SUKMAWATI, M. Farm
ETNOFARMASI
• Dalam pencarian dan penemuan obat baru, obat tradisional yang merupakan bagian
dari sosio budaya suatu bangsa atau suku bangsa tertentu sering menjadi cikal bakal
lahirnya sebuah obat baru.
• Etnofarmasi adalah bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan
cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik atau suku bangsa tertentu.
• Ruang lingkup etnofarmasi meliputi obat serta cara pengobatan menggunakan bahan
alam.
• Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang khas
sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan
obat dan pengobatan tradisionalnya. Berbagai etnik atau suku bangsa di Indonesia
mempunyai pengalaman empiris masing-masing dalam mengatasi gangguan
kesehatan.
• Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat
khas dan kearifan budaya (cultural wisdom) masing-masing.
• Hal itu terdokumentasikan dalam Code of Hammurabi. Sejumlah besar resep penggunaan produk
tumbuhan untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosisnya tercantum
dalam Papyrus Ebers.
• Di Indonesia, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat juga telah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu.
• Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592–1631)
mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.
• Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari
penelitian tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637–1691) yang hasilnya dihimpun
dalam dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.
• Pengetahuan etnofarmasi juga tidak terlepas dari budaya khas dan
lingkungan etniknya, sehingga tidaklah mengherankan untuk
mengatasi gangguan penyakit yang sama, etnik yang berbeda
menggunakan tumbuhan yang berbeda pula.
• Kelompok etnik tradisional mempunyai ciri dan jati diri yang
sudah jelas, sehingga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi
masyarakat terhadap sumberdaya alam, khususnya sumber daya
alam nabati akan berbeda tiap kawasan, termasuk persepsi dan
konsepsi pemanfaatan tumbuhan sebagai obat.
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak terhadap
perkembangan budaya manusia.
• Masyarakat pada segmen ini berpendapat bahwa obat alam selayaknya juga
memperhatikan nilai-nilai keamanan dan kemanfaatan. Sejalan dengan itu,
lahirlah konsep pengembangan obat tradisional, yaitu konsep herbalisme.
• Herbalisme adalah obat atau pengobatan tradisional yang menggunakan
tumbuhan atau sari tumbuhan.
• Herbalisme juga dikenal dengan sebutan obat botanik, obat herbal, herbologi,
atau fitoterapi.
• Etnobotani
• Etnozoologi
• Etnofarmakologi
• Etnofarmakognosi
• Etnofarmasetika
• Etnomedika
• Antropologi medic
ETNOBOTANI
• Pengetahuan etnik tentang tumbuhan, yang mempelajari tentang bagaimana
masyarakat etnik dari daerah dengan budaya tertentu menggunakan tumbuhan
dalam lingkungannya, termasuk sebagai makanan, obat, dan upacara keagaman.
• Bahannya simplisia ataupun bagian segar yang dicampur dengan air dalam
wadah yang terbuat dari tanah liat dan dipanaskan dengan api kecil.
• Pemanasan biasanya dilakukan hingga diperoleh setengah dari jumlah air yang
ditambahakan semula, karena tidak mengenal pengawet maka sediaan
etnofarmasetika obat minum dibuat segar dan diminum langsung setelah dingin
• Contoh sediaan dari obat luar ini ada tapel beras kencur yang terdiri dari
campuran beras dan rimpang kencur. Tapel dibuat dengan cara menumbuk
halus serbuk beras dicampur dengan rimpang kencur. Dicampur dengan sedikit
air hingga homogen lalu dikeringkan dan siap digunakan.
• Secara etnik tradisional beras diketahui mengandung pati yang dalam teknologi
farmasi sebagai pengikat pada pembuatan tablet. Dalam sediaan beras kencur
pati digunakan sebagai pengikat minyak atsiri yang terkandung sebagai zat aktif
yang terkandung dalam rimpang kencur. Dengan demikian minyak atsiri
sebagai zat aktof penghilang rasa nyeri dan pembengkakan tetap dapat
berfungsi tanpa ada kekhawatiran menguap.
ETNOMEDIKA
• Pengetahuan komunitas etnik tertentu mengenai
obat dan cara pengobatan suatu penyakit.
• Etnomedika tidak dapat dilepaskan dari
antropologi medik yang mendasari pengetahuan
atau presepsi sakit dan sehat menurut sosio
budaya etnik tersebut.
ANTROPOLOGI MEDIK
• Pengaruh undur unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan, mengkaji masalah masalah kesehatan
dan penyakit berdasarkan kutub biologi dan
budaya / aspek biokultural serta mempelajari
filosofi sehat dan sakit.
A. Konsep Sehat
• Konsep sehat dapat ditinjau dari berbagai
sudut pandang yaitu sudut pandang jasmani
dan sudut pandang mental, emosional,
sosial dan spiritual.
B. Konsep Sakit
• Menurut antropologi medik dibagi dua yaitu : sakit
personalistik dan sakit naturalistik.
• Personalistik adanya sesuatu dengan aktif
( supranatural )
• Naturalistik adanya gangguan kesetimbangan alamiah,
gangguan kesetimbangan fisik karena masuknya
kekuatan alam yang melebihi kekuatan manusia.
Peranan Antropologi dalam etnofarmasi
Dasar penggunaan tumbuhan berdasarkan adat istiadat lokal yang
dituturkan melalui :
• Tulisan serat centhini, lontar usadha
• Cerita pantun atau wayang
• Prasasti
• Relief candi relief candi borobudur
• Komunitas etnik suatu daerah mempunyai kebudayaan dan kearifan lokal yang
khas sesuai dengan daerahnya masing – masing. Hal tersebut berdampak pada
pengertahuan obat dan pengobatan tradisionalnya.
• Pengetahuan empirik etnis berbeda pada setiap wilayah tergantung pada sifat
khas dan kearifan budaya ( cultural wisdom ) .
• Di Indonesia sediaan antidiare berasal dari penggunaan etnik daun jambu biji.