Anda di halaman 1dari 19

Makalah

SPESIALISASI
WASH

DISUSUN OLEH
ARMELIA BOTUTIHE
DIKLATSAR X

MENGETAHUI,

MENTOR

Liwan S. Giu
Arif Setiawan
UNIT KEGIATAN MAHASISWA
KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA
UNIT 02 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Markas : Jl. Prof MansoerPateda, DesaPentadioTimur, Kec. TelagaBiru,
Kab. Gorontalo, E-mail :ukmksrpmiunit02umgo@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan pada tuhan yang maha esa karena dengan
ijinnya dan rahmat-nya pula. saya dapat menyelesaikan makalaah
spesialis yang berjudul “ Spesialis water sanitation hygiene
promotioon”
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini,banyak kesulitan yang saya
hadapi. Namun berkat bimbing dari senior-senior dan mentor saya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
saya ingin meyampaikan rasa terimakasi kepada senior-senior yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi. Saya berharap semoga makalah ini bisa
m;enambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasi

Gorontalo,20 Agustus,2021
Penulis

Armelia Botutihe

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................ii
BAB I.................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1. LatarBelakang.............................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................2
1.3. Maksud dan tujuan penulisan...........................................2
1.4. Manfaat Penulis...........................................................2
BAB II.................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................3
2.1. Definisi air dan sanitasi..................................................3
2.2. Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan
sanitasi fase darurat............................................................3
2.3. Apa yang harus dilakukan Air dan Sanitasi pada fase bencana....4
2.4. Apa yang dimaksud dengan partisipatif...............................8
2.5. Memahami pengertian PHAST..........................................9
BAB III..............................................................................13
STUDY KASUS.....................................................................13
3.1. Kasus......................................................................13
3.2. Penyelesaian Kasus.....................................................13
BAB IV..............................................................................14
PENUTUP..........................................................................14
4.1. Kesimpulan...............................................................14
4.2. Saran......................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Tim WASH (Water, Sanitation and Higiene ) atau dulu dikenal
dengan istilah WATSAN merupakan Tim Sanitasi darurat PMI yang
mempunyai sejarah panjang, berawal saat bencana tsunami melanda
Aceh dan beberapa kawasan di Samudera Hindiapada 2004. Saat itu,
beberapa Palang Merah (Perhimpunan Nasional) dari negara sahabat
seperti Palang Merah Spanyol, Perancis, dan Jerman turut berkontribusi
menangani air bersih untuk para pengungsi dengan menggunakan
berbagai peralatan pengolahan air yang mereka miliki. Setelah operasi
berakhir, para Perhimpunan Nasional ini memberikan dukungan
peralatan-peralatan tersebut kepada PMI untuk digunakan dalam
penanganan bencana di masa depan.

Sejak 2005, Tim Air dan Sanitasi yang sekarang dikenal Tim WASH
PMI, telah terlibat dalam beberapa operasi penanggulangan bencana
seperti gempa Nias 2005, letusan Merapi 2006, banjir Pakistan 2007,
gempa Sichuan Cina 2008, gempa Padang 2009, gempa Haiti 2010,
banjir Wasior Papua, gempadan tsunami Mentawai dan letusan Merapi
yang terjadi kembali pada 2010. Untuk mendukung pelayanan air dan
sanitasi, PMI mendirikan Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI di
Jatinangor Bandung Jawa Barat yang tidak hanya dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan operasional dan gudang penyimpanan mesin
pengolahan air bersih, tetapi juga memiliki relawan yang ahli di bidang
air dan sanitasi.

1
.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Water And Sanitasi ?
2. Apa yang harus dilakukan dalam pelayanan air dan sanitasi fase
darurat?
3. Apa yang harus dilakukan Air dan Sanitasi pada fase bencana?
4. Apa yang dimaksud dengan partisipatif?
5. Apa yang dimaksud dengan PHAST?

.3 Maksud dan tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Water And Sanitasi.
2. Untuk mengetahui bagamana keperluan Air dan Sanitasi dalam
bencana
3. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan Air dan Sanitasi pada
fase bencana
1.4. Manfaat Penulis
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai
bahan pembelajaran di bidang water sanitasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

.1 Definisi air dan sanitasi


Air bersih dan sanitasi adalah unsur terpenting yang menentukan
kelangsungan hidup, kondisi kesehatan dan martabat manusia. Pada
tahap awal dari suatu bencana orang yang terkena bencana pada
umumnya lebih mudah menjadi sakit dan meninggal, karena penyakit
pada umumnya berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai,
kekurangan penyediaan air, dan buruknya kebersihan. Penyakit-penyakit
yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang di tularkan melaui tinja
kemulut seperti penyakit diare, dan penyakit yang disebabkan oleh
vektor (hama pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan
air.
Sasaran utama kegiatan air dan sanitasi pada keadaan bencana adalah
untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja kemulut dan
mengurangi penjangkitan oleh vector dengan melaksanakan penyuluhan
peraktek kebersihan yang baik, penyediaan air minum yang aman dan
pengurangan kesehatan lingkungan dengan mengusahakan suatu kondisi
yang memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan,
martabat, kenyamanan, dan kemanan yang memadai.

.2 Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan


sanitasi fase darurat
Pada fase bencana hal yang sering kita temukan seperti banyak
memakan korban dengan banyak temukan mayat-mayat dan terjadinya
kerusakan infrastruktur, salah kerusakan yang ditimbulkan adalah
kerusakan fasilitas air dan sanitasi seperti jaringan PDAM rusak, sumur-
sumur terkubur reruntuhan atau lumpur, jalur akses sumber air terputus,
banyak puing-puing, sampah-sampah serta kondisi drainase yang rusak
sehingga banyak air tergenang, didukung perilaku kesehatan yang buruk

3
dari masyarakat korban. Akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi
rentan terhadap penyakit.

.3 Apa yang harus dilakukan Air dan Sanitasi pada fase bencana
Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang
dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah :

1. Pasokan/penyediaan air bersih


Dalam kondisi bencana pasokan/penyediaan air sangat penting,
hal ini dikarenakan merupakan kebutuhan dasar yang perlu
dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, banyak kasus
ditemukan ketika bencana sering terjadi kekurangan air
dikarenakan akses yang terputus sehingga kuantitas tidak
memadai ataupun ada kualitas airnya tidak memenuhi syarat
kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan
terhadap penyakit. Untuk itu di dalam pasokan/penyediaan air
bersih kita harus memperhatikan :
a. Kuantitas air (Jumlah air) Jumlah air di peroleh jika kita
mengetahui Jenis Sumber Air :
1) air tanah (Sumur dan Mata air)
2) air permukaan (kolam, sungai dan telaga)
3) air hujan
b. Kualitas Air
Selain dari kuantitas yang cukup, juga kita harus
memperhatikan kualitasnya, sehingga air yang di konsumsi
tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Yang perlu di
perhatikan untuk bisa memenuhi kualitas air adalah
Pemeriksaan kualitas air Ada tiga cara dalam pemeriksaan
kualitas air :
1) Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, danbau)

4
2) Pemeriksiaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri
pathogen E-Coli, yang disebabkan oleh tercemarnya
air oleh kotoran tinja)
3) Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan
lainnya)
c. Sarana dan piranti air
Masyarakat mempunyai saran ada npiranti yang mencukupi
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk
minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan
air minum tetap aman sampai pada waktu di konsumsi. Pada
bencana hal pertama di lakukan adalah pembagian jeriken.
2. Pembuangan tinja

Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit


yang di timbulkan baik langsung atau tidak langsung, penyediaan
saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon kedaruratan
yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan,
kesehatan, dan kesejahteraan penduduk.

Di dalam pembuangan tinja, hal yang harus di perhatikan


adalah Jumlah dan akses kejamban Masyarakat berhak mendapat
jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat
tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas
baik siang maupun malam.

Di dalam membangun jamban, yang harus di perhatikan


adalah:

a) Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin


b) Tempat buang air besar
Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam membuat
jamban harus segara di lakukan, untuk itu jamban lubang (pit
Latrines) adalah alternatif yang bisa dilakukan.

5
Pemeliharaan Dilokasi pengungsian jamban yang dibangun,
tentunya merupakan jamban umum, yang harus di perhatikan
memberikan kesadaran dan membuat pertemuan dengan sesame
pengungsi untuk memnentukan bentuk pemeliharaan jamban,
sebaiknya didalam jamban umum di sediakan sabun, pembalut,
dan jarak jamban.
3. Pengendalian vector
Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan
salah satu penyakit yang di timbulkan di situasi bencana adalah
melalui vektor yang tidak terkontrol.
Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit
yang di tularkan melalui vector memahami cara penularan dan
metode yang mungkin di gunakan untuk mencegahnya.
Diagram F :adalah sata ucara pencegahan penyakit diare
Fluids = Cairan
Fields = Lapangan /tanah
Flies = Lalat
Finger = Jari tangan
Food = Makanan
Feces = Tinja
4. Manajemen Sampah
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang
buruk, sepertisering di temukannya puing-puing, sampah-sampah
dan jenis limbah lainnya yang berserakan akibat bencana yang
ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan.
Pengertian Sampah adalah semua benda yang sudah tidak
terpakai lagi baik yang berasal dari rumah maupun, proses
industri, sampah rumah sakit.
Sampah digolongkan menjadi dua :
a. Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik)
b. Sisa barang yang tidak dapat membusuk (an-Organik)

6
1. Hal yang harus di perhatikan dalam pengelolaan sampah :
a. Pengumpulan :
1) PembuatanTempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah)
2) Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara)
3) Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)
b. Pengangkutan :
1) Gerobak
2) Mobil Sampah
c. Pengolahan :
3) Dibuang pada tahan galian/tempat rendah
4) Dikubur pada tahan galian
5) Dibakar
5. Drainase
Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi
adalah pada Drainase/saluran air yang rusak atau tidak
diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan
di lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau
titik-titik distribusi air, kebocoran jamban, got, air hujan ait
banjir.
Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan
membuat saluran untuk menghindari genangan yang merupakan
sarang pekembangbiakan veltor/pembawa penyakit.
1. Perlunya drainase pada kondisi bencana.
a) Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai
atau danau
b) Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa,
dan lipas
c) Tidak mengganggu pemandangan
2. Cara pemeliharaan drainase
a. Periksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut,
ambil dan buang ketempat sampah

7
b. Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh
tanah yang terbawa air
6. Penyuluhan Kesehatan

Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat


dan memberikan kesadara dalam pentingnya kesehatan pribadi
dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang berhubungan
dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan
jamban/ kebiasaan mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan
dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak makanan yang
tidak bersih.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh:

1) Saling berbagi informasi dan pengetahuan


2) Penggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif)
3) Penyediaan bahan dan saran yang penting
Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan
sanitasi Penyakit yang di sebabkan oleh Air dan Sanitasi :
a. Kolera, Tipus, Diare
b. Cacing Tambang
c. Cacingan, scabies (penyakit kulit)
d. Malaria, Demam berdarah

.4 Apa yang dimaksud dengan partisipatif


1. Apakah metode partisipatif itu
Melalui metoda partisipatif mendorong partisipasi setia porang
kedalam suatu proses kelompok, dengan tidak memandang umur, jenis
kelamin, status sosial maupun latar belakang pendidikan. Melalui proses
kelompok tersebut khususnya bermanfaat untuk diperolehnya partasipasi
perempuan (menurut adat istiadat atau budaya, perempeuan enggan
untuk mengekspresikan pandangan pendapatnya, atau karena mereka
tidak dapat membaca dan atau tidak bisa menulis). Metoda partisipatif

8
tersebut diciptakan untuk membangun rasa percaya diri dan tanggung
jawab terhadap keputusan seseorang. Mereka mencoba untuk membuat
suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. Metoda tersebut
dibuat untuk menyusun perencanaan pada tingkat masyarakat. Antar
npeserta saling belajar satu sama lain dan dapat mengqahargai
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta lainnya.

2. Mengapa menggunakan metode partisipatif itu

Metoda partisipatif merupakan pendekatan berpola


bottom-up (bawah keatas) dilihat berdasarkan kebutuhan
dimasyarakat dan masyarakat diajak untuk menganalisis
sampai pada memutuskan suatu masalah yang terjadi
dilingkungannya, sehingga metoda partisipatif ini telah
mengalami keberhasilan disaat strategi-strategi lainnya
gagal. Metoda tersebut berdasar pada prinsip pendidikan
orang dewasa dan telah diulakukan uji lapangan secara
luas.

Menggunakan konsep partisipasi masyarakat.


a. Biayamurah
b. Sharing dalam biaya
c. Kesepakatan/kontrak
.5 Memahami pengertian PHAST
1. Pengertian PHAST
PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation
adalah suatu rangakaian cara untuk tercapainya perubahan pengetahuan
dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan diri yang sehat
dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi
secara partisipatif.

2. Apa yang ingin dicapai melalui PHAST?

9
PHAST diadakan untuki membantu masyarakat :

a. meningkatakan perilaku hidupsehat


b. mencegah penyakitdiare
c. mendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasimasyarakat
Hal itu dilakukan dengan cara:
a. menunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan statuskesehatan
b. meningkatkan rasa percaya diri para anggotamasyarakat
c. memberdayakanmasyarakat
3. Apa tujuan akhir dari PHAST
Adalah adanya peningkatan perubahan yang permanendan
keterlibatan masyarakat .
Proses pencapaian tujuan PHAST ?
a. Dimulai bersama dengan masyarakat
b. Ditetapkan bersama dengan masyarakat
c. Dilaksanakan bersama masyarakat
d. Diputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat
4. Memahami tahapan-tahapan PHAS
7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri
dan lingkungan serta mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi.
STEP 1 – Identifikasi Masalah
a. Ceritamasyarakat
1. Mengungkapkan masalah ygpenting
2. Menghasilkankreativitas – PHAST utk semua orang dan
semuatingkatan
3. Membangunsemangat kerjasamatim
b. Masalah kesehatan yg ada dimasyarakat
1. Membantumasyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
yangprioritas
2. Mengidentifikasi hal yg dapat dilakukan oleh
masyarakat utk memecahkan permasalahan

10
kesehatanmereka

STEP 2 – Analisa Masalah


a. Membuat petamasyarakat. Pemetaan masalah air dan sanitasi di
masyarakat
b. Perilaku kebersihan diri yg baik danburuk
c. Apa sebenarnya yang dilihat masyarakat sebagai perilaku yg baik
danburukPemeriksaan kebiasaan masyarakatsehari-hari
d. Perbedaan antara pengetahuan danperilaku
e. Bagaimana penyakitmenyebar
1. Mengenal dan menganalisa bagaimana penyakit diare
itupenyakit menyebar/dan menular
STEP 3 – perencanaan untuk solusi
a. Menghentikan penyebaranpenyakit. Mengidentifikasi kejadian yang
dpt menghambat penyebaran penyakit
b. Menseleksi hambatan-hambatan yangada
c. Menganalisa efektifitas dan efisiensi dari penghambatan penyakit
yangdirencanakan
1. Tugas dari laki2 dan perempuan dimasyarakat
2. Tugas yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di tingkat
rumahtangga
d. Mengidentifikasi; segala kemungkinan perubahanpenugasan
Step 4 – Pemilihan opsi-opsi
a. Memilih perbaikansanitasi
1. Menggambarkan situasi saatini
2. Mengidentifikasi pilihan air bersih & sanitasi yang diinginkan di
kemudianhari
b. Memilih perbaikan perilaku kebersihandiri
1. Perilaku kebersihan diri yang ingin dikerjakan olehmasyarakat
c. Menyediakan waktu untukpertanyaan

11
d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang proses dan umpan
balik dari sesama peserta yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri dan kepercayaankelompok
Step 5 – perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan
perilaku

a. Perencanaan untuk perubahan mengembangkan rencana untuk


perubahan
b. Perencanaan siapa melakukan apa. Membantu mengidentifikasi
siapa yang bertanggung jawab
1. Jadwal kerja untuk implementasi
2. Mengidentifikasi apa yang mungkin tidak berjalan sebagaimana
mestinya
3. Memikirkan masalah yang mungkin terjadi dalam implementasi
dan cara mengatasinya
Step 6 – perencanaan untuk pemantauan
a. Menyiapkan cara untuk menilai kemajuan kita
b. Menyiapkan metode untuk menilai kemajuan dimasyarakat
c. Menugaskan orang 2 yang bertanggung jawab untuk menilai
kemajuan tersebut
d. Tentukan waktu untuk evaluasi pelaksanaan proyek
Step 7 – Evaluasi yang partisipatif
a. Menilai kemajuan kita
b. Melihat tujuan yang kita tentukan dulu, apa yang sudah tercapai

12
BAB III
STUDY KASUS

3.1 Kasus
Kebutuhan air masa darurat bencana, kebutuhan air saat bencana
15liter/orang selama 7hari. Jadi contoh kasus tanggap darurat 7 hari
jumlah pengungsian 30 jiwa. Berapa air yang dibutuhkan dan
berapastandar minimum kebutuhkan air bersih?
3.2 Penyelesaian Kasus
Air yang dibutuhkan selama tanggap darurat bencana selama 7 hari
dengan jumlah pengungsi 30 jiwa. Jika jumlah pengungsian 30 jiwa
perhari maka kebutuhan air yaitu sebesar 450 liter/hari. Jika 7 hari
dengan jumlah pengungsi 30 jiwa maka air yang di butuhkan sebesar
3.150 liter. Ini termmasuk di kebutuhan dasar seperti mencuci, makan
dan minum.
Standar minimum kebutuhan air bersih
1. Prioritas pada hari pertama atau awal terjadi
bencana/pengungsian kebutuhan air bersih yang harus
diselesaikan bagi pengungsian adalah 5 liter/org/hari. Jumlah
ini dimaksudkan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal
seperti memasak, makan dan minum.
2. Pada hari kedua dan seterusnya harus segera diupayakan
untuk meningkatkan volume air sampai sekurang kurangnya
15-20 liter/org/hari. Volume sebesar ini diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan minum, masak mandi dan mencuci.
Bilamana hal ini tidak terpenuhi, sangat besar potensi resiko
terjadinya penularan penyakit, terutama penyakit, terutama
penyakit penyakit berbasis lingkungan.
3. Hari berikutnya: 20 liter/org/hari

13
4. Bagi fasilitas pelayanan Kesehatan dalam rangka melayani
korban dan pengungsian, volume air bersih yang perlu
disediakan di puskesmas atau rumah sakit : 50liter/org/hari.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sasaran utama kegiatan air dan sanitasi pada keadaan bencana
adalah untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja kemulut dan
mengurangi penjangkitan oleh vector dengan melaksanakan penyuluhan
peraktek kebersihan yang baik, penyediaan air minum yang aman dan
pengurangan kesehatan lingkungan dengan mengusahakan suatu kondisi
yang memungkinkan orang-orang untuk hidup dengan kesehatan.
4.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Hj.UllaNuchrawaty,MM. 1Desember 2007 Jakarta. PELATIHAN KSR
DASAR KUMPULAN MATERI. Indonesia Palang Merah Indonesia (PMI).

16

Anda mungkin juga menyukai