Anda di halaman 1dari 11

FALSAFAH

“Humanisme”

DISUSUN OLEH :

1. DEWI HAFSARI MUNIR_R011221128


2. HISKIA MINGGU_ R011221126
3. RAIHANUL AFNI MG_ R011221134
4. ALBERTHINA VIRGIN MARIA YOBI_ R011221138
5. MUHAMMAD SYAFRIALDI BUDIMAN_
6. JESY AYU PUSPITA SARI_
7. FEBY SAFITRI_ R011221093
8. SUSAN WEILER YOM_
9. SITI RAODHA ABBAS_
10. NINIS HURYA_

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapa tmenyusun makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan literatur yang berupa buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang kami
peroleh. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai Humanisme dalam kehidupan sehari-
hari dan praktek keperawatan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Olehkarena itu kami
mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yangdapat membangun kami.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini agar
dapat lebih baik kedepannya. Sempga makalah ini dapat memberikan ilmu kepada kita semua.

Makassar, 12 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................2


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI ...............................................................................................................................6
A.Sejarah Teori Keperawatan Humanistik ....................................................................................6
B.Konsep Teori Keperawatan Humanistik .....................................................................................6
C.Definisi Teori Humanistik .............................................................................................................7
D.Paradigma Keperawatan Humanistik Manusia .........................................................................8
E.Karakteristik Teori Humanistik ...................................................................................................8
F.Kelemahan Teori Humanistik .......................................................................................................8
G.Kelebihan Teori Humanistik ........................................................................................................9
H.Penerapan Teori Humanisme .......................................................................................................9
BAB III .................................................................................................................................................10
PENUTUP ............................................................................................................................................10
1.3 Kesimpulan .................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori Keperawatan Humanistik atau Humanistic Nursing Theory diciptakan oleh
Josephine Paterson dan Loretta Zderad pada tahun 1976. Paterson berasal dari jurusan
kesehatan masyarakat dengan gelar doktor dalam ilmu keperawatan, sedangkan Zderad
berasal dari jurusan keperawatan psikiatris dengan gelar doktor dalam bidang filsafat.
Keduanya bertemu pada 1950-an di Universitas Katolik dalam program pascasarjana.
Mereka ditugaskan untuk membuat program baru yang menggabungkan unsur-unsur
kesehatan psikiatris dan masyarakat dan akhirnya berkembang sebagai Teori Keperawatan
Humanistik atau Humanistic Nursing Theory. Teori ini menjelaskan hubungan antara
orang satu dengan yang lainnya yang diartikan sebagai perawat dan pasien (Yeşilot &
Fatma ÖZ, 2016).

Fokus Teori Keperawatan Humanistik adalah penyediaan perawatan dan menghormati


keunikan serta keputusan masing-masing individu. Teori ini dibangun dari pengalaman
profesional yang berdasarkan pengalaman dalam keperawatan dan kemampuan manusia
untuk beradaptasi dengan situasi baru serta berinteraksi satu sama lain. Penerapan teori
tersebut berdasarkan fenomena keperawatan yang telah diterapkan menjadi lima tahap: (1)
persiapan kepada perawat untuk mengetahui; (2) perawat mengetahui secara tidak
disengaja; (3) perawat mengetahui secara ilmiah; (4) perawat dapat mengumpulkan cara
untuk menyeimbangkan realita yang telah diketahui (5) penggandaan dari internal secara
berturut-turut menjadi kesatuan yang paradoks atau berlawanan (De Lima Gomes, 2014).
Teori Keperawatan Humanistik menjelaskan pengetahuan secara ilmiah, pengalaman
dalam perawatan, dan pertemuan eksistensial yang bertatap muka. Selain itu, kepedulian
terhadap seseorang yang menganggap bahwa seseorang memiliki hak berada pada orang
sekitarnya yang memiliki perbedaan dalam makna di dunia, ruang waktu, dan usia dari
lahir hingga meninggal. Dari penjelasan tersebut, perawat diharapkan dapat memiliki
kepekaan, kesadaran, dan refleksi dalam keberadaan pengalaman. Hal tersebut dapat
tercapainya hubungan antara satu dengan yang lainnya jika terdapat pertemuan yang
memungkinkan adanya berbagi cerita, mengenal secara kompleks tiap individu, dan
memahami kondisinya.

Sehingga, Paterson dan Zderad meyakini bahwa dalam kehidupan harus adanya berbagi
cerita dengan orang lain dan memahami ruang lingkup kehidupan yang menjadikan
perawat harus memahami sudut pandang dari pasien (Simões & Paula Sapeta, 2019).
Perawat diadakan untuk menilai, merespon, dan mendiskusikan pengalaman pasien.
Penilaian ini terbentuk dalam suatu formulir yang di dalamnya terdiri dari kesakitan,
kelemahan, keputusasaan, kegembiraan, kebahagiaan, dan bahkan kehilangan. Adanya
penilaian ini, perawat dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh pasien. Sehingga,
penilaian ini dapat meningkatkan kesadaran perawat yang mengharuskan mereka untuk
selalu membantu pasien (Yeşilot & Fatma ÖZ, 2016)
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Apa Sejarah dari Teori Keperawatan Humanistic?
2.2 Bagaimana Konsep Teori Keperawatan Humanistik?
2.3 Apa Definisi Teori Humanistik Teori Humanistik ?
2.4 Bagaimana Paradigma Keperawatan Humanistik Manusia?
2.5 Bagaimana Karakteristik Teori Humanistik?
2.6 Apa Kelemahan Teori Humanistik ?
2.7 Apa Kelebihan Teori Humanistik?
2.8 Bagaimana Penerapan Teori Humanisme?
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Sejarah Teori Keperawatan Humanistik


Dr. Josephine Paterson berasal dari East Coast, tempat la bersekolah di sekolah diploma
keperawatan di New York City. Dia kemudian meraih gelar sarjana dalam pendidikan
keperawatan di Universitas St.John. Loretta Zderad berasal dari Midwest, la pernah
bersekolah di sekolah diploma keperawatan. Dia memperolch gelar sarjana dalam
pendidikan keperawatan di Loyola University of Chicago. Dia kemudian mendapatkan
gelar PhD dari Universitas Georgetown. Penelitian disertasinya berfokus pada empati
(Parker&Smith, 2010). Josephine Paterson dan Loretta Zderad bertemu pada
pertengahan 1950-an saat mereka bekerja di Universitas Katolik. Mereka melakukan
proyek bersama yaitu menciptakan program baru yang mensintesis komponen
kesehatan masyarakat dan kesehatan mental dari program pascasarjana. Proyek ini
meluncurkan kolaborasi dan persahabatan yang telah berlangsung selama lebih dari 50
tahun. Mereka saling bertukar ide dan mengembangkan konsep, pendekatan, dan
pengalaman yang berkaitan dengan fenomenologi eksistensial, yang berkembang
menjadi Teori Keperawatan Humanistik mereka (Parker&Smith, 2010).

B.Konsep Teori Keperawatan Humanistik


Teori Keperawatan Humanistik adalah teori yang pada dasarnya berpedoman pada
eksistensialisme dan menekankan pada pengalaman yang dimiliki oleh perawat.
Eksistensialisme adalah suatu paham yang menekankan pada manusia, dimana manusia
dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi (harus diakui keberadaanya),
mengkaji cara manusia berada di dunia dengan kesadaran. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa eksistensialisme memandang manusia sebagai suatu yang tinggi, dan
keberadaannya itu selalu ditentukan oleh dirinya, karena hanya manusialah yang dapat
bereksistensi, yang sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya.
Menurut Paterson dan Zderad tahun 1976 dalam Parker&Smith (2010)., dalam dunia
keperawatan, tujuan dari ada nya interkasi antara perawat dengan pasien adalah untuk
memelihara kebutuhan pasien agar la menjadi sejahtera dan semakin lebih sejahtera.

Teori keperawatan humanistik memiliki dasar keyakinan bahwa pasien dapat tumbuh
dengan cara yang sehat dan kreatif. Model ini dibuat oleh Josephine Paterson dan
Loretta Zderad. Mereka percaya bahwa pendidikan keperawatan harus didasarkan pada
pengalaman, dan pelatihan perawat harus berfokus pada kemampuan perawat untuk
berhubungan dan berinteraksi dengan pasien sebagai latar belakang ilmiah dan medis
(Parker& Smith, 2010).

Pendekatan keperawatan ini menekankan pada hubungan perawat-pasien, di mana


hubungan tersebut mempengaruhi hasil intervensi keperawatan. Fungsi pendekatan
keperawatan menunjukkan bahwa hubungan antara perawat dan pasien memiliki
pengaruh terhadap penyembuhan pasien sebagai intervensi medis. Keperawatan
humanistik berfokus erat pada bagaimana hubungan antara pasien dan perawat
berkembang di samping kesehatan fisik dan mental pasien (Parker&Smith, 2010)

Model keperawatan yang humanistik memandang pasien sebagai individu, dan setiap
situasi adalah unik. Dalam pendekatan keperawatan ini, tidak ada metode atau proses
formula untuk merawat pasien. Setiap pasien dinilai dan dirawat berdasarkan kasus per
kasus. Teori Keperawatan Humanistik adalah pendekatan keperawatan yang mencakup
sejumlah teori individu, termasuk teori dari Patricia Benner's From Novice hingga
Expert Model of Nursing dan Jean Watson's Theory of Caring (Parker& Smith, 2010).

C.Definisi Teori Humanistik


Teori Humanistik merupakan sikap atau pendekatan yang memperlakukan pasien
sebagai manusia tidak hanya melihat penyakit yang dialamai namun meliputi pikiran,
perasaan, nilai- nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh. Pendekatan humanistik
adalah aspek keperawatan tradisional dari caring yaitu mendengarkan orang secara aktif
serta menerima perasaan curahan hati pasien dan mampu memberikan reaksi atau
respon terhadap kebutuhan orang lain sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
pasien secara optimal.

1. Teori maslow
Asumsi dan Prinsip Dasar Teori Humanisme

Ahli - ahli teori humanistik menunjukkan bahwa tingkah laku individu pada mulanya
ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia
sekitarnya serta individu bukanlah satu - satunya hasil dari lingkungan mereka seperti
yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam (internal),
bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self - actualization)
atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.
Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu:
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi


kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan
pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang
terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan
seterusnya. Maslow berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu
aspek individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan
masalah. Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh humanistik
adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis atau dasar, seperti, makan, minum, menghirup udara dan
sebagainya.Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil,
menghindari rasa sakit dan seks. Jika terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka
akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
b. Kebutuhan akan rasa aman, seperti keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan
keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan
timbul rasa cemas dan takut.
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, hal ini dapat terlihat dalam usaha
seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan
keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola,
klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan
timbul.
d. Kebutuhan untuk dihargai terdapat dua jenis, yaitu lower one (status,
atensi, reputasi) dan higher one (kepercayaan diri, kompetensi, prestasi,
kemandirian, kebebasan). Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul
perasaan rendah diri dan inferior.
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri, menunjukkan karya kita pada orang
lain. Berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi
diri. Kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan - kebutuhan primer
ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri
seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.
f. Spiritual

Kedudukan Pengasuhan dalam Teori Humanisme


Dalam pendekatan humanistik, orang tua diajarkan untuk mencerminkan perasaan
anak - anak mereka dan membantunyatumbuh dalam kesadaran diri dan pemahaman
serta memfasilitasi kematangan psikologis. Abraham Maslow melengkapi pemikiran
tersebut dengan teori motivasi. Menurutnya, potensi -potensi unik seorang anak akan
muncul apabila diberi motivasi dengan cara penyampaian wawasan, contoh orang tua,
pergaulan dengan teman lain, maupun pengalaman langsung.
Dalam praktik pengasuhan, orang tua dianggap sebagai fasilitator yaitu menyediakan
lingkungan dan sarana belajar anak untuk mengembangkan potensinya. Semakin
dipenuhinya fasilitas yang dibutuhkan anak, akan semakin berkembang
potensi - potensi yang dimiliki seorang anak. Selain itu, orang tua harus berperan
sebagai motivator. Peran ini dilakukan dengan memberikan dorongan dan dukungan
bagi berbagai hal yang menjadi minat seorang anak. Apabila anak melakukan
kekeliruan tidak disalahkan atau disudutkan, tetapi diberi berikan bimbingan dengan
kalimat - kalimat yang membangkitkan semangat. Sehingga anak terpacu untuk
melakukan tugasnya dan semakin tinggi tingkat pengaktualisasiannya.

D.Paradigma Keperawatan Humanistik Manusia


1. Manusia sebagai individu yang terpenting berhubungan dengan orang lain di dalam
jarak dan waktu yang dapat terbuka mempunyai nilai dan unik. Dalam aplikasinya
mereka memembutuhkan informasi, membuat pilihan. Kesehatan
2. Kesehatan disini diartikan sebagai pengalai an kehidupan mereka terhadap fisik,
spiritual, sosial, kognitif, dan emosi.
3. Keperawatan Keperawatan mengenai bentuk individu ang unik dan berfokus pada
pemberian respon semua kebutuhan baik secara fisik, spiritual, sosial, kognitif emosi.
Menurut paterson dan 'dra keperawatan adalah suatu seni dan ilmu dalam berinterkasi
antara pasien dan klien sehingga muncul adanya suatu respon.

E.Karakteristik Teori Humanistik


1. Teori terdapat hubungan timbal balik antara individu untuk melihat fenomena
2. Teori bersifat menyeluruh atau komprehensif
3. Teori bisa di gunakan untuk pedoman praktik
4. Teori meningkatkan pengetahuan melalui implementasi penelitian untuk
memvalidasi teori tersebut.

F.Kelemahan Teori Humanistik


1. Teori ini tidak bisa menjadi referensi menyelesaikan praktik masalah klinik dengan
cepat
2. Perawat harus mempelajari dengan baik tentang humanistik, adar mengerti bahasa
yang akan disampaikan dan penekanan responnya.
G.Kelebihan Teori Humanistik
1.Teori ini menyediakan sebuah keunikan individu
2. Teori ini berkembang dai pengalaman langsung perawat klinik dan merefleksikan
perspektif keperawatan

H.Penerapan Teori Humanisme


Dalam dunia keperawatan ada sebagian perawat yang menerapkan teori humanisme.
Dalam beberapa instansi kesehatan masih banyak perawat yang belum menerapkan
teori humanisme. Contohnya: Pada suatu rumah sakit “X” ada pasien dari keluarga yang
tidak mampu bernama Joko menggunakan fasilitas kelas 3. Joko sakit liver dan
diharuskan dirawat dirumah sakit agar mendapatkan perawatan yg maksimal terhadap
kondisi kesehatanx. Disisi lain ada pasien bernama James juga dirawat di rumah sakit
“X” karena sakit typus. James menggunakan fasilitas kelas v-vip karena berasal dari
keluarga yang status sosialnya tinggi (orang kaya). Pada kenyataannya dilapangan kami
menjumpai bahwa masih ada perawat dalam menjalankan tugasnya cenderung
membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan. Pada pasien kelas 3 ada perawat
yang bersikap kasar dan acuh tak acuh dalam melakukan asuhan keperawatan.
Melakukan tindakan asuhan keperawatan seadanya saja, kurang menggunakan prinsip-
prinsip dasar humanisme. Sedangkan pada pasien kelas v-vip, perawat memberikan
pelayanan dengan penuh perhatian. Pasien sangat dihargai dan dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan sangat ramah, baik dan penuh empati.

Sebagai seorang perawat harusnya kita bersikap professional dalam menjalankan


tugasnya tanpa membeda-bedakan status pasien seperti membedakan perawatan pasien
di kelas bangsal maupun v-vip dalam memberikan asuhan keperawatan harus sama,
karena pada dasarnya manusia itu sama, yang membedakan kelas atau fasilitas dirumah
sakit hanya status sosialnya saja. Seharusnya sebagai perawat harus benar-benar
melakukan semua tindakan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan tanpa
membeda-bedakan pasien karena humanisme memiliki wadah cakupan yang sangat
spesial dalam dunia keperawatan.

Perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya


memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien meliputi pikiran, perasaan,
nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, perilaku dan bahasa tubuh. Perawat yang memahami
humanisme pada prakteknya akan lebih baik dalam memainkan peran dan fungsinya.
Sebaliknya, yang tidak memahami maupun hanya sebagian belum lengkap dalam
menafsirkan humanisme membuat perawat tersebut tidak jelas dalam menjalankan
peran dan fungsinya.
BAB III

PENUTUP

1.3 Kesimpulan

Humanisme adalah upaya mengimplementasikan sikap, tindakan yang sesuai prinsip - prinsip
penghargaan dan penghormatan nilai - nilai kemanusiaan meliputi segala aspek kehidupan.
Karena dalam relung manusia ada nafsu saling memakan sesama (homo homini lupus), maka
dalam konteks ini harus ada upaya mengembangkan cita-cita kemanusiaan sebagai sebuah
hidup bersama.
Tujuan landasan kemanusiaan (Humanisme) antara lain :

1. Membentuk paradigma dan orientasi kehidupan.


2. Mencintai manusia secara transcendental.
3. Mencari jalan tengah (kompromi).
4. Membangun kesadaran beragama secara inklusif dan toleran.
5. Membangun kesadaran atas harkat, martabat dan kemampuan manusia.
6. Membangun idealitas hak dan kewajiban manusia.
DAFTAR PUSTAKA

https://elisasiregar.wordpress.com/2012/07/02/teori-keperawatan-humanistik-paterson-
and-zderad/

De Lima Gomes, Andréa Tayse. (2014). Application of The Theory of Paterson and Zderad
as Systematization of Nursing Care. Journal of Nursing UFPE On Line, 8(6), 1709-1716.

Simões, Ângela., & Paula Sapeta. (2019). The Concept of Dignity in Nursing Care: A
Theoretical Analysis of The Ethics of Care. Journal Rev. Bioét, 27(2), 244-252.

Yeşilot, Saliha Bozdoğan., & Fatma ÖZ. (2016). Nursing Presence: A Theoretical
Overview. Journal of Psychiatric Nursing, 7(2), 94-99.

Parker and Smith. (2010). Nursing Theoris & Nursing Practice Third Edition.

Philadelphia: F.A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai