Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN
JEAN WATSON

TINGKAT 1A/ SEMESTER 1


OLEH :
1. Ajeng Reisa Amalya 20.004
2. Alifia Aliyyah Ridwan 20.005
3. Chintya Hutasoit 20.009
4. Larossa Tuffaif Budieman 20.020
5. Muhammad Asrul 20.026
6. Rahayu Herawati 20.034
7. Rifki Sofwan Lukman 20.036
8. Rina Rahmawati 20.037
9. Rizki Nur Hoirin Nisa 20.039
10. Shakila Azzahra Virgian 20.041
11. Sopia Nur Hidayah 20.044

DOSEN MATA KULIAH :


Darmayanti, S.Kep., Ners., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN DUSTIRA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori dan Model Konsep
Keperawatan Jean Watson dengan tepat waktu.

Makalah Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Dosen Ibu Darmayanti,, S.Kep., Ners., M.Kep pada bidang
Konsep Dasar Keperawatan di Akademik Keperawatan Dustira. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
bagi pembaca tentang Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson.

Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Darmayanti,


S.Kep., Ners., M.Kep selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penyusun. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Cimahi, 19 Oktober 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………........4
1.4 Metode Kajian........................................................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Biografi Jean Watson.............................................................................................................5
2.2 Sumber Teoritis Jean Watson................................................................................................7
2.3 Konsep Utama dan Definisi...................................................................................................9
2.4 Penggunaan Bukti Empiris....................................................................................................11
2.5 Asumsi Utama.......................................................................................................................12
2.6 Penegasan Teoritis................................................................................................................13
2.7 Penerimaan Teori Oleh Komunitas Keperawatan.................................................................15

BAB III PENUTUP...................................................................................................................17


3.1.Kesimpulan...........................................................................................................................17
3.2.Saran......................................................................................................................................17
Daftar Pustaka...........................................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,  berbentuk pelayanan
yang bersifat biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa
pun baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak orang kira. Begitu banyak hal
yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik sebagai
seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,
sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri.
Semua itu merupakan buah pikir  pakar keperawatan yang menjadi dasar pengembangan
keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang mengungkapkan
hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang dikemukakan oleh Jean
Watson, seorang theorist keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human Caring.
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan dengan dasar adalah “ Human
Science and Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
careative factor, yang bermula dari prespektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan
sistem nilai, serta seni yang kuat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana latar belakang teori jean watson?

3
2. Bagaimana sejarah teori jean watson?
3. Bagaimana filosofi teori jean watson?
4. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan?
5. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan menurut Jean Watson?
6. Bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan Paradigma Keperawatan.

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui latar belakang teori Jean Watson.
2. Mengetahui sejarah teori Jean Watson.
3. Mengetahui filosofi teori Jean Watson.
4. Mengetahui konsep Dasar keperawatan.
5. Mengetahui konsep dasar keperawatan Jean Watson.
6. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan Paradigma
Keperawatan.

1.4 METODE KAJIAN

Metode yang digunakan dalam kajian makalah ini adalah metode pengumpulan data
melalui internet dan melalui sumber buka yang berkaitan dengan teori dan model konsep
keperawatan Jean Watson, jenis metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
penjelasan mengenai teori dan model konsep keperawatan Jean Watson lebih dalam, dimulai dari
membahas biografi hingga teori- teori yang dikemukakan oleh Jean Watson. Dengan
menggunakan metode ini kita dapat menganalisis seluruh teori dan model keperawatan Jean
Watson yang bersumber dari buku dan internet secara rinci dan lebih jelas lagi. Tujuan dari
metode kajian ini untuk menjelaskan lebih banyak teori dan model konsep keperawatan Jean
watson agar lebih mudah dipahami dan memberi pengetahuan bagi yang membacanya. Didalam
metode kajian ini juga menggunakan metode analisis yaitu menganalisis secara keseluruhan
tentang teori dan konsep model keperawatan Jean watson dari mulaii menganalisis biografi Jean

4
Watson hingga sumber-sumber teoritis Jean Watson yang menjadi landasan munculnya teori dan
konsep model keperawatan Jean watson.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN, berisi uraian Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,


Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN MASALAH, berisi Biografi Jean Watson, Sumber Teoritis,
Konsep Utama dan Definisi Teori Jean Watson, Penggunaan Bukti Empiris, Asumsi Utama,
Penegasan Teotitis dan Penerimaan Teori oleh Komunitas Keperawatan
BAB III PENUTUP, berisi Kesimpulan dan Saran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 BIOGRAFI JEAN WATSON

Margaret Jean Watson, PhD, RN, AHN-BC,FAAN, lahir dan tumbuh di sebuah kota
kecil bernama Wetch, Virginia VBarat, di Pegununangan Appalachian. Sebagai anak paling
bungsu dari 8 bersaudara, dia dikelilingi oleh lingkungan keluarga besar. Watson menyelesaikan
sekolah menengah atas di Virginia Barat kemudian melanjutkan pendidikan di Lewis Gale
School Of Nursing di Roanoke, Virginia. Setelah lulus pada tahun 1961, dia menikah dengan
Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya yaitu Colorado.

Di Colorado, Watson melanjutkan pendidikan keperawatannya dan lulus dari program


sarjana keperawatan di University Of Colorado. Dia memperoleh gelar sarjana pada tahun 1964
di Kampus Boulder, kemudian gelas master dari program keperawatan jiwa pada tahun 1966 di
kampus ilmu kesehatan, dan akhirnya gelar doktor di bidang psikologi pendidikan dan konseling
pada tahun 1973 di Sekolah Pascasarjana, Kampus Boulder. Setelah Watson menyelesaikan
pendidikan doktornya, dia bergabung di Fakultas Keperawatan, University of Colorado Health
Sciences Center di Denver, yaitu dengan mengabdikan diri baik di fakultas maupun di bagian
administrasi.

Pada tahun 1980, Watson dan rekan-rekannya mendidirikan Pusat ‘human caring’ di
University of Colorado, yaitu pusat kajian multidisiplin yang pertama di negaranya, yang
berkomitmen menerapkan ilmu tentang ‘human caring’ untuk kepentingan praktik
klinis,beasiswa, administrasi dan kemimpinan (Watson 2016). Di pusat kajian ini, Watson dan
rekan-rekannya tersebut memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan klinis, pendidikan,
beasiswa, dan proyek terkait ‘human caring’.

Kegiatan ini melibatkan para pakar di tingkat nasional dan internasional, juga relasi
kolega di seluruh dunia seperti Australia, Brasil, Kanada, Korea, Jepang, Selandia Baru, Inggris,
Skandinavia, Thailand, and Venezuele. Kegiatan ini berlanjut dengan diadakan program
sertfikasi internasional tentang ‘caring-healing’ di University of Colorado, dimana Watson

6
menawarkan pendidikan khusus tentang teori yang dikembangkannya kepada mahasiswa doktor.
Watson menjabat sebagai ketua dan wakil dekan pasda program sarjana University of Colorado
School of Nursing.

Ia terlibat dalam perencanaan dan penerapan serta menjadi coordinator dan direktur
program doctor pada tahun 1978-1981. Pada tahun 1983-1990, Watson menjadi Dekan
University of Colorado School of Nursing dan Direktur Pelayanan Keperawatan di University
Hospital. Selama masa jabatannya, Watson mngembangkan kurikulum pascasarjana terkait
‘human caring’, Kesehatan dan penyembuhan yang menjadikannnya Doktor Keperawatan, gelar
doctor klinis yang pada tahun 2005 dikenal sebagai gelar Doctor of Nursing Practice.

Watson aktif pada berbagai program komunitas di sepanjang karirnya, misalnya sebagaai
pendiri dan Dewan Boulder Country Hospice, serta berbagai kolaborasi dengan area fasilitas
kesehatan lainnya. University of Colorado School of Nursing menganugerahkan gelar professor
keperwatan pada Watson di tahun 1992. Selain itu, ia mendapatkan enam gelar doctor
keperawatan dari tiga universitas di Amerika Serikat (AS) dan tiga lainnya dari luar AS,
termasuk dari Gotebaorg University of Montreal di Quebec, Canada.

Pada tahun 1993, Watson menerima penghargaan Martha E. Rogers dari Liga Nasional
Keperawatan/ National League for Nursing (NLN) atas kontribusi yang signifikan untuk
memajukan ilmu keperawatan dan kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1997, NLN
menganugerahkan penghargaan seumur hidup kepada Watson sebagai perawat holistik. Di tahun
1999, Watson menjadi Ketua Ilmu Caring Murchison-Scoville yang pertama dan hingga saat ini
menjadi profesor kehormatan.

Watson mendapatkan gelar kehormatan Ilmuwan Keperawatan dari New York University
di tahun 1998 dan di tahun berikutnya menerima penghargaan Fetzer Institue’s National Norman
Cousins atas komitmennya mengembangkan, memelihara dan memperkuat praktik perawataan
berpusat pada hubungan manusia (Watson, komunikasi pribadi, 14 August 2004). Watson juga
merupakan pengajar kehormatan di beberapa universitas di AS termasuk Boston College,
Catholic University, Adelphi University, Columbia University-Teachers College, State
University of New York, dan di universitas serta pertemuan ilmiah di banyak Negara di luar AS.

7
Watson terlibat pada berbagai proyek internasioanl dan diundang ke banyak Negara
seperti New Zealand, India, Thailand, Taiwan, Israel, Japan, Venezuela, Korea , dan lainnya.
Jean Watson telah menulis 11 buku, menulis bersama dalam enam buku dan telah menulis
sejumlah besar artikel jurnal keperawatan. Publikasi berikut mencerminkan evolusi teori caring-
nya dari gagasan awalnya mengenai filosofi dan ilmu caring.

Buku pertamanya, Nursing : The Philosophy and Science of Caring (1979),


dikembangkan dari catatan yang diajarkannya pada mahasiswa sarjana di University of
Colorado. Sebelas factor kuratif Yalom menstimulasi pemikiran Watson tentang 10 faktor karatif
sebagai kerangka kerja (wWatson, 1979) yang “berpusat pada keperawatan” (hal.9), dan sebagai
ideal moral. Karya awal Watson menggambarkan 10 faktor karatif tersebut tetapi kemudian
berkembang hingga melingkupi konsep “caritas” yang menghubungkan caring dan cinta secara
eksplisit (Watson, komunikasi pribadi, 2004). Buku pertamanya dicetak ulang pada tahun 1985
dan diterjemahkan ke bahasa Korea dan Perancis.

Buku keduanya, Nurssing : Human Science and Human Care – A Theory Of Nursing,
diterbitkan tahun 1985 dan dicetak ulang pada 1988 dan 1999. Buku ini berisi pemikirannya
mengenai masalah konseptual dan filosofis pada keperawatan. Buku kedua ini telah
diterjemahkan ke bahasa Cina, Jerman, Jepang, Korea, Swedia, Norwegia, Denmark dan
mungkin lebih banyak bahasa lagi saat ini.

Buku ketiga Watson, Postmodern Nursing and Beyond (1999), berisikan model untuk
membawa praktik keperawatan ke abad 21. Watson pernah menjelaskan dua peristiwa pribadi
yang memengaruhi tulisannya. Tahun 1997, ia mengalami kecelakaan sehingga kehilangan mata
kirinya dan tak lama setelah itu ditahun 1998, suaminya meninggal. Watson mengatakan bahwa
“saya berusaha memadukan luka yang dialami dengan kehidupan dan pekerjaan saya. Salah satu
anugerah yang bisa didapat dari penderitaan adalah kehormatan untuk mengalami dan menerima
sendiri teori yang saya kembangkan melalui perawatan yang diberikan suami, teman dan sejawat
perawat yang saya cintai.” (Watson, komunikasi pribadi, 31 Agustus 2000). Buku ketiga ini telah
diterjemahkan ke dalam bahasa portugis dan Jepang.

Buku keempat berjudul Instruments for Assesing and Measuring Caring in Nursing and
Health Sciences (2002), kumpulan 21 instrumen untuk mengkaji dan mengukur caring,
menerima penghargaan sebagai Buku Tahun ini dari American Journal of Nursing.

8
Buku kelimanya, Caring Science as Sacred Science (2005), menggambarkan perjalanan
pribadinya untuk meningkatkan pemahaman tentang ilmu caring, praktik spiritual, konsep dan
praktik keperawatan serta caring-healing. Dalam buku ini, ia menggiring pembaca melalui
pengalaman yang mampu memicu pemikiran dan kesakralan keperawatan dengan menekankan
pada refleksi diri dalam serta pertumbuhan pribadi, ilmu komunikasi, penggunaan pertumbuhan
transpersonal-diri dan perhatian pada ilmu caring maupun healing melalui sikap memaafkan,
bersyukur dan pasrah. Buku inipun menerima penghargaan Buku Tahun ini dari American
Journal of Nursing tahun 2005.

Buku-bukunya yang terbaru diantaranya Measuring Caring : International Research on


Caritas as Healing (Nelson & Watson, 2011), dan Human Caring Science : A Theory of Nursing
(Watson, 2012).

2. 2 KONSEP CARING
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan
hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada
orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical

9
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara
perkembangan teorinya (Watson, 2004).

2. 3   ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih kegiatan
yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6. Asuhan  keperawatan  lebih “ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing (pengobatan).
Praktek  asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan  pengetahuan  tentang perilaku  manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan
tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring
merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan klien.
Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat
meningkatkan kesehatan.

10
2. 4 FAKTOR KARATIVE TEORI WATSON
Watson melandaskan teori praktik keperawatannya pada 10 faktor karatif berikut ini.
Setiap factor memiliki komponen fenomenalogis yang bersifat dinamis dan relatif bagi setiap
individu yang terlibat dalam hubungan yang tercakup dalam keperawatan. Tiga factor yang
saling berhubungan berfungsi sebagai “landasan filosofis ilmu caring” (Watson,1979, hal.9-10).
Dengan berkembangnya gagasan dan nilai yang ditawarkan oleh Watson, ia kemudian
menerjemahkan 10 faktor karatif ini menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dimensi
spiritual dan pengejawantahan yang terbuka dari konsep cinta dan caring.

Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.

Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai


kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas
kepentingan pribadi (altruistik). Nilai humanistik dan altruistic dipelajari pada usia dini
tetapi dapat sangat dipengaruhu oleh perawat pendidi. Faktor ini dapat diartikan sebagai
kepuasan yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi diri (sense of self)
(Watson,1979).

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi


tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau
kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual).

Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat membantu
mewujudkan keperawatan yang holistic dan kesehatan positif pada populasi pasien.
Faktor ini juga menggambarkan peran perawat-pasien yang efektif dan meningkatkan
kesejahteraan pasien dengan membantunya menerapkan perilaku sehat (Watson,1979).

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.

11
Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi
dan oranglain serta bersikap lebih otentik. Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat
maupun pasien, dapat mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat
mengakui kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka terhadap
orang lain (Watson,1979).

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).

Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan


secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara
positif).

Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien sangat penting
dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring transpersonal. Melalui hubungan
saling percaya, perawat dan pasien dapat mengungkapkan perasaan positif maupun
negatifnya. Hubungan semacam ini membutuhkan sikap yang empati, selaras, kehangatan
yang tidak bersifat posesif, dan komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap yang
jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan
memahami sudut pandang dan perasaan orang lain, serta untuk mengungkapkan
pemahaman tersebut. Kehangatan yang tidak posesif ditunjukkan dengan: nada suara
yang sedang/tidak terlalu pelan atau keras, sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah
yang sesuai. Sedangkan komunikasi efektif memiliki komponen kognitif, afektif, dan
perilaku (Watson, 1979).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.

Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.

Berbagi perasaaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko bagi


perawat ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapi perasan yang positif atau
negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman intelektual dan emosional dari
setiap situasi dapat berbeda-beda. (Watson,1979).

12
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.

Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.

Menggunakan proses keperawataan sebagai pendekatan pemecahan masalah


secara ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat sebagi pembantu dokter.
Proses keperawatan sama dengan proses penelitian yang sistematis dan tertata. (Watson,
1979).

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

Perawat harus mampu memahami persepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.

Faktor ini merupakaan konsep yang penting dalam keperawatan karena


membedakan caring dengan curing. Melalui proses pengajaran pembelajran interpersonal,
pasien dapat bertanggungjawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya.
Perawat memfailitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang untuk
memampukan pasien merawat dirinya, memberikan kesempatan bagi dirinya untuk
tumbuh (Watson, 1979).

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki


mental, sosiokultural dan spiritual.

Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu


mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien
dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.

Perawat harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan eksternal


terhadap sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal
termasuk diantaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual serta keyakinan sosial budaya

13
seorang individu. Selain variable tersebut, variable epidemiologis, variabel eksternal
lainnya meliputi kenyamanan, privacy, keamana, kebersihan dan lingkungan yang indah
(Watson, 1979).

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional,


kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan
(seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.

Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan


intrapersonal dari dirnya sendiri dan juga pasien. Pasien harus dapat memenuhi
kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu sebelum dapat memenuhi kebutuhan lain
yang lebih tinggi tingkatannya. Kebutuhan nutrisi, eliminasi, dan ventilisasi adalah
contoh kebutuhan biofisik dasar, sementara kebutuhan aktivitas, inaktivitas dan
seksualitas termasuk kebutuhan psikofisik dasar. Pencapaian dan afiliasi merupakan
kebutuhan psikososial yang tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi diri merupakan
kebutuhan intrapersonal-interpersonal yang tingkatannya juga tinggi (Watson, 1979).

10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian
serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.Fenomenalogi menggambarkan data dari situasi
yang membantu untuk memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial
adalah ilmu manusia yang menggunakan analisis fenomenalogi. Watson menganggap
factor ini sulit dipahami. Factor ini diikutsertakan untuk memberikan pengalaman yang
dapat memicu pemikiran agar dapat memahami diri sendiri dan orang lain.

Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan lebih
dari 10 faktor karatif tersebut dan membantu pasien dalam area promosi kesehatan
melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarakn pasien
perubahan diri untuk meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai situasi,

14
mengajarkan cara menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan adaptasi dan
koping terhadap kehilangan (Watson, 1979).

2. 5 KONSEP UTAMA TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :

a. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan


dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
c. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
d. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian  kebutuhan dasar manusia yang
saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang  lain. Berdasarkan dari
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson  memahami  bahwa manusia  adalah makhluk  yang

15
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.

2. 6 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON KEPERAWATAN

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus
selalu  beradaptasi dengan  lingkungan  sosialnya. Jika  adaptasi  tersebut tidak berhasil,
maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang  kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan
untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

1. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
3. Tidak adanya penyakit.

16
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :

1.  Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
2. Kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa  yang
dirasakan dengan  apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh  lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual.

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap masyarakat


biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan
bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan
sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap
merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari
kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan,


pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah penanganan  stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.

Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,

17
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil
keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. 7 PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam,


agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan manusia. Agar
hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah.
Watson juga menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan
proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang

18
dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan  dengan adanya penelitian dalam proses
keperawatan).

1. Pengkajian

Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah


masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan  baik sesuai kerangka
kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih dalam  pengetahuan yang terkait
secara konseptual. Dalam  pengkajian  juga  mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah. Selain itu juga dalam menilai
situasi perlu mencantumkan definisi dari   variable - variable yang akan diperiksa dalam
pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan

Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu pemecahan masalah
yang mengacu pada  rencana  asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.

3. Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Evaluasi

Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan


inter-vensi dari setiap masalah yang ada. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga
harus mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau
kejadian yang  mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum
didasarkan pada studi pemecahan masalah.

19
2.7 PENERIMAAN TEORI OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN

1.Praktik
Teori Watson telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
komunitas dengan berbagai populasi, termasuk penerapan yang terkini dengan fokus pada
esensi perawatan pasien (Pipe, Connolly, Spahr, et al.. 2012), pasien dengan ventilator
(Lindahl. 2011), dan simulasi perawatan (Diener & Hobbs, 2012).

Watson dan Foster (2003) menggambarkan sebuah penerapan teori ke dalam praktik
yang sangat baik. Pada Attending Nurse Caring Model
(ANCM). Ini adalah proyek awal di rumah sakit anak Denver yang dikembangkan
berdasarkan model dokter "hadir? Akan tetapi, tidak seperti model medis/penyembuhan.
ANC.M fokus- kepada model keperawatan. "Model ini dibangun sebagai Ilmu Keperawatan-
Caring, model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan berbasis bukti untuk
diterapkan pada penanganan nyeri di unit pasca bedah dengan 37 tempat tidur" (Watson &
Foster, 2003. hal.363). Perawat yang ikut serta dalam proyek tersebut belajar mengenai teori
curing Watson, faktnr karatif. kesadaran caring, niat, dan praktik caring-healing. Misi dari
ANCM adalah untuk membangun hubungan caring yang berkelanjutan antara perawat
dengan anak-anak yang mengalami nyeri serta keluarganya. ANCM dibuat agar keberadaan
healing dapat dilihat di selaruh rumah sakit (lihat situs Watson
[http://www.watsonc.uringscience.orgl untuk contoh penerapan teorinya di dalam praktik
dan untuk informasi lebih lanjut tentang institusi pelayanan yang menggunakan teori
Watson, misalnya Miami Baptist Hospital. Resurrection Health System (Chicago, Denver
Veterans Administration Hospital and Children's Hospital [Denvcrl. Inova Health System
[Virginia', Baptist Central Hospital Kentucky LElmhurst Hospital [New Yorkl, Pascak
Valley i lospital (New Jersey), Sarasota Memorial Hospital and Tanpa Memorial Hospital
lFloridal, dan Scripps Memorial Hospital California, di antara rumah sakit lainnya).

2. Administrasi/Kepemimpinan

Teori Watson menghimbau agar praktik Administrasi dan model bisnis terlingkupi
konsep curing (Watson.2006), bahkan di lingkungan pelayanan kesehatan dengan tingkat
keakuratan yang tinggi, lama rawat yang singkat, teknologi yang makin kompleks. dan

20
harapan yang makin meningkat terhadap "tugas" keperawatan. Tangtangan tersebut
membutuhkan solusi untuk reformasi Sistem pelayanan kesehatan Pada tingkat yang
mendalam dan elis, agar perawat mampu mengikuti model praklik profesionalnya sendiri
ketimbang solusi jangka pendek, misalnya dengan menambah jumlah tempat tidur, bonus,
dan/atau insentif pemindahan perawat. Banyak rumah sakit mencari Status Magnet,
misalnya Central Hospital di Lexington, Kentucky, yang mengatasi tantangan ini dengan
menggunakan teori curing manusia Watson untuk perubahan administratif Pengemhangan
lingkungan profesional berkelaniutan lainnya didasarkan pada definisi esensi peran•alan
pasien (Pipe, Connolly. Spallr, ct al.. 2012). Contoh Ini beserta contoh lainnya tentang
penerapan coring datam praktik admimstratif dapat ditemukandi situs Watson daa di
artikelnya. “Caring Theory as an Ethical Guide to Administrative and Clinical Practices”
(Watson, 2006).

3.Pendidikan
Tulisan-tulisan Watson berfokus Pada bagaimana mendidik mahasiswa keperawatan
dan memberikan landasan ontologis, etis, dan epistemologis bagi praktik keperawatan
mereka. bersama dengan arahan untuk penelitian (Hills & Watson, 2011). Kerangka kerja
caring Watson telah diajarkan Pada banyak kurikulum mahasiswa sarjana keperawatan,
termasuk Bellarmine College di Louisville, Kentucky; Assumption College di Worcester.
Massachusetts; Indiana State University di Terre Haute; Oklahoma City University; dan
Florida Atlantic University. Selain itu, konsep Watson digunakan pula di program
pendidikan keperawatan di berbagai negara diantaranya Australia, Jepang. Brazil. Finlandia,
Saudi Arabia, Swedia, dan Inggris.

4. Penelitian

Metode kualitatif, naturalistik, dan fenomenologi adalah metode yang sesuai untuk
penelitian tentang caring dan untuk pengembangan keperawatan sebagai ilmu humaniora
(Nelson & Watson, 2011; Watson,2012). Watson juga menyarankan untuk menggabungkan
antara metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian untuk menguji, mengembangkan, dan
mengevaluasi teori semakin berkembang baik secara nasional maupun internasional
(DiNapoli, Nelson. Turkel, & Watson, 2010; Nelson & Watson, 201 1). Salah satu
contohnya yaitu Smith (2004) yangmelakukan telaah terhadap 40 penelilian yang

21
menggunakan teori Watson secara spesifik Selain itu, Persky, Nelson, Watson, dan Bent
(2008) menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menentukan atribut "perawat caritas"
sebagai bagian dari upaya inisiasi Perawatan Berbasis Hubungan/Rclationship Based Care
(RBC) di New York Presbyterian Hospital} Columbia University Medical Center. Pada
tahun 2011, Nelson dan Watson melaporkan penelitiannya yang dilakukan di tujuh negara.
Penelitian tersebut berisi delapan survei caring dan instrumen penelitian lainnya untuk
penelitian caritas, misalnya tentang perbedaan persepsi internasional terhadap caring.
Hubungan perawat dan pasien, serta panduan bagi rumah sakit yang mencali status Magnet.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Konsep utama  teori  Jean  Watson  adalah “ Human  Science and  Human Care ”, yang


fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana  dia  berasal dari
humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama  keperawatan, yaitu adanya unsur
teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan  bahwa  manusia  adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-
penelitian di bidang keperawatan dapat  dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab
di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sajikan apabila dalam penulisannya ada yang kurang
sempurna kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang akan kami jadikan sebagai
penyempurna makalah ini. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan
makalah ini yaitu :

1. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui teori ini.


2. Disarankan pembaca juga membaca dari referensi-referensi yang lain agar lebih
menambah wawasan.
3. Disarankan pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari teori teori keperawatan yang
lainnya.

23
Atas saran dan kritik yang telah pembaca berikan kami ucapkan terimakasih. Semoga
pembaca dapat memahami apa yang telah kami sajikan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka Volume 1 oleh Martha Raile Alligood Versi

Bahasa Indonesia Terjemahan Prof Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc. dan Kusman Ibrahim,
SKp,MNS,PhD.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik Edisi
4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika

25

Anda mungkin juga menyukai