Anda di halaman 1dari 17

FITOTERAPI PADA SISTEM

REPRODUKSI MANUSIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada mata kuliah “Fitoterapi”
Dosen Pengampu : apt. Imas Maesaroh, M.Farm.

Disusun Oleh :
Susi Shilfiani 33178K18070
Wina Winarsih 33178K18071
Toto Santoso 33178K18072
Wiwin Widia 33178K18073
Amy Amalia R. 33178K18074
Semester V Karyawan

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Sistem Reproduksi Pada Manusia” yang
mana makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitoterapi.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini kami masih banyak kekurangan.
Hal ini karena terbatasnya pengetahuan, waktu, dan sumber yang kami dapat. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu apt. Imas Maesaroh, M.Farm. karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan
kepada Allah SWT. Dan semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kuningan, November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….…….. 1
1. Latar Belakang ………………………………………………………….…… 1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….…... 2
3. Tujuan ………………………………………………………………….……. 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….…… 3
1. Definisi Sitem Reproduksi ……………………………………………….….. 4
2. Struktur dan Komponen Sistem Reproduksi ……………………………….... 4
3. Kelainan dan Penyakit Pada Sitem Reproduksi Manusia …………………… 5
4. Pengobatan Konvensional Pada Sistem Reproduksi Manusia …………….… 7
5. Fitoterapi Pada Sistem Reproduksi Manusia ………………………………... 8
BAB III SIMPULAN ………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut Worl Health Organization (WHO) adalah


kesejateraan fisik, mental dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam
segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
proses-prosesnya (Harahap, 2003).

Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan kemajuan
disegala aspek dalam menghadapi perkembagan lingkungan, kesehatan, dan kebersihan
dimana masyarakat dituntut untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan organ atau alat
tubuh. Salah satu organ tubuh yang penting serta sensitive dan memerlukan perawatan
khusus adalah alat reproduksi. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor
penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Apabila alat reproduksi tidak dijaga
kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan
penyakit (Harahap, 2003).

Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria ataupun
wanita, namun wanita mempunyai organ yang lebih sensitif terhadap suatu penyakit,
bahkan keadaan penyakit lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan
reproduksinya.

Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat popular di
Indonesia, diantaranya kanker prostat, sifilis, kanker serviks, HIV, dan keputihan.
Semakin majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan peradaban
masyarakat, banyak ditemukan penyakit-penyakit baru, sehingga istilah tersebut tidak
sesuai lagi dan diubah menjadi sexual transmited disease (STD) atau penyakit menular
seksual (Fahmi dkk, 2014).

Pengatahuan mengenai pemanfaatan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat


sebagai obat untuk menjaga kesehatan atau bahkan untuk mengobati penyakit ini
merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak jaman dahulu telah banyak
dimanfaatkan jauh sebelum pengobatan medis modern. Dari berbagai varietas tanaman
obat tersebut, banyak yang digunakan secara turun temurun dan khasiatnya diyakini
secara empiris, namun banyak juga yang telah diuji baik secara pra klinis maupun klinis
dan telah disebarkan secara luas sebagai obat fitofarmaka atau jamu.

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. Ada definisi dari sistem reproduksi?
2. Bagaimana struktur dan komponen sistem reproduksi manusia?
3. Apa saja kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia?
4. Bagaimana pengobatan konvensional pada sistem reproduksi manusia?
5. Bagaimana fitoterapi pada sistem reproduksi manusia?

3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari sistem reproduksi manusia.
2. Untuk mengetahui struktur dan komponen sistem reproduksi manusia.
3. Untuk mengetahui kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia.
4. Untuk mengetahui pengobatan konvensional pada sistem reproduksi manusia.
5. Untuk mengetahui fitoterapi pada sistem reproduksi manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi merupakan sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet


fungsional pada tubuh. Sistem reproduksi terdiri dari organ seks primer atau gonad
(testis pada pria dan ovarium pada wanita), yang mengsekresikan hormone dan
menghasilkan gamet (sperma badan telur). Selain itu, juga ada organ seks sekunder
berupa kelenjar dan saluran-saluran (Pack, 2007).

2. Organ Reproduksi

Organ reproduksi pada sistem reproduksi dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

a. Organ Reproduksi Pria


Menurut Nurhayati, organ reproduksi pria terbagi menjadi 2, yaitu : alat
reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.

1) Alat reproduksi luar

a) Penis
Penis merupakan alat kopulasi (persetubuhan) pada pria. Kopulasi adalah
hubungan kelamin antara pria dan wanita yang bertujuan untuk
memindahkan semen ke saluran kelamin wanita. Didalam penis terdapat
dua uretra, yaitu saluran akhir dari saluran kelamin yang dikelilingi oleh
jaringan erektil berongga. Jaringan erektil tersebut memiliki banyak
rongga dan mengandung banyak pembuluh darah. Apabila ada emosi
seksual, rongga ini akan terisi penuh oleh darah. Hal ini akan
menyebabkan penis tegang dan membesar yang disebut ereksi. Hanya
dalam keadaan ereksilah penis seorang pria dapat berfungsi untuk
kopulasi (Nurhayati, 2014).

b) Skrotum
Skrotum merupakan kantung kulit yang mengandung lebih banyak
pigmen, ditumbuhi rambut-rambut kasar, dan banyak mengandung
kelenjar. Didalam skrotum terdapat testis. Skrotum menggantung
dibagian luar tubuh antara kaki. Posisi ini membantu melindungi testis
dari kerusakan secara fisik dan sangat berperan penting untuk
menjaganya pada suhu 2-3oC lebih rendah dari suhu tubuh yang cocok
untuk perkembangan sperma (Nurhayati, 2014).

3
2) Alat Reproduksi Dalam

a) Testis
Testis disebut juga gonad pada pria. Wujudnya berbentuk oval, berjumlah
sepasang, diameter sekitar 5 cm, ditutupi oleh skrotum, dan tersusun atas
pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferous. Didalam
testis terdapat tubulus seminiferous (spermatogeneisi), sedangkan sel-sel
leydig berfungsi untuk menghasilkan hormone testoteron. Jadi, testis
berfungsi sebagai alat untuk memproduksi sel-sel sperma dan juga
memproduksi hormone testoteron (Nurhayati, 2014).

b) Saluran Kelamin
Saluran kelamin dibagi menjadi epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, dan uretra.
 Epididirmis, merupakan saluran berkelok-kelok yang keluar dari
testis. Fungsinya yaitu sebagai tempat penyimpanan sperma untuk
sementara waktu, pematangan sperma, dan untuk bergeraknya sperma
menuju vas deferens.
 Vas deferens, merupakan saluran lurus yang eluar dari epididymis.
Berfungsi untuk mengangkut sperma dari epididymis menuju ke
vesikula seminalis.
 Saluran ejakulasi, merupakan saluran pendek yang menghubungkan
vesikula seminalis (kantung semen) dengan uretra. Saluran ini mampu
menyemprotkan sperma sehingga masuk ke dalam ureter dan
mengalirkannya keluar.
 Uretra, merupakan saluran akhir dari saluran kelamin yang terdapat
didalam penis. Uretra sebagai alat pengeluaran karena berfungsi untuk
mebuang urin keluar dari tubuh, sedangkan uretra sebagai kelamin
saluran kelamin karena berfungsi sebagai saluran semen dari kantung
semen.

b. Organ Reproduksi Wanita


Wanita memiliki organ reproduksi yang memilki struktur khas yang disiapkan
untuk perkembangan janin. Alat reproduksi pada wanita dapat dibedakan
menjadin2 macam, yaitu alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam
(Nurhayati, 2014).

1) Alat Reproduksi Luar

a) Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi paling luar yang berupa celah. Celah ini
dibatasi oleh sepasang labium (bibir), yaitu labium kiri dan labium kanan.
disebelah dalam vulva terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris.
Kedalam vulva bermuara dua saluran, yaitu uretra (saluran urin) dan
vagina (saluran vagina).

4
b) Labium (bibir)
Labium merupakan pembatas vulva. Labium berjumlah sepasang.
Disebelah luarnya terdapat sepasang labium mayor (bibir besar) dan
dibagian dalamnya terdapat sepasang labium minor (bibir kecil).

2) Alat Reproduksi Dalam

a) Ovarium
Ovarium terdapat dalam rongga badan di daerah pinggang, yaitu disebelah
kanan dan kiri. dalam ovarium terdapat kelenjar endokrin dan jaringan
tubuh yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel. Sel folikel
akan memproduksi sel telur pada ovarium wanita. Peritiwa pelepasan sel
telur (ovum) dari ovarium setelah folikel masak disebut ovulasi. Pada saat
folikel telur tumbuh, ovarium menghasilkan hormone progesterone.

b) Saluran Kelamin
Saluran kelamin terdiri dari saluran telur (tuba falopi), rahim (uterus) dan
vagina.
 Saluran telur (tuba falopi), saluran telur berjumlah sepasang, yaitu
saluran telur kanan dan saluran telur kiri. bagian pangkal saluran telur
berbentuk corong, disebut infundibulum tuba. Pada infundibulum tuba
terdapat jumbai-jumbai yang berperan penting untuk menangkap sel-
sel telur yang dilepaskan oleh folikel didalam ovarium dan berfungsi
sebagai tempat fertilasi.
 Rahim (uterus), merupakan rongga tempat pertumbuhan embrio
dimana kedua tuba falopi bertemu. Rahim manusia merupakan tipe
simpleks, yaitu mempunyai sebuah ruangan, berbentuk seperti buah
pir dengan bagian bawah yang mengecil. Fungsinya sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya janin.
 Vagina, merupakan saluran akhir dari saluran kelamin wanita yang
terdapat didalam vulva. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai
sarana dalam hubungan seksual dan sebagai saluran untuk
mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.

3. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Manusia

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia terdiri dari :

a. Kanker Prostat
Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang didalam kelenjar
prostat, dan umunya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Kanker ini tidak
bersifat agresif dan berkembang secara perlahan.

5
b. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.
Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru
muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Kanker serviks banyak ditemukan
pada wanita yang berusia sekitar 40-45 tahun, sering menimbulkan kematian bila
baru ditemukan setelah fase lanjut.

c. HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV (human
immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.

d. Sifilis
Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh spirokaeta treponema pallidum,
merupakan penyakit kronik dan bersifat sistemik. Selama perjalanannya, penyakit
ini dapat menyerang seluruh organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi
ditubuh dan dapat ditularkan kepada bayi dalam kandungan. Periode inkubasi
sifilis biasanya 3 minggu. Fase sifilis primer ditandai dengan munculnya tukak,
baik tunggal maupun multiple. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami
erosi, teraba keras dan terdapat indurasi. Permukaan dapat tertutup krusta dan
terjadi ulserasi. Bagian yang mengelilingi lesi meninggi dank eras.

e. Keputihan
Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa,
cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis (berbahaya).
Pengertian lain adalah setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah dapat
berupa secret, transudasi atau eksudat dari organ atau lesi dari saluran genital.
Cairan normal vagina yang berlebih (Mansjoer et al, 2001)

6
4. Pengobatan Konvensional Pada Sistem Reproduksi Manusia

a. Kanker Prostat

1) Operasi
Operasi merupakan metode konvensional yang diterapkan pada pasien kanker
prostat stadium awal, yaitu melakukan pengangkatan sebagian atau seluruh
kanker prostat untuk mengendalikan penyebaran kanker. Tetapi, sebagian
pasien mengalami inkontinensia dan kondisi lainnya pasca-operasi. Untuk itu,
operasi bukanlah metode yang tepat bagi setiap pasien kanker prostat.

2) Radioterapi
Radioterapi pada kanker prostat meliputi radiasi eksternal, radiasi internal,
serta kombinasi radiasi eksternal dan internal. Tetapi, secara klinis banyak
pasien yang tidak mampu bertahan pada pengobatan, karena selain membunuh
sel kanker, radiasi juga menyebabkan kerusakan pada jaringan normal di
sekitarnya dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi dan efek samping, hal
ini membuat tubuh pasien yang sudah lemah menjadi semakin kesakitan.

3) Kemoterapi
Kemoterapi memang efektif dalam mengontrol proliferasi dan penyebaran
kanker, tetapi efek samping dari kemoterapi juga sangat besar sehingga
banyak pasien kanker prostat yang tidak mampu menanggungnya.

b. Kanker Serviks
Pengobatan terhadap kanker serviks meliputi bedah, kemoterapi, radioterapi, atau
kombinasi ketiganya. Metode yang dipilih tergantung kepada beberapa faktor,
yaitu stadium kanker, jenis kanker, serta kondisi kesehatan pasien.

1) Bedah
Beberapa metode bedah dapat menangani kanker serviks, terutama pada
stadium awal.

2) Radioterapi
Radioterapi adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan sinar
radiasi tinggi untuk membunuh sel kanker. Untuk kanker serviks stadium
awal, radioterapi bisa dijalankan sebagai pengobatan tunggal atau
dikombinasikan dengan bedah. Sedangkan pada kanker serviks stadium lanjut,
radioterapi dapat dikombinasikan bersama kemoterapi untuk mengendalikan
nyeri dan perdarahan.

3) Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan dengan memberikan pasien obat
antikanker dalam bentuk obat minum atau suntik. Obat ini dapat memasuki

7
aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi
sangat berguna dalam membunuh sel kanker berbagai area tubuh.

c. HIV
Saat ini pengobatan utama penyakit HIV menggunakan pengobatan konvensional
yaitu kombinasi obat Antiretroviral (ARV). Prinsip utama pengobatan ARV
hanya untuk mengendalikan replikasi virus, tidak dapat membunuh virus HIV.

d. Sifilis
Penatalaksanaan yang dapat diberikan berupa terapi. Terapi yang digunakan yaitu
berdasarkan pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual 2011
(Kementrian Kesehatan RI, 2011).
- Benzatin-Benzilpenisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal, injeksi intramuscular, atau
- Penisilin-Prokain injeksi IM 600.000 U/hari selama 10 hari.

e. Keputihan
Pengobatan untuk keputihan tergantung pada penyebab dari gejala infeksi yang
terajdi seperti jamur, bakteri, atau parasite. Obat untuk mengatasi keputihan
biasanya adalah :
a. Trichomoniasis : Metronidazole
b. Candidiasis : Nyasitin (pemberian oral maupun local)
c. Bakterial Vaginosis : Metronidazole, Amphisilin, dan pemakaian gel

5. Fitoterapi Pada Sistem Reproduksi Manusia


a. Daun Sirih

Sirih termasuk dalam family piperaceae, merupakan jenis tumbuhan merambat


dan bersandar pada batang pohon lain, yang tingginya 5-15 meter. Sirih memiliki
daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar telur
sampai bundar telur lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar
berlekuk sedikit, ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung ke
bawah, panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm (Koensoemardiyah, 2010).

8
1) Kandungan Daun Sirih

Menurut beberapa ahli kandungan yang terdapat pada daun sirih memiliki
aktivitas yang berbeda yaitu sebagai berikut :
a) Fenil propane, merupakan kandungan yang paling berpengaruh sebagai
senyawa antifungi dalam daun sirih (senyawa fenolik). Senyawa tersebut
dapat menyebabkan denaturasi protein yaitu kerusakan struktur tersier
protein penyusun dinding sel jamur, sehingga akan mengakibatkan
kelemahan fungsi protein dinding sel. (Nurul, 2010).
b) Klavikol, merupakan senyawa turunan dari fenol yang memiliki daya
aktivitas anti bakteri lima kali lipat dari fenol biasa. Dimana senyawa
kavikol mampu menghambat pertumbuhan bakteri melalui peningkatan
permeabilitas membrane bakteri. Senyawa fenol yang berinteraksi dengan
dinding sel jamur dapat mengakibatkan terjadinya denaturasi protein
dengan meningkatkan permeabilitas sel jamur, akibatnya terjadi kebocoran
pada dinsing sel yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
mikroorganisme yang lama kelamaan akan mengakibatkan kematian pada
sel jamur tersebut (Pangesti Rd et al, 2017).
c) Flavonoid, akan mengganggu pembentukan pseudohifa selama proses
perkembangan, membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler dan
terlarut dengan dinding sel sehingga menyebabkan terjadinya denaturasi
protein dinding sel yang akhirnya akan menyebabkan kerapuhan dinsing
sel.
d) Tannin, bekerja dengan cara merubah morfologi sel, menghambat
pertumbuhan dan memproduksi zat yang dapat mencegah sel jamur.

2) Pengolahan Daun Sirih Sebagai Fitoterapi Pada Keputihan

Hasil penelitian Sulistyowati (2016), pemberian daun sirih berupa rebusan


daun sirih efektif dalam mengatasi keputihan. Rebus 10 lembar daun sirih
dengan 250 cc, tunggu sampai mendidih hingga tersisa 100 cc air rebusan,
digunakan untuk satu kali cebok. Untuk hasil yang lebih efektif, bisa
dilakukan 3 kali sehari. Bisa juga dengan rutin meminum rebusan air daun
sirih.

Menurut penelitian lain menunjukan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih


hingga satu minggu dapat mengurangi keluhan keputihan dengan mengurangi
jumlah lendir tanpa mempengaruhi flora normal, sehingga reaktif aman untuk
mengurangi keputihan.

b. Daun Sambiloto
9
Daun sambiloto merupakan daun tunggal dan letaknya yang saling berhadap-
hadapan. Bentuk dari daunnya ini menyerupai pedang atau lanset sampai bentuk
lidah tombak. Pada bagian tepi daunnya merata atau integer dan permukaannya
sangat luas. Daun sambiloto ini berwarna hijau dan memiliki panjang sekitar 2-7
cm dengan lebar ± 1,5-3 cm. Pertulangan daun sambiloto ini menyirip. Daun
sambiloto ini sangat rapuh dan juga tipis serta tidak mempunyai rambut.
Permukaan dari daun bagian bawah terlihat berwarna hijau pucat dan bagian
tangkai daunnya pendek.

1) Kandungan Daun Sambiloto


Kandungan utama dari daun sambiloto diantaranya lakltone berupa deoxy-
andrographolide, andrographolide (zat pahit), neo-andrographolide,
didehydroandrographolide dan homoandrographolide. Andrographolide
dipercaya dapat melawan berbagai penyakit.

2) Pengolahan Daun Sambiloto Sebagai Fitoterapi Kekebalan Tubuh Pada


Penderita HIV

Menurut Winarto, umumnya jika kita mau meminum sehari 2 gelas ramuan
sambiloto maka daya tahan tubuh kita akan meningkat dan tidak mudah
terserang penyakit.
Caranya : 10 gram daun kering ditambah air 4 gelas lalu direbus hingga airnya
tersisa 2 gelas.

10
c. Daun Buchu

Buchu tumbuh sebagai semak lebat dengan daun kasar yang memiliki titik-titik
kelenjar minyak di bagian bawah. Tanaman ini berasal dari Afrika Selatan, dan
tahan akan kekeringan. Bunganya berwarna-warni, dan daunnya berwarna hijau
kekuningan dengan panjang sekitar 1-2 cm. Bau dan rasa tanaman ini pedas,
seperti campuran rosemary dan peppermint.

1) Kandungan Daun Buchu


Daun buchu mengandung minyak atsiri, diosphenol, limonene, methone,
pulegone, terpinen, menthan, flavonoid (diosmetin, quercetin, diosmin, dan
rutin), senyawa lendir, resin, tiamin, dan sulfur.

2) Pengolahan Daun Buchu Sebagai Fitoterapi Pada Kanker Prostat


Adapun dosis tradisional pengolahan daun buchu yaitu, 1-2 gram daun per
hari dalam bentuk infusa. Bisa juga dalam bentuk ekstrak cair daun buchu
0,3-1,2 ml dengan perbandingan 1:1 dalam alcohol 90%.

d. Kunyit Putih

Rimpang kunyit putih tumbuh pendek, banyak serat, berwarna pucat, serta
memiliki bau yang khas dan rasa yang pahit.

1) Kandungan Kunyit Putih


Manfaat kunyit putih didapat dari kandungan kurkuminoid, flavonoid,
bisdemothxycurcumin, demothxycurcumin dan ethyl pmethoxycurcumin yang
dipercaya sebagai antikanker.

11
2) Pengolahan Kunyit Putih Sebagai Fitoterapi Pada Kanker Serviks
Siapkan 10 gram kunyit putih dan 3 sendok makan madu murni. Parut kunyit
putih dan peras airnya ke dalam gelas. Setelah itu, tuangkan madu kedalam air
perasaan kunyit tersebut dan minumlah sebanyak 2 kali sehari.

e. Akar Alang-Alang

Alang-alang memiliki akar serabut yang tumbuh dari pangkal batang dan ruas-ruas
pada rimpang.

1) Kandungan Akar Alang-Alang


Kandungan dari akar alang-alang diantaranya : Glukosa, Manitol, Asam Sitrat,
Asam Malic, Arundoin, Coixol, Fernerol, Silindrin, Anemonin, Simiarenol, Esin,
Saponin, Alkali, Polifenol, dan Tannin.

2) Pengolahan Akar Alang-Alang Sebagai Fitoterapi Sifilis


Cara membuatnya yaitu dengan menyiapkan 300 gram akar alang-alang lalu
potong menjadi kecil-kecil. Rebus potongan akar alang-alang dan campurkan
gula batu. Kemudian diamkan rebusan dari alang-alang hingga dingin. Kemudian
konsumsi minuman tersebut sebanyak 3 kali sehari secara rutin.

12
BAB III

SIMPULAN

a. Sistem reproduksi merupakan sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet


fungsional pada tubuh.
b. Struktur dan komponen sistem reproduksi pada pria maupun wanita terbagi menjadi
dua, yaitu alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam.
c. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia diantaranya adalah kanker
prostat, kanker serviks, HIV, sifilis, dan keputihan.
d. Pengobatan secara fitoterapi pada keputihan yaitu dapat dengan menggunakan olahan
dari daun sirih untuk keputihan, daun sambiloto untuk kekebalan tubuh pada
penderita HIV, daun buchu untuk kanker prostat, kunyit putih untuk kanker serviks,
dan akar alang-alang untuk sifilis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan : damaring

Tyas Wulandari. Jakarta : Erlangga.

Hasina, dkk. 2019. Studi Penggunaan Complementary and Alternative Medicine (CAM) pada

ODHA di Yayasan Kanti Sehati Sejati Kota Jambi. Jurnal Endurance Vol. 5 (105-114).

Kasdu, D (2008). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara, Anggoru IKAPI.

Ni Kadek Dwi, dkk. 2019. Fitoterapi Pada Sistem Reproduksi Manusia. Universitas Bali

Internasional. Denpasar.

Pack, Philip E. 2007. Anatomi dan Fisiologi. New York : Pakar Raya Karyana Pustaka.

Sulistiyowati & Amalia, A. 2016. Perbedaan Efektifitas Penggunaan Daun Sirih dan Bawang

Putih. 38-44. Vol. 88, No. 03.

Zubier, et al. 2010. Efiksasi Ekstrak Sirih Merah Dalam Mengurangi Gejala Keputihan
Fisilogis.

Depok : Universitas Indonesia.

Website :

https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pengobatan diakses pada November 2020

https://www.honestdocs.id/buchu diakses pada November 2020

14

Anda mungkin juga menyukai