waktu(menit )
tetes
)
menit
tetes
menit
otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan
darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah
cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik
cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose
5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%,
disamping itu harganya pun lebih mahal dibanding dengan kristaloid. Larutan ini
-
Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi
pemasangan fistula arteri vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lebih nyeri karena banyak ujung saraf. Pada orang tua, vena metacarpal lebih mudah pecah.
Vena cafalika : tidak mengganggu mobilisasi namun pada orang gemuk lebih sulit dicari.
Vena basalika : nyeri
Vena mediana basilica : mudah didapat karena vena lebih besar dan dekat dengan arteri
brakhialis.
pungsi vena.
Pemakaian jarum sekali pakai untuk mencegah penularan penyakit yang
dapat ditularkan melalui cairan tubuh.
kontaminasi.
Perhatikan posisi klien dan cahaya untuk memudahkan insersi.
Siapkan tempat penusukan (mulai dari vena bagian distal). Pasang tourniquet.
Pasang perlak, sarung tangan dan bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol.
Buka jarum dengan tangan dominan, insersi jarum dengan sudut 15-450
Bila sudah pasti masuk ke dalam vena, tarik jarum dan lepaskan, pertahankan kateter.
Hubungkan selang infuse dengan kateter yang masuk ke vena dan buka klem selang infuse
Lepaskan bendungan dan mulai jalankan infuse, dan atur tetesan.
Plester kateter infuse dengan metode H. beri antiseptic pada tempat penusukan.
Tutup dengan kasa perban. Plester perban dan beri label (waktu pemasangan, ukuran dan