Anda di halaman 1dari 20

1

Dosen pengampu: Dewi sari pratiwi, S.Kep,Ns.,M.Kes

MAKALAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

WA IYA (P202001095)

LUCIANA FEBRIYANTI (P202001085)

NALA FAUZIAH (P202001110)

NYOMAN SRI RAHAYU (P202001073)

ANGGI ANGGRAENI. S (P202001078)

BAYU SAPUTRA RUSMAN (P202001085)

AKZABIL NURRAHMAN (P202001106)

MUH. ADITYA SYHPUTRA JAYA (P202001056)

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Solawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhhamad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan maklah ini, dari mata kuliah “KEPERAWATAN MATERNITAS 1 “ yang
berjudul “ ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya maklah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Kendari, 20 oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1

1.1 Latar belakang……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan masalah…………………………………………….. 1

1.3 Tujuan penulisan……………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 2

1.1 Anatomi dan fisiologi system reproduksi pria………………… 2

1.2 Anatomi dan fisiologi system reproduksi Wanita…………….. 5

BAB III PENUTUP……………………………………………………… 13

A. Kesimpulan…………………………………………………….. 13

B. Saran…………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari
testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi).

Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun
siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup
reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak
mati.

 Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak)
yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

1.2 Rumusan masalah

1. bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi pria?

2. bagaimana anatomi dan fisiologi system reproduksi wanita?

1.3 tujuan penulisan

1. untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi pria.

2. untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system reproduksi pria.

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Anatomi dan fisiologi system reproduksi pria

1. Struktur/Anatomi organ reproduksi laki-laki

Secara anatomi organ reproduksi laki-laki terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu
skroturn dan penis, dan organ reproduksi internal yaitu testis ( menghasilkan sperma dan
hormone), kelenjar aksesoris (mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma), dan
sekumpulan duktus yang membawa sperma dan kelenjar.

a. SKROTUM (kantung zakar)

Skrotum merupakan pembungkus testis, dimana. penurunan testis kedalam skrotum


(Decensus testikulorum) terjadi semenjak didalam kandungan , Suhu testis lebih rendah 2OC
dari suhu tubuh. Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan suhu testis:

 Terdapatnya kelenjar keringat


 Terdapatnya pleksus pampiniform berupa anyarnan-anyaman vena dari testis
 Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus

Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

 Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar keringat
 Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halus
 Lapisan jaringan keringat
 Membran serous merupakan dasar dari dinding skrotum

b. TESTIS

Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang
disebut Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma). Di tubulus seminiferus juga
terdapat sel-sel leydig yang tersebar , dimana sel ini akan menghasilkan testosteron dan
androgen yang merupakan hormone seks pria.

2
3

c. DUKTUS EFERENS

Tubulus serniniferus dibagian atas lobus membentuk tubulus lurus (tubulus rectus)
dan masuk kebagian testis yang disebut Rete testis dan keluar sebagai duktus eferens.

d. EPIDIDIMIS

Saluran ini menempel pada testis. Saluran epididimis merupakan duktus eferens
bersatu yang berkelok-kelok. Sperma membutuhkan waktu 20 hari di epididimis yang
panjangnya hampir mencapai 6 meter. Selama perjalanan sperma di epididimis, sperma
menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Lapisan otot saluran ini,
makin tebal kearah ekor, ini sesuai dengan fungsi epididimis untuk mendorong sperma
menuju ke vas deferens.

e. VAS DEFERENS

Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis menuju ke uretra, tetapi
sebelum sampai di uretra, terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir saluran
ampula akan bersatu dengan saluran vesika seminalis membentuk saluran kecil yang disebut
duktus ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada uretra. Saluran uretra
disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran reproduksi .

f. KELENJAR AKSESORIS

 Kelenjar Vesikula
Seminalis Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan dari vesika
sernininalis mempunyai sifat kental kekuning-kuningan dan alkalis (basa). Cairan ini
mengandung mucus, gulaftuktosa (sumber energi bagi sperma), enzim
pengkoagulasi, asam askrobat, dan prostaglan
 Kelenjar Prostat
Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung melalui
saluran-saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam,
serta mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat ( nutrient bagi sperma) .
Kelenjar ini merupakan permasalahan bagi laki-laki yang berumur diatas 40 th
keatas, karena pada umumnya terjadi pembesaran kelenjar prostat (non kanker).
Biasanya diatasi dengan pembedahan atau dengan obat-obatan mengandung
gonadotropin yang dapat menghentikan aktivitas dan ukuran kelenjar prostat.
 Kelenjar Bulbouretralis / Cawper
4

Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen, merupakan sepasang kelenjar
kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya untuk menetralkan
setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra, juga mengandung enzim spermin
(bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga membawa sebagian sperma yang
dibebaskan sebelurn terjadinya ejakulasi. Ini merupakan alasan tingginya kegagalan
kontrol kelahiran menggunakan metode menarik penis sebelum terjadinya ejakulasi
( KB angkat).

g. PENIS

Penis manusia terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon yang terdiri dari
ruang-ruang dimana pembatasnya disebut trabekula. Jaringan erektil ini berasal dari vena dan
kapiler yang dimodifikasi. Ke-tiga jaringan erektil ini adalah: a. 2 (dua) buah corpus
cavernosum dari penis, pada bagian dorsal dan b. 1 (satu) buah corpus cavernosum dari uretra
(corpus spongiosum). Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh
oleh darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga penis
penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat penting artinya untuk
memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi kopulasi. Setiap laki-laki normal akan
mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150
juta sperma (normozoospermia : ≥ 20 juta/ml). Pada saat semen berada di saluran wanita,
prostaglandin dalam semen mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan
otot uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus. Semen yang
bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina yang sedikit asam,
sehingga melindungi sperma dan meningkatkan motilitasnya. Saat pertama kali
diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi
uterus, sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma untuk bisa
berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur.

2. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA

1. Hormon pada Laki-laki

a. FSH (Follicle Stimulating Hormone) Berfungsi untuk menstimulir spematogenesis.

b. LH (Luteinizing Hormone) Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi


Testosteron.
5

c. Testosteron Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria: Sebelum lahir:
Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna Mendorong penurunan testis ke skrotum.
Efek reproduksi Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi Penting dalam
spermatogenesis pertumbuhan tanda kelamin sekunder

2. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi


spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang
menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi
spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan
dan ekor.

1.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Secara anatomi organ reproduksi perempuan terdiri dari :

1) organ reproduksi ekstemal yaitu klitoris, dua pasang labia yang mengelilingi klitoris, dan
lubang vagina.

2) Organ reproduksi internal yaitu sepasang ovarium, duktus dan ruang untuk menghantarkan
sperma serta menampung embrio dan fetus (uterus).

a. OVARIUM (Ovary)
Terletak di dalam rongga abdomen, menggantung dan bertautan melalui mesenterium
ke uterus. Setiap ovarium terbungkus dalam kapsul pelindung yang keras dan mengandung
banyak folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur dan dikelilingi oleh satu atau lebih sel-
sel folikel, yang memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang.
Seorang perempuan memiliki kira-kira 400.000 buah folikel yang dibawanya sejak lahir dan
folikel ini sudah terbentuk sebelum kelahirannya. Dari jumlah folikel tersebut, hanya
beberapa, ratus ribu saja yang dapat membebaskan sel telur selama tahun-tahun reproduksi
seorang perempuan, mulai dari pubertas sampai tercapainya masa menopause.
Umumnya sebuah folikel matang dan membebaskan sel telurnya setiap satu siklus
menstruasi. Sel-sel folikel juga menghasilkan hormon seks utama yaitu ; estrogen.
6

Ovulasi terjadi apabila sel telur yang matang didorong keluar dari folikel, sedangkan
sisa jaringan folikel akan berkembang di dalam ovarium membentuk massa yang padat yang
disebut korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan tambahan estrogen dan progesteron
yaitu hormon yang mempertahankan dinding uterus selama kehamilan. Apabila sel telur tidak
dibuahi, korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan
selama siklus berikutnya.
Sistem reproduksi wanita tidak sepenuhnya tertutup, sel telur dilepaskan kedalam
rongga abdomen dekat pembukaan oviduk atau saluran telur atau tuba falofi. Oviduk
mempunyai pembukaan yang mirip corong dan silia yang terdapat pada epitelium bagian
dalam yang melapisi duktus akan membantu menarik sel telur dengan cara menarik cairan
dari rongga tubuh kedalam duktus tersebut. Silia (rambut getar) juga mengirimkan sel telur
tersebut menuruni duktus tersebut sampai ke uterus atau rahim. Uterus adalah organ tebal dan
berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk menampung fetus dengan bobot 4
kg. Lapisan bagian dalam uterus yang disebut endometrium dialiri oleh pembuluh darah yang
sangat banyak.
Leher uterus disebut serviks, yang membuka ke dalam vagina. Vagina merupakan
ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui bayi saat lahir, dan
juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi. Himen merupakan membran
bervaskuler yang menutupi sebagian lubang vagina mulai saat kelahiran , dan umumnya
sampai pada saat pertama kali hubungan kelamin atau kegiatan fisik yang dapat merobeknya.
Lubang vagina dan lubang uretra, yang terpisah terletak didalam daerah yang disebut
vestibula, yang dibatasi oleh sepasang lipatan kulit tipis yaitu labia minora dan satu pasang
tonjolan lagi yang berlemak dan tebal disebut labia mayora yang merupakan pembungkus dan
pelindung dari labia minora dan vestibula. Dibagian ujung depan dari vestibula terdapat
klitoris yang terdiri atas batang pendek yang menyokong sebuah gland atau kepala, yang
bundar, dan ditutupi oleh tudung kulit kecil yang disebut preputium.
Selama proses perangsangan seksual, klitoris, vagina, dan labia minora dipenuhi
dengan darah dan membesar. Sebagian besar dari tubuh klitoris terdiri dari jaringan erektil.
Klitoris merupakan salah satu titik paling sensitif dalam perangsangan seksual dan diperkaya
oleh saraf. Selarna proses perangsangan seksual, kelenjar Bartholin yang terletak dilubang
vagina, mensekresikan mukus ke dalam vestibula yang menjaganya tetap terlumasi dan
memudahkan hubungan kelamin.
7

b. SPERMATOGENESIS
Suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia dari epitel tubulus seminiferus
yang mengadakan proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi spermatozoa.
Spermatogenesis terdiri dari tiga fase:
 Fase spermatositogenesis : spermatogonium membelah menghasilkan generasi sel baru
yang nantinya akan menghasilkan spermatosit (pembelahan secara mitosis)
 Fase meiosis : spermatosit mengalami 2x pembelahan secara berturutan dengan mereduksi
sampai ½ jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel dan menghasilkan spermatid
 Fase Spermiogenesis : spermatid mengalami proses sitodiferensiasi sehingga menghasilkan
spermatozoa.
Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus secara terus menerus dan
berkesinambungan sepanjang masa reproduksi dan selama fungsi spermatogonia induk tidak
terganggu oleh peranan hormon ( FSH, LH, testosteron).

A. Spermatositogenesis
Peristiwa ini dimulai dari sel benih primitif yaitu spermatogonium Al (stem cell atau
sel induk) mengalami mitosis menjadi sepermatogonia A2, A3,A4 , intermediet dan
membelah lagi menjadi spermatogonia B kemudian baru membentuk Spermatosit primer.
Ciri-ciri dari spermatogonium ; dekat lamina basalis, relatif kecil dan mengandung kromosom
diploid.

B. Meiosis
Spermatosit primer memasuki tahapan profase dari pembelahan meiosis I yang
memiliki beberapa tahapan yaitu preleptoten, leptoten, zigoten, pakiten, diploten dan
diakinesis. Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom dan 4 N DNA.
Tahapan-tahapan dari profase dalam pembelahan meiosis adalah:
o Preleptoten : aktif dalam mensintesis DNA, struktur kromosom tidak jelas
o Leptoten : kromosom mengalami kondensasi dan terdiri dari 2 kromatid
o Zigoten terjadi penebalan kromosom dan sinapsis kromosom
o Pakiten sinapsis kromosom semakin sempurna dan kromosom semakin menebal
serta memendek, inti dan sitoplasma tumbuh dan merupakan sel yang terbesar.
o Diploten : pasangan kromosom terpisah tetapi masih tetap, bergabung pada bagian
kiasma.
8

o Diakinesis : Kromosom semakin memendek dan 2 kromatid yang menyusun


tiap kromosom dapat terlihat

Metafase : kromosom dibidang equator


Anafase : masing-masing kromosorn dikutub yang berlawanan
Telefase :2 anak inti baru dan terbentuklah sel baru yang disebut Spermatosit sekunder.

Spermatosit sekunder : selnya lebih kecil, mempunyai 23 kromosom, sulit diamati


karena berumur pendek dengan cepat memasuki meiosis II. Pembelahan spermatosit
sekunder ini menghasilkan spermatid.

C. Spermiogenesis
Spermatid : mengandung 23 kromosom, berbatasan dengan lumen, ukurannya kecil,
inti dengan kromatid padat.
Spermatid mengalami perkembangan melalui proses spermiogenesis yang terdiri atas 3 fase :
 Fase golgi: Sitoplasma spermatid mengandung kompleks golgi yang menjolok dekat
inti, juga terdapat mitokondria, sepasang sentriol, ribosorn bebas dan tubulus
retikulum endoplasma licin. Granula/butiran proakrosom kecil berkumpul dalam
komplek golgi dan kemudian menyatu membentuk satu granula akrosom yang
terdapat didalam vesikel akrosom berbatasan membran. Granula ini melekat ke salah
satu sisi inti yg bakal jadi bagian depan spermatozoa. Granula akrosom bertambah
besar, pipih dan menuju bagian depan inti membentuk semacam tutup (cup
spermatozoa)
 Fase akrosomal : Vesikel dan granula akrosom menyebar untuk menutupi belahan
anterior dari inti yang memadat yang disebut akrosom. Kutub anteriol sel yang
mengandung akrosom akan berorientasi kearah basis tubulus seminiferus. Inti menjadi
lebih panjang dan lebih padat. Salah satu dari sentriol tumbuh secara bersama
membentuk flagelum. Mitokondria berkumpul disekitar bagian proksimal flagelum
membentuk bagian menebal yaitu bagian tengah dimana pergerakan spermatozoa
dibangkitkan.
 Fase pematangan : sitoplasma residu dibuang dan difagositosis oleh sel sertoli dan
spermatozoa dilepas kedalam lumen tubulus.
9

Selama pembelahan spermatogonia , sel-sel yang dihasilkan tidak memisahkan diri


tetapi tetap berhubungan melalui jembatan sitoplasma / jembatan intersel adalah komunikasi
antar setiap spermatosit primer dan spermatosit sekunder yang berkembang dari satu
spermatogonium sehingga urutan spermatogenesis terkoordinasi. Spermatogenesis tidak
berlangsung secara serentak dalarn semua tubulus seminiferus tetapi secara bergelombang,
siklus spermatogenesis berlangsung selama lebih kurang 64 hari.

c. OOGENESIS
Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi) yang
dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam embryo, menghasilkan oogonia
diploid. Masing-masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid.
Mulai pada saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis
pertama setiap bulan. Pembelahan meiosis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal
cytokinesis). Pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan
sebuah badan polar yang lebih kecil. Pembelahan meiosis II yang menghasilkan ovum dan
badan polar kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah
meiosis selesai dan badan polar kedua memisah dari ovum, nukleus haploid sperma dan
ovum matang menyatu dalam proses fertilisasi.
Di dalam ovarium, masing-masing oosit primer berkembang di dalam sebuah folikel.
Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel tumbuh tapi yang matang hanya satu. Dalam
proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan sebuah oosit sekunder, dimana jaringan
folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum yang mengalami disintegrasi ketika
fertilisasi tidak terjadi.

2. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA


Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), alat reproduksi wanita mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1. Fungsi seksual Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang
dapat mengeluarkan cairan, berguna sebagai pefumas pada saat sanggama. Selain itu vulva
dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.

2. Fungsi hormonal Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur dan rahim
didalam memperlahankan ciri kewanitaan dan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik
dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi
indung telur yang menghasilkan hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan progesteron.
10

Dalam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. Indung
teiur mulai berfungsi, yaitu kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif
menghasilkan hormon – hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan
hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-
perubahan fisik pada wanita. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi
pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya terjadilah haid
yang pertama kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Mula-mula haid datang
tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk
kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurang iebih 30 tahun. Pertumbuhan badan
menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche berlangsung dengan cepat, saat
ini disebut masa pubertas. Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa
klimakterium yaitu masa yang menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. Mula-
mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 12 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya
berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka dikatakan wanita
mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala
panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikis yaitu emosi yang labil. Pada saat ini
terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang. Berikut hormon yang berperan
dalam sistem reproduksi wanita : 1. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi
di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ). 2. FSH (Follicle
Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap
GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik /
pulsatif, waktu paruh

eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya
dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback
negatif.

3. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di


sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum menghasilkan pascaovulasi dalam progesteron.
11

Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus,
waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria :
LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

4. Estrogen Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
(proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.

 Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.

 Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.

 Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.

 Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak


tubuh.

 Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan


/regenerasi tulang. Pada Wanita pasca menopause, untuk pencegahan tulang keropos /
osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

5. Progesteron Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,


sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
12

darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi dihipofisis anterior, memiliki
aktifitas memicu /meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi
korpus luteum.Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human
Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa
laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus,
sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan
follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea. 3. Fungsi Reproduksi
( melanjutkan keturunan ).
13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Organ reproduksi pria terbagi dua yakni struktur luar (eksterna) dan struktur dalam
(interna). Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar).

2. Fisiologi sistem reproduksi pada pria terdiri dari hormon –hormon seperti FSH, LH dan
testosterone serta proses spermatogenesis.

3. Anatomi organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal dan internal, sebagian
besar terletak dalam rongga panggul.

4. Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), alat reproduksi wanita mempunyai tiga fungsi,


yaitu: fungsi seksual, fungsi hormonal dan fungsi reproduksi.

B. SARAN

Dalam usaha-usaha untuk meingkatkan pengetahuan para remaja tntang kesehatan


reproduksinya membutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Setiap sekolah/perguruan tinggi
hendaknya memperhatikan tingkat pengetahuan setiap mahasiswa didiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai