Disusun Oleh :
Puji syukur dan terima kasih pada Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan
sehingga tugas mata kuliah Sains Keperawatan dengan judul Penerapan Theory Cheryl
Tatano Back Dan Theory Kristen M. Swanson, dalam Asuhan Keperawatan dapat
terselesaikan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut
bentuk penyelesaian keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam
asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu: pengkajian, penegakkan diagnosa,
perencanaan, implementasi tindakan, dan evaluasi. Salah satu teori keperawatan yang ada
adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh Theory Cheryl Tatano Back Dan
Theory Kristen M. Swanson yang akan di bahas lebih jauh dalam makalah ini. Pada
kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada Ibu Nety. M. H, S, S.Kep.,Ns. M.Kep. yang telah memberi arahan dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula
dengan makalah ini. Oleh karena itu masukan, kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi perbaikan dan sempurnanya tulisan di masa mendatang. Harapan penulis, kiranya
tulisan ini bermanfaat bagi orang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
b. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang memiliki makna
dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar
dari caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup klien
dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien,
menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk
verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan
persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah penghubung dari keyakinan
keperawatan terhadap realita kehidupan. Subdimensi:
1. Avoiding assumptions: Menghindari asumsi-asumsi
2. Assessing thoroughly: Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi
bio psiko sosial spitual dan kultural
3. Seeking clues: Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
4. Centering on the one cared for: Perawat berfokus pada klien dalam melakukan
asuhan keperawatan
5. Engaging the self of both: Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan
bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif
c. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga
komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama sama
klien dengan maksud menawarkan kepada klien dukungan, kenyamanan,
pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan. Subdimensi:
1. Non-burdening: Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak
kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan
2. Convering availability: Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien
dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
3. Enduring with: Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam
meningkatkan kesehatan klien
4. Sharing feelings: Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan
dengan usaha peningkatan kesehatan klien.
Dengan Being with perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata,
bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap positif dan
bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana
keterbukaan dan saling mengerti.
d. Doing For
Doing for berarti bersama sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa
dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga
privasi dan martabat klien. Subdimensi:
1. Comforting ( memberikan kenyamanan): Dalam melakukan tindakan
keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada klien dan menjaga
privasi klien.
2. Performing competently ( menunjukkan ketrampilan): Tidak hanya
berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam
tindakannya,perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat
professional
3. Preserving dignity (menjaga martabat klien): Menjaga martabat klien sebagai
individu atau memanusiakan manusia.
4. Anticipating ( mengatisipasi ): Perawat dalam melakukan tindakan selalu
meminta persetujuan klien dan keluarga
5. Protecting (melindungi): Melindungi hak-hak pasien
dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis
e. Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien, memfasilitasi
klien untuk melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa
dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi,
menjelaskan, mendukung dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui
masalah dan menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan
penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia
lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan
memberikan umpan balik / feedback. Subdimensi:
1. Validating (memvalidasi): Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
2. Informing (memberikan informasi): Memberikan informasi yang berkaitan
dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan
keluarga klien.
3. Supporting (mendukung): Memberikan dukungan kepada klien dalam
mencapai kesejahteraan / well being sesuai kapasitas sebagai perawat
4. Feedback (memberikan umpan balik): Memberikan umpan balik terhadap apa
yang dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
5. Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus
dan membuat alternative): Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat
dalam program peningkatan kesehatannya baik tindakan
keperawatan maupun tindakan medis. (Potter & Perry, 2009)
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range
teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan
manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari konsep-
konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan
antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori
Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau
dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat
dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara
beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori)
Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung
terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya
mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal
ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada
tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting
untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range
teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable
yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener
dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu
keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek
keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana
penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri
intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang
lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan
masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah
satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam
penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi
Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawata
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek
yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada
lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita
lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan
Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan
dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah
diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
3.2 Saran
Dari makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan untuk
lebih banyak membaca dan memahami masalah middle range dan bisa lebih banyak
mengetahui masalah genetic(pewarisan sifat) pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/16/jhptump-a-suciratnae-795-2-babii.pdf
http://www.postpartum.net/About-PSI/President%E2%80%99s-Advisory-Council-/Cheryl-
Tatano-Beck-DNSc-CNM-FAAN-.aspx
Dokumen.tips/document/teori-caring-swanson.html
Tomey and alligood, 2006, Nursing Theorists and Their Work, sixth edition,
Missouri:Mosby