunikasi dan mengajak tersenyum dan tertawa

C. SASARAN : By. S
D. PERSIAPAN : 1. Menyiapakn ruangan
2. Menyiapkan alat
3. Menyiapakn anak dan keluarga

E. PELAKSANAAN :1. Mengucapakan salam


2. Memperkenalakna diri
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat
4. Gedong , pijat bayi, dan mendengarkan lagu anak-
anak pada bayi tersebut sambil menatap bayi dengan
penuh kasih sayang( lakukan beberapa menit)
5. Menyimpulkan dan mngucapkan salam .

Anda mungkin juga menyukai