Anda di halaman 1dari 32

ETNOFARMASI

SUKMAWATI, M. Farm
ETNOFARMASI
• Dalam pencarian dan penemuan obat baru, obat tradisional yang merupakan bagian
dari sosio budaya suatu bangsa atau suku bangsa tertentu sering menjadi cikal bakal
lahirnya sebuah obat baru.

• Etnofarmasi adalah bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan
cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa tertentu.

• Ruang lingkup etnofarmasi meliputi obat serta cara pengobatan menggunakan bahan
alam.

• Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang khas
sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan
obat dan pengobatan tradisionalnya. Berbagai etnik atau suku bangsa di Indonesia
mempunyai pengalaman empiris masing-masing dalam mengatasi gangguan
kesehatan.
• Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat
khas dan kearifan budaya (cultural wisdom) masing-masing.

• Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat tradisional


yang seringkali terbukti secara empiris dan setelah melalui pembuktian-
pembuktian ilmiah dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa obat baru.

• Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih


dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari.

• Keadaan ini didukung oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam


berbagai tipe ekosistem yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah panjang
sebagai bagian dari kebudayaan.
• Salah satu aktivitas tersebut adalah penggunaan tumbuhan
sebagai bahan obat oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok
masyarakat yang tinggal di pedalaman.
• Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari kaitan
budaya setempat.
• Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis
tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional terbentuk
melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun temurun
dipercaya dan diyakini kebenarannya
• Pengobatan tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan
cara lain di luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang
berakar pada tradisi tertentu.
• Hubungan antara manusia dengan lingkungannya ditentukan oleh
kebudayaan setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta
menjadi sumber sistem nilai.
• Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara tradisi
merupakan salah satu bagian dari kebudayaan suku bangsa asli
dan petani pedesaan.
• Dalam pencarian dan pengembangan obat baru,
pengetahuan etnofarmasi banyak memberi arahan
pendahuluan.
• Sebagai ilustrasi, untuk mengatasi gangguan diare,
hampir seluruh komunitas etnik di Indonesia, terutama
di Indonesia bagian Barat, menggunakan godogan pucuk
daun jambu biji (Psidium guajava L.).
• Penelitian farmakologi yang telah banyak dilakukan memberi arahan bahwa
pucuk daun jambu biji dapat digunakan untuk mengatasi gangguan diare
karena senyawa kimia golongan tanin yang dikandungnya.

• Pengetahuan tersebut memberikan kemungkinan dilakukannya pencarian dan


pengembangan obat baru dengan aktivitas antidiare yang berasal dari
tumbuhan.

• Penelitian untuk pengembangan obat tradisional untuk mengatasi gangguan


diare berdasarkan pengetahuan etnofarmasi tersebut kini telah banyak
menghasilkan berbagai formula obat herbal antidiare yang harganya dapat
dijangkau masyarakat.
• Etnofarmasi mempelajari penggunaan obat dan cara
pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa
tertentu.
• Ruang lingkup etnofarmasi meliputi obat serta cara
pengobatan menggunakan bahan alam.
• Penggunaan bahan alam untuk obat-obatan telah sejak
berlangsung ribuan tahun yang lalu
• Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum Masehi telah menggunakan tumbuhan
obat.

• Hal itu terdokumentasikan dalam Code of Hammurabi. Sejumlah besar resep penggunaan produk
tumbuhan untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosisnya tercantum
dalam Papyrus Ebers.

• Di Indonesia, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat juga telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu.

• Tetapi penggunaan belum terdokumentasi dengan baik.

• Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592–1631)
mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.

• Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari
penelitian tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637–1691) yang hasilnya dihimpun
dalam dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.
• Pengetahuan etnofarmasi juga tidak terlepas dari budaya khas dan
lingkungan etniknya, sehingga tidaklah mengherankan untuk
mengatasi gangguan penyakit yang sama, etnik yang berbeda
menggunakan tumbuhan yang berbeda pula.
• Kelompok etnik tradisional mempunyai ciri dan jati diri yang
sudah jelas, sehingga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi
masyarakat terhadap sumberdaya alam, khususnya sumber daya
alam nabati akan berbeda tiap kawasan, termasuk persepsi dan
konsepsi pemanfaatan tumbuhan sebagai obat.
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak terhadap
perkembangan budaya manusia.

• Dampak terhadap budaya terlihat dengan jelas melalui perubahan budaya


tradisional yang berpegang teguh pada ajaran dan adat istiadat leluhur menjadi
budaya yang lebih dinamis dengan pola pikir yang lebih praktis.

• Masyarakat pada segmen ini berpendapat bahwa obat alam selayaknya juga
memperhatikan nilai-nilai keamanan dan kemanfaatan. Sejalan dengan itu,
lahirlah konsep pengembangan obat tradisional, yaitu konsep herbalisme.
• Herbalisme adalah obat atau pengobatan tradisional yang menggunakan
tumbuhan atau sari tumbuhan.

• Herbalisme juga dikenal dengan sebutan obat botanik, obat herbal, herbologi,
atau fitoterapi.

• Kadang-kadang pengertian herbalisme juga mencakup obat atau pengobatan


menggunakan jamur dan produk madu, mineral, kulit kerang, atau bagian-
bagian organ tubuh binatang.

• Penduduk asli berbagai benua diketahui telah mengunakan ratusan bahkan


ribuan tumbuhan untuk mengatasi gangguan kesehatan sejak zaman
prasejarah.
• terkait berbagai ilmu pendukung yang semuanya berdasarkan
pengetahuan turun temurun suatu etnik tertentu.
• Karena pengetahuan etnofarmasi tidak hanya mencakup
pengetahuan obat tradisional saja tetapi juga mencakup
pengetahuan penggunaan obat dan cara pengobatan khas suatu
etnik, maka dalam pengetahuan etnofarmasi akan terkait
pengetahuan-pengetahuan pendukungnya.
Beberapa pengetahuan etnik yang terkait dalam etnofarmasi adalah:

• Etnobotani

• Etnozoologi

• Etnofarmakologi

• Etnofarmakognosi

• Etnofarmasetika

• Etnomedika

• Antropologi medic
ETNOBOTANI
• Pengetahuan etnik tentang tumbuhan, yang mempelajari tentang bagaimana
masyarakat etnik dari daerah dengan budaya tertentu menggunakan tumbuhan
dalam lingkungannya, termasuk sebagai makanan, obat, dan upacara keagaman.

• Mempelajari hubungan kompleks antara manusia dengan tumbuhan,


bagaimana tumbuhan berinteraksi satu sama lain serta bagaimana masyarakat
setempat menggunakan tumbuhan untuk makanan, obat, dan pengobatan serta
ritual kepercayaan.

• Dengan demikian dapat dikatakan bahwa etnobotani merupakan pengetahuan


interdisipliner yang melibatkan botani, antropologi, ekonomi, etika, sejarah,
kimia dan lain – lain.
ETNOZOOLOGI
• Pengetahuan masyarakat etnik tentang
penggunaan binatang sebagai makanan,
obat, atau keperluan lain sesuai dengan
budaya dan lingkungan tempat hidupnya
ETNOFARMAKOGNOSI
• Pengetahuan etnik yang mencakup tentang
penggunaan tumbuhan untuk obat dan
pengobatan.
• Etnofarmakognosi sangat berkaitan erat dengan
etnobotani, antropologi, serta obat dan
pengobatan tradisional.
ETNOFARMASETIKA
• Pengetahuan etnis tentang bagaimana masyarakat tradisional
mempersiapkan obat dari bahan alam untuk keperluan
pengobatan.
• Dalam etnofarmasetika ini juga tercakup teknik – teknik
pembuatan sediaan obat yang digunakan untuk pengobatan
jangka panjang maupun untuk keperluan satu kali penggunaan.
• Etnofarmasetika yang dikenal umumnya berupa sediaan obat
minum yang berbentuk jamu godogan dan sediaan obat luar dalam
bentuk param kocok, bedak atau tapel.
Etnofarmasetika obat minum
• Biasanya disiapkan dalam bentuk godogan.

• Bahannya simplisia ataupun bagian segar yang dicampur dengan air dalam
wadah yang terbuat dari tanah liat dan dipanaskan dengan api kecil.

• Kearifan lokal menyebutkan bahwa menggodog dengan alat logam dapat


menimbulkan interaksi yang tidak dikehendaki. Sementara api kecil digunakan
agar tidak terjadi kerusakan kandungan zat aktifnya.

• Pemanasan biasanya dilakukan hingga diperoleh setengah dari jumlah air yang
ditambahakan semula, karena tidak mengenal pengawet maka sediaan
etnofarmasetika obat minum dibuat segar dan diminum langsung setelah dingin

• Etnofarmasetika dikenal dengan jamu gendong.


Etnofarmasetika obat luar
• Dibuat dalam bentuk param kocok, bedak atau tapel

• Contoh sediaan dari obat luar ini ada tapel beras kencur yang terdiri dari
campuran beras dan rimpang kencur. Tapel dibuat dengan cara menumbuk
halus serbuk beras dicampur dengan rimpang kencur. Dicampur dengan sedikit
air hingga homogen lalu dikeringkan dan siap digunakan.

• Secara etnik tradisional beras diketahui mengandung pati yang dalam teknologi
farmasi sebagai pengikat pada pembuatan tablet. Dalam sediaan beras kencur
pati digunakan sebagai pengikat minyak atsiri yang terkandung sebagai zat aktif
yang terkandung dalam rimpang kencur. Dengan demikian minyak atsiri
sebagai zat aktof penghilang rasa nyeri dan pembengkakan tetap dapat
berfungsi tanpa ada kekhawatiran menguap.
ETNOMEDIKA
• Pengetahuan komunitas etnik tertentu mengenai
obat dan cara pengobatan suatu penyakit.
• Etnomedika tidak dapat dilepaskan dari
antropologi medik yang mendasari pengetahuan
atau presepsi sakit dan sehat menurut sosio
budaya etnik tersebut.
ANTROPOLOGI MEDIK
• Pengaruh undur unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan, mengkaji masalah masalah kesehatan
dan penyakit berdasarkan kutub biologi dan
budaya / aspek biokultural serta mempelajari
filosofi sehat dan sakit.
A. Konsep Sehat
• Konsep sehat dapat ditinjau dari berbagai
sudut pandang yaitu sudut pandang jasmani
dan sudut pandang mental, emosional,
sosial dan spiritual.
B. Konsep Sakit
• Menurut antropologi medik dibagi dua yaitu : sakit
personalistik dan sakit naturalistik.
• Personalistik  adanya sesuatu dengan aktif
( supranatural )
• Naturalistik  adanya gangguan kesetimbangan alamiah,
gangguan kesetimbangan fisik karena masuknya
kekuatan alam yang melebihi kekuatan manusia.
Peranan Antropologi dalam etnofarmasi
Dasar penggunaan tumbuhan berdasarkan adat istiadat lokal yang
dituturkan melalui :
• Tulisan  serat centhini, lontar usadha
• Cerita  pantun atau wayang
• Prasasti
• Relief candi  relief candi borobudur
• Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang
khas sesuai dengan daerahnya masing – masing. Hal tersebut berdampak pada
pengertahuan obat dan pengobatan tradisionalnya.

• Berbagai etnik atau suku bangsa di Indonesia mempunyai pengalaman empiris


masing – masing dalam mengatasi gangguan kesehatan.

• Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat
khas dan kearifan budaya ( cultural wisdom ) .

• Etnofarmakognosi merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat


tradisional yang seringkali terbukti secara empiris dan setelah melalui
pembuktian pembuktian ilmiah dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa
obat baru.
• Enofarmasi lahir dari suatu kearifan lokal sebagai upaya promotif,
kuratif atau preventif dengan konsep kesetimbangan alami.
Kearifan lokal merupakan gagasan – gagasan yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti
oleh anggota komunitasnya, merupakan suatu identitas kultural
yang merupkan produk masa lalu yang patut secara turun
temurun dijadikan pegangan hidup.
• Sebuah peringatan akan pentingnya masa lalu tertulis dalam
prasasti Galunggung Bubat Geger Hanjuang
Prasasti Galunggung Bubat Geger Hanjuang

Hana nguni hana mangke tan hana nguni tan


hana mangke
Aya ma baheula henteu teu ayeuna
Henteu ma baheula henteu teu ayeuna
Hana tunggak hana matang Hana ma tunggulna
aya nu catangna
Terjemahannya :

Tiada masa kini tanpa ada masa lalu


Masa kini adalah peninggalan masa lalu
kata boy chandra :
• Masa lalu ibarat benalu. Saat kitamemberinya kesempatan
untuk ada hidup diantara kita. Pelan – pelan dia akan
menghisap kebahagiaan kita. Dia akan ikut campur dalam apa
yang kita jalani. Tak usah lupakan hanya biasakanlah diri
untuk hidup tanpa dia karena sebenarnya orang yang benar
benar melepaskan akan melepaskan seutuhnya .
• Biarkan masa lalu tetap ada dibelakang jangan ajak
berdampingan dengan kita. Biarkan dia mencari jalannya
sendiri
Etnofarmasi mempunyai peran yang sangat
penting sebagai cikal bakal penemuan obat baru
contonya :
• Chinchonin berawal dari penggunaan kulit kina didaerah endemik malaria di
Amerika Selatan.

• Di Indonesia sediaan antidiare berasal dari penggunaan etnik daun jambu biji.

Anda mungkin juga menyukai