Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON


Disusun untuk memenuhi tugas Makalah Falsafah Tahun 2022
Dosen : Fransiska Erna Damayanti, S.Kep,M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Mardi Safitri Romadoni Isniyawati (202202022)
2. Adinda Salsabila Putri Suryawan (202202002)
3. Silvia pasmah (202202042)
4. Faizin al kuroni (202202012)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Menyatakan bahwa makalah yang berjudul Teori Keperawatan Jean Watson ini disusun
dan disetujui pada tanggal...oleh pengampu Ns Fransisaka Erna Damayanti S.Kep.,M.Kep.

Banyuwangi, Oktober 2022

Dosen Pembimbing

Fransiska Erna Damayanti S.Kep.,Ns.,M.Kep.


NIK 061181217

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar belakang ................................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2
A. Latar belakang Jean Watson ..........................................................................2
B. Latar belakang teori Jean Watson ..................................................................2
C. Asumsi Utama Jean Watson ..........................................................................3
D. Konsep utama Jean Watson ...........................................................................5
E. Aplikasi atau kemanfaatan teori keperawatan Jean Watson ..........................5
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................7
A. Kesimpulan ...................................................................................................7
B. Saran ..............................................................................................................7
Daftar Pustaka ........................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi daristruktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat
ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan
diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam
modelpraktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai
yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek,
serta profesi keperawatan. Pada kesempatan kali ini kami mencoba memaparkan
“Philosophical Theory of Nursing: JeanWatson”.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang teori dari Jean Watson.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar belakang Jean Watson

Jean Watson lahir 10 Juni 1940 di Williamson, West Virginia. Jean Watson lulus dari
sekolah keperawatan Lewis Gale di Roanoke, Virginia, pada tahun 1961. Ia melanjutkan
studinya di Universitas Colorado di Boulder, mendapatkan gelar B.S. pada tahun 1964,
mendapat gelar seorang M.S. dalam keperawatan kesehatan mental dan psikiatri pada tahun
1966, dan gelar Ph.D. Dalam psikologi pendidikan dan konseling pada tahun 1973. Ia juga
telah dianugerahi Sembilan gelar doctor kehormatan di enam negara. Jean Watson adalah
seorang ahli teori perawat dan professor perawat Amerika yang paling dikenal karena teori
kepeduliannya kepada manusia. Dia adalah penulis banyak buku, termasuk keperawatan salah
satunya yaitu
The Philoshopy and Science of Caring.
Penelitian Watson tentang kepedulian telah dimasukan kedalam pendidikan dan
perawatan pasien di ratusan sekolah perawat dan fasilitas kesehatan diseluruh dunia.
Nursing The Philosophy and Science of Caring (1979) adalah buku pertama dan pintu
masuk Watson ke dalam karya ilmiah. Buku tersebut diterbitkan sebelum perhatian formal
diberikan kepada teori keperawatan sebagai dasar untuk disiplin keperawatan dan sebelum
banyak focus telah diarahkan ke landasan filosofis yang bermakna untuk ilmu keperawatan,
pendidikan, dan praktik.
Pekerjaan“muncul dari pencariannya untuk membawa makna baru dan martabat untuk
pekerjaan dan dunia keperawatan dan perawatan pasien” (Watson 1997:49). Konsep teoritis
diturunkan dan muncul dari pengalaman pribadi dan professional saya, mereka secara klinis
dilantik, secara empiris didasarkan, dan dikombinasikan dengan latar belakang filosofis, etika,
intelektual, dan pengalaman.
Momen kepedulian dapat menjadi titik balik bagi perawat, dalam halini melibatkan jeda,
memilih untuk “melihat”, ini adalah tindakan yang diinformasikan yang dipandu oleh
kesengajaan dan kesadaran tentang bagaimana berada disaat yang sepenuhnya hadir, terbuka
bagi orang lain, terbuka terhadap belas kasih dan koneksi, diluar fokus kendali-ego yang sangat
umum.

B. Latar belakang Teori Jean Watson

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Caring sebagai hakikat dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien

2
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Watson
mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu,
artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien
dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa
respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien
terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam
setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan
yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui
perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan
pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat
di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik
keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean
Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia
yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil),
kebutuhsn ventilasi(bernafas). Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson
memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara
pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus
berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

C. Asumsi Utama Jean Watson

Teori Watson terletak pada tujuh asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori, yaitu :
1. Caring hanya bisa efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan secara
interpersonal(interaksi/komunikasi dengan orang lain)
2. Caring berisi carative factor yang menghasilkan kepuasan dari kebutuhan tertentu manusia.

3
Ten Carative factor yaitu :
a) Terbentuknya sistem yang humanistic dan altruistic pada hubungan perawat-pasien.
Faktor ini menggambarkan adanya kepuasaan perawat bila ia dapat menggunakan
dirinya untuk membantu pasien.
b) Menumbuhkan harapan pasien. Faktor ini menunjukkan peran perawat dalam
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membantu pasien mengadopsi perilaku
sehat, dengan menggunakan sugesti secara positif, dan dengan mengembangkan
hubungan perawat-pasien yang efektif.
c) Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain. Bila perawat dapat mengekspresikan
perasaannya, dia akan mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengekspresikan perasaan mereka.
d) Mengembalikan hubungan saling percaya. Pada hubungan saling percaya, perawat
akan jujur, ikhlas, empati, berbicara dengan nada suara yang tidak tinggi, dan
berkomunikasi dengan jelas.
e) Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif dapat membuat perasaan pasien atau
perawat tidak enak. Perawat perlu mempersiapkan diri dan juga mempersiapkan pasien
untuk menerima, terutama perasaan negatif.
f) Menggunakan proses penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan proses keperawatan pada pemberian asuhan keperawatan merupakan
metode penyelesaian masalah pasien. Hal ini menunjukkan bahwa perawat memiliki
otonomi untuk menetapkan tindakan keperawatan, tidak hanya melalui tindakan medik
semata.
g) Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses interpersonal.
h) Menyediakan lingkungan biopsikososial dan cultural yang suportif dan proektif.
i) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar. Perawat membantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan biopsikososial dan spiritual.
j) Memberi kesempatan pada pasien untuk mempelajari fenomena yang terjadi. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan pasien suatu pengalaman atau pemikiran yang
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya dan orang lain.

3. Efektif caring mempromosikan tentang kesehatan dan pertumbuhan individu atau keluarga.
4. Respon caring terhadap seseorang tidak hanya pada saat sekarang tapi juga pada hal yang
akan terjadi pada mereka.
5. Lingkungan caring menawarkan pengembangan potensi yang membiarkan seseorang
memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya pada waktu yang telah ditentukan.
6. Caring lebih “healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih menekankan
peningkatan kesehatan daripada pengobatan.
7. Pelaksanaan caring merupakan dasar dan focus dari praktek keperawatan.

4
D. Konsep utama Teori Jean Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :
1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual
3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
4. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehinggauntuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan
status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
E. Aplikasi atau Kemanfaatan Teori Keperawatan Jean Watson

No Carative Factor Caritas Processes

1. Membentuk sistem nilai Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang,


humanistic – altruistic kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran dalam
caring.

2. Menanamkan keyakinan dan Hadir dengan sepenuhnya untuk mewujudkan


harapan serta mempertahankan sistem kepercayaan dalam
dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
yang dirawat.
3. Mengembangkan sensitivitas Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik
untuk diri sendiri dan orang lain spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego sendiri.
4. Membina hubungan Saling Mengembangkan dan mempertahankan suatu
percaya dan saling bantu hubungan caring yang saling membantu dan saling
percaya.
5. Meningkatkan dan menerima Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi
ekspresi perasaan positif dan posistif negative sebagai suatu hubungan dengan
negative

5
semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang
yang dirawat.
6. Menggunakan metode Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang
pemecahan masalahyang diketahui secara kreatif dan sebagai bagian dari
sistematis dalam pengambilan proses caring untuk terlibat dalam penerapan
keputusan caring healing yang artistic.
7. Meningkatkan proses belajar Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang
mengajar intrapersonal sebenarnya yang mengakui kebutuhan diri orang
lain dan berusaha memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menyediakan lingkungan yang Menciptakan lingkungan healing pada seluruh
mendukung, melindungi dan lingkungan baik fisik maupun
memperbaiki mental, nonfisik,lingkungan yang kompleks dari energy
socialkultural dan spiritual dan kesadaran yang memiliki
keholistikan,keindahan,kenyamanan,martabat,dan
kedamaian.
9. Membantu dalam pemenuhan Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar dengan
kebutuhan dasar manusia kesadaran caring yang penuh,memberikan human
care essentialis yang memunculkan penyesuaian
jiwa raga dan pikiran, serta keholistikan dan
kesatuan diri dalam seluruh aspek care dengan
melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Mengembangkan factor kekuatan Menelaah dan menghargai misteri spiritual dan
eksistensial-fenomenologis dimensional eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, soul care bagi diri sendiri dan
orang yang dirawat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Jean Watson mengajarkan kita tentang cara mengekspresikan kepedulian kita
kepada pasien, merawat adalah pusat praktik keperawatan, dan mempromosikan kesehatan
lebih baik daripada penyembuhan medis sederhana. Menurut Jean Watson kepedulian yang
diwujudkan dalam keperawatan telah ada di setiap masyarakat, namun sikap peduli tidak
ditransmisikan dari generasi ke generasi.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat
untuk teman-teman sesama mahasiswa maupun kakak-kakak tingat kami dan penghuni Stikes
Banyuwangi. Kami mengharapkan bahwa kita sebagai perawat dapat menerapkan teori yang
diberikan Jean Watson yaitu Caring yang mengajarkan tentang kepedulian kepada pasien tanpa
memandang perbedaan, suku dan agama atau SARA.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan teman-teman dan pembaca memberikan saran dan kritik yang
membangun, agar kami di lain waktu dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.


Course Hero.2018.htpps://www.coursehero.com/file/37609587/JEAN-WATSONdoc/
Mu Karromah.2021.https://id.scribd.com/document/429146290/latar_belakang_Jeans_watson.
Nisya rafikoh.2020.https://id.scribd.com/document/542978905/MAKALAH-teori-jean-watson
Agus Elmianto Djanjam.2020.https://id.scribd.com/document/406997628/Makalah-Teori-Jean-
Watson
Kwitri.wiliasih.2020.https://www.academia.edu/36240745/TEORI_DAN_MODEL_KONSEP_
KEPERAWATAN_JEAN_WATSON

Anda mungkin juga menyukai