“ ASMA“
2C KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Sari Anggela,M.Kep.,Sp.Kep.A
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
INDAH RATNA SYAFIRA (P032114401103)
JUNNI ARDILLA (P032114401128)
ELSA NOVIA ZULIANA (P032114401098)
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaannya. Solawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad Saw yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan
bahasa yang sangat indah.
Kami sebagai penyusun disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang kami susun berjudul "Asma". Dalam makalah ini kami
mencoba untuk menjelaskan tentang Asma yang dimulai dari definisi, etiologi, patofisiologi,
dan pembahasan lainnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................2
C. TUJUAN........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. DEFINISI.......................................................................................................................3
B. ETIOLOGI.....................................................................................................................3
C. TANDA DAN GEJALA...............................................................................................4
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................................4
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................................................5
F. PENATALAKSANAAN MEDIS.................................................................................6
G. ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................7
1. Pengkajian..................................................................................................................7
2. Analisa Data...............................................................................................................8
3. Rumusan Diagnosa Keperawatan..............................................................................8
4. Intervensi Keperawatan.............................................................................................9
5. Implementasi Keperawatan........................................................................................9
6. Evaluasi Keperawatan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
jam. Semakin sering serangan asma terjadi maka akibatnya akan semakin fatal
sehingga mempengaruhi aktivitas penting seperti kehadiran di sekolah, pemilihan
pekerjaan yang dapat dilakukan, aktivitas fisik dan aspek kehidupan lain (Brunner &
Suddard, 2002).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
berlebihan terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015). Definisi
asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan bahwa asma
adalah obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan memiliki respon yang
sensitif serta bersifat reversible.
Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat
adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi
sangat sensitif terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan.
Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru
berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing), batuk-batuk,
dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto. 2012)
B. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang dikendalikan oleh
limfosit T dan B. Asma diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul IgE
yang berikatan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang menimbulkan asma
bersifat airbone. Alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak dalam periode
waktu tertentu agar mampu menimbulkan gejala asma. Namun, pada lain kasus
terdapat pasien yang sangat responsif, sehingga sejumlah kecil alergen masuk ke
dalam tubuh sudah dapat mengakibatkan eksaserbasi penyakit yang jelas.
Obat yang sering berhubungan dengan induksi fase akut asma adalah aspirin,
bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta-adrenergik dan bahan sulfat. Sindrom
khusus pada sistem pernafasan yang sensitif terhadap aspirin terjadi pada orang
dewasa, namun dapat pula dilihat dari masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya
berawal dari rhinitis vasomotor perennial lalu menjadi rhinosinusitis hiperplastik
dengan polip nasal akhirnya diikuti oleh munculnya asma progresif.
Pasien yang sensitif terhadap aspirin dapat dikurangi gejalanya dengan
pemberian obat setiap hari. Setelah pasien yang sensitif terhadap aspirin dapat
dikurangi gejalanya dengan pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk
terapi ini, toleransi silang akan terbentuk terhadap agen anti inflamasi nonsteroid.
Mekanisme terjadinya bronkuspasme oleh aspirin ataupun obat lainnya belum
4
diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan leukotrien yang diinduksi
secara khusus oleh aspirin.
Antagonis delta-agrenergik merupakan hal yang biasanya menyebabkan
obstruksi jalan nafas pada pasien asma, demikian juga dengan pasien lain dengan
peningkatan reaktifitas jalan nafas. Oleh karena itu, antagonis beta-agrenergik harus
dihindarkan oleh pasien. tersebut. Senyawa sulfat yang secara luas digunakan
sebagai agen sanitasi dan pengawet dalam industri makanan dan farmasi juga dapat
menimbulkan obstruksi jalan nafas akut pada pasien yang sensitif. Senyawa sulfat
tersebut adalah kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit dan
sulfat klorida. Pada umumnya tubuh akan terpapar setelah menelan makanan atau
cairan yang mengandung senyawa tersebut seperti salad, buah segar, kentang, kerang
dan anggur.
Faktor penyebab yang telah disebutkan di atas ditambah dengan sebab
internal pasien akan mengakibatkan reaksi antigen dan antibodi. Reaksi tersebut
mengakibatkan dikeluarkannya substansi pereda alergi yang merupakan mekanisme
tubuh dalam menghadapi serangan, yaitu dikeluarkannya histamin, bradikinin, dan
anafilatoksin. Sekresi zat-zat tersebut menimbulkan gejala seperti berkontraksinya
otot polos, peningkatan permeabilitas kapiler dan peningkatan sekresi mukus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5
Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma yang berat,
karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan trensudasi dari
edema mukosa, sehingga terlepaslah sekelompok sel-sel epitelnya dari
perlekatannya. Pewarnaan gram penting untuk melihat adanya bakteri, cara
tersebut kemudian diikuti kultur dan uji resistensi terhadap antibiotik.
3. Sel eosinofil:
Pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai1000- 1500/mm3 baik
asma instrinsik maupun ekstrinsik, sedangkan hitung sel eosinosil normal
antara 100-200/mm3.
4. Pemeriksaan darah rutin dan kimia:
Jumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/mm3 terjadi karena adanya infeksi
SGOT dan SGPT meningkat disebabkan kerusakan hati akibat hipoksia dan
hiperkapnea.
5. Pemeriksaan Radiologi :
Hasil pemeriksaan radiologi pada klien asma bronkial biasanya normal, tetapi
prosedur ini harus tetap dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya proses patologi di paru atau komplikasi asma seperti pneumothoraks,
pneumomediastinum, atelektasis
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip umum dalam pengobatan saat terjadi serangan asma antara lain :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2. Mengenali dan menghindarkan faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
3. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan atau
penanganan penyakit
Penatalaksanaan asma dapat dibagi menjadi menjadi 2 yaitu :
1. Pengobatan dengan obat-obatan :
Beta agonist (beta adregenik agent)
Methylxanlines (enphy bronkodilator)
Anti kolinergik (bronkodilator)
Kortekosteroid
Mast cell inhibitor (inhalasi)
2. Tindakan yang spesifik
Pemberian oksigen
6
Pemberian agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau
terbutalin 10 mg), inhalasi nebulezer dan pemberiannya dapat diulang
setiap 30 - 60 menit.
Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB
Kortekosteroid hidrokortison 100-200 mg, digunakan jika tidak ada
respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam
serangan yang sangat berat
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
7
diproduksi akan lebih encer sehinggan mudah dikeluarkan dari tenggorokan saat
batuk. Efek samping dari pengguan obat ini adalah gangguan pencernaan ringan,
mual dan munta, sakit uluh hati.
2. Analisa Data
8
4. Intervensi Keperawatan
5. Implementasi Keperawatan
9
Tindakan keperawatan dilakukan setelah perencanaan selesai disusun dengan
baik. Tindakan keperawatan dimulai sejak tanggal 25 Mei 2019.
Hari pertama tanggal 25 Mei 2019.
Tindakan keperawatan pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas,
1)08.00 implementasi yang dilakukan antara lain mengkaji frekuensi kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada : RR 25x/ menit, dalam dan teratur, mencatat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan: tidak ada pemakaian otot
bantu pernapasan, 2)08.30 melakukan auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi
nafas: terdengar ronchi, wheezing, mengobservasi pola batuk dan karakter sekret:
batuk dan sekret susah dikeluarkan; kolaborasi dokter : 3)10.00 pemberian obat
ambroxol 3x1 dan nebulizer ventolin + NaCl frekuensi 1x sehari. Untuk diagnosa
kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang terpapar terhadap
informasi tindakan yang dilakukan: melakukan pengkajian tingkat pengetahuan
orang tua ditemukan orang tua belum mengetahui apa itu asma dan bagaimana
perawatan dan pencegahan dirumah serta belum pernah mendapat informasi jelas
dari petugas kesehatan
Hari kedua tanggal 26 Mei 2019
Tindakan keperawatan pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas
yaitu : 1)08.40 implementasi yang dilakukan antara lain mengkaji frekuensi
kedalaman pernafasan dan ekspansi dada : RR 25x/ menit, dalam dan teratur,
mencatat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan: tidak ada
pemakaian otot bantu pernapasan, 2)08.55 melakukan auskultasi bunyi nafas dan
catat adanya bunyi nafas: terdengar ronchi, wheezing, mengobservasi pola batuk dan
karakter sekret: batuk dan sekret susah dikeluarkan; kolaborasi dokter : 3)10.00
pemberian obat ambroxol 3x1 dan nebulizer ventolin + NaCl frekuensi 1x sehari.
Tindakan keperawatan untuk diagnosa kurangpengetahuan orang tua berhubungan
dengan kurang terpapar terhadap informasi diskusikan mengenai kemungkinan
proses penyembuhan. informasi yang didapat, dapat mengatasi ketidakmampuannya
dan juga menerima perasaan tidak nyaman yang lama.
Hari ketiga 27 Mei 2019
Tindakan keperawatan pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas
1)08.40 implementasi yang dilakukan antara lain mengkaji frekuensi kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada : RR 25x/ menit, dalam dan teratur, mencatat upaya
pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan: tidak ada pemakaian otot
bantu pernapasan, 2)08.55 melakukan auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi
nafas: tidak terdengar ronchi, wheezing, mengobservasi pola batuk dan karakter
sekret: batuk dan sekret sudah dikeluarkan; kolaborasi dokter : 3)10.00 pemberian
10
obat ambroxol 3x1 dan nebulizer ventolin + NaCl frekuensi 1x sehari. kondisi sesak
napas berkurang, bunyi ronchi dan wheezing pada hari ketiga menghilang, kondisi
anak membaik, pengobatan tetap diberikan.
Tindakan keperawatan untuk diagnosa kurang pengetahuan orang tua
berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi dilakukan penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan media lembar balik yang berisi pengertian asma
bronchial, faktor penyebab, tanda dan gejala penyakit, mcara pencegahan dan
perawatan dirumah. Setelah dilakukan penyuluhan orang tua mampu menjelaskan
kembali tentang penyakit asma dan cara perawatan serta pencegahan dirumah.
Tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan kecemasan anak berhubungan
dengan dampak hospitalisasi yaitu 1) mempertahankan kontak dengan klien : anak
sering rewel sehingga butuh waktu lama. 2) Mengupayakan ada keluarga (orang tua)
yang menunggu untuk mmeminimalkan dampak hospitalisasi: orang tua selalu ada
selama anak dirawat. 3) menganjurkan orang tua utnuk membawakan mainan : orang
tua membawakan boneka; merencanakan terapi bermain sesuai usia anak dengan
meniup balon
6. Evaluasi Keperawatan
12
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
berlebihan terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015). Definisi
asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan bahwa asma
adalah obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan memiliki respon yang
sensitif serta bersifat reversible.
Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat
adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi
sangat sensitif terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan.
Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru
berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing), batuk-batuk,
dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto. 2012)
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7940343/MAKALAH_ASMA_
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-paru-kronik-dan-
gangguan-imunologi/asma-bronkial-faq
https://aido.id/health-articles/asma-bronkial/detail
https://m.merdeka.com/sumut/gejala-asma-bronkial-pengertian-penyebab-
beserta-cara-mengobatinya-kln.html
https://hellosehat.com/pernapasan/asma/pengertian-asma/
15