Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI KEPERAWATAN

MENURUT SWANSON

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ns. Komang Yogi Triana S.kep.,M.Kep., Sp.Kep.A

Anggota Kelompok :
1. Noventris Irmawati Padaka (C1123010)
2. Kadek Yuni Widiastuti (C1123015)
3. Marteti Sherlina Malo (C1123016)
4. Ni Kadek Maharani Cipta Dewi (C1123017)
5. Kadek Sannya Dianavani Jelantik (C1123027)
6. Ni Luh Gede Premanisari (C1123028)
7. Arkangela Melania Ngongo (C1123029)
8. Murtiana Bulu (C1123036)
9. Anjelina Asmita Ngongo (C1123040)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah falsafah dan teori keperawatan yang diampu
oleh ibu Ns.Komang Yogi Triana, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.A. Makalah ini memuat tentang
“Teori Swanson“Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
berkaitan dalam proses penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada
kurang dan salahnya, sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar
memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Badung , 8 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual
merupakan hal mendasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan sehingga
perawat memahami perlunya teori keperawatan sebagai pedoman penelitian dan
praktik profesional dalam pelayanan keperawatan/keperawatan dimana kualitas
perawat berpengaruh signifikan terhadap kualitas perawat. . perawatan layanan
kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan berjalan baik apabila didukung
dengan pengembangan model teoritis kerja keperawatan, karena teori keperawatan
sangat penting ditinjau dari pengembangan profesionalisme keperawatan. Salah satu
teori keperawatan yang mempengaruhi perawat adalah Caring Theory yang
dikemukakan oleh Kristen Swanson. Di lingkungan pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, perawat berhubungan dengan klien dan petugas kesehatan lainnya,
sehingga perawat harus terus meningkatkan keterampilan profesionalnya, yaitu dalam
bidang kesehatan. perawat Peduli bukan sekedar perilaku. Kepedulian adalah cara
yang penting dan memotivasi tindakan. Caregiving juga diartikan sebagai kegiatan
yang bertujuan untuk memberikan perawatan fisik dan memperhatikan emosi
sekaligus meningkatkan rasa aman klien (Carruth et al., 1999). Pelayanan merupakan
hal yang sentral dalam keperawatan karena pelayanan merupakan pendekatan
dinamis yang diukur dalam pekerjaan perawat dalam memberikan pelayanan
perawatan guna lebih meningkatkan pelayanan terhadap kliennya, baik individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Biografi Dari Kristen Swanson?
2. Apa Saja Konsep Utama Teori Caring Menurut Krsten Swanson?
3. Apa Saja Struktur Teori Kristen Swanson?
4. Apa Saja Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu
Keperawatan?
5. Bagaimana Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Biografi Dari Kristen Swanson.
2. Untuk Mengetahui Konsep Utama Caring Menurut Kristen Swanson.
3. Untuk Mengetahui Struktur Teori Kristen Swanson.
4. Untuk Mengetahui Asumsi Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu
Keperawatan.
5. Untuk Mengetahui Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Dari Kristen Swanson
Kristen M. Swanson, R.N., Ph.D., F.A. A. N., lahir pada tanggal 13 Januari 1953
di Provinsi Rhode Island. Ia memperoleh gelar sarjananya (magna cum laude)
dari University of Rhode Island College of Nursing tahun 1975. Setelah lulus, ia
memulai karirnya sebagai Registered Nurse pada University of Massachusetts
Medical Center di Worcester. Setelah menerima gelar Magister Keperawatan pada
tahun 1978, Swanson bekerja selama setahun sebagai instruktur klinik
keperawatan medikal bedah di University of Pennsylvania School of Nursing dan
terdaftar pada program Ph.D keperawatan di University of Colorado in Denver,
Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan yang menekankan pada konsep
kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal, individu dan kepribadian,
lingkungan dan kepedulian (caring).
2.2 Teori Caring Menurut Kristen Swanson.
Caring merupakan salah satu konsep yang sudah diakui sejak jaman Florence
Nightingale. Beberapa tokoh keperawatan seperti Madeline Leininger, Watson
dan Swanson juga mengembangkan caring sebagai inti dari keperawatan. Menurut
beberapa tokoh keperawatan tersebut caring merupakan sentral dari keperawatan
yang memiliki sikap peduli kepada pasien dalam melakukan asuhan keperawatan
dengan kesungguhan hati, empati dan kasih sayang serta memberikan dukungan
dengan tetap menghargai martabat, nilai dan budaya pasien disertai komitmen dan
tanggung jawab (Potter & Perry, 2017). Caring menurut Swanson merupakan cara
perawat dalam merawat seseorang dengan tetap menghargai martabat orang
tersebut dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Swanson memulai teorinya
setelah melakukan serangkaian penelitian terhadap ibu yang mengalami
keguguran. Dalam penelitian-penelitian tersebut, Swanson menyimpulkan lima
proses caring yang terdiri dari
1. knowing,
- Menghindari asumsi
- Terpusat kepada orang yang dirawat
- Pengkajian menyeluruh
- Mencari isyarat untuk mengklarifikasi sebuah peristiwa
- Terlibat dengan diri sendiri atau keduanya
2. being with, doing for,
- Berada bersama pasien
- Menyampaikan kemampuan
- Bertahan dengan Berbagi perasaan
- Tidak membebani
3. enabling
- Memberi informasi/menjelaskan
- Medukung/membiarkan
- Memfokuskan
- Memberikan pilihan
- Memvalidasi/memberikan umpan balik
4. maintaining belief.
- Memegang kepercayaan/menghargai
- Menjaga perilaku yang penuh harapan
- Membantu mencari arti
- Memberikan rasa optimisme yang realistis Pergi lebih jauh

Walaupun masing-masing kategori hadir secara terpisah, akan tetapi tidak ada
salah satu yang lebih ekslusif (Alligood, 2018).Lima proses caring dan sub
dimensinya bukan merupakan hal yang unik dalam keperawatan, akan tetapi lebih
merupakan hal yang biasa terjadi dalam hubungan caring. Swanson mengartikan
lebih dalam lagi mengenai definisi caring, dimana kata kunci dari pengertian
caring menurut swanson antara lain nurturing yang bermakna meningkatkan dan
menghasilkan kesehatan, way of relating yang bermakna membangun hubungan,
to valued other yang bermakna seseorang yang peduli dan berarti, toward whom
one feels a personal yang bermakna individu dan intim, sense of commitment
yang bermakna terikat, janji dan gairah dan responsibility yang bermakna
tanggung jawab dan kewajiban. Dari definisi ini berlaku untuk semua hubungan
caring, hubungan menjadi inti dari perhatian dalam keperawatan, termasuk antara
perawat dengan pasien, perawat dengan perawat, dan perawat dengan dirinya
sendiri (Alligood, 2018)
2.3 Struktur Teori Kristen Swanson
Struktur caring dari teori Swanson terhubung dengan perilaku filosofi perawat,
memberikan pemahaman, penyampaian pesan, tindakan terapeutik dan tujuan
yang diinginkan.
1. Maintaining Belief
Orientasi dari caring berawal dari keyakian mendasar pada seseorang dan
kemampuan mereka untuk melewati peristiwa dan transisi serta menghadapi masa
depan dengan bermakna. Menjaga kepercayaan pada seseorang adalah hal
mendasar dari caring, dari sikap inilah perawat menentukan apa yang penting dan
bagaimana merawat pasien. Mempertahankan kepercayaan merupakan dasar dari
praktik caring perawat. Orientasi seperti ini memicu perawat untuk berkomitmen
melayani masyarakat pada umumnya dan pasien pada khususnya (Alligood, 2018)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tini Suhartini (2022) terhadap pasien yang
akan menjalani operasi appendectomy, perawat yang melakukan caring
maintaining belief terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien
pre operasi
appendectomy. Dengan adanya sikap perawat yang hangat, penuh perhatian dan
tegas akan memberikan pengalaman emosional yang baik (Suhartini, 2022).Pada
penelitian lain terhadap kasus ibu dengan partus kala II lama, perilaku caring
maintaining belief menumbuhkan keyakinan dan sikap optimis ibu yang
meyakinkan bahwa dengan kekuatan yang dimiliki, ibu mampu melahirkan
bayinya
dengan kondisi sehat (Susanti, 2017).
2. Knowing
Berusaha untuk memahami setiap kejadian dalam hidup orang lain, menghindari
asumsi, berpusat pada seseorang yang dirawat, menilai secara menyeluruh semua
aspek kondisi dan realitas pasien, dan pada akhirnya melibatkan diri dengan
pasien
dalam transaksi caring perawat-pasien. Hasilnya, pemahaman perawat dapat
menetapkan potensi terapi keperawatan yang akan dilakukan pada tahap being
with, doing for dan enabling, sehingga dianggap relevan dan pada akhirnya efektif
dalam
meningkatkan kesejahteraan pasien (Alligood, 2018)Knowing juga menekankan
cara pengasuhan untuk berhubungan dengan orang lain yang berharga dimana
fakor
utamanya termasuk memperlakukan pasien sebagai pribadi yang unik dengan
penuh hormat dan tidak menghakimi. Knowing berarti memahami informasi yang
diberikan orang lain, memiliki pengetahuan tentang pengalaman dan kebutuhan
orang lain. Informasi digunakan dengan pengetahuan yang baik tentang praktik
klinis dan keterampilan dalam pengumpulan data, pelaporan dan dokumentasi
klinis (Kalfoss & Owe, 2015).Penegakan diagnosis keperawatan pada pasien
lanjut usia,
Espinoza et al (2018) menggunakan dimensi caring knowing, dimana mengetahui
artinya berusaha memahami arti dari sebuah kejadian pada kehidupan orang lain,
mengindari dugaan, berfokus pada seseorang yang perduli, mencari kunci, menilai
dengan teliti dan mencari komitmen antara yang merawat dan yang dirawat.
Ketika informasi verbal sudah didapatkan, sangat mungkin untuk melanjutkan
investigasi berdasarkan persepsi pasien lanjut usia, apa yang menjadi prioritas
dalam perawatan yang membuat mereka merasa nyaman (Espinoza et al., 2018).
3. Being With
Being with bermakna hadir secara emosional untuk orang lain, merupakan
kategori caring yang menyampaikan kepada pasien bahwa mereka penting bagi
perawat. Kehadiran emosional adalah cara dalam berbagi makna, perasaan, serta
pengalaman
hidup dengan orang yang dirawat. Being with meyakinkan pasien bahwa realitas
mereka dihargai dan perawat siap dan bersedia hadir untuk mereka. Being with
tidak hanya mencakup kehadiran fisik, tetapi secara jelas menyampaikan pesan
bahwa perawat ada dan bertahan untuk mereka (Swanson, 1991).Being with
dalam prakteknya perawat melakukan dengan rasa tanggung jawab baik kepada
pasien maupun kepada diri sendiri, selalu menyadari peran masing-masing dalam
situasi klinis, sehingga garis tipis antara realitas orang lain dan realitas milik
sendiri tidak dilanggar, yang akan menyebabkan kegagalan untuk bertanggung
jawab terhadap pasien dan diri sendiri, menghasilkan asuhan keperawatan yang
membebani pasien,
mengurangi kesejahteraan perawat dan pada akhirnya menyebabkan berkurangnya
hubungan personal dan professional serta kinerja peran perawat (Alligood, 2018).
Enskar (2020) dalam penelitiannya mengenai pengalaman anak dengan kanker
dan orang tua terhadap praktik caring perawat mengungkapkan bahwa orang tua
menginginkan perawat menunjukan bahwa perawat tidak hanya hadir bagi anak
mereka akan tetapi juga hadir untuk mereka, walapun dalam situasi yang penuh
dengan stres. Pada fase ini, penting untuk memberikan orang tua waktu yang
khusus untuk berbicara dimana perawat menyampaikan perasaaan bahwa perawat
peduli baik kepada anak maupun orang tuanya dengan menunjukan ikatan
personal
dan empati (Enskär et al., 2020).

4. Doing For
Doing for secara sederhana adalah melakukan untuk orang lain apa yang akan
mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika memungkinkan. Doing for
melibatkan bagian dari tindakan perawat yang dilakukan untuk kesejahteraan
jangka panjang pasien. Kemampuan dari tindakan ini, perawat bertindak untuk
menjaga keutuhan orang lain (Alligood, 2018). Doing for termasuk memberikan
kenyamanan kepada orang lain, mengantisipasi kebutuhan mereka, menunjukan
kompetensi serta keahlian, melindungi orang lain dari perbuatan yang berbahaya
serta menjaga martabat orang yang melakukannya.Doing for sangat penting
dilakukan untuk meningkatkan hubungan interpersonal perawat dan pasien,
dengan
memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien, doing for adalah
melakukan tindakan sesuai dengan kompetensi yang berhubungan dengan
tindakan mandiri maupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Dalam
penelitian mengenai persepsi perawat tentang perilaku caring pada pasien dengan
kanker, perawat yang memiliki persepsi yang baik tentang caring adalah yang
berkaitan dengan pemberian terapi pada pasien (Astarini et al., 2020).
5. Enabling
Caring perawat pada akhirnya adalah enabling atau mberdayakan pasien untuk
melakukan perawatan diri. Enabling didefinisikan sebagai memfasilitasi
perjalanan orang lain melalui transisi hidup dan peristiwa yang tidak biasa
(Alligood, 2018). Enabling meliputi membina, memberi informasi dan
menjelaskan kepada orang lain, memberikan dukungan dan memberikan
kesempatan untuk memiliki pengalaman, membantu untuk fokus pada isu-isu
penting, membantu mencari alternatif, memandu untuk masalah, menawarkan
umpan balik, dan memvalidasi realitas orang lain. Seperti doing for, tujuan dari
enabling untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang orang lain (Alligood,
2018).Enabling berarti terlibat dalam membantu sesorang dalam menyediakan
fasilitas yang mereka butuhkan untuk memiliki kemampuan dalam merawat diri
mereka sendiri. Misalnya dalam perawatan pasien anak dengan kanker, penting
untuk memiliki strategi dalam menyiapkan setiap anak sebelum masuk, selama
dan setelah dirawat di rumah sakit, dan memahami faktor lain yang
memengaruhi pengalaman anak, begitu juga dengan orang tua, pemberian
intervensi edukasi berpengaruh dalam meningkatkan kepuasan (Enskär et al.,
2020)

2.4 Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan.
1. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh
Watson (1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang
memiliki pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap
orang dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan
memilihnya.
2. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya
tetapi perawat membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau
mendapatkan kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang
optimal.
3. Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam
keperawatan sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi
atau yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk
budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual.
4. Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan
bahwa ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu
pengetahuan lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai
dan harapan individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan
pengalaman.
2.5 Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani,
bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani
merupakan keharusan bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu
pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dan caring. Yang kemudian
disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap perawat dan
klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan
akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam
usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang
bermanfaat dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring
yang berguna dan efektif. Teori caring Swanson ini juga menyajikan permulaan
yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan yang
berisi lima kategori atau proses.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan
proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring
yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang
dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidupnya. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan
dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan
serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif.
3.2 Saran
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang caring secara umum dan menurut
Swanson, dimensi, asumsi, periaku yang dikemukakan oleh Swanson.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai