A. Definisi
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga
mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008).
Kata istirahat mempunyai arti sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan.Istirahat mengacu pada kondisi dimana badan mengalami
relaksasi dan menjadikan nyaman.diantara mental dan fisik. Secara umum,
istirarahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, santai tanpa tekanan
emosional dan bebas dari perasaan gelisah (Rokhmah, et al., 2016).
C. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Kelainan Postur
2. Gangguan Perkembangan Otot
1
3. Kerusakan Sistem Saraf Pusat
4. Trauma langsung pada Sistem Muskuloskeletal dan neuromuscular
5. Kekakuan Otot
D. Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari
penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika
otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung
oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau
ligament, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun
fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi,
kekakuan sendi dan lain sebagainya.
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota
gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya
impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
E. Pathway
Aterosklerosis
(elastisitas Kepekatan
Pembentukan thrombus
pembuluh darah darah meningkat
menurun)
Obstruksi
thrombus di
otak
Hipoksia cerebri
Penurunan kemampuan
Kerusakan Mobilitas otot mengunyah/menelan
mobilitas menurun
fisik
Resiko
gangguan Kurang
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan.
intervensi berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang menyebabkanatauturutberperanterhadapimobilitasdan
penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan
pencegahan komplikasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).
dll.
g. Hidung: reaksi alergi dan cara mengatasinya, perdarahan, pernah
mengalami flu/frekuensi dalam setahun, sinus dll
h. Telinga: bentuk, hlang pendengaran, alat bantu dengar, serumen,
infeksi, tinnitus, dll
i. Mulut dan tenggorokan: kesulitan/gangguan bicara, pemeriksaan gigi,
warna, bau, nyeri, kesulitan mengunyah/menelan.
j. Dada
1) Jantung: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
2) Paru-paru: inspeksi, palplasi, perkusi, auskultasi
k. Abdomen: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi
l. Ekstremitas atas dan bawah
1) Inspeksi dan palpasi (tulang, otot dan sendi)
H. Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktivitas
4. Nyeri akut
I. Rencana keperawatan
dapat
menyebabkan
kerusakan
integritas kulit
Tanda-tanda
untuk mengurangi
faktor risiko.
6. Kerusakan integritas
jaringan
Definisi : kerusakan
membran mukosa, kornea,
integumenter, atau
jaringan subkutan NOC : Risk Control
Batasan Karakteristik Dengan kriteria hasil :
: Pasien
- Gangguan sirkulasi
- Iritasi kimia mengerti tentang
- Kurang volume cairan faktor risiko yang
- Kurang pengetahuan
- Kelebihan cairan dapat
tubuh menyebabkan
- Gangguan mobilitas kerusakan
fisik integritas kulit
- Faktor mekanis Tanda-tanda
(tekanan, regangan,
vital dalam Monitor penerimaan
batas normal.
pasien tentang
Memodifikasi lingkungan
manajemen nyeri
untuk
Pressure Management
mengurangi faktor risiko.
Memberitahukan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar.
Memonitor status
nutrisi pasien.
Memonitor area
kulit yang dapat
terjadi kemerahan
dan luka.
Melakukan
perubahan posisi
pada pasien,
minimal setiap 2
jam.
Mengajari pasien
ROM aktif dan
pasif.
Mengajari pasien
tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritas kulit.
Pressure Management
Memberitahukan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar.
Memonitor status
nutrisi pasien.
Memonitor area
kulit yang dapat
terjadi kemerahan
dan luka.
Melakukan
perubahan posisi
pada pasien,
minimal setiap 2
jam.
- Faktor nutrisi Mengajari pasien
(kekurangan atau ROM aktif dan
kelebihan) pasif.
- Radiasi Mengajari pasien
- Temperatur ekstrem tentang faktor
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
kerusakan
integritas kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba medika
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan
: Binarupa aksara
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori
Dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan:
Definisi & Kalsifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.
Rokhmah, L., Fitriana, N. D., Cahyani, M. D., Homsiyah, Susanto, A., Suparwito,
F. A., et al. (2016). Tugas Makalah IKD IV Konsep Istirahat dan Tidur.
PSPN FK Universitas Airlangga.
Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.