Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


“TEORI KEPERAWATAN OLEH: WATSON”

DiSusunOleh:

Fransiska Widyawati 2021-01-14201-167


Jainab 2021-01-14201-168
Jonathan Frederick Uda 2021-01-14201-169
Lesli 2021-01-14201-170
Lia Leloni 2021-01-14201-171

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah FALSAFAH DAN
TEORI KEPERAWATAN “TEORI KEPERAWATAN OLEH: WATSON”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatandan untuk memperdalam pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
Penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………........i

DAFTAR ISI………………………………………………………….......….....ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………......
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Falsafah keperawatan
B. Paradigma keperawatan
C. Teori keperawatan watson
D. Hubungan paradigma keperawatan dan teori keperawatan Watson
E. Contoh Implementasi Teori Keperawatan Watson dalam Keperawatan

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………

B. Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk 
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya 
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan 
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi
keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang-
kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat
dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional
belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum
maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang
melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan,
praktik keperawatan dan organisasi profesi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan Falsafah Keperawatan?
2. Apa yang di maksud dengan Paradigma Keperawatan?
3. Bagaimana Falsafah dan Paradigma Keperawatan?
4. Apa yang di maksud dengan teori Watson?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui latar belakang Falsafah Keperawatan
2. Untuk mengetahui latar belakang Paradigma Keperawatan
3. Untuk mengetahui tentang Falsafah dan Paradigma Keperawatan
4.Mengetahui teori teori dari watson
BAB II TINJAUAN TEORI

A. FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.Falsafah menjadi ciri utama
pada suatu komunitas baik komunitas berskala besar maupun berskala kecil, salah
satunya adalah komunitas profesi keperawatan.
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus
menjadi pegangan setiap perawat.Sebagai seorang perawat wajib bagi Anda untuk
memegang dan menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam diri Anda ketika bergaul
dengan masyarakat atau pada saat Anda memberikan pelanyanan keperawatan pada
pasien.Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus dihafal, melainkan sebuah
artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat. Dengan kata lain, falsafah keperawatan
merupakan “jiwa” dari setiap perawat. Oleh karena itu, falsafah keperawatan harus
menjadi pedoman bagi perawat dalam menjalankan pekerjaannya.
Sebagai seorang perawat tentunya dalam menjalankan profesi keperawatan Anda
harus senantiasa menggunakan nilai-nilai keperawatan dalam melayani pasien. Pada
aspek lain bahwa falsafah keperawatan dapat digunakan untuk mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas. Dalam falsafah keperawatan pasien di pandang
sebagai mahluk holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan
biologis, psikolois, sosial dan spiritual yang diberikan secara komprehensif.
Pelayanan keperawatan senantiasa memperhatikan aspek kemanusiaan setiap
pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa ada perbedaan.Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan pasien
sebagai mitra yang aktif, dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada
respons mereka terhadap situasi.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi delapan
elemen, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip
falsafah veritivity.Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi
subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa
menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu:
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsic.
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki
hubungan dengan orang lain veritivity.
Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada
hal yang benar absolut.Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia
yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan
prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks: a) Tujuan
eksistensi manusia, b) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia, c) Aktifitas
dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, serta d) Nilai dan arti kehidupan.

B. PARADIGMA KEPERAWATAN
Secara umum paradigama diartikan cara pandang, melihat, memikirkan,
memaknai, menyikapi, serta memilih tindakan atas masalah atau fenomena yang ada.
Paradigma dapat pula diartikan suatu diagram atau kerangka berpikir seseorang dalam
menjelaskan suatu masalah atau fenomena dari suatu kejadian. Paradigma keperawatan
adalah cara pandangan secara global yang dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok
keperawatan atau menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-
teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Beberapa ahli di bidang
keperawatan mempunyai pendapat sendiri tentang arti dari paradigma keperawatan.
Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian,
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek
keperawatan.
Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau klien,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang membentuk paradigma
keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori lain. Teori keperawatan
didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat).
2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini
meliputi lingkungan fisik.
3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.
4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan
bersama-sama dengan klien.

5. Hubungan kempat komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1.


Gambar.1.1 Unsur Paradigma Keperawatan

C. Teori Keperawatan Watson


 “Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human science
and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.Sebagai human
science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika,
humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena keutuhan ini
maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka
(openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart
of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah
komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

Konsep Sehat Sakit


Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integrated self.  Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh
dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri
yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang  untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and
human care”.Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah.Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta
seni yang kuat.Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu
keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,
bukan pengobatan penyakit.
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan individu
dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat  healthgenic (menyehatkan) dari pada  curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien.Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat
harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang
dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda
baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana
perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan.Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson,
1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama,
yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang
tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks
manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap
kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup  yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas;
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan
interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem  nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan
focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih
sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang
dalam dan dunia kehidupan subjektif  dari dirinya dan orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling
bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai suatu
hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri
orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan,
kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan
“human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan
dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan khusus
manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan
martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan
kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu
tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan.Hubungan ini
menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan
perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka
sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman
terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu
perawat dan pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi
dasar dari suatu hubungan.Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung
dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.Istilah
transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,
tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan
dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
c. Caring Occation Moment
Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan waktu)
pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya
dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang
sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang
dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan
untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

D. Hubungan Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Watson

PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)


Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-
control, pilihan dan self determination.Menurut pandangan Watson orang yang
bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan
harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu
orang yang sedang sakit.
Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang
kompleks yang terintegrasi dalam dirinya.Selain itu manusia juga dinilai sempurna,
karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam
fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (tentang konflik
psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya.

2. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan. Menurut
WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan tetapi
Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1) Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2) Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
3) Tidak adanya penyakit.
4) Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial,
dan lingkungan.
5) Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan
jiwa. 6. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa
yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien
dan perawat.Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap
bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual. Asuhan
keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain.
Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang
saling peduli dengan yang lainnya.Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke
generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu
koping yang unik terhadap lingkungan.Lingkungan adalah dimana interaksi
transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat, sebagai suatu hubungan
dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
o Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistik.
o Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
o Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang
memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
o Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
o Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.

4. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art and human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan self-knowlegde, self-control, self-care, dan
selfhealing.
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.
Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.
Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan
stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan
kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik
keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan
ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan. Ada 10
faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negatif.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

E. Contoh Implementasi Teori Keperawatan Watson


Proses keperawatan dalam teori caring Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan):

Pengkajian: Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan


dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan
dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah
dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan
masalah Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu:

a. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan
nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.

b. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi
kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.

c. Higher order needs (psychosocial needs), yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan
akan penghargaan dan beraffiliasi.

d. Higher order needs (intrapersonalinterpersonal needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Perencanaan: Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel akan


diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah
yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan
dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.

Implementasi: Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi
pengumpulan data.

Evaluasi: Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang
positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.

Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan
implementasi.Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini
hanya satu saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian.
Diagnosa keperawatan lain dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan
metode yang sama dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.

Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat sedang
mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan muka
pucat.

Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya
keluarga lagi.Ny. S termasuk kurang mampu.Ny. S sehari-hari bekerja sebagai pengumpul botol-
botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi.

Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan darah 80/60
mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37 derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera
tampak pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit
10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil
rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.

Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny. S adalah : Proses
Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah (Biofisik) Bagaimana
Ny. S melihat dirinya? Apakah tinggi badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal?
Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal?

Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal? Kebutuhan derajat lebih rendah
(Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang
biasa pada seusianya?apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal? Bagaimana kehidupan
seksualitasnya? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan
sesama memuaskan?

Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?Apakah lingkungannya


memfasilitasi pertumbuhan dirinya? Apakah dia merasa dicintai dan mencintai? Kebutuhan
derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S tentang dirinya? Apakah Ny. S
menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai tujuannya?Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang tebal dan kental, usaha batuk
efektif lemah.

Perencanaan dan Implementasi Penggunaaan faktor karatif Membangun lingkungan


caring melalui Pemahaman empatik.Membangun hubungan saling melalui mendorong ekspresi.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Paradigma keperawatan adalah cara pandang
yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan
demikian, paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan.
Teori keperawatan Watson “Human care is the heart of nursing” Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human science and
human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).Hubungan Paradigma Keperawatan dan
Teori Keperawatan Watson, Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4
(empat) bagian, yaitu: Kemanusiaan, Kesehatan, Lingkungan sosial dan keperawatan.
Proses keperawatan dalam teori caring Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena
kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi
yang terbaik.

B. SARAN

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :EGC.


Budiono, Sumirah Budi P. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2 Jakarta: Salemba
Medika.
Kozier,Erb,Berman,& Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses &
Praktik,ed.7.Vol.1. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan:Konsep dan Praktik, Jakarta : Salemba
Medika.
Jean Watson. 2007.“Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living Experiences:
Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary Guide To The Professional Nursing
Practice”.
Christensen, J, Paula., Kenney,W, Janet. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring. LLC: Springer Publishing Company.
Watson, Jean. 1940. Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer Pulishing Company.
MS, N. (2012, 4 4). Teori Keperawatan Jean Watson. Retrieved 10 9, 2019, from Naldi MS Web
site: http://renal-mumar.blogspot.com/2012/04/teorikeperawatan-jean-watson.html Pranata,
T. (2019, 10 9). Teori Watson Keperawatan Dasar 1. Retrieved 10 9, 2019, from Tilla
Pranata Web site: https://tillapranata.wordpress.com/2014/09/24/teori-watson-
keperawatandasar-1/

Anda mungkin juga menyukai