Anda di halaman 1dari 13

ontologi keperawatan

A. Apa ilmu Keperawatan ( Ontologi Ilmu Keperawatan )


1. Pengertian perawat
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan seagai erikut! keperawatan
adalah pelayanan pro"essional yang merupakan agian integral dari pelayanan kesehatan erdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan! erentuk pelayanan io psiko sosio spiritual yang komprehensi" yang
ditu#ukan kepada indi$idu! kelompok dan masyarakat aik sakit maupun sehat yang men%akup seluruh
proses kehidupan manusia.
&loren%e 'ightingale (189() mende"inisikan keperawatan seagai erikut! keperawatan adalah
menempatkan pasien alam kondisi paling aik agi alam dan isinya untuk ertindak.
)alilista *oy (19+,) mende"inisikan keperawatan merupakan de"inisi ilmiah yang erorientasi kepada
praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memerikan pelayanan kepada
klien.
-ari eerapa de"inisi di atas dapat disimpulkan ahwa keperawatan adalah upaya pemerian
pelayanan.asuhan yang ersi"at humanisti% dan pro"essional! holisti% erdasarkan ilmu dan kiat!
standart pelayanan dengan erpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat pro"essional
se%ara mandiri atau memalui upaya kolaorasi.
/. -e"inisi perawat
-e"inisi perawat menurut 00 *I. 'o. /3 tahun 199/ tentang kesehatan! perawat adalah mereka yang
memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan erdasarkan ilmu yang
dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
1yalor ) 2illis ) 2emone (1989) mende"inisikan perawat adalah seseorang yang erperan dalam
merawat atau memelihara! memantu dengan melindungi seseorang karena sakit! luka dan proses
penuaan.
-e"inisi perawat menurut I)' (international %oun%il o" nursing) tahun 19,(! perawat adalah seseorang
yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta erwenang di negeri
ersangkutan untuk memerikan pelayanan keperawatan yan ertanggung #awa untuk meningkatkan
kesehatan! pen%egahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan keperawatan seagai
pendidikan pro"esi harus dikemangkan sesuai dengan kaidah3kaidah ilmu dan pro"esi keperawatan!
yang harus memiliki landasan akademik dan landasan pro"essional yang kokoh dan mantap.
Pengemangan pendidikan keperawatan ertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan
seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu 4 5 Ilmu keperawatan men%akup
ilmu3ilmu dasar seperti ilmu alam! ilmu so%ial! ilmu perilaku! ilmu iomedik! ilmu kesehatan
masyarakat! ilmu dasar keperawatan! ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik! yang
apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah se%ara ilmiah! ditu#ukan
untuk mempertahankan! menopang! memelihara dan meningkatkan integritas seluruh keutuhan dasar
manusia 5.
6awasan ilmu keperawatan men%akup ilmu3ilmu yang mempela#ari entuk dan sea tidak
terpenuhinya keutuhan dasar manusia! melalui pengka#ian mendasar tentang hal3hal yang melatar
elakangi! serta mempela#ari eragai entuk upaya untuk men%apai keutuhan dasar terseut melalui
peman"aatan semua sumer yang ada dan potensial.
7idang garapan dan "enomena yang men#adi o#ek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak
terpenuhinya keutuhan dasar manusia (io3psiko3sosio3spiritual)! mulai dari tingkat indi$idu tang utuh
(men%akup seluruh siklus kehidupan)! sampai pada tingkat masyarakat! yang #uga ter%ermin pada tidak
terpenuhinya keutuhan dasar pada tingkat system organ "ungsional sampai su seluler atau molekuler.
-ari uraian diatas dapat di#elaskan ahwa hakikat dari ilmu keperawatan adalah mempela#ari tentang
respon manusia terhadap sehat dan sakit yang di"okuskan pada kepedulian perawat terhadap tidak
terpenuhinya keutuhan dasar pasien atau diseut dengan %are. 8al ini ereda dengan hakikat
kedokteran adalah pengoatan atau diseut %ure.
7. 7agaimana lahirnya ilmu keperawatan (9pistemologi ilmu keperawatan)
Keperawatan lahir se#ak naluriah keperawatan lahir ersamaan dengan pen%iptaan manusia. Orang3
orang pada :aman dahulu hidup dalam keadaan primiti$e. 'amun demikian mereka sudah mampu
sedikit pengetahuan dan ke%akapan dalam merawat atau mengoati. Peker#aan ;merawat; diker#akan
erdasarkan naluri (instink) < naluri inatang < ;mother instin%t; (naluri keiuan) yang merupakan
suatu naluri dalam yang ersendi pada pemeliharaan #enis (melindungi anak! merawat orang lemah).
Perkemangan keperawatan dipengaruhi dengan semakin ma#u peradaan manusia maka semakin
erkemang keperawatan. -iawali ole seorang &loren%e 'igtingale yang mengamati "enomena ahwa
pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang ersih ternyata leih %epat semuh dianding
pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. 8al ini memuahkan kesimpulan ahwa
perawatan lingkungan erperan dalam keerhasilan perawatan pasien yang kemudian me#adi
paradigma keperawatan erdasar lingkungan.
=emen#ak itu anyak pemikiran aru yang didasari eragai tehnik untuk mendapatan keenaran aik
dengan %ara *e$elasi (pengalaman priadi)! otoritas dari seorang yang ahli! intusisi ( diluar kesadaran)!
%ommon sense (pengalaman tidak senga#a)! dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian3peneltian
dalam idang keperawatan. =ehingga mun%ullah paradigma lain diantaranya4
1. Peplau (19(/) 4 1eori interpersonalseagai dasar perawatan
/. Orlando (19,1) 4 1eori komunikasi seagai dasar perawatan
3. >ohnson (19,1) 4 =tailitas seagai tu#uan perawatan
?. *oy (19+@) 4 1eori adaptasi seagai dasar perawatan
(. *ogers (19+@) 4 konsep manusia yang unik
,. King (19+1) 4 Proses transaksi perawat3klien
+. Orem (19+1) 4 Kemandirian pasien untuk merawat dirinya seagai tu#uan perawatan
Pengertian "ilsa"at se%ara luas adalah 4
1. 0saha spekulati" manusia yang sangat rasional! sistematik! konseptual untuk memperoleh
pengetahuan selengkap mungkin erdasarkan kaidah ilmiah
/. Ikhtiar atau usaha untuk menentukan atas3atas pengetahuan se%ara koheren dan menyeluruh
(Aholisti% dan %omprehensi$eA)
3. 6a%ana tempat erlangsungnya penelusuran kristis terhadap eragai pernyataan dan asumsi yang
umumnya merupakan dasar suatu pengetahuan.
?. -apat dipandang seagai suatu tuuh pengetahuan yang memperlihatkan apa yang kita lihat dan
katakan. -ia harus seiring dan se#alan dalam aplikasi dan penerapannya di lapangan.
&ilsa"at men#emati %ara er"ikir se%ara ontologis! epistemologi dan aksiologi
B Ontologi 4 hakikat apa yang dika#i
B 9pistemologi 4 %ara mendapatkan pengetahuan yang enar
B Aksiologi 4 nilai kegunaan ilmu
&ilsa"at adalah pengetahuan yang mempela#ari seluruh "enomena kehidupan manusia se%ara kritis.
&ilsa"at diseut #uga ilmu pengetahuan yg men%ari hakekat dari eragai "enomena kehidupan manusia.
&ilsa"at adalah pengetahuan metodis! sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas).
&ilsa"at merupakan re"leksi rasional ("ikir) atas keseluruhan realitas untuk men%apai hakikat (C
keenaran) dan memperoleh hikmat (C kei#aksanaan).
-alam se#arah "ilsa"at Dunani! "ilsa"at men%akup seluruh idang ilmu pengetahuan. 2amat laun
anyak ilmu3ilmu khusus yang melepaskan diri dari "ilsa"at. Eeskipun demikian! "ilsa"at dan ilmu
pengetahuan masih memiliki huungan dekat. =ea aik "ilsa"at maupun ilmu pengetahuan sama3
sama pengetahuan yang metodis! sistematis! koheren dan mempunyai oyek material dan "ormal.
'amun yang memedakan diantara keduanya adalah4 "ilsa"at mempela#ari seluruh realitas! sedangkan
ilmu pengetahuan hanya mempela#ari satu realitas atau idang tertentu.
&ilsa"at adalah induk semua ilmu pengetahuan. -ia memeri sumangan dan peran seagai induk yang
melahirkan dan memantu mengemangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat
hidup dan erkemang. &ilsa"at memantu ilmu pengetahuan untuk ersikap rasional dalam
mempertanggung#awakan ilmunya. Pertanggung#awaan se%ara rasional di sini erarti ahwa setiap
langkah langkah harus teruka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan
se%ara argumentati"! yaitu dengan argumen3argumen yang oyekti" (dapat dimengerti se%ara
intersuyekti").
III. &ilsa"at Ilmu 4
8ampir semua penyakit dan ilmu dapat dipela#ari oleh kita. =emua itu erangkat dari "ilsa"at. &ilsa"at
itu iarat pondasi dalam seuah angunan. &ilsa"at (men%ari keenaran $ersi manusia) mulanya erasal
dari data empiris. &ilsa"at ilmu adalah ikhtiar manusia untuk memahami pengetahuan agar men#adi
i#aksana. -engan "ilsa"at ilmu keasahan atau %ara pandang harus ersi"at ilmiah. &ilsa"at ilmu
memperkenalkan knowledge dan s%ien%e yang dapat ditrans"er melalui proses pemela#aran atau
pendidikan.
&ilsa"at ilmu adalah "ilsa"at yang menelusuri dan menelidiki sedalam dan seluas mungkin segala
sesuatu mengenai semua ilmu! terutama hakekatnya! tanpa melupakan metodenya. Kerapkali kita lihat
ilmu "ilsa"at dipandang seagai ilmu yang astrak dan erada di awang3awang sa#a! padahal ilmu
"ilsa"at itu dekat dan erada dalam kehidupan kita sehari. 7enar! "ilsa"at ersi"at tidak konkrit! karena
menggunakan metode erpikir seagai %ara pergulatannya dengan realitas hidup kita.
&ilsa"at ! philosophy! dalam ahasa Inggeris! atau philosophya dalam Dunani mempunyai arti %inta akan
kei#aksanaan. Philos (%inta) atau philia (persahaatan! tertarik kepada) dan sophos (kei#aksanaan!
pengetahuan! keterampilan! pengalaman praktis! inteligensi. -ari pengertian terseut "ilsa"at
seenarnya amat dekat dengan realitas kehidupan kita. 0ntuk mengerti apa "ilsa"at itu! orang perlu
menggunakan akal udinya untuk merenungkan realitas hidupnya! 5apa itu hidupF Eengapa saya
hidupF Akan kemana saya hidupF 1entunya pertanyaan terseut se#atinya mun%ul alamiah ila akal
udi kita diiarkan eker#a. Persoalannya! apakah orang atau peminat "ilsa"at sudah memiarkan akal
udinya eker#a dengan aik memandang realitasF Aristoteles menyeut manusia seagai 5inatang
erpikirA. 1api kita para guru menganggapnya seagai AEakhluk AllahA yang erakal dan erudi serta
memiliki akhlak mulia. 0ntuk men%apai hal itu diperlukan ilmu yang ernama Ilmu Pendidikan.
7. &ilsa"at Ilmu dan Aplikasinya dalam Pendidikan
Aspek "ilsa"at sesungguhnya merupakan "aktor yang sangat penting dalam menentukan kiner#a dan
mutu pendidikan di suatu negara! meskipun ukan satu3satunya determinan. -i samping ka#ian "ilsa"at
mengenai eksistensi ilmu pendidikan! perumusan dan ke#elasan "ilsa"at pendidikan itu sendiri akan
menentukan kei#akan dasar pendidikan! dan selan#utnya menentukan tingkat kema#uan dan
perkemangan pendidikan nasional.
Atas dasar itu ilmu dan aplikasi pendidikan se%ara komprehensi" memahas eragai aspek dan
persoalan pendidikan teoritis."iloso"is! pendidikan praktis! pendidikan disiplin ilmu! dan pendidikan
lintas idang! sangatlah tepat dan strategis. =e#umlah ahli mengungkapkan ahwa di tengah
ke%endrungan pragmatisme dalam dunia pendidikan! ilmu pendidikan merupakan ilmu yang %enderung
kurang erkemang. Ilmu pendidikan ukan sa#a tidak memiliki daya pikat dan daya tarik yang kuat!
tapi #uga ersi"at konser$ati"! statis! kurang menghiraukan aspirasi kema#uan! dan semakin terlepas dari
konteks udaya masyarakat.
Ilmu pendidikan! dengan demikian dianggap mengalami reduksi dan in$olusi. =alah satu akar
persoalannya! ilmu pendidikan dianggap tidak didukung oleh ody o" knowledge yang rele$an dengan
masyarakat Indonesia! serta tidak diangun atas dasar pengetahuan yang rele$an dengan perkemangan
#iwa dan "isik anak3anak Indonesia.
Pada sisi lain! "alsa"ah yang mendasari ilmu pendidikan serta kei#akan dasar pendidikan se%ara umum!
pada saat ini dihadapkan pada konteks masyarakat Indonesia yang sedang eruah! suatu masyaerakat
re"ormasi transisional yang diharapkan menu#u masyarakat yang se#ahtera! erkeadilan! demokrasi!
egaliter! menghargai kenyataan pluralitas masyarakat dan sumer daya! otonomi! dsnya. Kenyataan ini
merupakan tantangan aru di tengah 5keringnyaA ilmu pendidikan.
1antangan sema%am itu! tentu perlu disikapi oleh para pakar pendidikan dengan upaya menemukan dan
merumuskan parameter yang ersi"at menyeluruh! untuk memangun ilmu pendidikan seagai ilmu
yang multidimensi aik dari segi "ilsa"at (epistemologis! aksiologis! dan ontologis)! maupun se%ara
ilmiah. -ari segi ini! yang diinginkan adalah ilmu pendidikan yang erakar dari konteks udaya dan
karakteristik masyarakat Indonesia! dan untuk keutuhan masyarakat Indonesia yang terus eruah.
Alangkah pentingnya kita erteori dalam praktek di lapangan pendidikan karena pendidikan dalam
praktek harus dipertanggung#awakan. 1anpa teori dalam arti seperangkat alasan dan rasional yang
konsisten dan saling erhuungan maka tindakan3tindakan dalam pendidikan hanya didasarkan atas
alasan3alasan yang keetulan! seketika dan a#i mumpung. 8al itu tidak oleh ter#adi karena setiap
tindakan pendidikan ertu#uan menunaikan nilai yang teraik agi peserta didik dan pendidik. 7ahkan
penga#aran yang aik seagai agian dari pendidikan selain memerlukan proses dan alasan rasional
serta intelektual #uga ter#alin oleh alasan yang ersi"at moral. =eanya ialah karena unsur manusia
yang dididik dan memerlukan pendidikan adalah makhluk manusia yang harus menghayati nilai3nilai
agar mampu mendalami nilai3nilai dan menata perilaku serta priadi sesuai dengan harkat nilai3nilai
yang dihayati itu.
Kita aru sa#a menyaksikan pendidikan di Indonesia gagal dalam praktek erskala makro dan mikro
yaitu dalam upaya ersama mendalami! mengamalkan dan menghayati Pan%asila. 2ihatlah agaimana
usaha nasional esar3esaran selama /@ tahun (19+831998) dalam P3+ (Peminaan Pendidikan
Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pan%asila) erakhir kita nilai gagal menyatukan
angsa untuk meme%ahkan masalah nasional suksesi kepresidenan se%ara damai tahun 1998! setelah
krisis multidimensional melanda dan memporakporandakan hukum dan perekonomian negara mulai
pertengahan tahun 199+! ahkan se#ak /+ >uli 199, seelum kampanye Pemilu erdarah tahun 199+. itu
adalah %ontoh pendidikan dalam skala makro yang dalam teorinya tidak pas dengan Pan%asila dalam
praktek diluar ruang penataran. Eungkin penatar dan petatar dalam teorinya er3Pan%asila tetapi
didalam praktek! seagian esar telah %enderung menerapkan Pan%asila Plus atau Pan%asila Einus atau
kedua3duanya. Itu seanya harus kita putuskan ahwa P3+ dan P3? tidak dapat
dipertanggung#awakan! setidak3tidaknya se%ara moral dan sosial. Eari kita kemali erprihatin sesuai
u%apan -r. Gunning yang dikutip 2ange$eld (19(().
5Praktek tanpa teori adalah untuk orang idiot dan gila! sedangkan teori praktek hanya untuk orang3
orang #eniusA.
Ini erarti ahwa seaiknya pendidikan tidak dilakukan ke%uali oleh orang3orang yang mampu
ertanggung #awa se%ara rasional! sosial dan moral. =ealiknya apaila pendidikan dalam praktek
dipaksakan tanpa teori dan alasan yang memadai maka hasilnya adalah ahwa semua pendidik dan
peserta didik akan merugi. Kita merugi karena tidak mampu ertanggung #awa atas esensi peruatan
masing3masing dan ersama3sama dalam pengamalan Pan%asila. Pan%asila yang aik dan memadai!
konsisten antara pengamalan (lahiriah) dan penghayatan (psikologis) dan penataan nilai se%ara internal.
-alam hal ini kita ukan menyaksikan kegiatan (praktek) pendidikan tanpa dasar teorinya tetapi suatu
praktek pendidikan nasional tanpa suatu teori yang aik.
Pendidikan seagai ge#ala sosial dalam kehidupan mempunyai landasan indi$idual! sosial dan kultural.
Pada skala mikro pendidikan agi indi$idu dan kelompok ke%il eralngsung dalam skala relati" teatas
seperti antara sesama sahaat! antara seorang guru dengan satu atau sekelompok ke%il siswanya! serta
dalam keluarga antara suami dan isteri! antara orang tua dan anak serta anak lainnya. Pendidikan dalam
skala mikro diperlukan agar manusia seagai indi$idu erkemang semua potensinya dalam arti
perangkat pemawaanya yang aik dengan lengkap.
Eanusia erkemang seagai indi$idu men#adi priadi yang unik yang ukan duplikat priadi lain.
1idak ada manusia yang diharap mempunyai kepriadian yang sama sekalipun keterampilannya hampir
serupa. -engan adanya indi$idu dan kelompok yang ereda3eda diharapkan akan mendorong
ter#adinya peruahan masyarakat dengan keudayaannya se%ara progresi". Pada tingkat dan skala mikro
pendidikan merupakan ge#ala sosial yang mengandalkan interaksi manusia seagai sesama (suyek)
yang masing3masing ernilai setara. 1idak ada peredaan hakiki dalam nilai orang perorang karena
interaksi antar priadi (interpersonal) itu merupakan perluasan dari interaksi internal dari seseorang
dengan dirinya seagai orang lain! atau antara saya seagai orang kesatu (yaitu aku) dan saya seagai
orang kedua atau ketiga (yaitu daku atau3kuH harap andingkan dengan pandangan orang Inggris antara
I I me).
Pada skala makro pendidikan erlangsung dalam ruang lingkup yang esar seperti dalam masyarakat
antar desa! antar sekolah! antar ke%amatan! antar kota! masyarakat antar suku dan masyarakat antar
angsa. -alam skala makro masyarakat melaksanakan pendidikan agi regenerasi sosial yaitu
pelimpahan harta udaya dan pelestarian nilai3nilai luhur dari suatu generasi kepada generasi muda
dalam kehidupan masyarakat. -iharapkan dengan adanya pendidikan dalam arti luas dan skala makro
maka peruahan sosial dan kestailan masyarakat erangsung dengan aik dan ersama3sama. Pada
skala makro ini pendidikan seagai ge#ala sosial sering terwu#ud dalam entuk komunikasi terutama
komunikasi dua arah. -ilihat dari sisi makro! pendidikan meliputi kesamaan arah dalam pikiran dan
perasaan yang erakhir dengan ter%apainya kemandirian oleh peserta didik. Eaka pendidikan dalam
skala makro %enderung dinilai ersi"at konser$ati" dan tradisional karena sering teratas pada
penyampaian ahan a#ar kepada peserta didik dan isa kehilangan %iri interaksi yang a"ekti".
Adanya aspek3aspek lahiriah! psikologis dan rohaniah seperti diseut tadi mengisyaratkan ahwa
manusia dalam "enomena (situasi) pendidikan adalah paduan antara manusia seagai seagai "akta dan
manusia seagai nilai. 1iap manusia ernilai tertentu yang ersi"at luhur sehingga situasi pendidikan
memiliki oot nilai indi$idual! sosial dan oot moral. Itu seanya pendidikan dalam praktek adalah
"akta empiris yang syarat nilai erhuung interaksi manusia dalam pendidikan tidak hanya timal alik
dalam arti komunikasi dua arah melainkan harus leih tinggi men%apai tingkat maniusiawi seperti saya
atau siswa mendidik diri sendiri atas dasar huungan priadi dengan priadi (higher order intera%tions)
antar indi$idu dan huungan intrapersonal se%ara a"ekti" antara saya (yaitu I) dan diriku (diri sendiri
yaitu my sel" atau the sel").
Adapun manusia seagai "akta empriris tentu meliputi eragai $ariael dan huungan $ariael yang
teratas #umlahnya dalam telaah deskripti" ilmu3ilmu. =edangkan #umlah $ariaelnya amat anyak dan
huungan3huungan antara $ariael amat kompleks si"atnya apaila pendidik memelihara kualitas
interaksinya dengan peserta didik se%ra orang perorang (personal). Artinya si"at manusiawi dari
pendidikan (manusia dalam pendidikan) harus terpelihara demi kualitas proses dan hasil pendidikan.
Pemeliharaan itulah yang menuntut agar pendidik siap untuk ertindak sewaktu3waktu se%ara kreati"
(erkiat men%iptakan situasi yang pas! apaila perlu. Eisalnya atas dasar diagnostik klinis) sekalipun
tanpa prognosis yang lengkap namun utamanya erdasarkan sikap a"ekti" ersahaat terhadap terdidik.
Kreati$itas itu didasarkan ke%intaan pendidik terhadap tugas mendidik dan menga#ar! itu seanya
ge#ala atau "enomena pendidikan tidak dapat direduksi seagai ge#ala sosial atau ge#ala komunikasi
timal alik elaka. Apaila ilmu3ilmu sosial atau eha$ioral mampu menerapkan pendekatan dan
metode ilmiah (Pearson! 19@@) se%ara termodi"ikasi dalam telaah manusia melalui ge#ala3ge#ala sosial!
apakah ilmu pendidikan harus ertindak serupa untuk mengatasi ketertinggalan3 nya khususnya ditanah
air kitaF
Pendidik memang harus ertindak pada latar mikro termasuk dalam kelas atau di sekolah ke%il!
mempengaruhi peserta didik dan itu diapresiasi oleh telaah pendidikan erskala mikro! yaitu oleh
paedagogik (teoritis) dan andragogi (suatu pedagogi% praktis). Itu seanya ilmu pendidikan harus
leih inklusi" daripada penga#aran (yang makro) leih utama daripada menga#ar dan mendidik. 7ahkan
kegiatan penga#aran disekolah memerlukan peren%anaan dalam arti penyusunan persiapan menga#ar.
-alam pandangan ilmu pendidikan yang otonom! ruang lingkup penga#aran tidak dengan sendirinya
men%akup kegiatan mendidik dan menga#ar.
Atas dasar pokok3pokok pikiran tentang aspek lahiriah! psikologis dan rohaniah dari manusia dalam
"enomena pendidikan maka pendidikan dalam praktek haruslah se%ara lengkap men%akup imingan!
mendidik! menga#ar dan penga#aran. -alam "enomena yang normal peserta didik dapat didorong aga
ela#ar akti" melalui imingan dan menga#ar. 1etapi adakalanya dalam situasi kritis siswa perlu
meniru %ara guru yang akti" ela#ar sendiri. Itu seanya perundang3undangan pendidikan kita
seenarnya perlu diluruskan! pada satu sisi agar upaya mendidik ter#adi dalam keluarga se%ara wa#ar!
disisi lain agar penga#aran disekolah meliputi dimensi mendidik dan menga#ar. 2agi pula ahwa
di"erensisasi dan "ungsi sekolah seagai lemaga pendidikan perlu ditentukan utamanya harus
melakukan penga#aran dan mengelola kurikulum "ormal seagai aspek spesialisasinya agar eroperasi
e"isien. =edangkan konsep pendidikan yang #uga men%akup program latihan (00. 'o. /.1989 Pasal 1
utir ke31) adalah suatu konstruk yang amat luas dilihat dari perspekti" sekolah seagai lemaga
pendidikan "ormal.
Eaka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni ialah proses atau upaya sadar antar manusia
dengan sesama se%ara erada! dimana pihak kesatu se%ara terarah memiming perkemangan
kemampuan dan kepriadian pihak kedua se%ara manusiawi yaitu orang perorang. Atau isa diperluas
men#adi makro seagai upaya sadar manusia dimana warga maysrakat yang leih dewasa dan
erudaya memantu pihak3pihak yang kurang mampu dan kurang dewasa agar ersama3sama
men%apai tara" kemampuan dan kedewasaan yang leih aik (PheniJ! 19(8413)! 7uller! 19,841@).
-alam arti ini #uga sekolah laoratorium akan memerlukan #alinan praktek ilmu dan praktek seni.
=ealiknya utir 1 pasal 1! 00 'o. / .1989 kiranya kurang tepat sehingga tentu sulit menuntut siswa
er )7=A padahal guru elum tentu akti" ela#ar! mengingat de"inisi pendidikan yang makro! yaitu 4
5Pendidikan ialah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan imingan!
penga#aran dan atau latihan agi peranannya dimasa yang akan datangA.(2ihat pula 00 =isdiknas
/@@3).
Kiranya konsep pendidikan yang demikian kurang mampu memeri isi kepada tu#uan dan semangat
7a KIII 00- 19?( yang meru#uk idang pendidikan seagai amanah untuk mewu#udkan keterkaitan
erat antara sistem penga#aran nasional dengan keudayaan keangsaan. Karena itu dalam lingkup
pendidikan menurut skala mikro dan astark yang leih makro! pendidik harus #uga peduli dengan
aspek etis (moral) dan estetis dari pengalamannya erinteraksi dengan peserta didik selain aspek
pengetahuan! keenaran dan perilaku yang disisyaratkan oleh konsep pendidikan menurut undang3
undang tadi.
8al ini sesuai dengan pandangan Ki 8a#ar -ewantara (19(@) seagai erikut 51aman =iswa
mengemangkan suatu %ara pendidikan yang terseut didalam Among dan ersemoyan L1ut 6uri
8andayaniM (mengikuti samil mempengaruhi). Arti 1ut 6uri ialah mengikuti! namun maknanya ialah
mengikuti perkemangan sang anak dengan penuh perhatian erdasarkan %inta kasih dan tanpa pamrih!
tanpa keinginan menguasai dan memaksa! dan makna 8andayani ialah mempengaruhi dalam arti
merangsang! memupuk! memiming! memeri teladan agar sang anak mengemangkan priadi
masing3masing melalui disiplin priadiA.-emikian agi Ki 8a#ar -ewantara pendidikan pada skala
mikro tidak terlepas dari pendidikan dalam arti makro! ahkan disipilin priadi adalah tu#uan dan %ara
dalam men%apai disiplin yang leih luas.
Ini erarti ahwa landasan pendidikan terdapat dalam pendidikan itu sendiri! yaitu "aktor manusianya.
-engan demikian landasan3landasan pendidikan tidak mesti di%ari diluar "enomena (ge#ala) pendidikan
termasuk ilmu3ilmu lain dan atau "ilsa"at tertentu dari udaya arat. Oleh karena itu data ilmu
pendidikan tidak tergantung dari studi ilmu psikologi.! "isiologi! sosiologi! antropologi ataupun "ilsa"at.
2agi pula konsep penga#aran (yang makro) erdasarkan kurikulum "ormal tidak dengan sendirinya
ersi"at inklusi" dan atau sama dengan menga#ar. 7ahkan dalam anyak hal penga#aran itu tergantung
hasilnya dari kualitas guru menga#ar dalam kelas masing3masing. =udah arang tentu asas 1ut 6uri
8andayani tidak akan men#adikan penga#aran identik dengan sekedar upaya sadar menyampaikan
ahan a#ar dikelas kepada romongan siswa mengingat guru harus erhama kepada kepentingan
siswanya.
). -asar3dasar Ilmu Pendidikan
0raian diatas mengisyaratkan terhadap dasar3dasar pendidikan ahwa praktek pendidikan seagai ilmu
yang sekedar rangkaian "akta empiris dan eksperimental akan tidak lengkap dan tidak memadai. &akta
pendidikan seagai ge#ala sosial tentu seatas sosialisasi dan itu sering eraspirasi daya serap kogniti"
diawah 1@@ N (ahkan ,@ N). =edangkan pendidikan nilai3nilai akan menuntut siswa menyerap dan
meresapi penghayatan 1@@ N melampaui tu#uan3tu#uan sosialisasi! men%apai internaliasasi (mikro) dan
hendaknya #uga enkulturasi (makro). Itulah peredaan esensial antara pendidikan (yang men#alin aspek
kogniti" dengan aspek a"ekti") dan kegiatan menga#ar yang paling3paling men#alin aspek kogniti" dan
psikomotor. -alam praktek e$aluasinya kegiatan penga#aran sering teratas targetnya pada aspek
kogniti". Itu seanya diperlukan peredaan ruang lingkup dalam teori antara penga#aran dengan
menga#ar dan mendidik.
Adapun keter%apaian untuk daya serap internal men%apai 1@@ N diperlukn tolong menolong antara
sesama manusia. -alam hal ini tidak ada orang yang selalu sempurna melainkan isa ter#adi
kemerosotan yang harus diimangi dengan penyegaran dan kontrol sosial. Itulah segi interdependensi
manusia dalam "enomena pendidikan yang memerlukan kontrol sosial apaila hendak men%egah
penurunan pengamalan nilai dan norma diawah 1@@N. -alam ahasa Agama diseut
A8alumminnnaasA
Pedagogik seagai ilmu murni menelaah "enomena pendidikan. >elaslah ahwa telaah lengkap atas
tindakan manusia dalam "enomena pendidikan melampaui kawasan ilmiah dan memerlukan analisis
yang mandiri atas data pedagogik (pendidikan anak) dan data andragogi (Pendidikan orang dewasa).
Adapun data itu men%akup "akta (das sein) dan nilai (das sollen) serta #alinan antara keduanya. -ata
"aktual tidak erasal dari ilmu lain tetapi dari o#ek yang dihadapi ("enomena) yang ditelaah Ilmuwan
itu (pedagogik dan andragogi) se%ara empiris. 7egitu pula data nilai (yang normati$e) tidak erasal dari
"ilsa"at tertentu melainkan dari pengalaman atas manusia se%ara hakiki. Itu seanya pedagogi dan
andragogi memerlukan #alinan antara telaah ilmiah dan telaah "ilsa"ah. 1etapi tidak erarti ahwa
"ilsa"at men#adi ilmu dasar karena ilmu pendidikan tidak menganut aliran atau suatu "ilsa"at tertentu.
=ealiknya ilmu pendidikan khususnya pedagogik (teoritis) adalah ilmu yang menyusun teori dan
konsep yang praktis serta positi" sea setiap pendidik tidak oleh ragu3ragu atau menyerah kepada
keragu3raguan prinsipil.
8al ini serupa dengan ilmu praktis lainnya yang mikro dan makro. =eperti kedokteran! ekonomi! politik
dan hukum. Oleh karena itu pedagogik (dan telaah pendidikan mikro) serta pedagogik praktis dan
andragogi (dan telaah pendidikan makro) ukanlah "ilsa"at pendidikan yang teratas menggunakan atau
menerapkan telaah aliran "ilsa"at normati$e yang ersumer dari "ilsa"at tertentu. Dang leih diperlukan
ialah penerapan metode "ilsa"ah yang radikal dalam menelaah hakikat peserta didik seagai manusia
seutuhnya.Implikasinya #elas ahwa atang tuuh (ody o" knowledge) ilmu pendidikan haruslah
sekurang3kurangnya se%ara mikro men%akup 4
O *elasi sesama manusia seagai pendidik dengan terdidik (person to person relation3ship)
O Pentingnya ilmu pendidikan mempergunakan metode "enomenologi se%ara kualitati".
O Orang dewasa yang erperan seagai pendidik (edu%ator)
O Keeradaan anak manusia seagai terdidik (learner! student)
O Eemikiki 1u#un pendidikan yang #elas (edu%ational aims and o#e%ti$es)
O 1indakan dan proses pendidikan (edu%ati$e pro%ess)! dan
O 2ingkungan dan lemaga pendidikan (edu%ational institution)
O Eenga%u kepada 1u#uan pendidikan nasional yaitu men#adikan manusia Indonesia yang eriman!
ertakwa dan erakhlak mulia.
Itulah lingkup pendidikan yang mikroskopis seagai hasil telaah ilmu murni ilmu pendidikan dalam arti
pedagogik (teoritis dan sistematis). Eengingat pendidikan #uga dilakukan dalam arti luas dan
makroskopis di eragai lemaga pendidikan "ormal dan non3"ormal! tentu petugas tenaga pendidik di
lapangan memerlukan masukan yang erlaku umum erupa ren%ana pela#aran atau konsep program
kurikulum untuk lemaga yang se#enis. Oleh karena itu selain pedagogik praktis yang menelaah ragam
pendidikan di eragai lingkungan dan lemaga "ormal! in"ormal dan non3"ormal pendidikan luar
sekolah dalam arti teratas! dengan egitu! atang tuuh diatas tadi diperlukn lingkupannya sehingga
meliputi4
B Konteks sosial udaya (so%io %ultural %onteJs and edu%ation)
B &ilsa"at pendidikan (preskripti") dan se#arah pendidikan (deskripti")
B 1eori! pengemangan dan peminaan kurikulum! serta %aang ilmu pendidikan lainnya yang ersi"at
preskripti".
B 7eragai studi empirik tentang "enomena pendidikan
B 7eragai studi pendidikan aplikati" (terapan) khususnya mengenai penga#aran termasuk
pengemangan spe%i"i% %ontent pedagogy.
B =edangkan telaah lingkup yang makro dan meso dari pendidikan! merupakan idang telaah utama
yang memperedakan antara o#ek "ormal dari pedagogik dari ilmu pendidikan lainnya. Karena
pedagogik tidak langsung memi%arakan peredaan antara pendidikan in"ormal dalam keluarga dan
dalam kelompok ke%il lainnya! dengan pendidikan "ormal (dan non "ormal) dalam masyarakat dan
negara! maka hal itu men#adi tugas dari andragogi dan %aang3%aang lain yang rele$an dari ilmu
pendidikan.
B Itu seanya dalam pedagogik terdapat pemi%araan tentang "aktor pendidikan yang meliputi 4 (a)
tu#uan hidup! () landasan "alsa"ah dan yuridis pendidikan! (%) pengelolaan pendidikan! (d) teori dan
pengemangan kurikulum! (e) penga#aran dalam arti pemela#aran (instru%tion) yaitu pelaksanaan
kurikulum dalam arti luas di lemaga "ormal dan non "ormal terkait.
7idang masalah yang ditelaah oleh teori pendidikan seagai ilmu ialah sekitar manusia dan sesamanya
yang memiliki kesamaan dan keragaman di dalam "enomena pendidikan. Dang men#adi inti ilmu
pendidikan teoritis ialah Pedagogik seagai ilmu mendidik yaitu mengenai tealaah (atau studi)
pendidikan anak oleh orang dewasa. Pedagogik teoritis selalu ersi"at sistematis karena harus lengkap
prolematik dan pemahasannya. 1etapi pendidikan (atau pedagogi) diperlukan #uga oleh semua orang
termasuk orang dewasa dan lan#ut usia. Karena itu selain %aang pedagogik teoritis sistematis #uga
terdapat %aang3%aang pedagogik praktis! diantaranya pendidikan "ormal di sekolah! pendidikan
in"ormal dalam keluarga! andragogi (pendidikan orang dewasa) dan gerogogi (pendidikan orang
lansia)! serta pendidikan non3"ormal seagai pelengkap pendidikan #en#ang sekolah dan pendidikan
orang dewasa.-i dalam menelaah manusia yang erinteraksi di dalam "enomena pendidikan! ilmu
pendidikan khususnya pedagogi% merupakan satu3satunya idang ilmu yang menelaah interaksi itu
se%ara utuh yang ersi"at antar dan inter3priadi. 0ntunglah ada ilmu lain yang melakukan telaah atas
perilaku manusia seagai indi$idu. 7egitu #uga halnya atas telaah interaksi sosial! telaah perilaku
kelompok dalam masyarakat! telaah nilai dan norma seagai isi keudayaaan! dan seterusnya. Ilmu3
ilmu yang melakukan telaah demikian di#adikan er"ungsi seagai ilmu antu agi ilmu pendidikan.
-iantara ilmu antu yang penting agi pedagogi% dan androgogi ialah 4 iologi! psikologi! sosiologi!
antropologi udaya! se#arah dan "enomenologi ("ilsa"ah).
a. Pendekatan "enomenologi dalam menelaah ge#ala pendidikan
Pedagogik tidak menggunakan metode dedukti" spekulati" dalam in$estigasinya erdasarkan
pen#aaran pendirian dasar3dasar "iloso"is. Pedagogik adalah ilmu pendidikan yang ersi"at teoritis dan
ukan pedagogik yang "iloso"is. Pedagogik melakukan telaah "enomenologis atas "enomena yang
ersi"at empiris sekalipun ernuansa normati$e. =eperti dikatakan 2ange$eld (19(() Pedagogik
mempergunakan pendekatan "enomenologis se%ara kualitati" dalam metode penelitiannya 4
Pedagogik ersi"at "iloso"is dan empiris. 7er"ikir "iloso"is pada satu sisi dan di pihak lain pengalaman
dan penyelidikan empiris er#alan ersama3sama. 8uungan3huungan dan ge#ala yang menun#ukkan
%iri3%iri pokok dari o#eknya ada yang memaksa menun#uk ke konsekunsi yang "iloso"is! adapula yang
memaksakaan konsekunsi yang empiris karena data yang "aktual. Pedagogik mewu#udkan teori
tindakan yang didahului dan diikuti oleh er"ikir "iloso"is. -alam er"ikir "iloso"is tentang data
normati$e pedagogi% didahului dan diikuti oleh oleh pengalaman dan penyelesaikan empiris atas
"enomena pendidikan. Itulah "enomena atau ge#ala pendidikan se%ara mikro yang menurut 2ange$ald
mengandung keenam komponen yng men#adi inti dari atang tuuh pedagogik.
. Kontriusi ilmu3ilmu antu terhadap pedagogik
Ilmu pendidikan khususnya pedagogik dan androgogi tidak menggunakan metoda deskripti"3
eksperimental karena man"aatnya teratas pada pemahaman atas peruahan perilaku siswa. =edangkan
prediksi dan kontrol yang eksperimental diterapkan dan itupun man"aatnya teratas sekali.
>adi kurang erman"aat apaila ilmu pendidikan mempergunakan metode deskripti"3eksperimental
terhadap peruahan3peruahan didalam pendidikan se%ara kuantitati". =ealiknya pedagogik dan
androgogi harus men#adi ilmu otonom yang menerapkan metode "enomenologi se%ara kualitati".
Eaksudnya ialah agar dapat memperoleh data yang tidak normati$e (data "a%tual) dalam #umlah
seperlunya dari ilmu iologi! psikologi dan ilmu3ilmu sosial. 1etapi ilmu pendidikan harus sedapat
mungkin melakukan pengumpulan datanya sendiri langsung dari "enomena pendidikan! aik oleh
partisipan3pengamat (ilmuwan) ataupun oleh pendidik sendiri yang #uga iasa melakukan analisis
apaila situasi itu memaksanya harus ertindak kreati". 1entu sa#a untuk itu diperlukan prasyarat
penguasaan atas sekurang3kurangnya satu ilmu antu dan atau "ilsa"at umum.
aksiologi ilmu keperawatan
). 0ntuk apa Ilmu keperawatan ( Aksiologi ilmu keperawatan )
Eenurut konsorsium Ilmu3ilmu Kesehatan (199/) praktik keperawatan adalah tindakan mandiri
perawat pro"essional . ners melalui ker#asama yang ersi"at kolaorati" aik dengan klien maupun
tenaga kesehatan lain dalam upaya memerikan asuhan keperawatan yang holisti% sesuai dengan
wewenang dan tanggung #awanya pada eragai tatanan pelayanan! termasuk praktik keperawatan
indi$idu dan erkelompok.
=ementara praktik keperawatan pro"esional adalah tindakan mandiri perawat pro"essional dengan
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh men%akup ilmu dasar dan ilmu
keperawatan seagai landasan dan menggunakan proses keperawatan seagai pendekatan dalam
melakukan asuhan keperawatan (pok#a keperwatan )8=!/@@/).
=edangkan pelayanan keperawatan adalah suatu entuk pelayanan pro"essional yang merupakan agian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan! erentuk
pelayanan io3psiko3 soiso3 spiritual yang komprehensi" (holisti% )! di tu#ukan kepada indi$idu!
keluarga! dan masyarakat aik sakit maupun sehat yang men%agkup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di erikan erupa antuan karena adanya kelemahan "isik dan mental!
keteratasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menu#u kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari3hari se%ara mandiri.
Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Eenteri Kesehatan 'o.1/39 tentang registrasi
dan praktik keperawatan yang mengatur hak! kewa#ian! dan kewa#ian perawat! tindakan3tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat dalam men#alankan praktiknya! dan persyaratan
praktik keperawatan dan mekanisme peminaan dan pengawasan. =ekarang ran%angan undang3undang
tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke -P* untuk Eendapatkan pengesahan.
3. K9=IEP02A'
a. 8akikat dari ilmu keperawatan adalah kepedulian perawat pada respon pasien terhadap sehat dan
sakit yang er"okus pada tidak terpenuhinya keutuhan dasar manusia.
. Pada awalnya Ilmu keperawatan lahir se%ara naluri yang dikenal dengan mother instin% dan
erkemang se#alan dengan perkemangan peradaan manusia dengan mengguanakan metode ilmiah
untuk mendapat keenaran dalam ilmu keperawatan
%. Peman"aatan ilmu keperawatan dituangkan dalam asuhan keperawatan untuk menangani respon
pasien terhadap sehat dan sakit terutama memenuhi keutuhan dasar manusia yang dilandasi kode etik
keperawatan dalam atas kewenagan perawat yang diatur dalam kepmenkes 1/39 dan *00 praktek
Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai