Anda di halaman 1dari 13

TUGAS FALSAFAH

TEORI KRISTEN M. SWANSON

DISUSUN OLEH:

Nama : Nirwati Abdulah Hamjati

Kelas : B. Keperawatan 2020

Prodi : S1. Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

T.A 2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………....1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...…1
B. Ruang Lingkup penulisan……………………………………………..………........1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….....…...1

BAB II TINJUAN TEORI…………………………………………………………….....3

A. Biografi Kristen M. Swanson…………………………………………………........3


B. Teori Caring...................………………………………………………...……….....4
C. Kelebihan …………………………………………………………....................…..7
D. Keterbatasan………….................................………………………………………..8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................8

Kesimpulan………………………………………………………………………................8

Saran………………………………………………………………………………..............8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepda tuhan yang maha kuasa, karena atas karuniaNya dan
lumpahaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Kristen
M. Swanson.

Kami menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini masi jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya, namun demikian kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
sehingga dapat selesai dengan tepat waktu. oleh karena itu kami dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model


konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan,
sehingga perawat menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk
membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan/ pelayanan
keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan akan
berjalan dengan baik jika didukung dengan  adanya pengembangan model teori
keperawatan karena teori keperawatan sangat penting bagi pengembangan
profesionalisme keperawatan.   Salah satu teori keperawatan yang memberikan
pengaruh di dalam pelayanan keperawatan adalah A Theory of Caring yang
diperkenalkan oleh Kristen Swanson.

Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit, perawat akan berhadapan


dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya.Oleh karena itu, perawat harus terus
meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku
caring. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki
makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan
yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).

Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu


cara pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat
bekerja memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

B.     Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang


aplikasi model teori keperawatan “Kristen Swanson”.

C.    Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa keperawatan mampu memahami secara
konseptual maupun aplikasi tentang model teori
perawatan Kristen Swanson.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah


diharapkan mahasiswa keperawatan mampu:

1.    meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat


tentang konsep teori caring Kristen Swanson

2.    mampu menerapkan pada asuhan keperawatan denga


pendekatan proses keperawatan konsep teori caring
kristenSwanson
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Biografi Kristen M Swanson

Kristen M. Swanson, R.N., Ph.D., F.A. A. N., lahir pada tanggal 13


januari 1953 di Provinsi Rhode Island. Ia memperoleh gelar sarjananya
(Magna Cum Laude) dari University Of Rhode Island Collage Of Nursing
tahun 1975. Setelah lulus, ia memulai karirnya sebagai Registered Nurse
pada University Of Massachusettes Medical Center di Worcester setelah
menerima gelar magister keperawatan pada tahun 1978. Swanson bekerja
selama setahun sebagai instruktur klinik keperawatan medical bedah di
University Of Pennsylvania School Of Nursing dan terdaftar pada program
Ph.D keperawatan di University Of Colorado In Denver, Colorado. Ia
mempelajari psikososial keperawatan yang menekankan pada konsep
kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal, individu dan
kepribadian, lingkungan dan kepedulian (caring).

Asal mula teori Caring Swanson muncul ketika sedang


mewawancarai wanita yang mengalami keguguran, orang tua yang memiliki
anak diunit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial beresiko dan telah
melalui sistem untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan
kesehatan. Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang
lingkup carring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan
dimensi spesifik dari pada yang diperlukan seorang perawat untuk merawat
pasien.

Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi
keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson,
1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa
Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam
proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut,
perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga
merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan
tujuannya (well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson
menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari bagaimana perawat
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang
dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang
dalam menjalani hidupnya.

Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring


didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward
whom one feels a personal sense of commitment and responsibility`. Kata
kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang
bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitment dan tanggung jawab.

B. Teori Caring

Menurut teori Swanson (dalam potter dan perry 2010), caring adalah
holistik keperawatan yang berguna untuk mendukung proses kesembuhan klien
dan cara menjalin hubungan peduli dengan klien dan bertanggung jawab atas
kondisi klien. Teori ini menyatakan hubungan caring yang di lakukan perawat
merupakan proses keperawatan.

1. Konsep Caring Science “Jean Watson”

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan


kemanusiaan terhadap proses, fenomena, dan pengalaman human caring.
Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi seni dan
kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup
dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang
konsentrik – dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada
dunia, pada planet Bumi, pada alam semseta (Watson, 2004)

Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari


sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual,
baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan
eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri (intuitif). Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat
membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan. Teori human caring yang dikembangkan oleh
Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar pada sepuluh carative
factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan
fokus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah
“factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan
ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004).

2. Asumsi dasar teori Watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi
kerangka kerja dalam pengembangan teori; yaitu:

a. Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.

b. Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari


kepuasanterhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

c. Caring yang efektif akan meningkatkan status kesehatan dan


perkembangan individu dan keluarga.

d. Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai


seseorang berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan
menjadi dimasa depannya.

e. Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan


memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri
seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.

f. Caring bersifat “healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring


mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk
meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien yang sakit,
dimana caring melengkapi curing.

g. Caring merupakan inti dari keperawatan. (Tomey, AM, Alligood,


MR.2006).

3. Fokus intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia


ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit
disebut factor carative, yang meliputi 10 faktor yaitu:
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.

Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri


seseorang dapat dinilai pada usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan
dari orang tua. Sistem nilai humanistic altruistic ditingkatkan melalui
pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan paparan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan. Berkaitan dengan kepuasan melalui memberi
dan meperluas rasa diri (sense of self).

b. Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope (keyakinan dan harapan).

Hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan dengan cara membantu


klien untuk mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan
mengembangkan hubungan perawat dengan klien yang efektif, perawat
memfasilitasi perasaan optimisme, harapan, dan rasa percaya. Hal yang
sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan
membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien.

c. Pengembangan dan menanamkan sensisitifitas kepada diri sendiri dan


orang lain.

Perawat yang mampu menyadari dan mengekspresikan perasaan


mereka, lebih mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengekspresikan perasaan mereka karena pikiran dan emosi seseorang
adalah jendela jiwa.

d. Membina hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a


helping trust relationship or human care).

Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan


yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang
termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi
efektif.

e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan


baik ekpresi perasaan positif maupun negatif.

Berbagi perasaan duka cita, cinta, dan kesedihan adalah


pengalaman yang penuh resiko. Perawat harus siap untuk perasaan
negatif.
f. Menggunakan metode ilmiah (proses caring) dan menyelesaikan masalah
dan pengambilan keputusan (pemecahan masalah kreatif).

Caring yang berhubungan dengan proses keperawatan berperan


pada pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan keperawatan.

g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat


transpersonal.

Faktor ini membedakan caring  dari curing dan menggeser tanggung


jawab kesehatan ke klien.

h. Menciptakan lingkungan yang mendukung (suportif), melindungi


(protektif) dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial,
kultural dan lingkungan spiritual.

Klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek lingkungan


internal dan eksternal, perawat harus mengkaji dan memfasilitasi
kemampuan klien untuk mengatasi perubahan mental, emosional, dan
fisik.

i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan


antusias (kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup).

Caring disampaikan dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan


fisik, emosi, sosial, dan spiritual klien.

j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial-phenomenologic-spiritual.

Fenomologi menggambarkan data mengenai situasi segera yang


membantu seseorang memahami konsep atau kejadian yang menjadi
masalah. Lapang fenomenal adalah kerangka referensi individual;
melibatkan banyak tingkat kesadaran, seperti waspada, persepsi diri,
sensasi tubuh, pemikiran, nilai, perasaan, daya tilik intuitif, keyakinan
dan harapan. Saat perawat dan klien berkumpul, dua lapang fenomenal
bersatu dan keduanya berada dalam proses sedang, menjadi, dan
mengembangkan pemahaman transpersonal.
B. Kelebihan

Kelebihannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam


batas- batas kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan
mempertankan sikap yang penuh harapan, memilihara dan mempertahankan
keyakinan nilai hidip seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek
keperawatan.

C. Keterbatasan

Keterbatannya adalah hanya mempunyai jumlah konsep yang minimal dan


teori caring swanson mengutamakan pentinya caring yang member contoh
nilai keilmuan tradisional dan moderen.
BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan
Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari
bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang,
hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.

Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring.


Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other
toward whom one feels a personal sense of commitment and responsibility`.
Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang
bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitment dan tanggung jawab.

 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya mahasiswa agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
Teori Caring. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
Dan Penulis mengharapkan, semoga dengan hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca ,dan merupakan tambahan referensi
untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang  Teori Caring. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-kristen-
swanson.html
https://www.scribd.com/doc/52914645/TEORI-CARING-SWANSON
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-kristen-
swanson.html#:~:text=Tujuannya%20adalah%20untuk%20memungkinkan
%20orang,dari%20caring%20dalam%20praktek%20keperawatan.
https://www.scribd.com/document/405054137/BENAR-MAKALAH-TEORI-
KRISTEN-M-SWANSON-docx

Anda mungkin juga menyukai