Disusun Oleh:
Nama : Andien Farkhatin Nisa
NIM : 1806001
Semester : 4
TINJAUAN TEORI
A. Anemia
1. Pengertian
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr%
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Prawiroharjo, 2010).
Anemia adalah keadaan dimana kadar haemoglobin, hematokrit
dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang
dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Menurut kemampuan
darah untuk mengikat oksigen yang dapat disebabkan oleh menurunnya
sel darah merah, berkurangnya konsentrasi hemoglobin atau kombinasi
keduanya dalam sirkulasi darah dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr
% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr%
pada trimester II (Saifuddin, 2001).
Menurut Varney (2000) anemia yang secara umum dapat
diterima adalah turunnya kadar hemoglobin kurang dari 12,0gr/l00ml
darah pada wanita yang tidak hamil. Anemia yang terkait dengan
kehamilan adalah anemia defisiensi besi hampir 95% (Varney, 2000).
2. Etiologi
Menurut Marmi (2011) anemia umumnya disebabkan oleh:
a. Kurang gizi (malnutrisi),
b. Kurang zat besi dalam diet,
c. Malabsorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak; pesalinan yang lalu, haid, dll
e. Penyakit-penyakit kronis; TBC, paru-paru, cacing usus, malaria, dll.
Dalam kehamilan jumlah darah bertambah (hiperemia /
hipervolumia) karena itu terjadi pengencaran darah karena sel-sel darah
tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Perbandingan
pertambahan tersebut adalah:
1. Plasma darah bertambah : 30%
2. Sel-sel darah bertambah : 18%
3. Hemoglobin bertambah : 19%
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Marmi, 2011).
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi
mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya peningkatan volume darah
menyebabkan hemodilusi atau pengenceran darah sehingga kadar Hb
mengalami penurunan dan menyebabkan anemia (Varney, 2007).
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis
dalam kehamilan untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam massa hamil (Hudono, 2007).
Kebutuhan zat bezi ibu selama kehamilan ialah 800mg, diantaranya
300mg untuk janin plasenta dan 500mg untuk pertambahn eritrosit ibu.
Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/hari.
Perlu diingat ada beberapa kondisi yang menyebabkan defisiensi kalori-
besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan thalasemia (Saifudin,
2009).
Menurut Varney (2007), terdapat sejumlah faktor yang menjadi
penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi
yang lebih rendah menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan
sehingga mengakibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi. Ras
juga memainkan peranan sebagai contoh rata-rata orang kulit hitam kadar
hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpa
memperhatikan tingkat sosio-ekonomi.
3. Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin
berkurang dari 12 g/100 ml (Sarwono, 2009).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah
18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk
membantu meringankan kerja jantung.
Hemodilusi (pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya
hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan
menjadi 9,5-10 gr%.
4. Kategori Anemia
Berikut ini kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto,
2010) :
a. Kadar Hb 10 gr% - 8 gr% disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 8 gr% - 5 gr% disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gr% disebut anemia berat
Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang
bersumber dari WHO adalah sebagai berikut:
a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia
b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan
c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang
d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat
B. Anemia sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000
mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus (Wiknjosastro,
2005).
C. Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) Intravena atau 2 x 10 ml intramuskuler
- transfusi darah pada kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun
sangat jarang diberikan karena transfusi darah dapat berisiko bagi
ibu dan janin (Wiknjosastro, 2005).
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6
bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan (Arisman, 2004).
Efek samping berupa gangguan perut pada pemberian zat
besi oral menurunkan kepatuhan pemakaian secara massal, teryata
rata-rata hanya 15 tablet yang dipakai oleh wanita hamil
(Saifuddin, 2009).
TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN
TINJAUAN KASUS
Nomer Register :
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
b. Identitas Penanggungjawab/Suami
Nama : Tn. W
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
2. Anamnesa
a. Alasan Datang ke klinik
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa sering mengantuk, cepat lelah dan pusing
c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Konsistensi : cair
HPHT : 22-10-2019
HPL : 29-7-2020
Juni : 3 minggu
UK : 34 minggu 5 hari
d. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 kali
Umur : 24 tahun
Dengan suami umur : 29 tahun
Lama perkawinan : 1 tahun
e. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti DM, asma, dan penyakit
kronis seperti jantung.
2. Pola eliminasi
BAK
Frekuensi : 5-7x/hari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada
6. Pola seksual
Ibu mengatakan baik dan tidak ada keluhan
b. Pola Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
1. Ibu dan keluarga senang atas kehamilannya
2. Ibu mengatakan tinggal bersama suami
3. Jika ada masalah dalam keluarga diselesaikan secara musyawarah
4. Ibu menunaikan ibadah sholat 5 waktu tanpa terganggu oleh
kehamilannya
5. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
R : 22x/m S : 36,20C
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 51 kg
TB : 150 cm
Lila : 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada odem, tidak ada luka
Muka : pucat, tidak ada odem
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada gigi karies, bibir pucat
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
Muka : pucat, tidak ada kloasma gravidarum
Abdomen : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum, tidak ada
luka bekas operasi
Genetalia : tidak ada cairan abnormal, tidak ada varises dan odem
b. Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar
Abdomen :
Kesimpulan : bokong
Kesimpulan : puki
c. Auskultasi
DJJ : 143 kali/menit
4. Pemeriksan penunjang
Hb (21 Juni 2020) : 8,4 gr%
Data dasar
DS :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 150 cm / 51 kg
TTV :
TD : 110/80mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 22x/menit
Muka : pucat
Hb : 8,4gr%
B. Masalah
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Memberikan support dan dukungan kepada ibu
VII. EVALUASI
1. Ibu paham dengan kondisinya saat ini.
2. Ibu mengerti tentang keluhannya.
3. Ibu paham tentang nutrisi untuk ibu hamil.
4. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
5. Ibu bersedia untuk rutin cek Hb.
6. Terapi obat telah diberikan.
7. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi.
8. Tindakan telah didokumentasikan.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam menyajikan asuhan kebidan yang diberikan, penulis menyajikan
dalam bentuk Varney, sesuai dengan teori Varney (1997) meliputi pengumpulan
data dasar yang terdiri dari data subyektif dan obyektif; interpretasi data yang
terdiri dari diagnose kebidanan, masalah serta kebutuhan; diagnosa potensial;
antispasi masalah; perencanaan; pelaksanaan dan evaluasi.
Sebelum melakukan asuh kebidanan kepada pasien, terlebih dahulu
melihat data subyektif dan obyektif. Data subyektif yaitu berdasarkan hasil
anamnesa kepada pasien seperti identitas, keluhan, riwayat menstruasi,
pernikahan, obstetrik, kontrasepsi, riwayat kesehatan, pola kebutuhan sehari-hari,
dll. Data subyektif membantu dalam menegakkan diagnosa yaitu keluhan utama
pasien, Ny. A mengeluh cepat lelah, pusing, mudah mengantuk, dan nafsu makan
berkurang. Menurut Manuaba (2009) penegakkan diagnosis juga dilakukan
dengan anamnesa yaitu pasien mengeluh cepat lelah, pusing, mudah mengantuk,
dan nafsu makan berkurang. Menurut Soebroto (2010) keluhan yang dialami oleh
pasien ini termasuk dalam anemia.
Dari data obyektif sendiri didapatkan hasil yaitu muka pucat, konjungtiva
anemis, bibir pucat, serta tekanan darah masih dalam batas normal. Ini merupkan
tanda dari anemia. Hal ini didukung oleh pendapat Price (2005) yang
mengemukakan bahwa tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah
pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah,
berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memaksimalkan pengiriman
O2 ke organ-organ vital. Bantalan kuku, telapak tangan dan membrane mukosa
mulut serta konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik untuk menilai pucat.
Pada pemeriksaan penunjang diperoleh kadar Hb Ny. A 8,4gr%.
Pemeriksaan kadar Hb sangat membantu dalam penegakan diagnosa anemia.
Pemeriksaan kadar Hb ini dilakukan pada saat trimester III. Hal ini sesuai
pendapat Saifuddin (2002) bahwa pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan melihat hasil
anamnese dan pemeriksaan fisik maka diagnosa dapat dipastikan dengan
pemeriksaan kadar Hb (Safiuddin, 2002).
Ny. A termasuk dalam kategori anemia ringan, ini didasarkan pada
pendapat Soebroto (2010) yaitu jika kadar Hb dalam darah antara 10 gr% sampai
8 gr% maka disebaut dengan anemia ringan
Patofisiologi dari anemia ini akan menyebabkan hemodilusi (pengenceran
darah), kemungkinan hemodilusi ini terjadi sampai pada Trimester III. Seperti
yang dijelaskan oleh Sarwono (2009) yaitu hemodilusi (pengenceran darah)
terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-
36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan
terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu
akan menjadi 9,5-10 gr%.
Selain pada saat kehamilan, anemia sendiri akan mempengaruhi pada saat
persalinan, nifas, dan berpengaruh pada janin. Pada saat kehamilan akan
menyebabkan terjadinya infeksi, persalinan prematurus. Saat persalinan, anemia
juga akan mempengaruhi kekuatan ataupun menyebabkan atonia uteri. Pengaruh
anemia dalam nifas yaitu perdarahan post partum, infeksi dan pengeluaran ASI
berkurang. Dan pada janin akan menyebabkan BBLR, cacat bawaan, serta
menghambat pertumbuhan janin (Manuaba, 2009).
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, maka dilakukan
beberapa tindakan pada Ny. A. Menjelaskan KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil
terutama pada ibu hamil dengan anemia ibu harus banyak mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat, protein dan tambahan vitamin
dan mineral. Untuk ibu hamil dengan anemia, ibu harus mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, hati ayam, sayuran
hijau seperti kangkung, daun pepaya, dan bayam, setra menganjurkan ibu untuk
istirahat cukup dan mengurangi aktifitasnya. Seperti yang dijelaskan oleh
Waryana (2010) bahwa Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung
Fe, misalnya daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam, dan susu.
Perencanaan lain yaitu menganjurkan ibu untuk rutin melakukan cek Hb
untuk mengetahui kondisinya. Pendapat Saifuddin (2002) pemeriksaan kadar Hb
dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester
III. Di Klinik widya husada, pemeriksaan Hb dilakukan pada Trimester I dan III,
namun pada ibu hamil dengan anemia pemeriksaan ini dilakukan secara rutin agar
antisipasi bisa dilakukan segara.
Selain itu, Ny. A juga diberikan terapi obat yaitu Fe 60 mg 1x1 tablet
diminum dengan air putih, Vit.C 100 mg 1x1 tablet diminum dengan air putih,
Kalk 500 mg 1x1 tablet diminum dengan air putih. Fe dan Vit. C diminum pada
pagi hari dan malam hari, sedangkan Kalk diminum pada pagi hari.
Fe digunakan untuk menambah kadar hemoglobin dalam tubuh ibu
sedangkan Vit. C berguna untuk membantu penyerapan Fe dalam makanan yang
dimakan ibu hamil, sehingga diharapkan kadar anemia dalam darah dapat segera
naik. Sedangkan kalk berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Jika
tubuh ibu hamil tidak memiliki persediaan yang cukup untuk kalsium, maka untuk
janin akan mengambil kalsium dari tulang ataupun gigi ibu. Untuk menghindari
hal tersebut, maka Ny. A diberikan terapi Kalk. Seperti pendapat dari Arisman
(2004) bahwa pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih dianggap ringan
sehingga diperlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat per
oral sekali sehari. Di dalam kemasan SF yang ada sudah ada kandungan asam
folatnya senilai 0,25 mg. Jadi, terapi yang diberikan di kombinasi dari 60 mg Fe
dan asam folat 0,25 mg, Kalk 500 mg, dan Vit. C 100 mg. Asam folat juga
diberikan pada saat Trimester I untuk pertumbuhan otak janin. Selain itu Waryana
(2010) juga berpendapat bahwa pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan
kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe)
dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan.
Selanjutnya menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi untuk
mengetahui kondisi ibu. Dan yang tidak kalah penting adalah dokumentasi untuk
setiap tindakan dan hasil tindakan yang telah diberikan berfungsi untuk memantau
keadaan dan perkembangan pasien dan sebagai sarana evaluasi bagi tenaga
kesehatan untuk menentukan tindakan medis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman MB, 2004, Gizi Daur Kehidupan Penerbit Buku Kedokteran EGG,
Jakarta
Saifuddin, Abdula Bari, dkk, 2001, Buku Acuan Pelayanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta
Varney, S, 2000, Buku Saku Bidan Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta