Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

LP IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT ANEMIA

oleh

Annisa Nur G.A


NIM 152310101317

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
2017

ii
TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS
LP IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT ANEMIA

oleh

Hiqmatul Faizzah
NIM 152310101339

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
Tinjauan Teori
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau
hitung eritrosit (red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat terdapat keadaan
tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa
eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena
itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai pada label anemia
tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia
tersebut. (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin,
2002).
Dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kadar sel darah
merah (Hb) dibawah rentang normal.
B. Epidemiologi
Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat
mengalami penurunan dari 50,9 % menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007). Angka
kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia
dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan
profil kesehatan 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4
meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun
cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun
2007) menjadi 48,14% (Depkes, 2008). Frekuensi timbulnya anemia dalam
kehamilan tergantung pada suplementasi besi. Taylor.dkk melaporkan rata-
rata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl pada wanita yang mengkonsumsi
suplemen besi sementara rata-rata hemoglobin sebesar 11,2% g/dl pada wanita
yang mengkonsumsi suplemen.

2
C. Etiologi Anemia

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi


dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi
(Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada
umumnya adalah sebagai berikut:
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diit
c. Malabsorpsi
d. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
e. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain

D. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk
profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat
besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian
preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih
cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

3
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan
dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil
muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan
plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat
usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk
wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik

4
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,
pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-
obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak
memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita
ini

E. Patofisiologi Anemia
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan tinggi produksi eritropoetin. Akibatnya volume plasma
bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
Hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.Darah bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hiperlovemia, akan tetapi
bertambahnya sel sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma , sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding
plasma 30% sel darah merah 18.00% dan Hemoglobin 19.00%
etapipembentukan sel darah merah yang terlalu lambat sehingga
menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.
Pathway Anemia

5
F. Manifestasi Klinis
1. Gejala Anemia Pada Kehamilan gejala anemia pada ibu hamil sering
luput dari perhatian, karena umumnya begitu ringan pada awalnya.
Namun, karena terus berlangsung, maka gejalanya menjadi memburuk.
Oleh karena itu kita harus mengenalinya secara dini. Beberapa gejala
anemia pada ibu hamil yang harus dikenali antara lain:
 Kelemahan atau cepat kelelahan
 Mudah berkunang kunang
 Lesu
 Aktivitas kurang
 Rasa mengantuk
 Pusing
 Sesak napas
 Denyut jantung Cepat atau berdebar-debar
 Nyeri dada Tampak pucat pada bibir, kuku, dan kulit Tangan dan
kaki dingin

6
 Sulit berkonsentrasi
 Prestasi kerja fisik atau pikiran menurun
2. Gejala khas masing masing anemia :
a. Perdarahan berulang atau kronik pada pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua atau cokelat, perut mrongkot,
makin buncit pada anmeia hemolitik
c. Mudah infeksi pada anemia aplastikdan anemia karna keganasan

G. Pemeriksaan Penunjang Anemia


1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini , dapat dipastikan adanya
anemiadan bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini
meliputi pengkajian pada komponen komponen berikut ini : kadar
hemoglobin,indeks eritrosit , (MCV,MCV dan MCHC). Apusan
darah terapi.
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung,leukosit,trombosit, laju endap
darah (LED) dan hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan
informasimengenai keadaan system hematopoesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk
mengkonfirmasi dengan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut ini :
- Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin dan
feritin serum.
- Anemia megaloblastik :asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
- Anemia Hemolitik :hitung retikulosit, tes coombs, dan
elektroforesis Hb.
- Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.

7
2. Pemeriksaan Laboratorium non hematologis: feal, ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi : torak, bone survey, USG.
4. Pemeriksaan Sitogenetik :
5. Pemeriksaan biologi molekuler

H. Penatalaksanaan Anemia
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu
hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat.
Dosis pemberian asam folat sebanyak 500µg dan zat besi sebanyak 120mg.
Pemberian zat besi sebanyak 30gram per hari akan meningkatkan kadar
hemoglobin sebesar 0,3 dl / gram / minggu atau dalam 10 hari. Berikut
upaya pencegahan dan penaggulangan anemia (Sulistyoningsih,2011) :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan
makanan yang banyak mengandung besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran
berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). perlu juga makan sayur-
sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C(daun
katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun
hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.
2. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet
tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah). Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
a). Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu
dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

8
b). Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan
seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan
tinja berwarna hitam.
c). Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah
makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum
tablet besi disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya,
jeruk, dll.
4) Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka
harus ditutup kembali dengan rapat. tablet besi yang telah berubah
warna sebaiknya tidak diminum
5) Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan
darah.
• Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat
anemia seperti : kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
Discharge Planning

1. Menjalani diet dengan gizi seimbang


2. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis, kardiomiopti, diabetes, dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter.
3. Makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B 12 seperti ikan,
produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk,
dan biji-bijian.
4. Batasi minum alkohol dan pada ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam
folat
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan
6. Hindari pemeparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia, dan
zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
7. Konsultasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui
faktor penyebab
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi
9. Kenali tanda-tanda komplikasi

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, T. B., F. Kedokteran, U. S. Utara, P. Kardiovaskuler, P. Wanita, dan


N. Dengan. 2004. Wanita kehamilan dan penyakit jantung. 1–33.

Ari, D., M. Yanti, dan A. Sulistianingsih. 2015. Care area district of


pringsewu. 6:79–87.Kedokteran, F. dan U. M. Surakarta. 2008. Kejadian asfiksia
neonatorum di rsud sragen

Novita, N., N. Sukaisih, dan N. Awalia. 2010. Kejadian anemia pada ibu hamil

Reeder & Martins (1987), Keperawatan Maternitas, Kesehatan Wanita,


Bayi, Keluarga; Jakarta, EGC

Norwitz Errol & Schorge Zohn (2006), Obstetrick and Gynaecology at a


Blance;

Bothamley, judy dan Maureen boyle. 2011. Patofisiologi Dalam


Kebidanan. Jakarta: EGC

M, Judith wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC

Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA.

Sutarto. 2005. Anemia Defisiensi Besi (ADEBE). Yogyakarta: Medika


FK UGM.

Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

10

Anda mungkin juga menyukai