Anda di halaman 1dari 18

ii

A.   Definisi
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
 bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang


melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
musculoskeletal.
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
 penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,
2008). Sedangkan Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana

individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga
mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008).
Kata istirahat mempunyai arti sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan.Istirahat mengacu pada kondisi dimana badan mengalami
relaksasi dan menjadikan nyaman.diantara mental dan fisik. Secara umum,
istirarahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, santai tanpa tekanan
emosional dan bebas dari perasaan gelisah (Rokhmah, et al., 2016).

B.   Tanda dan gejala


Menurut (Potter & Perry, 2006) tanda dan gejala pada gangguan aktivitas
yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang
lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam
berjalan. 

C.   Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut:
1.  Kelainan Postur
 
2. Gangguan Perkembangan Otot

1
3.   Kerusakan Sistem Saraf Pusat
4.   Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
5.  Kekakuan Otot

D.   Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari
 penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1.   Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
 jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika

otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung
oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau
ligament, radang dan lainnya.
2.   Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun
fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi,
kekakuan sendi dan lain sebagainya.
 
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota
gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya
impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
E.   Pathway

Penyakit yang mendasari stroke (alkohol, hiperkolestrol, merokok,


stress, depresi, kegemukan)

Aterosklerosis
(elastisitas Kepekatan
Pembentukan thrombus
 pembuluh darah darah meningkat
menurun)

Obstruksi
thrombus di
otak

Penurunan aliran Perubahan perfusi


darah ke otak  jaringan serebral

Hipoksia cerebri

Infark jaringan otak

Kerusakan pusat gerakan Perubahan


Kerusakan pada
motorik di lobus frontalis  persepsi
nervus V, VII, IX, X,
Hemisphare/hemiplagia XII sensori

Penurunan kemampuan
Kerusakan Mobilitas otot mengunyah/menelan
mobilitas menurun
fisik

Tirah Gangguan pemenuhan


 baring nutrisi

Resiko
gangguan Kurang

integritas kulit  perawatan diri


F.   Penatalaksanaan 
1.   Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang

kehidupan dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang


khidupan, mobilitas dan aktivitas tergantung pada system musculoskeletal,
kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan
 primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul
akibat imobilitas atau ketidakaktifan (Tarwoto & Wartonah, 2006).
a.   Hambatan terhadap latihan
 b.  Pengembangan program
latihan c.  Keamanan
2.   Pencegahan sekunder

Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan.
intervensi berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang menyebabkanatauturutberperanterhadapimobilitasdan
 penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan
 pencegahan komplikasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

G.   Pengkajian keperawatan yang diperlukan 


1.  Identitas klien
 
a.  Nama :
 b.  Umur :
c.   Jenis kelamin :
d.   Agama :
e.   Pendidikan :
f.   Pekerjaan :
g.   Suku/bangsa :
h.  Alamat :
i.   Diagnosa medis :
 
 j. Tanggal & jam masuk :
k.  Sumber informasi :
l.  Keluarga terdekat yang dapat dihubungi
: 2.  Status kesehatan saat ini

Alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam


mobilisasi dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan,
tingkat mobilitas dan imoblitias, daerah terganggunya mobilitas dan
imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
3.   Status kesehatan lalu
a.   Penyakit yang pernah dialami berhubungan dengan sistem neurologis
(trauma kepala, kecelakaan cerebrovaskular dll), peningkatan TIK,
miasternia gravis, SGB, cedera medulla spninalis dll.
 b.  Riwayat penyakit sistem kardiovaskular (infark miokard, PJK dll)

c.   Riwayat penyakit sistem pernafasan (PPOM, pneumonia, dll)


d.   Riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur,
arhtritis dll)
e.   Riwayat pemakaian oba seperti sedative, hipnotik, depresan sistem
syaraf pusat, dll
4.   Riwayat kesehatan
a.   Susunan keluarga (genogram 3 generasi)
 b.  Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga (dx. Medis, hub dg
klien)
 
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga (dx medis, hub dgn klien)
5.   Pemeriksaan penunjang
a.   Fungsi jantung: EKG, exercise stress test, echocardiography,
kateterisasi jantung, angiografi.
 b.  Ventilasi & oksigenasi: spirometri, oksimetri, pemeriksaan darah
lengkap.
c.  Struktur sistem pernafasan: X-ray thorax, bronkhoskopi, CT Scan paru
d.  Infeksi sistem pernafasan: kultur apus tenggorok, sitologi, BTA.
6.   Kemampuan mobilitas
Menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan
 berpindah tanpa bantuan, aktiifitas sehari-hari meliputi makan, mandi,

 berpakaian, penggunaan toilet, mobilitas ditempat tidur, berpindah,


 berbelanja, berjalan, memasak dll.
Kategori tingkat kemampuan aktifitas sbb:
Kode tingkat fungsi:
0 : perawatan diri secara penuh
1 : memerlukan penggunaan alat atau perlatan
2 : memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
3 : memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain dan peralatan 4 : tergantung dan tidak dapat berpartisipasi

7.   Kemampuan rentang gerak (ROM)


Dilakukan pada daerah bahu, siku, lengan, panggul dan kaki, gerakan ROM
terdiri darii fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, hiperekstensi.
8.   Perubahan intoleransi aktivitas
a.   Berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain:
suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mucus,
 batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
 b.  Berhubungan dengan perubahan sistem kardiovaskular, antara lain:
nadi, tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta
 perubahan TTV setelah aktivitas atau perubahan posisi.
9.   Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau tidak. Kekuatan otot
dapat ditentukan dengan:

Ska Presenta Karakteristi


la se k
kekuatan
normal
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi
atau dilihat
2 2 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
5 dengan
topangan
3 5 Gerakan normal melawan gravitasi
0
4 7 Gerakan penuh yang normal melawan
5 gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 1 Kekuatan normal, gerakan penuh yang


0 normal
0
melawan gravitasi dan tahanan penuh

10.  Perubahan psikologis


Perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas
dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,
 perubahan dalam mekanisme koping dll.
11.  Pemeriksaan fisik

a.   Kesadaran: Composmentis, somnolen, apatis, stupor, soporo koma,


koma.
 b.  Penampilan/keadaan umum: lemah, pucat, dll
c.   Vital sign: tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan.
d.   Kepala: bentuk, rambut, warna, kebersihan, rontok, ketombe, dll
e.   Kulit: kelainan, warna, turgor, lesi, kelembaban, pruritus, ruam,
 benjolan, tekstur, kebersihan, suhu kulit (palpasi) dll
f.   Mata: bentuk, konjungtiva, tanda-tanda radang, pemeriksaan mata
terakhir, operasi mata, fungsi penglihatan: baik/kabut/tidak jelas/nyeri,

dll.
g.   Hidung: reaksi alergi dan cara mengatasinya, perdarahan, pernah
mengalami flu/frekuensi dalam setahun, sinus dll
h.   Telinga: bentuk, hlang pendengaran, alat bantu dengar, serumen,
infeksi, tinnitus, dll
i.   Mulut dan tenggorokan: kesulitan/gangguan bicara, pemeriksaan gigi,
warna, bau, nyeri, kesulitan mengunyah/menelan.
 j.  Dada
1)   Jantung: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
2)  Paru-paru: inspeksi, palplasi, perkusi, auskultasi
k.  Abdomen: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi
l.  Ekstremitas atas dan bawah
1)   Inspeksi dan palpasi (tulang, otot dan sendi)

2)   Keadaan kuku: capllary refill


m.  Genetalia: discharge, bau
12.  Pemeriksaan
penunjang a.  Data
laboratorium
 b.  Hasil pemeriksaan diagnostik lainnya
13. Terapi

H.   Diagnosa keperawatan
1.   Intoleransi aktivitas

2.   Gangguan mobilitas fisik


3.  Keletihan

4.    Nyeri akut

5.   Risiko kerusakan integritas kulit

I.   Rencana keperawatan

1 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


  Energy Energy Management
Definisi : Ketidakcukupan conservation   Observasi
energui secara fisiologis   Self Care : ADLs adanyapembatasan
u d a l m
m n n p s ik Krit er ia lie k u k an
ruo ls o
k gis
a n untuk  l
a ta u H a s i lB: aktivitas
er p a r t isipasi
menyelesaikan aktifitas tekanan dalam aktivitas
yang diminta atau aktifitas darah atau fisik tanpa
sehari hari. nadi terhadap disertai
aktifitas  peningkatan
Batasan karakteristik : tekanan
a.  melaporkan secara darah, nadi
verbal adanya dan RR
kelelahan   Mampu melakukan
atau aktivitas sehari
kelemahan. hari (ADLs)
 b.  Respon abnormal dari secara mandiri 
  Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
  Monitor nutrisi dan sumber
energi tangadekuat
  Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
  Monitor respon
kardiovaskuler terhadap
aktivitas
c.  Adanya dyspneu atau   Monitor pola tidur dan
ketidaknyamanan saat lamanya
 beraktivitas. tidur/istirahat pasien

Faktor faktor yang


Activity Therapy
 berhubungan :
  Kolaborasikan dengan
  Tirah Baring Tenaga Rehabilitasi
atau imobilisasi Medik
  Kelemahan dalammerencanakan
menyeluruh  progran terapi yang
tepat.
  Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan

2 Hambatan Mobilitas NOC : NIC :


Fisik   Mobility Level Exercise therapy :
  Self care : ADLs ambulation
  Transfer □  Monitoring vital
Definisi :  performance sign
Keterbatasan dalam Kriteria Hasil : sebelum/sesudah
kebebasan untuk
  Klien meningkat latihan dan lihat
 pergerakan fisik tertentu dalam aktivitas respon pasien saat
 pada bagian tubuh atau fisik latihan
satu atau lebih ekstremitas   Ajarkan pasien atau
  Mengerti tujuan
secara mandiri dan dari peningkatan tenaga kesehatan
terarah mobilitas lain tentang teknik
Batasan karakteristik :   Memverbalisasikan ambulasi
-  Postur tubuh yang  perasaan dalam   Kaji kemampuan
tidak stabil selama meningkatkan  pasien dalam
melakukan kekuatan dan mobilisasi
k
hh gg tan kemampuan   Latih pasien dalam
rr
rutinia n
-  Keterbatasan  berpindah  pemenuhan
kemampuan untuk   Memperagakan kebutuhan ADLs
melakukan  penggunaan alat secara mandiri
keterampilan Bantu untuk sesuai kemampuan
motorik kasar mobilisasi (walker)   Dampingi dan
-  Keterbatasan Bantu pasien saat
kemampuan untuk mobilisasi dan
melakukan  bantu penuhi
keterampilan kebutuhan ADLs
motorik halus  ps.
-  Keterbatasan ROM   Berikan alat Bantu
 jika klien
memerlukan.
-  Usaha yang kuat   Ajarkan pasien
untuk perubahan
 bagaimana merubah
gerak
 posisi dan berikan
 bantuan jika
diperlukan
Faktor yang berhubungan :
-  Kurang
 pengetahuan
tentang kegunaan
 pergerakan fisik
-  Tidak nyaman,
nyeri
-  Kerusakan
muskuloskeletal
dan neuromuskuler
-  Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan
stamina

3 Keletihan NOC : NIC :


  Energy conservation Energy Management
  Nutritional status :   Observasi adanya
energy  pembatasan klien
Kriteria Hasil : dalam melakukan
  Memverbalisasikan aktivitas
 peningkatan energi dan   Dorong anal untuk
merasa lebih baik mengungkapkan
  Menjelaskan  perasaan terhadap
 penggunaan energi keterbatasan
untuk mengatasi   Kaji adanya factor
kelelahan yang menyebabkan
kelelahan
  Monitor nutrisi dan
sumber energi
tangadekuat
  Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara berlebihan
  Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien 
4 Nyeri akut NOC : NIC :
  Pain Level,
Definisi :   Pain control, Pain Management
Sensori yang tidak   Comfort level   Lakukan pengkajian
menyenangkan dan Kriteria Hasil : nyeri secara
 pengalaman emosional   Mampu mengontrol komprehensif
yang muncul secara aktual nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
atau potensial kerusakan nyeri, mampu karakteristik, durasi,
 jaringan atau menggunakan tehnik frekuensi, kualitas
menggambarkan adanya nonfarmakologi dan faktor
kerusakan (Asosiasi Studi untuk mengurangi  presipitasi
 Nyeri Internasional): nyeri, mencari   Observasi reaksi
serangan mendadak
 bantuan) nonverbal dari
atau
  Melaporkan bahwa ketidaknyamanan
 pelan intensitasnya dari
nyeri berkurang   Gunakan teknik
ringan sampai berat yang
dengan komunikasi
dapat diantisipasi dengan
menggunakan terapeutik untuk
akhir yang dapat
manajemen nyeri mengetahui
diprediksi dan dengan
  Mampu mengenali  pengalaman nyeri
durasi kurang dari 6
nyeri (skala,  pasien
bulan.
intensitas, frekuensi   Evaluasi
dan tanda nyeri)  pengalaman nyeri
Batasan karakteristik :   Menyatakan rasa masa lampau
-   Laporan secara verbal
nyaman setelah nyeri   Evaluasi bersama
atau non verbal
 berkurang  pasien dan tim
-  Fakta dari observasi
  Tanda vital dalam kesehatan lain
-  Gerakan melindungi
rentang normal tentang
-  Tingkah laku berhati-
ketidakefektifan
hati
kontrol nyeri masa
-  Gangguan tidur
lampau
(mata sayu, tampak
  Bantu pasien dan
capek, sulit atau
keluarga untuk
gerakan kacau,
mencari dan
menyeringai)
menemukan
-  Fokus menyempit
dukungan
(penurunan persepsi
  Kurangi faktor
waktu, kerusakan
 presipitasi nyeri
 proses berpikir,
  Ajarkan tentang
 penurunan interaksi
teknik non
dengan orang dan
farmakologi
lingkungan)
  Evaluasi keefektifan
-  Perubahan dalam
kontrol nyeri
nafsu makan dan
  Tingkatkan istirahat
minum
  Kolaborasikan
dengan dokter jika
Faktor yang berhubungan :
ada keluhan dan
Agen injuri (biologi,
tindakan nyeri
kimia, fisik, psikologis)
tidak
 berhasil
gesekan)

5 Risiko kerusakan NOC : Risk Control


integritas kulit Dengan kriteria hasil :
b.d immobilisasi   Pasien
fisik.
mengerti tentang
faktor risiko yang

dapat
menyebabkan
kerusakan
integritas kulit
  Tanda-tanda

vital dalam batas


normal.
  Memodifikasi
lingkungan

untuk mengurangi
faktor risiko.

6. Kerusakan integritas
 jaringan
Definisi : kerusakan
membran mukosa, kornea,
integumenter, atau
 jaringan subkutan NOC : Risk Control
Batasan Karakteristik Dengan kriteria hasil :
:   Pasien
-  Gangguan sirkulasi
-  Iritasi kimia mengerti tentang
-  Kurang volume cairan faktor risiko yang
-  Kurang pengetahuan
-  Kelebihan cairan dapat
tubuh menyebabkan
-  Gangguan mobilitas kerusakan
fisik integritas kulit
-  Faktor mekanis   Tanda-tanda
(tekanan, regangan,
vital dalam   Monitor penerimaan
batas normal.
 pasien tentang
  Memodifikasi lingkungan
manajemen nyeri 
untuk
Pressure Management
mengurangi faktor risiko.
  Memberitahukan
 pasien untuk
menggunakan
 pakaian yang
longgar. 
  Memonitor status
nutrisi pasien. 
  Memonitor area
kulit yang dapat
terjadi kemerahan
dan luka. 
  Melakukan
 perubahan posisi
 pada pasien,
minimal setiap 2
 jam. 
  Mengajari pasien
ROM aktif dan
 pasif. 
  Mengajari pasien
tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritas kulit. 
Pressure Management
  Memberitahukan
 pasien untuk
menggunakan
 pakaian yang
longgar. 
  Memonitor status
nutrisi pasien. 
  Memonitor area
kulit yang dapat
terjadi kemerahan
dan luka. 
  Melakukan
 perubahan posisi
 pada pasien,
minimal setiap 2
 jam. 
-  Faktor nutrisi   Mengajari pasien
(kekurangan atau ROM aktif dan
kelebihan)  pasif. 
-  Radiasi   Mengajari pasien
-  Temperatur ekstrem tentang faktor
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
kerusakan
integritas kulit. 
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008.  Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. 
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba medika 
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan
: Binarupa aksara 
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007.  Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori
 Dan Aplikasi Dalam Praktek.  Jakarta: EGC 
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018).  NANDA-I Diagnosis Keperawatan:
 Definisi & Kalsifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.

Rokhmah, L., Fitriana, N. D., Cahyani, M. D., Homsiyah, Susanto, A., Suparwito,
F. A., et al. (2016). Tugas Makalah IKD IV Konsep Istirahat dan Tidur. 
PSPN FK Universitas Airlangga.

Rosidawati, dkk. 2008.  Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika 
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
 praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC. 
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika. 

Anda mungkin juga menyukai