Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKSES VASKULER HEMODIALISIS

KELOMPOK I
6. Dani Hamdani
1. Agnes Maulani 7. Daniati
2. Ani Maulani
8. Dede Puri Purwandi
3. Arika Hidayat
9. Dian Herdiansyah
10. Eka Oktapriana
4. Arini Dyah Utami
5. Casita
PENDAHULUAN
Akses vaskular untuk hemodialisa adalah jalur untuk
mempertahankan kehidupan pada penderita End Stage
Renal Disease (ESRD) / gagal ginjal kronik ,karena
penderita gagal ginjal memerlukan Hemodialisa). Pada
tindakan HD, Akses vaskuler dipakai sebagai sarana
Hubungan Sirkulasi antara sirkulasi darah di tubuh pasien
dengan sirkulasi darah ekstrakorporeal (di luar tubuh
pasien).
Kanul pada akses vaskuler

Aliran Inlet Aliran Outlet

Membawa darah dari Aliran darah dari


akses vaskuler tubuh dialiser/ginjal buatan
pasien menuju menuju akses vaskuler
dialiser/ginjal buatan tubuh pasien
AKSES VASKULER

Temporer Permanen
• Kanulasi Femoralis (arteri • Arteriovenous Fistula/AVF
atau vena) • Arteriovenous Grafts/AVG
• Kanulasi arteri brakhialis • Central Venous Catheter
• Kanulasi dengan HD/CVC HD jenis Tunneled
menggunakan kateter HD Cuffed double lumen Catheter
non cuffed pada Vena sentral
KATETER VENA FEMORALIS
Pengertian kateter femoralis menurut Hartigan (dalam
Lancester, 1992) adalah pemasangan kanul kateter secara
perkutaneous pada vena femoralis.
Kateter dimasukkan ke dalam vena femoralis yang terletak
di bawah ligamen inguinalis.
INDIKASI
Pasien dengan PGTA dimana akses vaskular lainnya
mengalami sumbatan karena bekuan darah tetapi
memerlukan HD segera atau pada pasien yang
mengalami stenosis pada vena subclavian

KONTRAINDIKASI
Pasien yang mengalami thrombosis ileofemoral yang
dapat menimbulkan resiko emboli
KOMPLIKASI
• Hematoma
• Emboli
• Thrombosis vena ileofemoralis
• Fistula arteriovenousus
• Perdarahan peritoneal akibat perforasi vena atau tusukan
yang menembus arteri femoralis
• Infeksi
LOKASI KANULASI

Kanulasi femoralis
dilakukan di ligamen
inguinal, 1 cm arah
medial dari pulsasi dan 2
jari (± 2 cm) arah bawah
dari garis lipatan, bisa di
kanan atau di kiri. Lokasi
ini identik dengan
pemasangan CVC
kateter di femoralis
TUGAS KASUS
PANDUAN PERSIAPAN TINDAKAN VASKULER AKSES PADA VENA
FEMORALIS
(IPDI TAHUN 2015)

Pengertian:
Melakukan insersi pada vena femoralis untuk pasien yang
tidak tersedia akses lain (AV Shunt atau Double Lumen
Catheter (DLC))
Tujuan:
1. Mendapatkan aliran darah yang cukup melalui vena
femoralis pada pasien yang belum dipasang Cimino/AV
Shunt atau tidak terpasang Double Lumen Catheter (DLC)
2. Memperlancar proses hemodialisis
PROSEDUR
1. Persiapan Alat
a. Prinsip Steril b. Prinsip bersih
Bak instrumen atau kemasan yang berisi: - Nierbekken
- Duk bolong 1 buah - Micropore/plester
- Duk biasa 1 buah - Perlak
- Spuit 3cc 1 buah - Desinfektan
- Kom kecil berisi NaCl 1 buah - Heparin
- Depper 1 buah
- Kassa 1 buah
- Fistula 1inch (16G) 1 buah
- Fistula 1 1/4inch (16G) 1 buah
- Sarung tangan 1 pasang
- Lidones 2% injeksi 1 ampul
2. Tindakan
a. Penanganan akses vena adalah tenaga perawat yang mempunyai
b. Persiapkan dan dekatkan semua alat yang akan dipakai
c. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan resiko
d. Mencuci tangan
e. Memakai APD
f. Tentukan area yang akan diinsersi dengan cara:
1) Tentukan untuk posisi outlet pada tangan/kaki kanan/kiri (lihat prosedur
pada cimino outlet) usahakan posisi insersi tidak pada tekukan
2) Tentukan area inlet pada femoral kanan atau kiri
3) Cukur pada area yang akan diinsersi jika perlu
4) Palpasi dengan menggunakan sarung tangan bersih area femoral untuk
mendapatkan denyutan arteri dengan menggunakan 2 jari
g. Lakukan insersi dengan cara:
1) Akses outlet (lihat prosedur insersi pada cimino)
2) Akses inlet
a) Dilakukan pada vena femoralis (lipat paha)
b) Bersihkan area akses dengan Betadine 10% dengan arah
gerak melingkar dari dalam ke luar, kemudian ulang dengan
alkohol 70% dengan cara yang sama, tunggu sekitar 30 detik
c) Pakaikan duk bolong di atas area akses
d) Pastikan arteri femoralis teraba pada pertengahan lipat paha
e) Ambil jarak 1/2 - 1 cm ke arah medial sejajar lipat paha untuk
menentukan letak vena femoralis
f) Melakukan anastesi lokal pada daerah yang akan diinsersi
dengan cara:
• Isi spuit 3cc dengan Lidonest 2%
• Lakukan penekanan pada arteri sambil lakukan injeksi lidonest mulai
kutis, subkutis sampai mendekati vena femoralis, perawat melakukan
aspirasi sambil mencari vena, bila darah berwarna merah tua dan spuit
tidak terdorong baru spuit 3cc dicabut dan tekan dengan depper
• Cegah anastesi tidak masuk dalam pembuluh darah
g) Isi fistula dengan NaCl 0,9% ditambah heparin dosis awal atau sesuai
kondisi pasien sampai ujung fistula
h) Lakukan insersi fistula tepat pada bekas penusukan anastesi dan
diarahkan ke medial tepat pada vena femoralis
i) Pastikan kembali darah lancar dan keluar dengan cara aspirasi
j) Fiksasi fistula dengan mikropore
k) Tutup klem fistula, lepaskan spuit
l) Rapikan kembali semua alat yang telah dipergunakan
m) Akses vaskuler pasien siap untuk dilakukan penyambungan dengan mesin
hemodialisis
MANAJEMEN BLEEDING/INFILTRASI/HEMATOMA

a. Upaya pencegahan saat kanulasi:


1) Jarum fistula tidak boleh diputar
2) Hindari penggunaan vena kecil
3) Bilas dengan normal salin (NaCl 0,9 %) untuk
meyakinkan bahwa posisi jarum sudah tepat masuk
pada pembuluh darah dan tidak ada hematoma atau
pembengkakan
b. Upaya pencegahan saat treatment:
1) Fiksasi jarum fistula dengan benar dan kuat
2) Edukasi pasien untuk mengurangi aktivitas/gerakan
pada ekstrimitas yang ada jarum fistulanya
3) Lakukan monitoring dengan baik area akses vaskuler
selama HD berjalan
c. Upaya pencegahan saat pelepasan jarum fistula:
1) Hindari penekanan yang terlalu kuat pada kasa
desinfeksi diarea exit site
2) Lakukan pelepasan jarum dengan sudut yang sama
seperti saat insersi
3) Lakukan penekanan 10-12 menit (jangan diintip
sebelum 10 menit)
waktu pembekuan darah normal 9-15 menit
d. Upaya perawatan jika terjadi infiltrasi:
1) Kompres dingin dengan es setelah terjadi infiltrasi/hematoma,
dan dilakukan setiap 20 menit (20 menit dingin, 20 menit off)
selama 24 jam
2) Kompres hangat setelah 24 jam
3) Fistula diistirahatkan terlebih dahulu
4) Kolaborasikan dengan tim HD dan juga dengan dokter bedah
ataupun nephrologist, jika terjadi hematoma berulang
6) Edukasi pasien cara mengatasi perdarahan dirumah (jika
terjadi perdarahan lagi di rumah), yaitu:
a) Tambahkan kasa steril atau ganti kasa pada area
perdarahan dan lakukan penekanan dengan 2-3 jari
b) Beritahu pasien tipe dan lokasi akses vaskuler yang
mengalami perdarahan
c) Beritahu dan berikan nama serta no telepon dokter
ahli bedah yang bisa dihubungi
d) Beritahu alamat rumah sakit terdekat yang bisa
dihubungi jika terjadi perdarahan yang sulit berhenti
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai