Makalah Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Dosen Ibu Darmayanti,, S.Kep., Ners., M.Kep pada bidang
Konsep Dasar Keperawatan di Akademik Keperawatan Dustira. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
bagi pembaca tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………........4
1.4 Metode Kajian........................................................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Biografi Jean Watson.............................................................................................................5
2.2 Sumber Teoritis Jean Watson................................................................................................7
2.3 Konsep Utama dan Definisi...................................................................................................9
2.4 Penggunaan Bukti Empiris....................................................................................................11
2.5 Asumsi Utama.......................................................................................................................12
2.6 Penegasan Teoritis................................................................................................................13
2.7 Penerimaan Teori Oleh Komunitas Keperawatan.................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
yang bersifat biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa
pun baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak orang kira. Begitu banyak hal
yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik sebagai
seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,
sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri.
Semua itu merupakan buah pikir pakar keperawatan yang menjadi dasar pengembangan
keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang mengungkapkan
hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan oleh Jean
Watson, seorang theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human Caring.
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan dengan dasar adalah “ Human
Science and Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
careative factor, yang bermula dari prespektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan
sistem nilai, serta seni yang kuat.
3
2. Bagaimana sejarah teori jean watson?
3. Bagaimana filosofi teori jean watson?
4. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan menurut Jean Watson?
6. Bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan Paradigma Keperawatan.
Metode yang digunakan dalam kajian makalah ini adalah metode pengumpulan data
melalui internet dan melalui sumber buka yang berkaitan dengan teori dan model konsep
keperawatan Jean Watson, jenis metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
penjelasan mengenai teori dan model konsep keperawatan Jean Watson lebih dalam, dimulai dari
membahas biografi hingga teori- teori yang dikemukakan oleh Jean Watson. Dengan
menggunakan metode ini kita dapat menganalisis seluruh teori dan model keperawatan Jean
Watson yang bersumber dari buku dan internet secara rinci dan lebih jelas lagi. Tujuan dari
metode kajian ini untuk menjelaskan lebih banyak teori dan model konsep keperawatan Jean
watson agar lebih mudah dipahami dan memberi pengetahuan bagi yang membacanya. Didalam
metode kajian ini juga menggunakan metode analisis yaitu menganalisis secara keseluruhan
tentang teori dan konsep model keperawatan Jean watson dari mulaii menganalisis biografi Jean
4
Watson hingga sumber-sumber teoritis Jean Watson yang menjadi landasan munculnya teori dan
konsep model keperawatan Jean watson.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Margaret Jean Watson, PhD, RN, AHN-BC,FAAN, lahir dan tumbuh di sebuah kota
kecil bernama Wetch, Virginia VBarat, di Pegununangan Appalachian. Sebagai anak paling
bungsu dari 8 bersaudara, dia dikelilingi oleh lingkungan keluarga besar. Watson menyelesaikan
sekolah menengah atas di Virginia Barat kemudian melanjutkan pendidikan di Lewis Gale
School Of Nursing di Roanoke, Virginia. Setelah lulus pada tahun 1961, dia menikah dengan
Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya yaitu Colorado.
Pada tahun 1980, Watson dan rekan-rekannya mendidirikan Pusat ‘human caring’ di
University of Colorado, yaitu pusat kajian multidisiplin yang pertama di negaranya, yang
berkomitmen menerapkan ilmu tentang ‘human caring’ untuk kepentingan praktik
klinis,beasiswa, administrasi dan kemimpinan (Watson 2016). Di pusat kajian ini, Watson dan
rekan-rekannya tersebut memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan klinis, pendidikan,
beasiswa, dan proyek terkait ‘human caring’.
Kegiatan ini melibatkan para pakar di tingkat nasional dan internasional, juga relasi
kolega di seluruh dunia seperti Australia, Brasil, Kanada, Korea, Jepang, Selandia Baru, Inggris,
Skandinavia, Thailand, and Venezuele. Kegiatan ini berlanjut dengan diadakan program
sertfikasi internasional tentang ‘caring-healing’ di University of Colorado, dimana Watson
6
menawarkan pendidikan khusus tentang teori yang dikembangkannya kepada mahasiswa doktor.
Watson menjabat sebagai ketua dan wakil dekan pasda program sarjana University of Colorado
School of Nursing.
Ia terlibat dalam perencanaan dan penerapan serta menjadi coordinator dan direktur
program doctor pada tahun 1978-1981. Pada tahun 1983-1990, Watson menjadi Dekan
University of Colorado School of Nursing dan Direktur Pelayanan Keperawatan di University
Hospital. Selama masa jabatannya, Watson mngembangkan kurikulum pascasarjana terkait
‘human caring’, Kesehatan dan penyembuhan yang menjadikannnya Doktor Keperawatan, gelar
doctor klinis yang pada tahun 2005 dikenal sebagai gelar Doctor of Nursing Practice.
Watson aktif pada berbagai program komunitas di sepanjang karirnya, misalnya sebagaai
pendiri dan Dewan Boulder Country Hospice, serta berbagai kolaborasi dengan area fasilitas
kesehatan lainnya. University of Colorado School of Nursing menganugerahkan gelar professor
keperwatan pada Watson di tahun 1992. Selain itu, ia mendapatkan enam gelar doctor
keperawatan dari tiga universitas di Amerika Serikat (AS) dan tiga lainnya dari luar AS,
termasuk dari Gotebaorg University of Montreal di Quebec, Canada.
Pada tahun 1993, Watson menerima penghargaan Martha E. Rogers dari Liga Nasional
Keperawatan/ National League for Nursing (NLN) atas kontribusi yang signifikan untuk
memajukan ilmu keperawatan dan kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1997, NLN
menganugerahkan penghargaan seumur hidup kepada Watson sebagai perawat holistik. Di tahun
1999, Watson menjadi Ketua Ilmu Caring Murchison-Scoville yang pertama dan hingga saat ini
menjadi profesor kehormatan.
Watson mendapatkan gelar kehormatan Ilmuwan Keperawatan dari New York University
di tahun 1998 dan di tahun berikutnya menerima penghargaan Fetzer Institue’s National Norman
Cousins atas komitmennya mengembangkan, memelihara dan memperkuat praktik perawataan
berpusat pada hubungan manusia (Watson, komunikasi pribadi, 14 August 2004). Watson juga
merupakan pengajar kehormatan di beberapa universitas di AS termasuk Boston College,
Catholic University, Adelphi University, Columbia University-Teachers College, State
University of New York, dan di universitas serta pertemuan ilmiah di banyak Negara di luar AS.
7
Watson terlibat pada berbagai proyek internasioanl dan diundang ke banyak Negara
seperti New Zealand, India, Thailand, Taiwan, Israel, Japan, Venezuela, Korea , dan lainnya.
Jean Watson telah menulis 11 buku, menulis bersama dalam enam buku dan telah menulis
sejumlah besar artikel jurnal keperawatan. Publikasi berikut mencerminkan evolusi teori caring-
nya dari gagasan awalnya mengenai filosofi dan ilmu caring.
Buku keduanya, Nurssing : Human Science and Human Care – A Theory Of Nursing,
diterbitkan tahun 1985 dan dicetak ulang pada 1988 dan 1999. Buku ini berisi pemikirannya
mengenai masalah konseptual dan filosofis pada keperawatan. Buku kedua ini telah
diterjemahkan ke bahasa Cina, Jerman, Jepang, Korea, Swedia, Norwegia, Denmark dan
mungkin lebih banyak bahasa lagi saat ini.
Buku ketiga Watson, Postmodern Nursing and Beyond (1999), berisikan model untuk
membawa praktik keperawatan ke abad 21. Watson pernah menjelaskan dua peristiwa pribadi
yang memengaruhi tulisannya. Tahun 1997, ia mengalami kecelakaan sehingga kehilangan mata
kirinya dan tak lama setelah itu ditahun 1998, suaminya meninggal. Watson mengatakan bahwa
“saya berusaha memadukan luka yang dialami dengan kehidupan dan pekerjaan saya. Salah satu
anugerah yang bisa didapat dari penderitaan adalah kehormatan untuk mengalami dan menerima
sendiri teori yang saya kembangkan melalui perawatan yang diberikan suami, teman dan sejawat
perawat yang saya cintai.” (Watson, komunikasi pribadi, 31 Agustus 2000). Buku ketiga ini telah
diterjemahkan ke dalam bahasa portugis dan Jepang.
Buku keempat berjudul Instruments for Assesing and Measuring Caring in Nursing and
Health Sciences (2002), kumpulan 21 instrumen untuk mengkaji dan mengukur caring,
menerima penghargaan sebagai Buku Tahun ini dari American Journal of Nursing.
8
Buku kelimanya, Caring Science as Sacred Science (2005), menggambarkan perjalanan
pribadinya untuk meningkatkan pemahaman tentang ilmu caring, praktik spiritual, konsep dan
praktik keperawatan serta caring-healing. Dalam buku ini, ia menggiring pembaca melalui
pengalaman yang mampu memicu pemikiran dan kesakralan keperawatan dengan menekankan
pada refleksi diri dalam serta pertumbuhan pribadi, ilmu komunikasi, penggunaan pertumbuhan
transpersonal-diri dan perhatian pada ilmu caring maupun healing melalui sikap memaafkan,
bersyukur dan pasrah. Buku inipun menerima penghargaan Buku Tahun ini dari American
Journal of Nursing tahun 2005.
2. 2 KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan
hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada
orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
9
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara
perkembangan teorinya (Watson, 2004).
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih kegiatan
yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing (pengobatan).
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan
tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring
merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan klien.
Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat
meningkatkan kesehatan.
10
2. 4 FAKTOR KARATIVE TEORI WATSON
Watson melandaskan teori praktik keperawatannya pada 10 faktor karatif berikut ini.
Setiap factor memiliki komponen fenomenalogis yang bersifat dinamis dan relatif bagi setiap
individu yang terlibat dalam hubungan yang tercakup dalam keperawatan. Tiga factor yang
saling berhubungan berfungsi sebagai “landasan filosofis ilmu caring” (Watson,1979, hal.9-10).
Dengan berkembangnya gagasan dan nilai yang ditawarkan oleh Watson, ia kemudian
menerjemahkan 10 faktor karatif ini menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dimensi
spiritual dan pengejawantahan yang terbuka dari konsep cinta dan caring.
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat membantu
mewujudkan keperawatan yang holistic dan kesehatan positif pada populasi pasien.
Faktor ini juga menggambarkan peran perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan pasien dengan membantunya menerapkan perilaku sehat (Watson,1979).
11
Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi
dan oranglain serta bersikap lebih otentik. Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat
maupun pasien, dapat mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat
mengakui kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap
orang lain (Watson,1979).
Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien sangat penting
dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring transpersonal. Melalui hubungan
saling percaya, perawat dan pasien dapat mengungkapkan perasaan positif maupun
negatifnya. Hubungan semacam ini membutuhkan sikap yang empati, selaras, kehangatan
yang tidak bersifat posesif, dan komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap yang
jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan
memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, serta untuk mengungkapkan
pemahaman tersebut. Kehangatan yang tidak posesif ditunjukkan dengan: nada suara
yang sedang/tidak terlalu pelan atau keras, sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah
yang sesuai. Sedangkan komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan
perilaku (Watson, 1979).
12
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
Perawat harus mampu memahami persepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
13
seorang individu. Selain variable tersebut, variable epidemiologis, variabel eksternal
lainnya meliputi kenyamanan, privacy, keamana, kebersihan dan lingkungan yang indah
(Watson, 1979).
Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian
serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.Fenomenalogi menggambarkan data dari situasi
yang membantu untuk memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial
adalah ilmu manusia yang menggunakan analisis fenomenalogi. Watson menganggap
factor ini sulit dipahami. Factor ini diikutsertakan untuk memberikan pengalaman yang
dapat memicu pemikiran agar dapat memahami diri sendiri dan orang lain.
Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih
dari 10 faktor karatif tersebut dan membantu pasien dalam area promosi kesehatan
melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarakn pasien
perubahan diri untuk meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi,
14
mengajarkan cara menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan adaptasi dan
koping terhadap kehilangan (Watson, 1979).
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar manusia yang
saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
15
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil,
maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan
untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
3. Tidak adanya penyakit.
16
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :
1. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
4. Keperawatan
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
17
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
18
dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam proses
keperawatan).
1. Pengkajian
2. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu pemecahan masalah
yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
3. Intervensi
4. Evaluasi
19
2.7 PENERIMAAN TEORI OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN
1.Praktik
Teori Watson telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
komunitas dengan berbagai populasi, termasuk penerapan yang terkini dengan fokus pada
esensi perawatan pasien (Pipe, Connolly, Spahr, et al.. 2012), pasien dengan ventilator
(Lindahl. 2011), dan simulasi perawatan (Diener & Hobbs, 2012).
Watson dan Foster (2003) menggambarkan sebuah penerapan teori ke dalam praktik
yang sangat baik. Pada Attending Nurse Caring Model
(ANCM). Ini adalah proyek awal di rumah sakit anak Denver yang dikembangkan
berdasarkan model dokter "hadir? Akan tetapi, tidak seperti model medis/penyembuhan.
ANC.M fokus- kepada model keperawatan. "Model ini dibangun sebagai Ilmu Keperawatan-
Caring, model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan berbasis bukti untuk
diterapkan pada penanganan nyeri di unit pasca bedah dengan 37 tempat tidur" (Watson &
Foster, 2003. hal.363). Perawat yang ikut serta dalam proyek tersebut belajar mengenai teori
curing Watson, faktnr karatif. kesadaran caring, niat, dan praktik caring-healing. Misi dari
ANCM adalah untuk membangun hubungan caring yang berkelanjutan antara perawat
dengan anak-anak yang mengalami nyeri serta keluarganya. ANCM dibuat agar keberadaan
healing dapat dilihat di selaruh rumah sakit (lihat situs Watson
[http://www.watsonc.uringscience.orgl untuk contoh penerapan teorinya di dalam praktik
dan untuk informasi lebih lanjut tentang institusi pelayanan yang menggunakan teori
Watson, misalnya Miami Baptist Hospital. Resurrection Health System (Chicago, Denver
Veterans Administration Hospital and Children's Hospital [Denvcrl. Inova Health System
[Virginia', Baptist Central Hospital Kentucky LElmhurst Hospital [New Yorkl, Pascak
Valley i lospital (New Jersey), Sarasota Memorial Hospital and Tanpa Memorial Hospital
lFloridal, dan Scripps Memorial Hospital California, di antara rumah sakit lainnya).
2. Administrasi/Kepemimpinan
Teori Watson menghimbau agar praktik Administrasi dan model bisnis terlingkupi
konsep curing (Watson.2006), bahkan di lingkungan pelayanan kesehatan dengan tingkat
keakuratan yang tinggi, lama rawat yang singkat, teknologi yang makin kompleks. dan
20
harapan yang makin meningkat terhadap "tugas" keperawatan. Tangtangan tersebut
membutuhkan solusi untuk reformasi Sistem pelayanan kesehatan Pada tingkat yang
mendalam dan elis, agar perawat mampu mengikuti model praklik profesionalnya sendiri
ketimbang solusi jangka pendek, misalnya dengan menambah jumlah tempat tidur, bonus,
dan/atau insentif pemindahan perawat. Banyak rumah sakit mencari Status Magnet,
misalnya Central Hospital di Lexington, Kentucky, yang mengatasi tantangan ini dengan
menggunakan teori curing manusia Watson untuk perubahan administratif Pengemhangan
lingkungan profesional berkelaniutan lainnya didasarkan pada definisi esensi peran•alan
pasien (Pipe, Connolly. Spallr, ct al.. 2012). Contoh Ini beserta contoh lainnya tentang
penerapan coring datam praktik admimstratif dapat ditemukandi situs Watson daa di
artikelnya. “Caring Theory as an Ethical Guide to Administrative and Clinical Practices”
(Watson, 2006).
3.Pendidikan
Tulisan-tulisan Watson berfokus Pada bagaimana mendidik mahasiswa keperawatan
dan memberikan landasan ontologis, etis, dan epistemologis bagi praktik keperawatan
mereka. bersama dengan arahan untuk penelitian (Hills & Watson, 2011). Kerangka kerja
caring Watson telah diajarkan Pada banyak kurikulum mahasiswa sarjana keperawatan,
termasuk Bellarmine College di Louisville, Kentucky; Assumption College di Worcester.
Massachusetts; Indiana State University di Terre Haute; Oklahoma City University; dan
Florida Atlantic University. Selain itu, konsep Watson digunakan pula di program
pendidikan keperawatan di berbagai negara diantaranya Australia, Jepang. Brazil. Finlandia,
Saudi Arabia, Swedia, dan Inggris.
4. Penelitian
Metode kualitatif, naturalistik, dan fenomenologi adalah metode yang sesuai untuk
penelitian tentang caring dan untuk pengembangan keperawatan sebagai ilmu humaniora
(Nelson & Watson, 2011; Watson,2012). Watson juga menyarankan untuk menggabungkan
antara metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian untuk menguji, mengembangkan, dan
mengevaluasi teori semakin berkembang baik secara nasional maupun internasional
(DiNapoli, Nelson. Turkel, & Watson, 2010; Nelson & Watson, 201 1). Salah satu
contohnya yaitu Smith (2004) yangmelakukan telaah terhadap 40 penelilian yang
21
menggunakan teori Watson secara spesifik Selain itu, Persky, Nelson, Watson, dan Bent
(2008) menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menentukan atribut "perawat caritas"
sebagai bagian dari upaya inisiasi Perawatan Berbasis Hubungan/Rclationship Based Care
(RBC) di New York Presbyterian Hospital} Columbia University Medical Center. Pada
tahun 2011, Nelson dan Watson melaporkan penelitiannya yang dilakukan di tujuh negara.
Penelitian tersebut berisi delapan survei caring dan instrumen penelitian lainnya untuk
penelitian caritas, misalnya tentang perbedaan persepsi internasional terhadap caring.
Hubungan perawat dan pasien, serta panduan bagi rumah sakit yang mencali status Magnet.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan apabila dalam penulisannya ada yang kurang
sempurna kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang akan kami jadikan sebagai
penyempurna makalah ini. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan
makalah ini yaitu :
23
Atas saran dan kritik yang telah pembaca berikan kami ucapkan terimakasih. Semoga
pembaca dapat memahami apa yang telah kami sajikan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka Volume 1 oleh Martha Raile Alligood Versi
Bahasa Indonesia Terjemahan Prof Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc. dan Kusman Ibrahim,
SKp,MNS,PhD.
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik Edisi
4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
25