Disusun Oleh :
1. ISNADI AGUS
2. PUTRI INDAH PRATIWI
3. RIHALIZA
4. TESSA OLIVIA
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas hidayahNya dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Aplikasi Teori Jean Watson Philosophy And Science Of Caring dalam
Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata ajar
Sain Keperawatan pendekatan Pengkajian Program Magister Keperawatan peminatan Keperawatan
Medikal Bedah.
Makalah ini membahas mengenai konsep teori caring Jean Watson dan penerapan teori
tersebut ke dalam proses pemberian asuhan keperawatan, khususnya pengkajian.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penyusun mengharapkan saran
konstruktif untuk memperbaiki makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan ilmu dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kelompok penyusun pada
khususnya.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui teori dari Jean Watson tentang
“Philosophy and Science of Caring” dan penerapan teori tersebut dalam pengkajian keperawatan
medical bedah.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan aplikasi teori ini diharapkan kita dapat mengambil makna dari
filosofi teori keperawatan agar dapat menerapkan pada praktik keperawatan baik dalam
pendidikan, pelayanan dan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Kebutuhan eliminasi
Watson menjelaskan kebutuhan eliminasi manusia meliputi kebutuhan toileting,
mandi, dan penampilan diri. Kebutuhan eliminasi tidak hanya dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal namun juga meliputi perasaan subyektif seperti privasi, gambaran
diri, pola dan kebiasaan eliminasi. Perbedaan budaya mempengaruhi respon terhadap
kebutuhan eliminasi. Pada budaya tertentu, masyarakat cenderung tertutup dan
merahasiakannya, namun pada budaya yang lain, masyarakat justru lebih terbuka dan
menerima kebutuhan ini sebagai fungsi normal tubuh manusia dan tidak malu dengan
kebutuhan BAB dan BAK mereka (Watson, 2008).
Perawat perlu untuk memahami makna emosional dan kebiasaan pasien terkait
eliminasi. Perawat yang karitas adalah perawat yang menghormati dan menghargai
pasien sebagai manusia yang utuh dengan segala pemaknaan subyektif pasien terkait
kebutuhan eliminasinya. Perawat akan melakukan yang terbaik untuk berespon terhadap
pasien. Hal ini membutuhkan keterampilan, sensitivitas (kepekaan) dan rasa saling
percaya diantara pasien dan perawat.
Sensitivitas dan perasaan perawat terkait dengan kebutuhan eliminasi ini akan
mempengaruhi respon perawat tersebut dalam merawat pasien. Perawat yang memiliki
jiwa karitas yang reflektif maka akan menghormati dan menghargai serta aware terhadap
pasien. Merawat pasien dengan kebutuhan eliminasi melalui pendekatan karitas ibarat
memberi hadiah kepada pasien, yaitu dengan memperhatikan integritas perasaan pasien,
berusaha memberikan yang terbaik sehingga membuat hati orang yang menerima hadiah
tersebut yaitu pasien merasa senang dan terhibur (Watson. 2008).
c. Kebutuhan ventilasi
Kebutuhan ventilasi yaitu terkait kebutuhan bernapas pasien. Napas dan proses
bernapas memiliki makna yang simbolis, terjadi aliran energi yang masuk dan keluar
tubuh. Bernapas adalah dasar untuk bertahan hidup, namun lebih dari sekedar itu,
bernapas merupakan sumber kehidupan, sumber semangat. Melalui proses menarik
napas dan menghembuskan napas, seseorang terkoneksi dengan alam semesta (Watson,
2008).
Kebutuhan ini berhubungan dengan jantung, sistem sirkulasi, paru-paru, dan
diafragma, disebut dengan sistem energi respirasi-jantung. Sistem jantung paru-paru
berhubungan dengan banyak penyakit patologis seperti serangan jantung, alergi, stres,
asma, dan gangguan lainnya.
Kebutuhan ventilasi, yang merupakan kebutuhan dasar manusia ini termasuk di
dalamnya adalah kebutuhan akan udara yang sehat, segar dan kaya akan oksigen, sistem
ventilasi lingkungan yang baik, serta terbebas dari zat-zat berbahaya dan polusi udara
sehingga sistem respirasi dan sirkulasi tubuh dapat berfungsi optimum.
Perawat dalam memenuhi kebutuhan ventilasi pasien sebaiknya juga melakukan
tindakan preventif dan berkelanjutan, seperti relaksasi, latihan kerja pernapasan, nafas
dalam dan penurunan emosi pasien. Kecemasan, marah, dan demam sering
menyebabkan perubahan pola pernapasan. Ketika seseorang sedih atau patah hati,
penurunan frekuensi atau kedalaman pernapasan sering terjadi. Pernapasan ireguler
berkaitan dengan kemarahan, ketakutan, rasa bersalah dan kesedihan. Oleh karena itu
pada orang yang berduka maka paru-parunya seringkali terganggu. Perawat perlu
memahami dimensi kompleks dari kebutuhan ventilasi pasien serta hubungannya dengan
emosi dan biofisikal sistem jantung paru-paru tubuh (Watson, 2008).
b. Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas disebut juga kebutuhan kreativitas, kebutuhan keintiman,
ataupun kebutuhan kasih sayang. Kebutuhan ini memuat simbol-simbol, emosi, spiritual,
dan sensitivitas budaya. Seksualitas menjelaskan identitas seseorang dan merupakan
ekspresi dari bagaimana seseorang itu sesungguhnya. Seksualitas menggambarkan
energi dan kekuatan seseorang, mencerminkan kebutuhan untuk bersama-sama, untuk
bersatu dengan orang lain sehingga dapat mempertahankan kehidupan. Kebutuhan ini
melibatkan komitmen yang sungguh-sungguh sehingga seseorang dapat
mengekspresikan secara utuh kasih sayang yang ada di dalam hatinya. (Arrien, 2005
dalam Watson, 2008).
Menurut teori sistem energi kuno, sumber energi seksual terhubung dengan tubuh
melalui organ-organ reproduksi seksual, usus besar, tulang vertebra bawah, pelvis, area
pinggul, apendik, dan kandung kemih (Watson, 2008). Aspek seksualitas pada manusia
termasuk menciptakan ide-ide baru, kreativitas, dan ekspresi diri pada berbagai
tingkatan. Kebutuhan ini tidak hanya terkait dengan diri pribadi seseorang namun juga
bagaimana hubungan seseorang dengan orang lain serta lingkungan fisik (Myss, 1996
dalam Watson, 2008). Hal ini melibatkan kekuatan, otoritas, uang, dan tuntutan fisik,
lingkungan, serta biologis.
Belajar bagaimana cara untuk mengakui dan menyatakan kebutuhan seksual
merupakan bagian dari kreativitas seseorang. Individu belajar untuk hidup dengan apa
yang sudah dimiliki oleh dirinya, menerima, mencintai dan menghargai, dengan segala
kelemahan dan kekurangan pribadi. Membantu pasien dengan menghargai kebutuhan
dasarnya dapat menjadi tindakan penyembuhan bagi pasien, serta dapat memperdalam
tingkat kepercayaan pasien terhadap perawat, meningkatkan sikap terbuka dan
kepedulian antara perawat dengan pasien (Watson, 2008).
b. Kebutuhan berorganisasi
Dari semua kebutuhan dasar manusia, kebutuhan afiliasi paling mendekati inti
dari kemanusiaan dan kemanusiaan kita. Pernyataan bahwa kita tidak dapat hidup sendiri
menjadi dasar adalah bahwa orang perlu orang; yang kemudian menjadi penting dalam
menjaga keseimbangan dan ketergantungan akan kemerdekaan dan kebebasan, privasi
dengan keakraban, keterpisahan dengan keterhubungan, dan individuasi dalam keluarga
serta umat manusia secara kolektif .
Dalam perkembangannya berbicara tentang hubungan manusia, kemitraan, dan
untuk menghormati satu sama lain saat berinteraksi setiap manusia memiliki kebutuhan
untuk diterima dan menjadi bagian kelompok manusia juga saling menjaga privasi akan
diri sendiri dan kelompok . Pertimbangan luas kebutuhan ini berpusat bagaimana saling
berbagi,menjaga keseimbangan individu serta dinamika kelompok dan akan tekanan,
dan sebaliknya mampu menghargai akan diri sendiri .
Dalam konteks ini dapat dijelaskan bahwa kebutuhan afiliasi berkembang dalam
menanggapi hal yang berkaitan bagaimana belajar tentang diri sendiri dan orang lain
dari perbedaan-pengalaman fisik, lingkungan dan hubungan sosial, perilaku, dan
emosional seseorang.
Sistem afiliasi memungkinkan umpan balik dari orang lain; ini adalah apa yang
membantu untuk membentuk pikiran seseorang dan untuk mendukung perasaan, apa
yang membantu seseorang untuk mengidentifikasi dan mengurangi kecemasan. Jika
salah satu kekurangan interaksi ini, orang tersebut mungkin gagal untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk keterkaitan atau menjadi tidak nyaman, ditarik,
atau tertutup di keterkaitan interpersonal.
Tiga kebutuhan interpersonal yang diidentifikasi dalam karya awal Schultz
(1967) dalam Watson (2008):
Inklusi. Kebutuhan identitas, perhatian, dan hubungan dengan orang lain.
Control. Kebutuhan otonomi; kekuatan untuk mempengaruhi seseorang. Kontrol
juga mengacu pada proses pengambilan keputusan antara orang. Secara dinamis juga
mengendalikan orang lain atau yang dikendalikan oleh orang lain. Ini termasuk
masalah dominasi: atas bawah, tergantung dan tidak tergantung
Kasih sayang. Kebutuhan intim, hubungan emosional antara dan antara lain.
Dinamika ini mewakili ketegangan antara keintiman vs isolasi, apakah seseorang
dekat atau jauh dari dan dengan manusia lainnya. Kasih sayang meliputi perasaan
cinta, kelembutan, penerimaan, kepercayaan, kehangatan, dan sebagainya; itu juga
merupakan kemampuan untuk secara konstruktif menangani perasaan yang
berlawanan, seperti marah, benci, sedih, rasa bersalah, dan emosi yang terkait.
3.1 Pengkajian Berdasarkan teori Philosophical and Scienceof Caring Pada Pengkajian
Medikal Bedah
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada filosofi humanistik
dan sistem nilai yang tertuang dalam sepuluh carative factors. Tolak ukur pandangan Watson
membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher
order needs).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan. Berikut akan dibahas aplikasi teori Jean Watson apabila diterapkan pada format
pengkajian medikal bedah yang didasari pada unsur pemenuhan kebutuhan dasar.
Tabel Format Pengkajian Berdasarkan teori Philosophical and Scienceof Caring Pada
Pengkajian Medikal Bedah
I DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
- Nama :
- Usia / tanggal lahir :
:
- Jenis kelamin :
- Alamat :
- Suku / bangsa :
- Status pernikahan :
:
- Agama / keyakinan
:
- Pekerjaan / sumber :
penghasilan :
- Diagnosa medik :
:
- No. medical record
- Tanggal masuk
- Tanggal pengkajian
- Therapy medik
B. Penanggung jawab :
- Nama :
- Usia :
- Jenis kelamin :
- Pekerjaan / sumber :
penghasilan
- Hubungan dengan :
pasien
II PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (Menurut Jean Watson)
Masalah Keperawatan :
- Kebutuhan eliminasi :
Masalah Keperawatan :
- Kebutuhan ventilasi :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
- Kebutuhan seksualitas
Masalah Keperawatan :
Kebutuhan psikososial/psychosocial needs(higher order needs)
- Kebutuhan berprestasi :
Masalah Keperawatan :
- Kebutuhan berorganisasi :
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
b. Kebutuhan Eliminasi
- Kaji pola eliminasi pasien, terkait frekuensi, karakteristik urin maupun feses,
kesulitan/gangguan dalam melakukan eliminasi.
- Kaji adanya nyeri saat berkemih maupun BAB.
- Kaji kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi eliminasi pasien.
- Kaji bagaimana perasaan dan respon pasien terhadap kebutuhan eliminasi.
- Kaji kebiasaan/budaya eliminasi urin maupun fekal pasien.
- Kaji kebutuhan privasi pasien saat melakukan eliminasi.
- Kaji perlunya bantuan/pendampingan perawat pada kebutuhan eliminasi pasien.
c. Kebutuhan Ventilasi
- Kaji pola pernapasan pasien, terkait frekuensi, irama, kedalaman napas, adanya
retraksi atau penggunaan otot bantu napas.
- Kaji makna bernapas terhadap semangat dan peningkatan energi pasien.
- Kaji respon dan perasaan pasien saat bernapas sehari-hari.
- Kaji kualitas sumber oksigen pasien, yakni terkait ventilasi ruangan, kebersihan
udara, ada tidaknya polusi udara maupun zat-zat toksik berbahaya pada udara
sekitar pasien.
- Kaji adanya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan ventilasi pasien.
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan relaksasi, latihan kerja pernapasan,
dan bernapas efektif.
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi pola bernapas pasien, seperti kecemasan,
marah, sedih, takut, dan penyakit (demam, penyakit pernapasan, dll).
b. Kebutuhan seksualitas
- Kaji makna kebutuhan seksualitas menurut pasien.
- Kaji bagaimana pasien mengekspresikan kebutuhan seksualitasnya.
- Kaji pengaruh seksualitas terhadap kualitas hidup pasien.
- Kaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan seksualitas pasien.
b. Kebutuhan berorganisasi
- Kaji makna keberadaan orang lain/kelompok/masyarakat bagi pasien
- Kaji kuantitas dan kualitas hubungan pasien dengan keluarga, teman/sahabat,
rekan kerja dan orang lain.
- Kaji tingkat kemandirian dan tingkat ketergantungan pasien terhadap orang lain.
- Kaji bagaimana pasien beradaptasi dengan dinamika di dalam kelompok atau
masyarakat.
- Kaji bagaimana pasien mengelola perilaku dan respon emosionalnya saat berada
di masyarakat.
- Kaji identitas diri pasien, kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya.
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hubungan pasien
(faktor internal: motivasi, kepercayaan terhadap orang lain,dll; maupun faktor
eksternal: kondisi sakit, jarak, dll)
- Identifikasi adanya gangguan bersosialisasi (misalnya isolasi sosial, mengurung
diri, dll)
- Kaji dampak gangguan tersebut terhadap kualitas hidup pasien
1.1 Kesimpulan
Semua teori keperawatan yang dikemukakan oleh pakar keperawatan merupakan hasil
yang telah melalui tahap-tahap metode ilmiah yang sistematis. Teori yang dipakai adalah proses
panjang yang telah diakui keperawatan di seluruh dunia sebagai bagian dari teori keperawatan.
Seperti halnya teori yang dikemukakan Watson, pandangan teori Watson memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan, yaitu Kebutuhan
Biofisikal/kebutuhan untuk hidup seperti ( Kebutuhan nutrisi/makan dan minum, Kebutuhan
eliminasi, dan Kebutuhan ventilasi), Kebutuhan Psikofisikal/kebutuhan fungsional yang
meliputi (Kebutuhan aktivitas dan istirahat dan Kebutuhan Seksual ) Kebutuhan
Psikososial/kebutuhan integrasi seperti (Kebutuhan berprestasi dan Kebutuhan Berorganisasi )
dan Kebutuhan Intrapersonal-interpersonal/kebutuhan untuk pengembangan yang mengkaji
Kebutuhan aktualisasi diri pasien. Empat kebutuhan dasar manusia menurut Watson tersebut
dimasukkan kedalam pengkajian kebutuhan dasar manusia. Pengkajian ini bisa diterapkan pada
semua kasus penyakit dalam keperawatan medical bedah karena Watson lebih menekankan
proses keperawatan pada pemenuhan empat kebutuhan dasar manusia yang diterapkan berdasar
caritas procces saat aplikasi langsung kepada pasien guna mencapai kualitas pelayanan asuhan
keperawatan yang maksimal.
Hal penting perlu dipahamai bahwa dalam implementasi dan evaluasi harus disesuaikan
dengan apa yang ada dalam teori keperawatan sehingga menghsailkan pelayanan dan asuhan
keperawatan yang professional.Oleh karena diharapkan perawat harus membiasakan diri untuk
berdiskusi bersama rekan sejawat dan bila perlu melibatkan para pakar untuk menentukan teori
apa yang baik dan sesuai untuk diterapkan, sesuai dengan kondisi dan situasi institusi pelayanan
tempat perawat tersebut bekerja.
1.2 Saran
a. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi perawat untuk meningkatkan
pengetahuan perawat tentang teori keperawatan yang telah ada sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan perawat.
b. Perlu dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk dari organisasi profesi, institusi
pendidikan tinggi keperawatan dan birokrasi agar praktik keperawatan yang berdasarkan
teori dapat diwujudkan.
c. Sebaiknya dalam penerapan teori ini dikombinasikan atau dimodifikasi dengan teori lain
agar menghasilkan bentuk aplikasi teori dalam praktik keperawatan yang lebih
komprehensif, saling mengisi dan melengkapi kekurangan dari teori yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Alligood,M.R. (2014). Nursing Theorist and Their Work, Eight Edition. St. Louis: Mosby Elsevier,
Inc.
George, J.B. (1995). Nursing Theories: The Base for Professional Nursing Practice. Universitas
Micigan:Appleton dan Lange.
Muhlisin, A & Ichsan, B. (2008). Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson Dalam
Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, 1(3):147-150.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik,
Volume 2. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Watson, J. (1979). Nursing:The Philosophy and Science of Caring. Botson: Little Brown.
Watson, J. (2008). Nursing: The Philosophy and Science of Caring, Revised Edition. Colorado:
University Press of Colorado.
Yudha, E.K & Subhekti, N.B (Eds).(1996). Proses Keperawatan: Aplikasi Model Konsepual.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.