Transpersonal Caring
Oleh :
Kelompok V
Dosen Pembimbing :
Dr. Ns.Hilman Syarif.M.Kep.Sp.MB
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang
kepada dosen mata kuliah Sains Dalam Keperawatan sehingga makalah ini
terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................ 2
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 14
BAB V PENUTUP................................................................................. 16
5.1 Kesimpulan............................................................................ 3
5.2 Saran...................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
hidup dan menurunkan tekanan darah. Karena penerapan model caring ini
memandang manusia sebagai mahkluk yang holistik: biologis, psikologis, sosial,
spiritual, kultural dan . Model teori caring Watson direkomendasikan pada
perawat yang merawat pasien dengan hipertensi agar meraka dapat meningkatkan
kemampuannya dan lebih efektif dengan menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pada makalah ini penulis akan berusaha memaparkan salah satu teori
keperawatan, yaitu teori dari Jean Watson tentang “Philosophy and Science of
Caring”.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
Buku pertamanya, Nursing: The Philosophy and Science of Caring
(1979), dikembangkan dari catatan yang diajarkannya pada mahasiswa
sarjana di University of Colorado. Sebelas faktor kuratif Yalom menstimulasi
pemikiran Watson tentang 10 faktor karatif sebagai kerangka kerja (Watson,
1979), yang "berpusat pada keperawatan" (hal. 9). dan sebagai ideal moral.
Karya awal Watson menggambarkan 10 faktor karatif tersebut tetapi
kemuclian berkembang hingga melingkupi konsep "caritas" yang meng
hubungkan caring dan cinta secara eksplisit (Watson,Komunikasi pribadi,
2004). Buku pertamanya dicetak ulang pada tahun 1985 dan diterjemahkan ke
bahasa Korea dan Perancis.
Buku keduanya, Nursing: Human Science and Human Care-A Theory
of Nursing, diterbitkan tahun 1985 dan dicetak ulang pada 1988 dan 1999.
Buku ini berisi pemikirannya mengenai masalah konseptual dan filosohs pada
keperawatan. Buku kedua ini telah diterjemahkan ke bahasa Cina, Jerman,
Jepang. Korea, Swedia, Norwegia, Denmark dan mungkin lebih banyak
bahasa lagi saat ini.
2.2 Teori Konsep Jean Watson
Watson melandaskan teori praktik keperawatannya pada 10 faktor
karatif berikut ini. Setiap faktor memiliki komponèn fenomenologis yang
bersifat dinamis dan relatif bagi setiap individu yang terlibat dalam hubungan
yang tercakup dalam keperawatan. Tiga faktor yang saling berhubungan
berfungsi sebagai "landasan filosofis ilmu caring" (Watson, 1979, hal. 9-10).
Dengan berkembangnya gagasan dan nilai yang ditawarkan oleh Watson, ia
kemudian menerjemahkan 10 faktor karatif ini menjadi proses caritas. Proses
caritas meliputi dimensi spiritual dan pengejawantahan yang terbuka dari
konsep cinta dan caring. (Alligood, 2014).
1. Membentuk Sistem Nilai Humanistik Altruistik Nilai humanistik dan
altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat sangat dipengaruhi oleh
perawat pendidik. Faktor ini dapat diartikan sebagai kepuasan yang
didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri (sense of self)
(Watson, 1979).
6
2. Membangkitkan Keyakinan-Harapan Faktor ini, dipadukan dengan nilai
humanistik dan altruistik, dapat membantu mewujudkan keperawatan yang
holistik dan kesehatan positif pada populasi pasien. Faktor ini juga meng-
gambarkan peran perawat dalam mengem- bangkan hubungan perawat-
pasien yang efektif dan meningkatkan kesejahteraan pasien dengan
membantunya menerapkan perilaku sehat (Watson, 1979).
3. Menanamkan Kepekaan terhadap Diri dan Orang Lain Menyadari
perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat mengarahkan
seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui kepekaan dan
perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap orang lain
(Watson, 1979).
4. Mengembangkan Hubungan Membantu Hubungan Rasa Percaya,
Hubungan membantu dan rasa percaya antan perawat dan pasien sangat
penting dikembangka untuk mewujudkan hubungan caring trans personal.
Melalui hubungan saling percan perawat dan pasien dapat mengungkapka
perasaan positif maupun negatifnya. Hubunga semacam ini membutuhkan
sikap yang empat selaras, kehangatan yang tidak bersifat poses dan
komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap yang jujur, tulus, asli
dan tidak berpurapura. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan
memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, serta untuk
mengungkapkan pemahaman tersebut. Kehangatan yang tidak posesif
ditunjukkan dengan nada suara yang sedang/tidak terlalu pelan atau keras,
sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah yang sesuai. Sedangkan
komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan perilaku
(Watson, 1979).
5. Meningkatkan dan Menerima Ungkapan Perasaan Positif dan Negatif
Berbagi perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko bagi
perawat ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasaan yang
positif atau negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman
intelektual dan emosional dari setiap situasi dapat berbeda-beda (Watson,
1979).
7
6. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah secara Sistematis untuk
Pengambilan Keputusan Menggunakan proses keperawatan sebag
pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dalam keperawatan,
memupuskan citra perawat sebagai pembantu dokter. Proses keperawatan
sama dengan proses penelitian yang sistematis dan tertata (Watson, 1979).
7. Meningkatkan Pengajaran-Pembelajaran Interpersonal. Faktor ini
merupakan konsep yang penting dalam keperawatan karena membedakan
caring dengan curing. Melalui proses pengajaran-pem- belajaran
interpersonal. pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat bertanggung
jawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya.. Perawat
memfasilitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang
untuk menampakkan pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan
dirinya, dan meraberikan kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh (Watson,
1979).
8. Menyediakan Lingkungan Psikologis, Fisik, Sosial Budaya dan Spiritual
yang Mendukung, Melindungi, dan Memperbaiki Perawat harus
menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap
sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal
termasuk di antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan
sosial budaya seorang individu. Selain variabel tersebut, variabel
epidemiologis, variabel eksternal lainnya meliputi kenyamanan, privacy,
keamanan, kebersihan dan lingkungan yang indah (Watson, 1979).
9. Membantu Pemenuhan Kebutuhan Manusia Perawat menyadari adanya
kebutuhan biofisik,psikofisik, psikososial, dan intrapersonal dari dirinya
sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat memenuhi kebutuhan yang
lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan lain
yang lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan nutrisi, eliminasi dan ventilasi
adalah contoh kebutuhan. biofisik dasar, sementara kebutuhan aktivitas,
inaktivitas dan seksualitas termasuk kebutuhan psikofisik dasar.
Pencapaian dan afiliasi merupakan kebutuhan psikososial yang
tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan
8
intrapersonal-interper- sonal yang tingkatannya juga tinggi (Watson,
1979).
10. Mengizinkan Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis-Fenomenologi
menggambarkan data dari situasi yang membantu untuk memahami suatu
fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah ilmu manusia yang
menggunakan analisis fenomenologi. Watson menganggap faktor ini sulit
dipahaini. Faktor ini diikutsertakan untuk memberikan pengalaman yang
dapat memicu pemikiran agar dapat memahami diri sendiri dan orang lain.
Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk
melakukan lebih dari 10 faktor, karatif tersebut dan membantu pasien
dalam area promosi kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat
dicapai dengan mengajarkan pasien perubahan diri untuk meningkatkan
kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi, mengajarkan cara
menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan adaptasi dan koping
terhadap kehilangan (Watson, 1979).
9
BAB III
HASIL LITERATUR REVIEW
10
03 Desa Kenteng mayoritas kadang-kadang 665 orang (48%), Penggunaan masker
selama pandemic covid 19 di rukun warga 02 dan 03 Desa Kenteng mayoritas
kadang-kadang 507 orang (58%), Melakukan jaga jarak selama pandemi covid 19
di rukun warga 02 dan 03 Desa Kenteng mayoritas tidak pernah 604 orang (58%),
Melakukan vaksinasi covid 19 di rukun warga 02 dan 03 Desa Kenteng berjumlah
735 orang (70,1%)
Dalam teori keperawatan Betty Neuman, masalah kesehatan di komunitas itu
bisa dilihat dari garis pertahanan. Untuk garis pertahanan yang fleksibel yang
dilakukan untuk pencegahan primer melakukan promosi kesehatan dengan
dilakukan vaksin covid 19 dan cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Untuk yang pada garis pertahanan yang normal dilakukan dengan pengobatan dan
dari gejala sintomatik dari tanda covid 19. Sedangkan untuk garis pertahanan yang
resisten dilakukan dengan pengobatan yang intensif di rumah sakit atau
melakukan isolasi mandiri.oleh karena itu bahwa teori keperawatan komunitas
menggunakan Betty Neuman dapat mengatasi permasalah komunitas yang terjadi
pandemi covid 19.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Teori Watson telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap,
dan komunitas dengan berbagai populasi, termasuk penerapan yang terkini dengan
fokus pada esensi perawatan pasien (Pipe,Connolly, Spahr, et al., 2012), pasien
dengan ventilator (Lindahl, 2011), dan simulasi perawatan (Diener & Hobbs,
2012). Watson dan Foster (2003) menggambarkan sebuah penerapan teori ke
dalam praktik yang sangat baik pada Attending Nurse Caring Model (ANCM). Ini
adalah proyek awal di rumah sakit anak Denver yang dikembangkan berdasarkan
modd dokter "hadir". Akan tetapi, tidak seperti model medis/penyembuhan,
ANCM fokus kepada model keperawatan. "Model ini dibangun sebagai Ilmu
Keperawatan-Caring, model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan
berbasis bukti untuk diterapkan pada penanganan nyeri di unit pascabedah dengan
37 tempat tidur" (Watson & Foster). Perawat yang ikut serta dalam proyek
tersebut belajar mengenai teori caring Watson, faktor karatif, kesadaran caring,
niat, dan praktik caring-healing. Misi dari ANCM adalah untuk membangun
hubungan caring yang berkelanjutan antara perawat dengan anak-anak yang
mengalami nyeri serta keluarganya. ANCM dibuat agar keberadaan caring-healing
dapat dilihat di seluruh rumah sakit (lihat situs Watson
[http://www.watsoncaringscience.org untuk contoh penerapan teorinya di dalam
praktik dan untuk informasi lebih lanjut tentang institusi pelayanan yang
menggunakan teori Watson, misalnya Miami Baptist Hospital, Resurrection
Health System [Chicago], Denver Veterans Administration Hospital and
Children's Hospital (Denver], Inova Health System [Virginia), Baptist Central
Hospital [Kentucky), Elmhurst Hospital [New York), Pascak Valley Hospital
(New Jersey], Sarasota Memorial Hospital and Tampa Memorial Hospital
(Florida), dan Scripps Memorial Hospital (California], di antara rumah sakit
lainnya).
12
Teori Watson menghimbau agar praktik administratif dan model bisnis
melingkupi konsep caring (Watson,2006), bahkan di lingkungan pelayanan
kesehatan dengan tingkat keakutan yang tinggi, lama rawat yang singkat,
teknologi yang makin kompleks, dan harapan yang makin meningkat terhadap
"tugas" keperawatan. Tantangan-tantangan tersebut membutuhkan solusi untuk
reformasi sistem pelayanan kesehatan pada tingkat yang mendalam dan etis, agar
perawat mampu mengikuti model praktik profesionalnya sendiri ketimbang solusi
jangka pendek, misalnya dengan menambah jumlah tempat tidur. bonus, dan/atau
insentif pemindahan perawat. Banyak rumah sakit mencari status Magnet,
misalnya Central Baptist Hospital di Lexington, Kentucky, yang mengatasi
tantangan ini dengan menggunakan teori caring manusia Watson untuk perubahan
administratif: Pengembangan lingkungan profesional berkelanjutan lainnya
didasarkan pada definisi esensi perawatan pasien (Pipe, Connolly, Spahr, et al.,
2012). Contoh ini beserta contoh lainnya tentang penerapan caring dalam praktik
administratif dapat ditemukan di situs Watson dan di artikelnya, "Caring Theory
as an Ethical Guide to Administrative and Clinical Practices" (Watson, 2006).
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
14
4. memperkuat garis
pertahanan diri secara
fleksibel atau normal
maupun resistan
5. dengan sasaran
pelayanan adalah
komunitas. Empat
komponen sentral
dalam
6. paradigma
keperawatan menurut
teori Betty Neuman
yaitu manusia,
kesehatan
15
7. keperawatan dan
lingkungan
1. Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model
konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambar
aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal
maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat
komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori Betty
Neuman yaitu manusia, kesehatan keperawatan dan lingkungan
2. Sistem klien meliputi 5 variabel (fisiologi, psikologi, sosiokultural,
developmental, spiritual) dan dikonsep secara lebih mendalam (sumber
dasar energi) dikelilingi oleh lingkaran konsentris yang meliputi garis
kekebalan, garis pertahanan, dan garis pertahanan fleksibel.
3. Model ini menyarankan 3 tingkatan untuk intervensi keperawatannya
(Pencegahan primer, sekunder dan tertier),
5.2 Saran
Dalam memberikan asuhan keperawatan, diharapkan perawat dapat
menerapkan penggunaan teori keperawatan Betty Neuman untuk
mengoptimalkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Pemahaman yang berkelanjutan terhadap teori dapat dilakukakan dengan
pemakaian teori secara terus-menerus. Pengembangan teori dapat dilakukan
dengan berbagai kajian ilmiah dan penelitian keperawatan terkait, tanpa
meninggalkan paradigma keperawatan sebagai acuan.
Setelah mempelajari konsep keperawatan model Betty Neuman yang
menekankan pada penurunan stress diharapakan perawat mengetahui tindakan
yang akan diberikan jika menghadapi pasien yang memberikan respon karena
adanya stressor terhadap pasien dan akibat yang kemungkinan apa saja yang
bisa terjadi terhadap pasien tersebut
16
DAFTAR PUSTAKA
Alligood (2014). Nusring Theorist And Their Works. Eighth Edition. Louis:
Mosby Elsevier, Inc.