DiSusunOleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah FALSAFAH DAN
TEORI KEPERAWATAN “TEORI KEPERAWATAN OLEH: WATSON”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatandan untuk memperdalam pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
Penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………........i
DAFTAR ISI………………………………………………………….......….....ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………......
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Falsafah keperawatan
B. Paradigma keperawatan
C. Teori keperawatan watson
D. Hubungan paradigma keperawatan dan teori keperawatan Watson
E. Contoh Implementasi Teori Keperawatan Watson dalam Keperawatan
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang-
kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat
dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional
belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum
maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan,
praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Falsafah Keperawatan?
2. Apa yang di maksud dengan Paradigma Keperawatan?
3. Bagaimana Falsafah dan Paradigma Keperawatan?
4. Apa yang di maksud dengan teori Watson?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui latar belakang Falsafah Keperawatan
2. Untuk mengetahui latar belakang Paradigma Keperawatan
3. Untuk mengetahui tentang Falsafah dan Paradigma Keperawatan
4.Mengetahui teori teori dari watson
BAB II TINJAUAN TEORI
A. FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.Falsafah menjadi ciri utama
pada suatu komunitas baik komunitas berskala besar maupun berskala kecil, salah
satunya adalah komunitas profesi keperawatan.
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus
menjadi pegangan setiap perawat.Sebagai seorang perawat wajib bagi Anda untuk
memegang dan menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam diri Anda ketika bergaul
dengan masyarakat atau pada saat Anda memberikan pelanyanan keperawatan pada
pasien.Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus dihafal, melainkan sebuah
artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat. Dengan kata lain, falsafah keperawatan
merupakan “jiwa” dari setiap perawat. Oleh karena itu, falsafah keperawatan harus
menjadi pedoman bagi perawat dalam menjalankan pekerjaannya.
Sebagai seorang perawat tentunya dalam menjalankan profesi keperawatan Anda
harus senantiasa menggunakan nilai-nilai keperawatan dalam melayani pasien. Pada
aspek lain bahwa falsafah keperawatan dapat digunakan untuk mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas. Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang
sebagai mahluk holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan
biologis, psikolois, sosial dan spiritual yang diberikan secara komprehensif.
Pelayanan keperawatan senantiasa memperhatikan aspek kemanusiaan setiap
pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa ada perbedaan.Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan pasien
sebagai mitra yang aktif, dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada
respons mereka terhadap situasi.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi delapan
elemen, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip
falsafah veritivity.Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi
subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa
menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu:
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsic.
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain veritivity.
Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada
hal yang benar absolut.Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia
yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan
prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks: a) Tujuan
eksistensi manusia, b) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia, c) Aktifitas
dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, serta d) Nilai dan arti kehidupan.
B. PARADIGMA KEPERAWATAN
Secara umum paradigama diartikan cara pandang, melihat, memikirkan,
memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang ada.
Paradigma dapat pula diartikan suatu diagram atau kerangka berpikir seseorang dalam
menjelaskan suatu masalah atau fenomena dari suatu kejadian. Paradigma keperawatan
adalah cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok
keperawatan atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-
teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Beberapa ahli di bidang
keperawatan mempunyai pendapat sendiri tentang arti dari paradigma keperawatan.
Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian,
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang membentuk paradigma
keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori lain. Teori keperawatan
didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini
meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan
bersama-sama dengan klien.
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart
of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah
komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
2. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan. Menurut
WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan tetapi
Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1) Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2) Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
3) Tidak adanya penyakit.
4) Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial,
dan lingkungan.
5) Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan
jiwa. 6. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa
yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien
dan perawat.Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual. Asuhan
keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain.
Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang
saling peduli dengan yang lainnya.Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke
generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu
koping yang unik terhadap lingkungan.Lingkungan adalah dimana interaksi
transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat, sebagai suatu hubungan
dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
o Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistik.
o Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
o Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang
memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
o Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
o Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art and human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan self-knowlegde, self-control, self-care, dan
selfhealing.
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan
stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan
kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik
keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan
ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan. Ada 10
faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negatif.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan
nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi
kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan
akan penghargaan dan beraffiliasi.
d. Higher order needs (intrapersonalinterpersonal needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Implementasi: Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi
pengumpulan data.
Evaluasi: Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang
positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan
implementasi.Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini
hanya satu saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian.
Diagnosa keperawatan lain dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan
metode yang sama dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat sedang
mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan muka
pucat.
Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya
keluarga lagi.Ny. S termasuk kurang mampu.Ny. S sehari-hari bekerja sebagai pengumpul botol-
botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi.
Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60
mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37 derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera
tampak pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit
10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil
rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny. S adalah : Proses
Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah (Biofisik) Bagaimana
Ny. S melihat dirinya? Apakah tinggi badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal?
Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal?
Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal? Kebutuhan derajat lebih rendah
(Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang
biasa pada seusianya?apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal? Bagaimana kehidupan
seksualitasnya? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan
sesama memuaskan?
A. KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Paradigma keperawatan adalah cara pandang
yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan
demikian, paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan.
Teori keperawatan Watson “Human care is the heart of nursing” Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human science and
human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).Hubungan Paradigma Keperawatan dan
Teori Keperawatan Watson, Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4
(empat) bagian, yaitu: Kemanusiaan, Kesehatan, Lingkungan sosial dan keperawatan.
Proses keperawatan dalam teori caring Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena
kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi
yang terbaik.
B. SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA