Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASMA AKUT DALAM KEHAMILAN


(Mata Kuliah Komplikasi pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL)

Dosen Pengampu:
Deny Eka Widyastuti SST., M.Kes., M.Keb

Disusun Oleh:

1. Maycindy Astuti (SB19029)


2. Meinanda Putri Khazanah (SB19030)
3. Melania Fitri (SB19031)
4. Merlinda Rachmawati (SB19032)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kepada Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena rahmat serta karunianya kami telah menyelesaikan makalah ini pada Mata
Kuliah Komplikasi pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL dan merupakan
tugas kuliah yang telah diberikan oleh dosen Deny Eka Widyastuti SST.,M.Kes.,
M. Keb yang berjudul “Asma Akut dalam Kehamilan”.
Makalah ini tentunya sangat bermanfaat bagi kami untuk perkembangan
kualitas diri dalam memahami materi pada mata kuliah komplikasi pada kehamilan,
persalinan, nifas, dan BBL, kami harap pembaca dapat memahaminya. Kami sangat
menyadari bahwa ini adalah sebuah awal dari penggalian ilmu kebidanan, tentunya
pengetahuan kami masih banyak kekurangan dalam menguraikan informasi,
maupun dalam perspektif tujuan, namun ini tidak terlepas dari hasil kerja sama
kelompok kami.
Oleh kerena itu kami sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan atau kritikan serta saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang mendukung penyusunan makalah ini semoga dapat bermanfaat
bagi kami selaku penulis dan bagi pembaca makalah ini.

Surakarta, 25 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Definisi Asma ...................................................................................... 3
B. Etiologi Asma ...................................................................................... 3
C. Epidemologi Asma ............................................................................... 4
D. Jenis-Jenis Asma .................................................................................. 4
E. Asma Dalam Kehamilan ...................................................................... 5
F. Gejala Dan Derajat Asma..................................................................... 5
G. Pengaruh Asma Terhadap Kehamilan .................................................. 6
H. Tatalaksana Asma Dalam Kehamilan .................................................. 6
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas
yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat
penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit pernafasan
kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah
kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. Badan Kesehatan
(WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan
jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang
setiap tahun (Depkes, 2009).
Asma adalah salah satu penyakit saluran nafas kronik utama, yang
mengenai 1-18% penduduk disuluruh dunia. Asma ditandai oleh keluhan
respirasi, seperti mengi, sesak, rasa berat didada, dan/atau batuk serta hambatan
aliran udara ekspirasi yang variabel. Variabel disini dimaksudkan bahwa semua
gejala dan bukti hambatan aliran udara ekspirasi tersebut terjadi fluktuatif
dalam hal waktu dan intensitasnya. Variasi tersebut terjadi akibat rangsangan
berbagai faktor pencetus seperti aktivitas fisik, allergen, iritan,perubahan cuaca,
atau infeksi virus.
Asma merupakan masalah kesehatan serius didunia. Asma dapat
mengenai semua orang dari berbagai kelompok umur disemua wilayah di
seluruh dunia. Prevalensi asma terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan kejadian asma biasanya didapatkan pada masyarakat yang
mengadopsi gaya hidup barat (western lifestyle) serta pada daerah urban.
Masalah utama pada asma adalah beban medis dan sosioekonomi yang
dialami. Secara medis, pasien asma akan mengalami penurunan kualitas hidup
yang gradual. Bila tidak dilakukan manajemen yang tepat, penyakit asmanya
akan menjadi tidak terkontrol dengan segala konsekuensi perburukan
anatomi dan fisiologis saluran nafas. Selain konsekuensi medis, masalah
sosio-ekonomi juga muncul akibat asma. Pasien asma akan mengalami

1
penurunan produktivitas kerja. Selain itu, beban ekonomi dalam penanganan
asma juga sangat tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang definisi dari asma dalam kehamilan?
2. Bagaimana etiologi dan epidemologi dari asma?
3. Apa saja jenis asma?
4. Bagaimana gejala dan derajat asma?
5. Apa pengaruh yang ditimbulkan asama dalam kehamilan?
6. Bagaimana tatalaksana asma dalam kehamilan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari asma.
2. Untuk mengetahui etiologi dan epidemologi asma.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis asma.
4. Untuk mengetahui apa saja gejala dan derajat asma.
5. Untuk mengetahui apakah asama dapat berpengeruh dalam kehamilan.
6. Untuk mengetahui bagaimana tatalaksana asma dalam kehamilan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Asma
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
berlebihan terhadap stimulus tertentu dan bersifat reversibel (Padila, 2015).
Definisi asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang menyatakan
bahwa asma adalah obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan
memiliki respon yang sensitif serta bersifat reversible. Asma merupakan
penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat adanya inflamasi dan
pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi sangat sensitif
terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan.
Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-
paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing),
batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan
dini hari (Soedarto. 2012).

B. Etiologi Asma
Penyebab awal terjadinya inflamasi saluran pernapasan pada penderita
asma belum diketahui mekanismenya (Soedarto, 2012). Terdapat berbagai
keadaan yang memicu terjadinya serangan asma, diantara lain:
1. Kegiatan fisik (exercise).
2. Kontak dengan alergen dan irritan
Allergen dapat disebabkan oleh berbagai bahan yang ada disekitar
penderita asma seperti misalnya kulit, rambut, dan sayap hewan. Selain itu
debu rumah yang mengandung tungau debu rumah (house dust mites) juga
dapat menyebabkan alergi. Irritans atau iritasi pada penderita asma dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti asap rokok, polusi udara. Faktor
lingkungan seperti udara dingin atau perubahan cuaca juga dapat
menyebabkan iritasi.
3. Penyebab lainnya

3
Berbagai penyebab dapat memicu terjadinya asma yaitu: Obat-
obatan (aspirin, beta-blockers), Sulfite (buah kering wine),
Gastroesophageal reflux disease, menyebabkan terjadinya rasa terbakar
pada lambung (pyrosis, heart burn) yang memperberat gejala serangan asma
terutama yang terjadi pada malam hari, Bahan kimia dan debu di tempat
kerja, infeksi.

C. Epidemiologi Asma
Sekitar 300 juta orang di dunia menderita asma dan diperkirakan akan
terus meningat hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Angka morbiditas dan
mortalitas asma masih cukup tinggi, mencapai 1 dari 250 orang yang meninggal
setiap harinya. Di Amerika, National Health Survey pada tahun 2001 hingga
2009 mendapatkan prevalensi asma yang meningkat dari 7,3% (20,3 juta orang)
di tahun 2001 menjadi 8,2% (24,6 juta orang) di tahun 2009. Berdasarkan data
dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi asma di Indonesia
juga mengalami peningkatan dari 3,5% pada tahun 2007 menjadi 4,5% pada
tahun 2013.

D. Jenis-Jenis Asma
Ada 3 jenis asma menurut Prayahara (2011) antara lain:
1. Asma alergenik atau ekstrinsik
Merupakan asma yang disebabkan karena terpapar oleh alergen seperti
debu, bulu, makanan, dan sebagainya. Asma jenis ini biasanya muncul sejak
anak-anak.
2. Idiopatik atau non alergenik/intrinsic
Asma idiopatik merupakan asma yang disebabkan bukan karena paparan
alergi pada asma alergenik. Penyebab dari asma jenis ini yaitu faktor seperti
polusi, infeksi saluran pernafasan atas, aktivitas, dan emosi. Asma non
alergenik biasanya muncul pada saat dewasa atau sekitar usia 35 tahun.
3. Asma campuran Asma campuran merupakan gabungan dari dua jenis asma
yang telah disebutkan sebelumnya dan asma ini paling umum terjadi.

4
E. Asma Dalam Kehamilan
Asma dalam kehamilan merupakan salah satu penyumbang morbiditas
serta mortalitas ibu hamil bila tidak ditangani dengan baik. Pada kehamilan,
tingkat keparahan asma dapat mengalami perubahan, baik menjadi semakin
ringan, berat, atau tidak berubah sama sekali. Walaupun terdapat
kekhawatiran akan penggunaan obat-obatan selama kehamilan, asma yang tidak
terkontrol bisa mengakibatkan efek yang tidak di inginkan pada janin, yaitu
peningkatan mortalitas perinatal, angka kejadian prematuritas (pertumbuhan
janin lambat, bayi kecil saat lahir, janin lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu), dan angka kejadian berat badan bayi lahir rendah. Sedangkan pada ibu
janin dapat terjadi hipertensi yang dapat berlanjut terjadi pre-eklampsia.

F. Gejala Dan Derajat Asma


Asma bermanifestasi sebagai spektrum gejala klinis yang luas, dari
mengi yang ringan hingga bronko konstriksi yang berat. Efek fungsional dari
bronko spasme akut adalah obstruksi saluran pernapasan dan penurunnya laju
udara diparu. Upaya bernafas meningkat secara progresif dan menimbulkan
gejala subjektif berupa sesak napas dan gejala objektif berupa mengi. Hal
ini diikuti dengan perubahan oksigenasi yang mengakibatkan ventilation-
perfusion mismatchkarena distribusi penyempitan saluran pernapasan yang
tidak seimbang.
Modifikasi derajat asma berdasarkan National Asthma Education
Program (NAEPP) yaitu:
1. Asma ringan
a. Singkat (< 1 jam) eksaserbasi symptomatic < dua kali/minggu.
b. Puncak aliran udara ekspirasi > 80% diduga akan tanpa gejala.
2. Asma sedang
a. Gejala asma kambuh >2 kali / mingggu.
b. Kekambuhan mempengaruhi aktivitasnya.
c. Kekambuhan mungkin berlangsung berhari-hari.

5
d. Kemampuan puncak ekspirasi /detik dan kemampuan volume
ekspirasi berkisar antara 60-80%.
3. Asma berat
a. Gejala terus menerus menganggu aktivitas sehari-hari
b. Puncak aliran ekspirasi dan kemampuan volume ekspirasi kurang dari
60% dengan variasi luas
c. Diperlukan kortikosteroid oral untuk menghilangkan gejala.
Penilaian kontrol asma menurut GINA (Global Initiative for Asthma)
2015 dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kemampuan
pengendalian gejala asma dalam 4 minggu terakhir, yaitu asma
terkontrol baik, terkontrol sebagian, dan tidak terkontrol.

G. Pengaruh Asma Terhadap Kehamilan


Asma pada kehamilan umumnya tidak mempengaruhi janin, namun
serangan asma berat dan asma yang tak terkontrol dapat menyebabkan
hipoksemia ibu sehingga berefek pada janin. Hipoksia janin terjadi sebelum
hipoksia ibu terjadi. Asma pada kehamilan berdampak penting bagi ibu dan
janin selama kehamilan dan persalinan. Dampak yang terjadi dapat berupa
kelahiran prematur, usia kehamilan muda, hipertensi pada kehamilan, abrupsio
plasenta, korioamnionitis, dan seksio sesaria.

H. Tatalaksana Asma Pada Kehamilan


Penatalaksanaan asma selama kehamilan membutuhkan pendekatan
kooperatif antara dokter kandungan, bidan, dokter paru serta perawat yang
khusus menangani asma dan ibu hamil itu sendiri. Tujuan serta terapi pada
prinsipnya sama dengan pada penderita asma yang tidak hamil. Terapi
medikasi asma selama kehamilan hampir sama dengan terapi penderita
asma tidak hamil. Pentingnya pengobatan asma adalah mencegah kematian,
kegagalan pernapasan, status asma tikus, dan perawatan di ruang emergensi.
Penatalaksaan asma kronis pada kehamilan harus mencakup hal-
hal berikut:

6
1. Menghindari faktor pencetus asma
Mengenali serta menghindari faktor pencetus asma dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu dengan kebutuhan medikasi yang
minimal. Asma dapat dicetuskan oleh berbagai faktor termasuk alergi,
infeksi saluran napas atas, sinusitis, exercise, aspirin, obat-obatan anti
inflamasi non steroid (NSAID), dan iritan, misalnya: asap rokok, asap
kimiawi, kelembaban, emosi. Disamping itu, pencetus terkemuka serangan
asma termasuk serbuk/tepung, tungau, jamur, amukan hewan, makanan,
dan hormone. Pada umumnya kucing merupakan hewan kesayangan
yang menyebabkan asma. Semua hewan pengerat, kelinci, dan hewan
peliharaan dapat menyebabkan asma, termasuk kecoak.
2. Edukasi
Mengontrol asma selama kehamilan penting bagi kesejahteraan
janin. Ibu hamil harus mampu mengenali dan mengobati tanda-tanda asma
yang memburuk agar mencegah hipoksia ibu dan janin. ibu hamil harus
mengerti cara mengurangi paparan agar dapat mengendalikan faktor-faktor
pencetus asma.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas
yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat
penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit pernafasan
kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah
kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat. Badan Kesehatan
(WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma. Bahkan
jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang
setiap tahun (Depkes, 2009).
Asma dalam kehamilan merupakan salah satu penyumbang morbiditas
serta mortalitas ibu hamil bila tidak ditangani dengan baik. Pada kehamilan,
tingkat keparahan asma dapat mengalami perubahan, baik menjadi semakin
ringan, berat, atau tidak berubah sama sekali. Penyakit asma terbagi menjadi
3 jenis, yaitu: Asma alergenik atau ekstrinsik, Idiopatik atau non
alergenik/intrinsic dan Asma campuran.
Asma pada kehamilan umumnya tidak mempengaruhi janin, namun
serangan asma berat dan asma yang tak terkontrol dapat menyebabkan
hipoksemia ibu sehingga berefek pada janin. Hipoksia janin terjadi sebelum
hipoksia ibu terjadi. Asma pada kehamilan berdampak penting bagi ibu dan
janin selama kehamilan dan persalinan. Dampak yang terjadi dapat berupa
kelahiran prematur, usia kehamilan muda, hipertensi pada kehamilan, abrupsio
plasenta, korioamnionitis, dan seksio sesaria.
Penatalaksanaan asma selama kehamilan membutuhkan pendekatan
kooperatif antara dokter kandungan, bidan, dokter paru serta perawat yang
khusus menangani asma dan ibu hamil itu sendiri. Tujuan serta terapi pada
prinsipnya sama dengan pada penderita asma yang tidak hamil. Terapi
medikasi asma selama kehamilan hampir sama dengan terapi penderita
asma tidak hamil. Pentingnya pengobatan asma adalah mencegah kematian,
kegagalan pernapasan, status asma tikus, dan perawatan di ruang emergensi.

8
B. Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis
penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan khususnya asma. Bagi
petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tndak lanjut penanganan
penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan khususnya asma,dan bidan
dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya asma dalam kehamilan dan
persalinan

9
DAFTAR PUSTAKA
Bagiada, I. (n.d.). ASMA DALAM KEHAMILAN. Repositori.Unud.Ac.Id.
Retrieved August 25, 2022, from
https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/83a82e20b99
d9d6d39fa5da06593e860.pdf#page=132

Sartuti, T. T. I. A. (2016). Serangan Asma Akut Derajat Sedang pada Kehamilan.


http://erepo.unud.ac.id/10729/

Sutoyo DK, Setyanto DB, Rengganis I, Yunus F, Sundaru H. Pedoman tatalaksana


asma. Dewan Asma Indonesia. Jakarta.2011.

10

Anda mungkin juga menyukai