Anda di halaman 1dari 20

EKSPLORASI DAN ANALISIS TEORI KEPERAWATAN

JEAN WATSON

DI SUSUN OLEH:
EDITA PANJAITAN
ENONG IROH ROHAYAH
INDAH NURYANTI
KHAIRUL AMRI
SLAMET RIYADI
YULIYANTI

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2016

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hidayah dan karuniaNya kami
bisa menyelesaikan makalah dengan tema Eksplorasi dan Analisis Teori
Keperawatan Jean Watson, makalah ini kami susun untuk melaksanakan tugas mata
Kuliah Sains dalam Keperawatan
Makalah ini kami susun dari berbagai sumber yang menurut kelompok kami sangat layak
untuk dijadikan sumber, karena sebagian besar sumber yang kami pakai adalah
merupakan produk hukum. Dalam makalah ini kami berusaha mengupas Eksplorasi dan
Analisis dari Teori Human Caring Jean Watson. Selama proses penyusunan makalah
kami banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Tri Kurniati, SKp. Mkes.Selaku Kaprodi Program Magister


Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhamadiyah
2. Ibu Dr. Irna Nursanti, M.Kep, Sp. Mat. Selaku koordinator mata kuliah Sains
Dalam Keperawatan
3. Ibu Dr. Enie Novieastari, SKp. MSN.Selaku dosen mata kuliah sains dalam
keperawatan
4. Teman sejawat dan keluarga kami tercinta atas dukungannya

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan
dan saran dari pembaca semuanya sangat kami harapkan. Demikian kami sampaikan
semoga Allah memberikan kebaikan buat kita semua amiin.

Jakarta, 24 September 2016

Penyusun

Kelompok II

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit. Praktik keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat
dalam bentuk asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi
perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan
dan kemandirian klien dalam merawat dirinya ( (UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan).
Keperawatanadalah suatu ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan
keterampilan yang berhubungan dengan ilmu sosial dan fisik dasar, etika dan isu-isu yang
beredar serta bidang yang lain. Perawat memiliki berbagai peran sehingga perawat
seringkali melakukan perannya dalam satu waktu yang bersamaan.Karena banyaknya
keragaman dalam keperawatan, perawat perlu memiliki filosofi, konsep model dan teori
keperawatan dalam melakukan tindakakan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan, seharusnya menggunakan


teori dan konsep model keperawatan yang sudah ada dan disesuaikan kondisi lingkungan
tempat praktik dilakukan.Dunia keperawatan yang telah menjadi disiplin ilmu tersendiri
sebagai bahan ilmiah atau menjadi ilmu dalam standar profesi memiliki paradigma dan
falsafah keperawatan sebagai modal dasar dalam penyusunan model konseptual
keperawatan yang kemudian dimunculkan teori-teori keperawatan untuk menciptakan
indikator empiris di lapangan.Oleh karena itu setiap perawat profesional harus

3
memahami keilmuan ini dengan melaksanakan praktik keperawatan yang didasarkan
pada pemahamannya (Fawcett, 2005).

Manusia/Individu, Kesehatan, Lingkungan / Masyarakat, dan Keperawatan


merupakan Empat konsep sentral dalam Paradigma keperawatan yang dapat
mempengaruhi dalam pengembangan teori-teori dalam ilmu keperawatan.

Berbagai teori telah banyak di hasilkan oleh pakar keperawatan dan telah banyak
di publikasikan dalam bentuk buku-buku.Usaha yang perlu di lakukan perawat dalam
berbagai posisi saat ini adalah mempelajarai dan memahami teori yang menurut mereka
lebih mudah atau dapat di terapkan dalam praktek keperawatan. Teori-teori tersebut
antara lain seperti filosofi Florence Nightingale : Modern Nursing, Filosofi Jean
Watson : caring, dan Filosofi Patricia Benner : Excellence and Power in Clinical Practice.
Tetapi makalah ini terbatas hanya akan mengeksplorasi dan menganalisa teori dari Jean
Watson.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Memahami filosofi keperawatan berdasarkan pendapat theorist Jean Watson

b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan eksplorasi dari teori keperawatan menurut Jean Watson
2. Menjelaskan Analisis dari teori Keperawatan menurut Jean Watson

4
BAB II
EKSPLORASI TEORI

1. Biografi Jean Watson


Margareth Jean Harman Watson lahir 21 Juli 1940 di Virginia Barat bagian selatan
dan besar di sebuah kota kecil Welch di pegunungan Appalachian. Watson
memasuki sekolah menengah atas di Virginia barat dan kemudian sekolah
keperawatan Lewis gale.

Dr.Jean Watson menjadi Profesor Keperawatan dan menjabat sebagai ketua dalam
Ilmu Keperawatan di University of Colorado Denver dan Anschutz Kampus
Kedokteran Pusat. Dia adalah pendiri dari Pusat Keparawatan di Colorado dan
merupakan anggota dari Akademi Keperawatan Amerika. Dia sebelumnya
menjabat sebagai Dekan Keperawatan di Universitas Ilmu Kesehatan Pusat dan
merupakan mantan presiden Liga Nasional untuk Keperawatan. Kegiatannya
terbaru termasuk Pendiri dan Direktur dari sebuah yayasan baru: Watson Caring
Science Institute.

Dr .Watson telah menerima gelar sarjana dan pascasarjana di bidang keperawatan


dan kejiwaan, keperawatan kesehatan dan memegang gelar PhD dalam bidang
psikologi pendidikan dan konseling. Dia adalah seorang penulis dipublikasikan
secara luas dan penerima beberapa penghargaan dan gelar kehormatan, termasuk
Kellogg internasional Fellowship di Australia, Fulbright Research Award di
Swedia. Dia memegang delapan (8) Gelar Doktor Kehormatan, termasuk 5
Internasional Kehormatan Doktorat (Swedia, Inggris, Spanyol, Inggris, Kolombia
dan Quebec, Kanada).

5
Dia telah menjadi Guru Besar dan diakui di universitas-universitas di seluruh
Amerika Serikat dan sudah berkeliling dunia beberapa kali. Keperawat klinis dan
program akademik di seluruh dunia menggunakan karya-karyanya yang
diterbitkan pada filsafat dan teori kepedulian manusia serta seni dan ilmu dalam
keperawatan peduli.

Filsafat peduli Dr Watson digunakan untuk memandu model transformatif


kepedulian dan penyembuhan praktik bagi perawat dan pasien, dalam pengaturan
yang beragam di seluruh dunia. Dia adalah penerima penghargaan nasional,
termasuk Penghargaan Institut Fetzer Norman Cousins, sebagai pengakuan atas
komitmennya untuk mengembangkan, memelihara dan mencontohkan hubungan-
berpusat praktek perawatan.

Di Universitas Colorado, Dr.Watson memegang gelar Distinguished Profesor


Keperawatan; kehormatan tertinggi yang diberikan fakultas untuk karya ilmiah.
Pada tahun 1999 ia menjabat sebagai Ketua Murchinson-Scoville di Science
Peduli, kursi pertama yang diberikan pada bangsa di bidang Caring science,
berbasis di University of Colorado Denver & Health Sciences Center.

Sebagai penulis atau rekan penulis telah membuat lebih dari 14 buku tentang
merawat. Buku terbarunya mengenai pengukuran empiris dari kepedulian, untuk
filsafat modern baru tentang kepedulian dan penyembuhan. Buku-bukunya
banyak menerima penghargaan tahunan AJN. Dimana dalam isi bukunya ia
berusaha untuk menjembatani paradigma serta mengarah ke model transformatif
untuk abad ke-21.

2. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini

6
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan makan dan cairan


Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan Biofisikal Kebutuhan ventilasi

Kebutuhan aktivitas dan


Kebutuhan Psikofisial istirahat
Kebutuhan seksualitas

Kebutuhan Psikososiaal Kebutuhan berprestasi


Kebutuhan berorganisasi

Intrapersonal-interpersonal Kebutuhan aktualisasi diri

Gambar cabang kebutuhan manusia


Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,

7
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah


filosofi Watson. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah
pada carative faktor yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dari dasar pengetahuan ilmiah.Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang
kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berfikir
kritis.Pengembangan keterampilan berfikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pada
pengobatan penyakit.

Teori of human caring (Watson), mempertegas jenis hubungan dan


transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi
kesanggupan pasien untuk sembuh.

Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari


keperawatan.Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang
digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.Kemudian
caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa menghargai klien dengan menerima kelebihan
maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa setiap respon
individu terhadap suatu masalah kesehatan adalah unik, artinya dalam praktek
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan

8
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang
sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberika
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.Dalam
prakteknya perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

3. Asumsi Dasar Teori Watson


Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring.Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi
dasar tersebut adalah:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang
menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan


perkembangan individu dan keluarga.

4. Respons asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana


mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan


kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang
untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah
ditentukan.

9
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada
curing (mengobati).

7. Praktik merupakan pusat caring keperawatan.

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari
keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien,
dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kesehatan.

Theory of Human Caring (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi


yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.

Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam


hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan,
seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien
terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi.
Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu

10
hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan
caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan
energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring
meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu
dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human


Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan
dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih
rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher
order needs).

Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting.
Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas;
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan
intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi diri).

Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah


makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan

11
tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.

4. Filosofi Teori Keperawatan Watson (1972) memandang paradigma


keperawatan:

1. Keperawatan

Menurut Watson, keperawatan terdiri dari pengetahuan, pemikiran, nilai,


filosofi, komitmen dan tindakan. Teori ini mengharapkan perawat untuk
bekerja sesuai prosedur, tugas dan teknik yang digunakan dalam praktik
keperawatan.Dalam melaksanakan praktik keperawatan harus memahami arti
hubungan antara perawat dan pasien yang menghasilkan hubungan terapeutik.
Dalam melaksanakan keperawatan memperhatikan 10 faktor Carative yang
antara lain:

1) Pendekatan humanistik dan altruistik. Yaitu perawat menerapkan prilaku


yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap perilaku caring.

2) Menanamkan sikap penuh harapan. Yaitu perawat selalu hadir dengan


sepenuh hati dan mewujudkan serta mempertahankan saling percaya
antara perawat dengan pasien dengan selalu memberi harapan yang
subjektif dan positif.

3) Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Perawat harus selalu
memberikan perhatian terhadap semua tindakan keperawatan dan pribadi
diri orang lain termasuk pasiennya melebihi ego dirinya sendiri.

12
4) Hubungan saling percaya dan saling membantu. Perawat harus
mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan serta saling percaya.

5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.


Perawat selalu hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan
positif dan negatif dari kliennya sebagai suatu hubungan yang baik.

6) Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan. Perawat


menggunakan potensi dirinya sendiri dan semua cara yang diketahui
secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam
penerapan caring yang lebih baik.

7) Peningkatan belajar mengajar interpersonal. Perawat Terlibat dalam


pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan
diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.

8) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, spiritual yang


mendukung. Perawat menciptakan lingkungan yang mendukung pada
seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik, lingkungan yang kompleks
dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan,
kenyamanan, martabat, dan kedamaian.

9) Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Perawatt


membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan human care essentials, yang memunculkan
penyesuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.

10) Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual


penyembuhan. Perawat selalu menelaah dan menghargai kondisispiritual

13
pasien dan dimensi eksistensi dari kehidupan dan kematian seorang
manusia, dirinya sendiri dan juga pasien.

Pentingnya setiap faktor carative caring digunakan untuk berbagai


karakter pasien yang berbeda, proses caring ini bertujuan bagaimana pasien
dapat mencapai dan mempertahankan kesehatanya, dan meninggal dengan
tenang dan bermartabat.

2. Individu

Watson memandang manusia merupakan satu kesatuan antara sifat, pemikiran,


badan, dan jiwa.Individu dipandang sebagai sesuatu yang lebih besar dan
berbeda yang harus dinilai, diperhatikan, dihormati, dipelihara, dimengerti,
dan dibantu.

3. Kesehatan

Mencakup keseluruhan level peningkatan fisik, mental, dan fungsi sosial dan
merupakan pernyataan yang subjektif bergantung bagaimana setiap individu
mendefinisikanya.

4. Lingkungan

Mencakup aspek sosial, budaya, dan spiritual yang keseluruhannya


mempengaruhi masyarakat dan memberi nilai untuk menentukan bagaimana
individu harus berperilaku dan mempunyai tujuan yang terarah.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap
istilah factors terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun

14
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya
dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah clinical caritas dan caritas
processes, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan
teorinya (Watson, 2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu:
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan
orang dirawat.

3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri


orang lain, melebihi ego dirinya.

4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang


sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.

5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan


negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri
dan orang yang dirawat.

6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistic.

7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui


keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.

8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun


nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.

15
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan human care essentials, yang memunculkan penyusuaian
jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek
care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.

10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, soul care bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat

BAB III
ANALISIS TEORI
1. Clarity
Berdasarkan konsep utama dan beberapa asumsi Watson memaparkan tentang ten
carative factors dengan bahasa yang blum kongkrit untuk diaplikasikan dalam
praktik. Konsep caring yang difokuskan dalam keperawatan menurut Watson,
memberikan suatu dasar hubungan perawat pasien dalam praktik keperawatan
dalam memahami konsep yang dipaparkan Watson perlu upaya membaca yang
dilakukan berulang terkait dengan istilah istilah yang digunakannya misalnya
keterkaitan love dan care yang menjadi dasar klinikal Caritas process.

2. Simplicity
Teori ini sangat kompleks ketika mempertimbangkan eksistensi fenomena alam,
perawat harus menginternalisasi teori ini jika akan diterapkan di lahan praktek,
perawat juga harus memandang bahwa individu sebagai kesatuan yang utuh dari
body, soul and mindsehingga asuhan keperawatan yang diberikan betul betul
komprehensif.

16
3. Generality
Teori Watson paling mudah dipahami sebagai landasan moral dan filosofi untuk
keperawatan, ruang lingkupnya mencakup aspek yang luas dari fenomena sehat
dan sakit, sebagai tambahan teori ini membahas tentang aspek promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, dan menghadapi kematian dengan baik, denagn demikian
meningkatkan tingkat keumumnya. Factor Carative menyediakan menyediakan
pedoman untuk interaksi antara perawat dan pasien yang merupakn aspek penting
dari pelayanan ke pasien.

Teori tidak memberikan arah yang eksplisit tentang apa yang harus dilakukan
untuk mencapai hubungan caring dalam melakukan perawatan, perawat merasa
ridak aman ketika mencoba menggunakan teori ini sendiri sehingga perawat
membutuhkan pedoman yang jelas.

Beberapa saran mengatakan bahwa dibutuhkan waktu untuk menggabungkan


caritas kedalam praktik, dan beberapa catatan tentang Watson sendiri menekankan
pada kualitas, bahwa teori ini menarik bagi beberapa dan muungkin tidak menarik
bagi orang lain.

4. Emperical Precision
Konsep yang diajukan Watson dalam human caring bersifat umum dan bahkan
masih terlalu abstrak, konsep keperawatan menekankan pada human caring yang
diaplikasikan ke dalam 10 carative faktor, tetapi hal ini masih harus diinternalisasi
dengan kondisi dimana keperawatan itu dilaksanakan.

5. Derivable Consequences
Filosofi human caring merupakan dasar bagi perawat untuk menjadikan dasar
hubungan antara perawat dan pasien. Hubungan ini disebut dengan hubungan
transpersonal caring yang kemudian dikembangkan oleh watson menjadi suatu

17
paradigma caring-healing. Caring yang dimiliki oleh perawat akan
menumbuhkan kesadaran perawat untuk merawat pasien sebagai human being.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan

Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada


kemanusiaan, dan rnanusianya yang individual, unik, utuh, dan holistik.Pelayanan
keperawatan yang dihasilkan juga seyogyanya merupakan bentuk pelayanan
keperawatan yang humanistik dan komprehensif, berlandaskan pada falsafah
keperawatan yang menspesifikasi manusia sebagai titik sentral keyakinan
keperawatan.

Melalui pemahaman tentang paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia,


kesehatan, lingkungan, dan keperawatan, suatu model konseptual keperawatan dari
keempat komponen paradigrna tersebut telah menjelaskan hubungan dan keterkaitan
antar keempat konsep yang juga melandasi teori keperawatan.

Teori keperawatan dapat dikembangkan berdasarkan pada tiga sumber yaitu


kesadaran akan status teori aplikasi, minat untuk mengembangkan teori aplikasi, dan
keterbukaan terhadap realitas empiris yang relevan. Dan teori keperawatan dapat
diperoleh melalui konseptualisasi proses riset yang memfokuskan terhadap berbagai
upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan manusia yang diberikan melalui

18
pelayanan keperawatan.

Perawat dalam praktek keperawatan, harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun
akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal
yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energi positif yang diberikan pada klien dan teori Jean Watson memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam
ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan
fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

1.2 Saran

1. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihanberkelanjutan bagi


perawat untuk meningkatkanpengetahuan perawat tentang teori
keperawatanyang telah ada sehingga dapat menambahwawasan dan pengetahuan
perawat.
2. Perlu dukungan dan bantuan dalam berbagaibentuk dari organisasi
profesi, institusipendidikan tinggi keperawatan dan birokrasi agarpraktik
keperawatan yang berdasarkan teoridapat diwujudkan.
3. Perlu adanya wadah atau forum diskusi bagiperawat di masing-
masing institusi pelayananatau komunitas perawat terdekat untuk
bertukarpikiran tentang cara dan bagaimana praktikkeperawatan yang
berdasarkan teori atauevidence based practice dapat diwujudkan.

19
4. Perawat dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan
paradigma keperawatan berbasis riset sehingga diharapkan perawat dapat
berpikir kritis dan tepat menggunakan pandangan ahli mengenai paradigma
keperawatan agar sesuai dengan kasus yang dihadapi masing-masing dan hasil
yang optimal.

Daftar Pustaka

Alligood, Nursing Theorists, 2014, by Mosby, an imprint of elsevier inc.


Fawcett, Contemporary Nursing Knowledge, 2006, by F.A. Davis Company
Kasron, Sahran, Ohorella, Teori Keperawatan dan Tokohnya, 2016, CV.
Trans info Media, Jakarta
http://www.rnjournal.com/journal_of_nursing/caring.htm
http//:www.watson caringscience.org/file

20

Anda mungkin juga menyukai