Di Susun Oleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah Ilmu Dasar Keperawatan II “KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI DAN MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN
TERKAIT REPRODUKSI”. Makalah ini disusun dalam rangka untuk ataupun
melengkapi mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.
Penulis menyadari bahwa Laporan dan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena ini, Penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran
yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis berharap agar
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………........i
DAFTAR ISI………………………………………………………….......….....ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………......
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria…………………………..
2.2 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria………………………………………….
2.3 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita……………………….
2.4 Masalah-Masalah Keperawatan Terkait Sistem Reproduksi………………
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………......….….
3.2 Saran ……………………………………………………………….............
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan tentang
Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling
dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam
makalah ini akan dibahas dua hal yaitu tentang ANATOMI dan FISIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI yang menerangkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi
Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita.
Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi).
Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh saat mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin
dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi.
2) Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus
ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang
kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya
membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-
60 cm.
3) Uretra.
Uretra berfungsi 2 fungsi:
a. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
b. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
Struktur dalam organ reroduksi pria terdiri dari : vas deferens, uretra,
kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
a) Vas deferens
Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya
45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek
posterior testis dalam bentuk gulungan-gulungan bebas, kemudian
meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda spermatika
menuju abdomen.
b) Uretra
Uretra berfungsi 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
c) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
1. Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo
Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.
d) Vesikula Seminalis
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari
semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan
dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen
2.2.1 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang
menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid
menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri
dari kepala, badan dan ekor.
2.3 Anatomi dan Fisioligi Sistem reproduksi Wanita
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora
bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm,
tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat
berdekatan.
3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),
tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium
dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2
buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2
buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar
bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
7) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.
1) Masalah kesuburan
Salah satu masalah kesehatan reproduksi pria yang dapat mengganggu
kesuburan adalah jumlah sperma yang tidak memadai.Kondisi ini bisa
disebabkan oleh gangguan hormon, masalah pada testis (baik karena cedera
atau kelainan bawaan), akibat pengobatan kanker, gangguan autoimun yang
menyerang sel sperma, efek samping obat-obatan, hingga adanya gangguan
struktural dan masalah kromosom atau genetik.
2) Disfungsi seksual
Salah satu jenis masalah kesehatan reproduksi pria yang paling umum adalah
disfungsi seksual. Bentuk-bentuk disfungsi seksual yang dapat terjadi pada pria,
yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini, ejakulasi tertunda atau terhambat, hingga
libido rendah.
4) Kanker
Ada dua jenis kanker yang termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi pria.
Kedua jenis kanker ini adalah kanker prostat dan kanker testis.Seiring
bertambahnya usia, risiko Anda mengalami kanker prostat semakin tinggi.
Selain itu, riwayat kanker dalam keluarga juga meningkatkan risiko terjadinya
kanker prostat dan kanker testis.
5) Gangguan prostat
Gangguan prostat termasuk salah satu masalah kesehatan reproduksi pria,
khususnya bagi Anda yang telah lanjut usia. Sejumlah masalah yang biasanya
menyerang kelenjar prostat adalah pembesaran prostat, peradangan prostat, dan
kanker prostat.
6) Gangguan testis
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan reproduksi pria yang berkaitan
dengan kondisi testis:
1 Testis tidak turun atau undesensus testis, yaitu masalah kesehatan reproduksi
bawaan lahir yang ditandai dengan testis tidak turun ke skrotum. Kondisi
ini sebaiknya ditangani sebelum bayi berusia 1 tahun. Jika dibiarkan testis
dapat mengalami kerusakan, menyebabkan kemandulan, serta berisiko
mengembangkan kanker testis.
2 Varikokel, yakni kondisi saat pembuluh vena di sekitar testis mengalami
pelebaran.
3 Hidrokel, yakni kondisi terjadinya penumpukan cairan di sekitar testis yang
bisa berbahaya.
Selain gangguan masalah kesehatan reproduksi secara spesifik bagi kedua jenis
kelamin, ada juga beberapa masalah gangguan reproduksi yang dapat terjadi pada
pria dan wanita. Hal ini biasanya berkaitan dengan penyakit tertentu, seperti
HIV/AIDS atau penyakit menular seksual.Apabila berbagai kondisi di atas tidak
segera ditangani, Anda dapat mengalami gangguan fungsi organ reproduksi. Kondisi
ini berimbas pada berkurangnya kesuburan dan menurunnya kemungkinan memiliki
keturunan. Untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi, diperlukan perawatan
yang disesuaikan dengan jenis gangguan yang dialami.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ; Organ-
organ eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora, labia
minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum. Organ-organ
interna berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhan fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus , servik
uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus. Cara oragan reproduksi sangat
menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium pada
perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana sel reproduksi
ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu ovarium dan testis,
merupakan suatu rahasia agung dan indah :
1) Pada osteoporosis terjadi perubahan mikro arsitektur tulang yang menyebabkan
kerapuhan tulang.
2) Faktor resiko osteoporosis yang meliputi usia, lamanya menopause dan kadar
estrogen yang rendah, sedangkan faktor proteksinya adalah kadar estrogen
yang tinggi, riwayat barat badan lebih atau obesitas dan latihan yang teratur
3) Penyusutan kepadatan tulang mulai terjadi berangsur-angsur sejak perempuan
berusia 30-40 tahun dan osteoporosis mulai dapat dijumpai kurang lebih 5-10
tahun setelah menopaouse.
4) Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi
pencegahan dan terapi obat-obatan
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari Ibu
Greace untuk dapat membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA